NovelToon NovelToon
Terbelenggu Takdir Ke 2

Terbelenggu Takdir Ke 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Hafsah bersimpuh di depan makam suaminya, dalam keadaan berbadan dua. Wanita berjilbab itu menumpahkan rasa lelah, atas kejamnya dunia, disaat sang suami tercinta tidak ada lagi disisinya.

Karena kesalahan dimasa lalu, Hafsah terpaksa hidup menderita, dan berakhir diusir dari rumah orang tuanya.

Sepucuk surat peninggalan suaminya, berpesan untuk diberikan kepada sahabatnya, Bastian. Namun hampir 4 tahun mencari, Hafsah tak kunjung bertemu juga.

Waktu bergulir begitu cepat, hingga Hafsha berhasil mendapati kebenaran yang tersimpan rapat hampir 5 tahun lamanya. Rasa benci mulai menjalar menyatu dalam darahnya, kala tau siapa Ayah kandung dari putrinya.

"Yunna ingin sekali digendong Ayah, Bunda ...." ucap polos Ayunna.

Akankan Hafsah mampu mengendalikan kebencian itu demi sang putri. Ataukah dia larut, terbelunggu takdir ke 2nya.

SAQUEL~1 Atap Terbagi 2 Surga~
Cuma disini nama pemeran wanitanya author ganti. Cerita Bastian sempat ngegantung kemaren. Kita simak disini ya🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

Hafsah berasa ingin mual menatap keangkuhan wajah Reza saat ini. Bisa-bisanya pria itu playing victim terhadapnya. Ingin sekali Hafsah membenturkan wajah angkuh itu, agar tidak gila seperti saat ini.

"Apa lagi yang kamu inginkan?" ucap Hafsah menaikan nada suaranya. Tatapanya tampak bengis, dengan kedua tangan terkepal kuat.

Dalam hatinya, ingin sekali dia meninju pria disebrang itu.

Reza tersenyum remeh sambil melangkah kedepan, hingga kini dia menyenderkan tubuhnya dipingiran sofa besar pak Mulyo.

"Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatanmu tadi, Hafsah! Saya tidak terima saat kamu meludahiku seperti saat tadi!" jawab Reza yang masih terdengar santai ditelinga.

Hafsah yang semula membuang muka, kini menatap remeh juga kearah pria gila itu, sambil bersedekap dada.

"Heh! Kamu memang pantas untuk diludahi! Setelah tadi kamu mencengkram wajahku, lantas kamu kira aku akan diam saja, begitu? Oh tidak! Aku punya mulut, lalu apa gunanya jika tidak untuk meludahi wajahmu!" telak banding Hafsah, menajamkan pandanganya kearah Reza. Dia sama sekali tidak gentar, karena memang dia tidak pernah salah sebelumnya.

Reza langsung naik pitam mendengar bantahan Hafsah saat ini. Dia kembali menegakan badanya, dan langsung membalas tatapan tajam Hafsah.

"Kamu harus meminta maaf kepadaku, Hafsah! Jika kamu tidak mau, maka aku akan membawa kasus ini keranah hukum, atas tindakanku tadi sore." Reza mencoba menggeretak Hafsah, ingin tahu seperti apa reaksi wanita didepannya saat ini.

Bu Mirna dan juga Pak Mulyo langsung mendekat, menampakan wajah melas, karena takut dengan gertakan putra rekannya kini.

"Tidak sudi! Jika kamu ingin membawa kasus ini keranah hukum-"

"Ada apa ini?" suara bariton itu terdengar nyaring sekali, begitu memasuki rumah pak Mulyo.

Semuanya menatap belakang, dan betapa terkejutnya Hafsah saat melihat Bastian sudah ada disampingnya dengan menampilkan wajah serius.

"Tidak perlu takut, ada aku!" bisik Bastian sedikit menundukan wajahnya kearah telinga Hafsah.

Tidak ingin terlena, dan juga tidak begitu tertarik dengan kedatangan Ayah kandung putrinya itu. Hafsah masih saja kukuh dalam pendiriannya, karena memang dia tidak bersalah.

