Karena sudah sangat lelah membuat seorang gadis dengan begitu penuh luka pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Dengan keputusasaan gadis tersebut mulai menaiki pembatas jembatan yang begitu tinggi.
"Semuanya sudah berakhir maaf aku tidak bisa bertahan sampai akhir, ayah ibu tunggu aku di sana ya." lirih wanita tersebut sambil menutup matanya dan bersiap untuk lompat.
Namun siapa sangka dia dipertemukan dengan seseorang yang pernah mengisi hati nya dulu dalam keadaan dirinya sudah ingin menyerahkan.
Bagiamana kelanjutannya????
Yukkk ikuti ceritanyaaaa
FOLLOW IG @Lala_Syalala13
FOLLOW FB @Lala Syalala
FOLLOW FN @Lala_Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7_Diusir
Tak terasa sore pun tiba waktu nya pulang ke rumah, bagi sebagian orang waktu sore hari sangat di tunggu karena bisa pulang, beristirahat dan berkumpul dengan keluarga di rumah setelah lelah bekerja seharian tapi bagi Hana sama saja atau bahkan lebih seperti neraka bagi nya.
Karena seringnya kekerasan yang di alami hingga membuat trauma yang sering dialami oleh Hana namun wanita itu masih saja terlihat baik-baik saja padahal dia tidak baik baik saja.
"Hana kamu langsung pulang?" tanya Fita karena tahu perjalanan pulang rekan kerja nya itu cukup jauh.
"Iya fit, aku gak mau sampai ketinggalan bis nantinya." jawab Hana.
Mereka pun berjalan keluar gedung, Fita sendiri langsung dijemput oleh ayah nya sehingga tinggal lah Hana sendirian di halte bis menunggu kedatangan bis yang sayang nya baru beberapa menit berlalu jadi Hana harus menunggu lima belas menit lagi datang nya.
"Seperti nya aku harus cari kos dekat kantor deh," lirih Hana sambil menunggu bis datang, dia sendirian di sana karena banyak yang menggunakan kendaraan pribadi atau di jemput sedangkan dirinya hanya bisa mengandalkan bis.
Tak terasa lima belas menit berlalu akhirnya bis pun datang, segera Hana masuk dan mencari tempat duduk yang masih kosong, cukup padat namun untung saja ada satu kursi tersisa.
"Akhirnya dapat kursi." seru nya senang karena jika berdiri maka dia akan lelah sekali.
Bertepatan dengan itu Gavin keluar dari perusahaan dengan mobil yang di sopir oleh Benny.
"Pak itu bukannya Hana ya?" tanya Benny tak sengaja melihat Hana masuk ke dalam bis.
"Ikuti." tita Gavin yang tak bisa Benny langgar.
Akhirnya mobil Gavin mengikuti bis yang di tumpangi oleh Hana, satu jam berlalu Hana turun dari halte dan memilih berjalan kaki sampai nanti di rumah nya hitung-hitung menghemat biaya untuk ojek.
"Kenapa dia jalan kaki? Ini sudah cukup jauh dari halte?!" gumam Gavin yang masih begitu tanda tanya.
Tak lama Hana masuk ke dalam sebuah rumah yang bisa Gavin tebak adalah rumah wanita nya itu.
"Pak apakah kita langsung pulang atau menunggu di sini?" tanya Benny.
"Tunggu sebentar di sini." jawab Gavin dengan datar, sudah biasa bagi Benny mendapatkan jawaban yang datar seperti itu.
Di sisi lain setelah smpai di rumah Hana langsung masuk dan di sana sudah ada paman dan bibi nya yang seperti nya sedang menunggu diri nya.
"Kenapa lama sekali sih!" bentar sang bibi membuat Hana terkejut takut.
"Maaf bi tadi naik bis lebih lambat soal nya ketinggalan bis yang awal." jawab Hana dengan jujur.
"Alah kebanyakan alasan, mana uang!" bentak sang bibi.
"Maaf bi aku gak punya uang." jawab Hana jujur, dia hanya ada uang untuk berangkat dn pulang kantor selama satu bulan ini.
"Alah banyak alasan kamu ya, geledah ada ma." ucap Sonya anak paman dan bibi nya.
