NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Presdir Dingin

Mengandung Benih Presdir Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Office Romance
Popularitas:28.8k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Alika tak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah secepat ini. Semua berawal dari satu permintaan sepele saudari tirinya, yang menyuruh Alika pergi ke sebuah hotel.


Karena sebuah kekeliruan, Alika justru masuk ke kamar hotel yang salah dan menghabiskan malam dengan Sagara, sang CEO dingin dan arogan yang selama ini hanya dikenalnya dari jauh.


Apa yang terjadi malam itu seharusnya dilupakan. Tapi takdir berkata lain.



Saat Alika mengetahui dirinya hamil. Ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, menyembunyikan semuanya demi harga diri, atau menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.


Namun, yang paling mengejutkan, justru adalah keputusan Sagara. Pria yang katanya selama ini tak tersentuh, datang kembali ke dalam hidupnya, menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab.


Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Tapi mampukah cinta bertahan saat masa lalu terus menghantui dan realita kehidupan tak berpihak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15 Menghibur Alika

“Jangan pikirkan ucapan cucuku,” ucap Kakek Hermawan sambil menghampiri ranjang tempat Alika berbaring. Pria tua itu tetap menebar senyum hangat meskipun suasana sebelumnya cukup tegang.

Kakek Hermawan tampak benar-benar bahagia. Baginya, kehadiran Alika membawa harapan baru—seorang cicit yang akan menjadi penerus keluarga besar Aditama. Harapan yang sudah lama ia nantikan, kini akhirnya terasa semakin nyata.

“I–iya,” jawab Alika pelan. Suaranya terdengar ragu.

“Selamat datang di keluarga besar Aditama, Nak,” ucap Kakek Hermawan lagi. Alika hanya bisa mengangguk pelan. Ia melihat ketulusan dari tatapan mata pria tua itu, sesuatu yang terasa asing namun menenangkan.

Alika tersenyum kikuk. Ia tidak tahu apakah seharusnya merasa bahagia atau justru sedih. Kehamilannya sekarang menjadi kenyataan yang berat, tak terencana dan tak diinginkan. Ia juga tahu, hidupnya tak akan pernah sama lagi setelah ini.

“Sagara memang agak sulit diatur. Apa bocah sialan itu memperlakukanmu dengan baik?” tanya Kakek Hermawan, nadanya lebih seperti seorang kakek yang sedang mengkhawatirkan cucu menantunya.

Alika menelan ludah. Bagaimana ia harus menjawab? Sagara memperlakukannya dingin, tak pernah berbicara lembut, bahkan tak peduli dengan perasaannya. Tapi ia tak bisa berkata jujur. Tidak sekarang.

“Katakan saja semuanya. Biar kakek nanti yang menghukumnya,” lanjut Kakek Hermawan dengan nada tenang.

“Tidak. Maksud saya, tuan Sagara sangat baik… Tuan Besar,” jawab Alika, memaksakan senyuman. Dalam hati ia ingin sekali memuntahkan kalimat itu, karena jelas itu kebohongan besar.

Tapi ia terpaksa melakukannya. Ia tidak ingin situasi bertambah rumit. Hubungan mereka saja sudah cukup kacau. Ia tidak ingin membuatnya semakin runyam dengan berkata jujur.

“Panggil saja kakek! Jangan terlalu formal begitu,” ujar Kakek Hermawan sambil mengusap kepala Alika lembut.

Alika terdiam. Sentuhan itu begitu hangat. Lembut dan penuh kasih. Setelah sekian lama hidup dalam tekanan dan penolakan, ini pertama kalinya ia merasakan sedikit rasa tenang, rasa aman, dan bahkan rasa diterima.

“Kek, boleh aku bicara?” tanya Alika pelan, nyaris berbisik.

“Haha, tentu saja boleh, cucu menantuku. Bicaralah,” jawab Kakek Hermawan dengan penuh semangat.

“Sebenarnya, aku bekerja di perusahaan milik tuan Sagara, Kek,” ucap Alika, berhati-hati dengan kata-katanya. Ia takut penolakan datang setelah pengakuan itu.

