Kualitas Mantan

Kualitas Mantan

Bab 1. Arlena - Dominus

...~°Happy Reading°~...

Arlena merasa wanita paling bahagia dalam penerbangan dari New York ke Jakarta. Dia hampir memiliki semua yang didambakan oleh seorang wanita dewasa. Suami yang mencintai, rumah dan mobil mewah, juga bisnis yang sukses. Kini dilengkapi dengan calon bayi yang sedang dikandung lebih dari 4 (empat) minggu.

Hatinya bertaburan bunga indah dan wangi semenjak dinyatakan proses bayi tabung yang dijalaninya berhasil positif. Dia telah menyusun rencana untuk menyampaikan hasil bayi tabung yang dijalaninya berbulan-bulan di New York secara langsung kepada suaminya.

Oleh sebab itu, hatinya meluap dengan rasa bahagia sambil memandang keluar jendela pesawat. Dia tidak sabar bertemu dengan Dominus, suami tercinta untuk membagi kebahagiaannya.

Dia berulang kali mengelus perutnya dan menghabiskan semua menu first class yang disajikan pramugari demi bayi yang sedang dikandung.

~*

Setelah pesawat mendarat dan melewati imigrasi, Arlena segera menelpon Dominus untuk mengetahui posisinya dan memberitahukan bahwa dia sudah mendarat.

"Dom, sudah di mana?"

"Di parkiran."

"Aku lagi tunggu bagasi."

"Ok. Kalau sudah mau keluar, call."

"Ok. See you."

Arlena makin tidak sabar bertemu Dominus untuk menyalurkan luapan kebahagian yang terus datang beruntun bagai gelombang. Perasaan hangat dan indah yang dirasakan tidak bisa dilukiskan.

Hal itu membuat dia tidak sabar menunggu bagasi. Dia terus membayangkan kebahagiaan Dominus setelah mengetahui rencana mereka berhasil. Mereka akan jadi orang tua bagi bayi yang diperkirakan akan lahir 30 minggu lagi.

Arlena sengaja menyembunyikan kehamilannya yang hampir memasuki usia 5 (lima) minggu dari Dominus. Dia mau memberikan surprise dengan beritahukan secara langsung, agar sama-sama bisa merasakan kebahagiaan sebagai calon Mama dan Papa. Oleh sebab itu, sebelum terbang dari New York, dia hanya mengatakan mau pulang ke Jakarta, karena sudah sangat rindu pada Dominus, suami tercinta.

Setelah mengambil bagasi, Arlena berjalan keluar menuju tempat di mana Dominus sudah menunggu. Aura kebahagiaan terpancar jelas di wajah cantik, lembut di usianya yang sudah kepala 3 (tiga). Semua orang yang dilewati memandangnya dan tanpa sengaja ikut tersenyum melihat senyum kebahagiaan di wajahnya.

Dari jauh Arlena melihat mobil sedan mewah milik Dominus sudah menunggu. 'Dom datang jemput sendiri?' Arlena membatin, karena melihat bagasi mobil sudah dibuka dan sopir tidak turun.

Arlena makin mempercepat langkahnya, sebab dia yakin Dominus jemput sendiri, tanpa sopir. Suasana hati yang beria-ria, bahagia membuat dia tidak mau menunggu lama. Dia memasukan koper ke bagasi, lalu menuju pintu depan.

Sambil tersenyum senang, Arlena membuka pintu mobil lalu masuk dan duduk di samping Dominus. "Sudah lama menunggu?" Tanya Arlena sambil memakai sabuk pengaman.

"Ngga juga. Belum lama tiba." Jawab Dominus singkat, lalu menjalankan mobil

"Oh, syukur. Tadi agak lama di Imigrasi." Arlena menjelaskan tanpa ditanya. Dia mau memeluk Dominus, tapi tidak jadi, karena mobil sudah dijalankan. Sehingga tangan dan tubuhnya tertahan, diam dan mematung.

Arlena hanya bisa melihat samping wajah Dominus yang sudah fokus ke depan, tanpa menanggapi reaksinya yang mau memeluk. Seketika Arlena merasa aura berbeda dalam mobil. Tidak ada sambutan hangat dengan pelukan atau ciuman tipis yang biasa mereka lakukan setelah lama tidak bertemu.

Arlena melihat ke depan dan kembali melirik ke arah Dominus yang hanya diam menatap lurus ke depan, padahal bandara tidak terlalu sibuk. Arlena merasa heran, atas sikap dingin Dominus. Seakan cuaca dingin di Amerika terbawa ke dalam mobil.

Dia makin heran saat menyadari, Dominus tidak turun dari mobil seperti biasanya dan memeluknya dengan sayang. Padahal kondisi tempat jemputan sepi, sehingga memungkinkan Dominus lakukan itu. Apa lagi sudah tiga bulan lebih mereka tidak bertemu. Perasaan kangen yang menggunung tidak ditunjukan oleh Dominus, hanya dirinya.