Bibi nya langsung menggeledah tubuh Hana dan juga tas milik Hana, Hana berusaha untuk mencegah nya namun sebuah tamparan keras dia dapatkan.
PLAK
"Awas J*lang jangan mengganggu!" Sonya dengan berani menampar Hana hingga tubuh nya terhuyung dan jatuh ke lantai.
"Ma ini ada uang!" teriak Sonya saat memeriksa dompet Hana dan ternyata ada uang sebesar 500 ribu di sana.
"Kak Sonya jangan di ambil aku gak ada uang lagi." seru Hana.
"Banyak omong." ucap Sonya.
"Kamu ya sudah numpang tapi pelit banget, mana tanggung jawab mu hah!" teriak bibi Yanti.
"Bi tapi ini kan rumah peninggalan orang tua aku." jawab Hana membuat sang bibi murka.
"Apa kamu bilang! Dasar yatim piatu emang lebih pantes tinggal di jalanan deh, lebih baik kamu pergi dari sini!" usir sang bibi.
"Enggak aku gak mau pergi bi, aku mau tetep di sini!" teriak Hana saat sang bibi menyeret tubuh nya keluar dan melemparkan sebuah koper yang ternyata sudah di bereskan oleh bibi nya tadi.
"PERGI KAMU!" teriak bibi Yanti kemudian menutup pintu rumah tersebut dengan begitu keras.
"Bi tolong buka pintu nya!!" teriak Hana dengan air mata yang mengalir begitu deras.
Kejadian tersebut juga di saksikan oleh Gavin dan Benny yang memang masih berada tak jauh dari rumah Hana.
"Pak seperti nya nona Hana di usir dari rumah nya." ucap Benny melihat Hana keluar dengan menggeret koper dengan menangis pilu.
Jangan tanya lagi bagaimana perasaan Gavin yang melihat nya, rasanya dia ingin melenyapkan orang yang sudah berani menyiksa wanita nya itu.
"Ikuti." tegas Gavin dan di jalankan oleh Benny.
Hana berjalan tak tentu arah, dia mungkin akan tidur di pinggir jalan malam ini, uang nya sudah habis di bawa oleh bibi nya, dia tidak ada uang sama sekali.
"Ayah, ibu bawa Hana ke sana ya." lirih Hana duduk di halte bis dengan wajah menengadah ke atas.
Tak lama hujan turun membuat Hana semakin terlihat menyedihkan sekali, seperti nya dirinya di lahirkan memang hanya untuk menderita.
"Sial sekali nasib mu Hana tidak ada orang tua, tidak punya rumah bahkan tidak ada orang yang peduli sama kamu." lirih nya mengasihani dirinya sendiri.
Saat sedang meratapi nasibnya tiba-tiba ada sebuh mobil yang berhenti di depan nya membuat Hana was-was takut ada orang jahat yang ingin menculiknya.
Pintu terbuka dan menampakkan siluet yang begitu misterius dengan di tutupi payung yang melindungi tubuhnya dari air hujan.
Hingga orang tersebut berada di depan Hana yang masih takut itu, payung di angkat dan tatapan keduanya pun bertemu.
1
2
3
Tatapan yang cukup intens dan lama itu pun langsung di putus oleh Hana setelah sadar akan tindakan nya.
"Pa... Pak Gavin." lirihnya pelan.
"Kenapa di sini malam malam?" tanya Gavin begitu mengkhawatirkan Hana.
Sedangkan Hana merasa sangat malu sekali, dua kali dia bertemu dengan Gavin dalam kondisi yang bisa di bilang menyedihkan.
"Saya tidak kenapa kenapa pak." jawab Hana.
"Kamu mau kemana saya antar." ucap Gavin membuat Hana dia seribu bahasa karena dia sendiri juga tidak tahu.
"Apakah mereka selalu jahat kepada mu?" tanya Gavin yang sudah tahu Hana di usir oleh paman dan bibi nya sendiri.
Air mata yang sudah dia bendung dari tadi pun akhirnya pecah lagi, dia mencoba terlihat biasa saja dan tegar di hadapan Gavin namun sayang pertahanan nya roboh juga.
.
.
Cerita Belum Selesai.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW FB AUTHOR : @LALA SYALALA
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13
