PACARKU,SUAMI SAHABATKU

Malam harinya Citra dimeja makan yang sama dengan keluarganya duduk santai menikmati makanan yang terhidang dengan rapi,Karena menikmati makan bersama dimeja makan selalu Ia rindukan jika sedang berada diperantauan.

Citra yang melamun membuat Ayahnya menatapnya dengan rasa kasian sekaligus ingin tau.

Setelah acara makan malam selesai,Citra dan kedua orang tuanya bersantai diruang tamu sambil menikmati acara televisi.

Citra yang memang ingin membicarakan tentang rencananya kembali kejakarta,membuat Citra memilih membicarakan tentang tujuannya itu.

"Ayah....,lusa Citra akan kembali ke jakarta,Citra juga sudah keluar dari pekerjaan yang kemarin,tapi Ayah dan Ibu jangan kawatir karena Citra sudah melamar bekerja ditempat temen Citra kerja,Citra bertekad ingin membuka lembaran baru ditempat baru dengan orang-orang baru,Citra mohon Ayah dan Ibu bisa memberi restu dan do'anya agar semua yang Citra inginkan dapat terwujud",ucap Citra dengan lembut.

"Nak....,Ayah dan Ibu akan mendo'akan yang terbaik untuk kamu diluar sana,cuma pesan Ayah cuma satu,jika ada lelaki baik yang ingin mendekatimu tolong jangan menghindar,jika dia memang single dan tidak terikat dengan siapapun tolong buka hatimu untuk dia,usiamu sudah pantas untuk membangun sebuah rumah tangga Nak..,apalagi Ayah dan Ibu juga sudah ingin menimang cucu seperti tetangga yang lain,jangan jadikan hubunganmu kemarin dengan si brengsek Fahri sebagai trauma,karena yang seharusnya menderita itu Fahri bukan kamu,Kamu harus bahagia agar Fahri tau kamu tak layak disakiti seperti kemarin".

Citra menatap Ayah dan Ibunya secara bergantian,Ia bisa melihat kedua orang tuanya yang sudah mulai menua,namun tidak dipungkiri bahwa Citra cukup sulit jika harus mengenal orang baru dalam waktu dekat,karena untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain Citra jujur agak kesulitan setelah apa yang Fahri lakukan selama 2 tahun lamanya.

Namun sebagai anak yang tidak ingin melihat kedua orang tuanya bersedih,Citra berusaha menanggapinya dengan bijaksana.

"Baiklah Yah....,Citra akan berusaha semampu Citra,namun tolong jangan berharap untuk secepatnya karena Citra butuh waktu untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru yang akan Citra jalani".

Setelahnya mereka duduk santai menikmati acara televisi yang menyiarkan drama komedi,Citra dan kedua orang tuanya larut dalam drama yang penuh canda tawa,bagi Citra momen kebersamaan seperti ini akan menjadi obat sekaligus hal yang paling Ia rindukan saat diperantauan nanti.

Malam yang semakin larut membuat Citra lebih dulu pamit masuk kedalam kamar,Ia membuka ponselnya dan terkejut saat mendapat pesan dari Cindy bahwa besok Ia harus segera kejakarta karena Perusahaan tempat Cindy bekerja menerima Citra sebagai karyawannya.

Citra dilanda kebingungan,Ia kembali keluar dan membicarakan kepada orang tuanya bahwa esok pagi Ia harus kembali kejakarta,beruntung kedua orang tuanya menyerahkan semua keputusan ditangan Citra dan itu membuat Citra langsung berkemas dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

Saat semuanya sudah beres,Citra memesan tiket kereta api dan beruntungnya masih ada yang kosong.

Ditengah semua perasaan gelisah dan senang,Citra berharap langkah yang Ia ambil akan mengubah jalan hidupnya dengan lebih baik,walaupun tak dapat dipungkiri Ia sedikit ketakutan jika nantinya Fahri nekat atau ada sesuatu yang akan dia lakukan.

Malam yang semakin larut tak membuat Citra bisa memejamkan matanya,banyak hal yang Ia pikirkan dan renungi untuk kedepannya,karena Citra sadar bahwa usianya tak bisa lagi untuk bermain-main dalam membuat keputusan apapun.