Arlena bersabar untuk tidak bertanya dan tidak mempersoalkan perubahan sikap Dominus, agar tidak merusak suasana hati mereka. Dia berharap, surprise yang sudah disiapkan akan membuat Dominus bahagia. Oleh sebab itu, semua perubahan Dominus dia simpan dalam hati.

'Dia pasti mengira proses bayi tabung tidak berhasil lagi. Tunggu saja sampai rumah.' Arlena membatin untuk menyemangati dan menenangkan hatinya.

Dia terus berdoa dalam hati dan berharap agar mereka bisa cepat tiba di rumah. Dia menjaga perasaan bahagianya, agar tidak mempengaruhi janin yang sedang tumbuh dan bisa menularkan kebahagiaannya kepada Dominus.

"Kerjaan lancar?" Arlena tidak tahan untuk terus berdiam diri, seakan mereka tidak saling kenal. Dia berusaha melakukan percakapan untuk mengusir kebekuan di antara mereka dengan bertanya tentang pekerjaan. Sebab rasa bosan tiba-tiba menjalar dan melengkapi rasa dingin dalam mobil.

"Lancar..." Jawaban singkat Dominus membuat Arlena kembali meliriknya. Arlena harus mencari topik pembicaraan agar mereka tidak seperti orang asing dalam mobil.

Arlena terus menjaga suasana hati tetap happy dengan memikirkan kehadiran calon bayi sambil melihat keluar jendela. Dia yakin, Dominus akan kembali hangat dan penuh cinta mendengar kabar bahagia yang akan dia sampaikan.

Setelah melewati jalanan yang padat merayap, mobil Dominus memasuki perumahan mewah di bilangan Jakarta Selatan. 'Welcome home.' Arlena membatin saat melihat pintu gerbang terbuka otomatis lalu mobil masuk ke halaman rumah yang luas dan asri.

Para pelayan dan sopir yang sudah keluar menunggu, segera mendekati mobil saat Dominus berhenti di depan rumah. "Rapikan. Saya cape'." Dominus berkata kepada sopir yang mendekat. "Siap, Pak." Sopir dengan sigap dan hormat masuk ke mobil, lalu menyapa Arlena yang sedang melepaskan sabuk pengaman.

Sikap Dominus yang dingin dan ketus kepada sopir membuat Arlena menautkan alis. 'Mungkin dia kecewa karena berpikir usaha untuk punya bayi tidak berhasil lagi.' Arlena coba berpikir positif.

"Pak, biarkan mobil begini dulu. Tolong buka bagasi untuk turunkan bagasi saya." Arlena berkata kepada sopir lalu turun dari mobil. Dia heran melihat Dominus sudah menghilang, tanpa menunggunya.

"Tari, tolong ambil semua itu, lalu letakan di kamar, ya." Arlena meminta kepala pelayan yang mendekatinya. "Baik, Bu." Tari menunduk sopan lalu mendekati sopir yang sedang menurunkan bagasi.

Setelah berada dalam rumah, Arlena tidak melihat Dominus di ruang keluarga, tempat mereka suka duduk bercengkrama sambil menonton film atau berita. Dia coba menghalau rasa heran dengan beristirahat sebelum makan malam. Agar dia bisa segar saat memberitahukan kabar bahagia kepada Dominus.

Arlena langsung menuju kamar untuk mencari Dominus. Namun ketika tiba di kamar, dia heran melihat Dominus sedang berbaring di atas tempat tidur sambil telpon dan tertawa senang. Suatu pemandangan yang bertolak belakang saat mereka berada dalam mobil.

Tidak terlihat wajah capek seperti yang dikatakan kepada sopir. "Kau sudah mandi?" Arlena bertanya, sebab melihat Dominus sudah duduk bersandar di atas tempat tidur, padahal mereka baru tiba dari luar.

Dominus sangat tidak menyukai kalau tiba dari luar rumah, lalu naik ke tempat tidur sebelum membersihkan badan atau mandi. 'Satu lagi kebiasaannya berubah.' Arlena membatin.

...~*~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

Terpopuler

Comments

🍁apple💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

🍁apple💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

Arlena: pekerjaan lancar??
Dominus: lancar

apple: hayo ngaku, Dominus lagi call dengan sapa🤔🤔🙄🙄🙄
bini baru dateng dari Ln, bukan nya di sambut dengan pelukan hangat, nie malah dingin🙄🙄🙄🙄🙄

2025-06-16

31

🍁Umma❣️💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

🍁Umma❣️💋🅈🅄🄻🄸🄰🄽🅃🅈👻ᴸᴷ

Dominus kelihatannya saat ini ada bibit pelekor yg menyerang mu ya, kelihatan dari sikap mu ke istri mu Arlena dingin, pas tlp dengan seseorang kamu bersikap riang ❣️

2025-06-23

5

🍁❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️

🍁❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️

Suami Arlena sepertinya ada menyimpan sesuatu yang tidak baik kalo dilihat dari sikapnya sejak jemput diluar kebiasaan pasti terjadi sesuatu selama Arlena pergi

