Seorang penembak jitu tewas kerena usia tua,dia mendapatkan dirinya bereinkarnasi kedunia sihir dan pedang sebagai anak terlantar, dan saat dia mengetahui bahwa dunia yang dia tinggali tersebut dipenuhi para penguasa kotor/korup membuat dia bertujuan untuk mengeksekusi para penguasa itu satu demi satu. Dan akan dikenal sebagai EXONE(executor one) / (executor utama) yang hanya mengeksekusi para penguasa korup bahkan raja pun dieksekusi... Dia dan rekannya merevolusi dunia.
Silahkan beri support dan masukan,pendapat dan saran anda sangat bermanfaat bagi saya.
~Terimakasih~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
golem
Setelah eksekusi pertama mereka di kerajaan KIREZO sukses dan lambang mereka juga sudah di letakkan di TKP. Mereka pergi saat angin subuh berhembus dan menusuk kulit tipis mereka.
"Hei nak, Bisakah kau bikin alat terbang?" Tanya venus.
"Alat terbang?"
"Bagus juga tuh, biar ga capek jalan sana sini!" Ucap dina.
"Tapi kan susah itu membuatnya." Ucap gamma.
"Hm... Bikin yang bisa terbang sih tidak susah, tapi masalahnya adalah apakah alat tersebut bisa nampung semuanya atau tidak." Ujar arya menjelaskan.
"Begitu ya.." semua kecewa.
"Tapi akan kucoba perlahan."
"Tujuan kita selanjutnya dimana ar?" Tanya dina.
"Ke timur, katanya kota itu bernama IARES dan seperti kota TYUIA mereka juga aktif menangkap anak anak."
"Kita akan menghancurkan semua dari mereka kan kak?" Tanya gamma.
"Tentu saja! Aku tidak ingin banyak orang menderita!" Arya berkata sambil ngelus kepala gamma.
Pipi gamma memerah.
"Jadi berapa hari perjalanannya?" Tanya venus.
"Hm... Kata warga kota sih kurang lebih 4 hari."
"Oh iya! Bagaimana kalau kita bikin sebuah kendaraan otomatis yang jalan didarat?" Ucap arya.
"Hah?!" Serentak.
"Bisakah kau buat itu ar?" Tanya dina.
"Bisa sih aku mau coba buat kendaraan dari golem. Tapi ya gabisa terbang."
"Buatin dong! Capek aku jalan!" Ucap venus.
"Buatin kak!" Gamma antusias.
"Iya, akan kubuat. Kalian istirahat dulu."
Mereka bertiga beristirahat didalam hutan saat matahari mulai terbit, sedangkan arya mulai membuat kendaraan. Waktu yang dihabiskan arya untuk membuat kendaraan seperti mobil tapi bedanya tidak ada mesin memakan waktu sekitar 1 hari setengah karena bolak balik gagal.
"Haaa haaa... Akhirnya!" Ucap arya.
"Woah! Tapi apakah ini bisa jalan tidak seperti sebelumnya?" Tanya dina semangat.
"Bisa! Percaya saja padaku!"
"Keren!" Ucap gamma.
"Hooo..." Venus tertarik.
"Ayo coba masuk dulu, ini muat meski semua orang masuk."
"Baiklah!"
"Tapi... Kenapa didalam ada banyak sekali interior ar? Padahal dari luar seperti benda kotak biasa." Tanya dina penasaran.
"Iya luas sekali, seperti rumah." Ucap gamma.
"Jadi ini bisa tiduran juga ya?" Tanya venus.
"Aku menambahkan Sihir Ruang juga, melelahkan sekali karena bolak balik gagal. Dan ini bisa di kendalikan siapapun dari kita asal menyalurkan sihir." Jelas arya.
"Jadi kami juga bisa menggunakannya?" Dina penuh semangat.
"Iya, baiklah akan kuberi contoh ke kalian bagaimana cara menggunakannya." Ucap arya. "Pertama, salurkan sihir ke bagian Setir ini dan kalian cukup ucapkan tujuan kalian kemana, misal 'Jalan terus ke utara' maka akan jalan sendiri dan misal ada belokan dan akan belok sendiri juga." Arya menjelaskan.
"Woooo! Keren sekali! Ini bisa jalan sendiri! Berbeda dengan kereta kuda yang banyak goncangan, ini tidak ada goncangan sama sekali!" Dina terkagum kagum.
"Iya kan?! Kau boleh memujiku kok!"
"Hebat sekali kak! Kakak jenius!" Gamma memuji.
"Hahaha! Pujilah kakak mu terus gamma! Aku memang yang terbaik di seluruh dunia! Hahaha!" Bangga.
"Hebat nak!" Puji venus. "Tapi... Berapa waktu yang bisa dihemat?" Tanya venus.
"Hahaha!" Bangga. "Pertanyaan bagus venus, ini bisa menghemat 3/4 perjalanan. Misal, waktu perjalanan adalah 4 hari maka akan sampai dalam waktu 1 hari." Ucap arya.
"Hebat sekali! Hanya 1 hari perjalanan? Lalu bisa tiduran tiduran juga?!" Ucap dina sambil tidur tiduran.
"Hahaha!"
"Sudahlah, kakak sudah semakin jauh dari deskripsi manusia." Gamma dengan wajah datar.
"Meski kau memujiku sebanyak itu pun tidak dapat apa apa gamma! Kuhahaha!"
"Hebat sekali." Venus dalam hati.