Citra memilih berselancar dimedia sosial miliknya dan terkejut saat membaca postingan dari orang yang Ia kenal baik namun harus menjauh karena tidak ingin lagi ada kesalahpahaman,dan orang itu adalah Manda yang mencurahkan kegalauan hatinya dimedia sosial pribadinya.

Citra sebenarnya ingin Manda tetap dalam pernikahannya dengan Fahri mengingat Kayla masih terlalu kecil untuk mengetahui masalah kedua orang tuanya.

Tapi Citra juga bisa memahami keputusan yang Manda lakukan,karena Fahri memang sudah sangat mengecewakan dan mengabaikan sebegitu lama tanpa ada obrolan apapun,terlebih sifat Fahri diluaran sana yang bermain dengan banyak wanita membuat Citra berpikir apa yang Manda lakukan adalah yang terbaik.

Saat Citra tak sengaja memberikan like pada postingan Manda,Ia justru mendapati akunnya diblokir oleh Manda.

Citra terkejut tapi Ia juga tidak bisa berbuat banyak,karena bagaimanapun Citra sadar bahwa Ia menjadi alasan runtuhnya rumah tangga Manda dan Fahri,walaupun jika waktu berputar kembali ke awal,Citra akan mencari tau lebih dalam tentang Fahri.

Karena walaupun Ia juga korban,tapi Citra benar-benar merasa kecolongan dan tidak peka dengan semua gerak gerik yang Fahri lakukan untuk menutupi kehidupan rumah tangganya.

Rasa amarah,sedih,kecewa tiba-tiba Citra rasakan,Ia ingin melampiaskan sekali lagi rasa kecewanya terhadap Fahri agar perasaannya benar-benar lega tapi semuanya tidak bisa Ia lakukan dan bertekad menutup semua akses komunikasi apapun.

Citra akhirnya tertidur saat pikirannya lelah dan sakit secara bersamaan.

Keesokan paginya Citra telah siap berangkat saat jam menunjukkan pukul 7 pagi,Ia diantar oleh Ayahnya kestasiun yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.

Citra berpamitan kepada Ibunya yang sudah menatap penuh kesedihan.

"Aku berangkat ya Bu....,Ibu sehat-sehat dirumah,do'ain Citra ya Bu..,semoga semuanya dipermudah dan lancar",ucap Citra dengan lembut.

"Iya Nak...,Ibu selalu do'ain yang terbaik buat anak cantik Ibu,hati-hati dijalan ya sayang...,kabari Ibu jika sudah sampai,Ibu akan jadi tempat sepimu mulai sekarang,karena Ibu tau pasti kamu masih sulit beradaptasi dengan kesendirian yang masih terasa asing,tapi percaya sama Ibu,semoga setelah ini ada lelaki yang jauh lebih baik dari segala-galanya dari Fahri yang akan mencintaimu ".

Citra memeluk Ibunya dengan erat dan perlahan melepaskan pelukannya karena waktu yang terus beranjak.

Citra melambaikan tangan kepada Ibunya yang masih setia menatap kepergiannnya,Citra bertekad akan kembali kerumah dengan seseorang yang akan menjadi suaminya,walaupun masih angan-angan semata tapi Citra ingin orang tuanya bahagia.

Perjalanan ke stasiun terasa cepat sampai akhirnya waktu berpamitan dengan Ayahnya tiba, Citra memeluk Ayahnya dengan erat sebelum Ia masuk kedalam kereta yang sudah rame dengan orang-orang.

"Jaga dirimu baik-baik ya Nak...,walaupun Ayah dan Ibu ingin kamu segera menikah,tapi jangan dijadiin beban seolah semuanya harus dilaksanakan dengan segera,Ayah hanya ingin kamu tidak menyia-nyiakan saat nantinya ada orang yang mencintaimu dengan tulus",nasehat Ayahnya Citra sebelum benar-benar berpisah dengan Citra yang sudah meneteskan air mata.

"Baik Yah...,Citra akan mengingat nasehat Ayah",pamit Citra yang kemudian kereta siap berangkat dan lambaian tangan jadi perpisahan sementara Ayah dan anak.