2025-06-17

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Arlena - Dominus
2 Bab 2. Arlena - Dominus 2
3 Bab 3. Arlena - Dominus 3
4 Bab 4. Arlena
5 Bab 5. Arlena - Calista
6 Bab 6. Arlena - Calista 2
7 Bab 7. Arlena - Calista 3
8 Bab 8. Arlena 2
9 Bab 9. Arlena - Dominus - Selina
10 Bab 10. Arlena 3
11 Bab 11. Arlena 4
12 Bab 12. Arlena 5
13 Bab 13. Arlena 6
14 Bab 14. Arlena - Dominus 4
15 Bab 15. Arlena CS
16 Bab 16. Arlena CS 2
17 Bab 17. Arlena CS 3
18 Bab 18. Arlena CS 4
19 Bab 19. Proses
20 Bab 20. Proses 2
21 Bab 21. Cerai
22 Bab 22. Kualitas Mantan (K M)
23 Bab 23. Kualitas Mantan 2
24 Bab 24. Kualitas Mantan 3
25 Bab 25. Kualitas Mantan 4
26 Bab 26. Kualitas Mantan 5.
27 Bab 27. Kualitas Mantan 6
28 Bab 28. Kualitas Mantan 7
29 Bab 29. Kualitas Mantan 8
30 Bab 30. Kualitas Mantan 9
31 Bab 31. Kualitas Mantan 10.
32 Bab 32. Kualitas Mantan 11
33 Bab 33. Kualitas Mantan 12
34 Bab 34. Kualitas Mantan 13
35 Bab 35. Kualitas Mantan 14
36 Bab 36. Kualitas Mantan 15
37 Bab 37. Kualitas Mantan 16
38 Bab 38. Kualitas Mantan 17
39 Bab 39. Kualitas Mantan 18
40 Bab 40. Kualitas Mantan 19
41 Bab 41. Kualitas Mantan 20
42 Bab 42. Kualitas Mantan 21
43 Bab 43. Kuslitas Mantan 22
44 Bab 44. Kualitas Mantan 23
45 Bab 45. Kualitas Mantan 24
46 Bab 46. Kualitas Mantan 25
47 Bab 47. Kualitas Mantan 26
48 Bab 48. Kualitas Mantan 27
49 Bab 49. Kualitas Mantan 28
50 Bab 50. Kualitas Mantan 29
51 Bab 51. Kualitas Mantan 30
52 Bab 52. Kualitas Mantan 31
53 Bab 53. Kualitas Mantan 32
54 Bab 54. Kualitas Mantan 33
55 Bab 55. Kualitas Mantan 34
56 Bab 56. Kualitas Mantan 35
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1. Arlena - Dominus
2
Bab 2. Arlena - Dominus 2
3
Bab 3. Arlena - Dominus 3
4
Bab 4. Arlena
5
Bab 5. Arlena - Calista
6
Bab 6. Arlena - Calista 2
7
Bab 7. Arlena - Calista 3
8
Bab 8. Arlena 2
9
Bab 9. Arlena - Dominus - Selina
10
Bab 10. Arlena 3
11
Bab 11. Arlena 4
12
Bab 12. Arlena 5
13
Bab 13. Arlena 6
14
Bab 14. Arlena - Dominus 4
15
Bab 15. Arlena CS
16
Bab 16. Arlena CS 2
17
Bab 17. Arlena CS 3
18
Bab 18. Arlena CS 4
19
Bab 19. Proses
20
Bab 20. Proses 2
21
Bab 21. Cerai
22
Bab 22. Kualitas Mantan (K M)
23
Bab 23. Kualitas Mantan 2
24
Bab 24. Kualitas Mantan 3
25
Bab 25. Kualitas Mantan 4
26
Bab 26. Kualitas Mantan 5.
27
Bab 27. Kualitas Mantan 6
28
Bab 28. Kualitas Mantan 7
29
Bab 29. Kualitas Mantan 8
30
Bab 30. Kualitas Mantan 9
31
Bab 31. Kualitas Mantan 10.
32
Bab 32. Kualitas Mantan 11
33
Bab 33. Kualitas Mantan 12
34
Bab 34. Kualitas Mantan 13
35
Bab 35. Kualitas Mantan 14
36
Bab 36. Kualitas Mantan 15
37
Bab 37. Kualitas Mantan 16
38
Bab 38. Kualitas Mantan 17
39
Bab 39. Kualitas Mantan 18
40
Bab 40. Kualitas Mantan 19
41
Bab 41. Kualitas Mantan 20
42
Bab 42. Kualitas Mantan 21
43
Bab 43. Kuslitas Mantan 22
44
Bab 44. Kualitas Mantan 23
45
Bab 45. Kualitas Mantan 24
46
Bab 46. Kualitas Mantan 25
47
Bab 47. Kualitas Mantan 26
48
Bab 48. Kualitas Mantan 27
49
Bab 49. Kualitas Mantan 28
50
Bab 50. Kualitas Mantan 29
51
Bab 51. Kualitas Mantan 30
52
Bab 52. Kualitas Mantan 31
53
Bab 53. Kualitas Mantan 32
54
Bab 54. Kualitas Mantan 33
55
Bab 55. Kualitas Mantan 34
56
Bab 56. Kualitas Mantan 35

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!