Tapi Kakek Hermawan justru tersenyum. “Kakek sudah tahu dan itu bukan masalah besar. Selama calon cucu menantu kakek adalah gadis baik-baik, kakek tidak peduli dengan pekerjaan atau asal-usulnya!”

Alika menatapnya tak percaya. Ia mengira pria tua itu akan langsung mengusirnya jika tahu latar belakangnya. Tapi kenyataannya, Kakek Hermawan menerimanya. Tanpa syarat. Tanpa penghinaan. Tanpa merendahkan.

Rasa haru mulai menggelayut di dada Alika. Ini sangat berbeda dari apa yang ia alami bersama keluarga mantan kekasihnya, Rangga. Dulu, ia selalu dianggap tidak pantas, tidak setara. Ia selalu menjadi yang dipersalahkan.

Tapi di hadapan pria tua ini, ia diterima. Bahkan tanpa pertanyaan panjang lebar.

“Kenapa kakek bersikap baik padaku?” tanya Alika pelan, menundukkan wajah dan memainkan jemari tangannya sendiri, mencoba menyembunyikan emosi yang mulai membuncah.

“Jadi kamu mau kakek bersikap kasar padamu?” tanya Kakek Hermawan balik, dengan ekspresi menggoda. “Baiklah, kalau begitu—”

“Maaf! Bukan maksudku begitu, Kek!” sahut Alika buru-buru, menahan lengan Kakek Hermawan yang hendak bangkit.

Kakek Hermawan terkekeh pelan. Ia sangat mengerti maksud Alika. Bahkan sebelum datang ke rumah sakit ini, ia sudah menyelidiki semua tentang gadis itu. Dan hasilnya membuatnya yakin, bahwa Alika adalah gadis yang baik.

“Kamu sudah makan?” tanya Kakek Hermawan tiba-tiba.

Alika menggeleng pelan. “Belum, Kek.”

“Apa kamu tidak suka makanan rumah sakit?” tanyanya lagi.

“Bukannya tidak suka, Kek. Tapi mulutku rasanya pahit.” Alika menjawab jujur.

“Baiklah. Kalau begitu, kakek akan memanggil Sagara!” seru Kakek Hermawan sambil beranjak dari kursinya.

“Eh, kakek! Tunggu dulu—” Alika berusaha menahannya, tapi pria tua itu sudah berjalan keluar dengan tongkatnya yang mengetuk lantai setiap langkahnya.

“Huh…” Alika menghela nafas panjang. Ia menunduk, memegangi perutnya yang masih rata. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?” gumamnya sendiri. Bayangan wajah ibunya tiba-tiba muncul dalam pikirannya. “Bagaimana kalau ibu tahu aku hamil? Lalu Mas Rangga? Mereka pasti sangat kecewa. Apalagi kalau tahu aku mengandung anak Tuan Sagara…”

Alika memejamkan mata. Air matanya mulai jatuh. Kenyataan terlalu menyakitkan. Ia hanya ingin hidup sederhana, bekerja dengan tenang. Tapi semua berubah sejak hari itu. Kini, semuanya tak bisa kembali seperti semula.

1
Sari Mut
nah tuan saga cemburu😆
Sari Mut
anakmu tuan saga.pingin dielus😂
Sari Mut
yaelah 100 rb😂🤣
Sari Mut
wah tuan sagara mulai bucin y😆
Sari Mut
wah.keren
Sari Mut
nah lho
Sari Mut
waduh ini gimana sih
Sari Mut
yaelah kakek mana nih
Sari Mut
saga jd kesel sama dia
Sari Mut
kakek pintar
Sari Mut
ah aku padamu kek..good job😍😍
Sari Mut
yaelah sagara
Sari Mut
ah lee keren.garcep
Sari Mut
moga awal kebahagian alika
Sari Mut
nah Alika hamil
Sari Mut
ealah mak lampir
Sari Mut
keisha jahat
Sari Mut
kasian Alika
Sari Mut
mampir kak
Susi Akbarini
jangan turuti Alika..
lain di bibir....
lain di hati..

bisa2 disuruh manfi kembang 7 rupa dan tidur di luar kamar RS...
😀😀😀❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!