Dan begitulah perjalanan mereka dilanjutkan lalu sampai ke kota tujuan dalam waktu 1 hari.
"Baiklah, sudah dekat dengan kota tujuan lebih baik kita berhenti disini agar tidak dilihat banyak orang." Ucap Arya keluar dari kendaraan.
"Baiklah." Mereka semua keluar.
"Hooaaam! Selamat pagi. Aku masih ngantuk!" Ucap dina dengan wajah bangun tidur.
"Selamat pagi reisa-chan." Ucap venus dengan tubuh menggoda yang baru bangun tidur.
"Selamat pagi,kakak semua!".
"Kenapa kalian jadi malas begini?" Arya dengan wajah kecewa.
"Dengan perjalanan senyaman ini, siapa yang tak akan malas? Bisa rebahan sambil ngemil, seperti sedang liburan.." Ucap dina.
"Apa sebaiknya tidak usah menggunakan ini lagi biar tidak usah bermalas malas?" Arya yakin.
"Apa?! Tidak boleh! Pokoknya selamanya harus pakai kendaraan tadi!" Teriak mereka bertiga.
"Bahkan gamma juga? Haaa... Baiklah kita lanjutkan ke kota."
"Tapi sebelum itu, kalian mandi dulu supaya badan kalian segar. Ini pegang sabun dan sikat gigi."
"Earth craft!" Arya membuat tempat pemandian dari sihir tanah.
"Venus, kamu ahli sihir air kan? Bisa isi air hangat?"
"Bisa, serahkan saja padaku! Water Warm!" Air hangat keluar.
"Baiklah, kalian mandi dulu. Aku mau ke kota dulu, kalau sudah selesai hubungi aku ya." Ucap arya sambil perlahan pergi.
"Baik kak! Hati hati!" Ucap gamma.
"Ayo kita masuk gamma!" Ucap dina menarik tangan gamma.
"Apa?! Kau mau mandi juga dina? Ini pemandian untuk aku dan reisa-chan!" Venus dengan nada kesal.
"Apa?! Kau pikir kau siapa? Terserah aku mau mandi bersama atau tidak!"
"Kau ngeselin sekali!"
"Uda kak, ayo kita mandi bersama." Gamma menarik tangan keduanya.
"Ayo reisa-chan." Jawab venus genit.
"Ayo gamma." Jawab dina lembut.
Mereka sama-sama tersenyum manis ke arah Gamma, tapi tatapan tajam mereka saling bertabrakan seperti dua singa betina yang bersiap mencakar.
Mentari pagi mulai menembus dedaunan, menyinari kendaraan kotak besar yang kini berhenti di tepi hutan. Aroma embun bercampur dengan bau sabun dari pemandian yang baru dibuat.
"Huuu segarnya!" Venus menghelas nafas.
"Iya kak! Setelah perjalanan yang nyaman lalu mandi bersama sangat menyenangkan!" Ucap gamma.
"Tapi dia ga ninggalin makanan disini ya." Ucap dina.
"Gaboleh makan di pemandian kak!"
"Hahaha iya deh!"
"Tapi, siapa sebenarnya si arya itu. Kamu teman masa kecilnya kan dina?" Tanya venus.
"Memang aku teman masa kecilnya, tapi 4 tahun lalu si arya tiba tiba bersikap seperti orang dewasa."
"Bersikap seperti orang dewasa?"
"Ya, dia membangun desa terlantar dengan sihir. Padahal kami belum pernah belajar sihir, membangun pertanian padahal desa terlantar tidak ada orang cerdas, membangun perairan yang jernih. Dan banyak lagi sifatnya yang seperti orang dewasa."
"Haha! Pria memang tiba tiba bisa jadi dewasa karena keadaan ya!"
"Kak arya memang hebat!"
Mereka melanjutkan mandi selama 15 menit.
"Ayo keluar gamma, jangan lama lama." Ucap dina.
"Iya kak."
"Huuu menyegarkan!" Ucap venus. "Tapi ini bagaimana dengan pemandiannya? Masa ditinggal?".
"Aku mau hubungi arya dulu."
"Ar, kami sudah selesai. Cepat kesini." Ucap dina.
"Baiklah." Arya menutup panggilan. "Teleportasi!" Arya berpindah ke hutan sebelumnya.
"Jadi ini pemandiannya gimana ar?"
"Bisa di hancurkan kok. Didalam gaada yang ketinggalan?"
"Tidak kak! Sudah diambil semua barangnya."
"Baiklah. Earth cancel!" Pemandian runtuh rata dengan tanah. "Earth vacuum!" Airnya dihisap ketanah tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
"Hebat!"
"Yuk lanjut." Ucap arya. "Jalan saja atau teleportasi? Kalian harus menggerakkan tubuh kalian dulu dengan berjalan."
"Jalan saja kak!"
Mereka berjalan ke kota.
"Jadi, apa yang kamu dapatkan dikota ar?" Tanya dina.
"Seperti kota sebelumnya, aku tidak melihat anak anak satupun."
"Sama saja ya kondisinya." Ucap venus pelan.
"Nanti aku akan mencari ruangan tersembunyi lagi kak?" Tanya gamma.
"Ya, mohon bantuannya gamma."
"Ya! Serahkan saja padaku!"
Mereka sampai di kota IARES, pemandangan kota tampak normal aroma makanan dan teh yang bercampur di udara, orang orang duduk di warung makan, suasana pasar yang ramai. Tapi tidak dengan anak anak...
———