"Aku juga dapat membawa masalah tadi keranah hukum, karena kamu lebih dulu mencengkram wajahku! Dan untuk permintaan maaf ... Jelas aku TIDAK SUDI meminta maaf kepadamu!" lanjut Hafsah menekan kalimatnya.

"Begini saja, Hafsah! Aku tidak akan memenjarakanmu, jika kamu bersedia melanjutkan lamaranku, dan menikah denganku! Enak bukan, pilihannya?" balas Reza dengan wajah tengilnya. Namun dia sedikit terganggu dengan adanya pria disamping Hafsah saat ini.

"Memenjarakan? Berapa hartamu? Apa keluargamu sudah siap untuk bangkrut? Jika kamu membawa kasus ini keranah hukum, maka bersiaplah akan menjadi miskin setelah itu!" hardik Bastian dengan tatapan nyalangnya.

Reza semakin muak. Dia sedikit melangkah, Sambil menuding wajah Bastian, "Siapa kamu? Tidak usah ikut campur urusanku dengan Hafsah!" Setelah itu Reza menatap kembali kearah Hafsah, "Bagaimana, Hafsah? Menikah, atau dipenjara? Pilih salah satunya!"

"Aku tidak akan memilih dua-duanya, karena aku tidak bersalah!" bantah Hafsah meremas kuat tangannya.

"Oke, baik baik! Baiklah jika itu maumu, Hafsah! Maka jangan salahkan aku, jika masalah ini sampai kekantor polisi!"

"Lakukan saja! Maka siap-siap setelah kamu menginjakan kakimu kekantor polisi, maka hidupmu beserta keluargamu akan hancur!" bukan Hafsah yang menjawab, melainkan Bastian.

Setelah itu, Bastian langsung saja menggenggam tangan Hafsah untuk diajaknya pulang.

"Saya permisi!" pamitnya kepada kedua orang tua Hafsah.

Melihat Hafsah beranjak keluar, Reza langsung menggeram karena merasa terabaikan.

"Hafsah! Aku belum selesai bicara-"

Pak Mulyo lantas mendekat, "Tolong Nak Reza ... Jangan penjarakan putri Bapak! Setelah ini kami pasti akan menegur anak itu. Tolong jangan sampai pak Imam tahu masalah ini," pinta pak Mulyo dengan wajah melasnya.

"Saya tidak mau tahu ... Hafsah harus secepatnya menikah dengan saya!" setelah mengatakan itu, Reza langsung melenggang keluar tanpa salam.

*

*

*

Sejak tadi, Bastian terus saja mengikuti arah motor Hafsah, karena Teller cantik itu tidak mau diajaknya satu mobil.

Dari dalam, Bastian terlihat begitu cemas, saat kerap kali motor Hafsah menghindari jalan berlubang, dan ditambah licin akibat rintikan gerimis saat ini.

Penyesalan yang sudah mengkarat, membuat Bastian tidak dapat berbuat banyak selain hanya sabar dan menyakinkan. Andai saja dulu, jika dia bertanggung jawab kepada Hafsah, dan menikahi sahabatnya itu, niscaya kehidupan Hafsah beserta putrinya tidak akan seperti saat ini.

"Kenapa aku bodoh sekali," lirih Bastian yang kini matanya sudah mulai memanas.

Sementara Hafsah, wanita cantik itu memfokuskan matanya pada jalan, dengan menampakan wajah datar tanpa ekspresi. Yang ada rasanya hanya muak, geram, bahakan benci menjadi satu. Dia rasa, semenjak kepergian suaminya, hidupnya terasa lebih suram, dengan status Jandanya kini.

Ckit!!!!!

Hafsah spontan mencengkram kedua rem tangan, saat mobil Bastian tiba-tiba memotong jalannya.

Wajah cantik itu terlihat menahan kesal, hingga sang pemilik mobil keluar dari dalam.

"Hafsah ... Kita mampir makan dulu, Ya! Aku tahu, perutmu sejak tadi siang belum kemasukan apapun, kan? Itu ada Cafe buka, kita kesana aja!"

"Aku tidak lapar! Lebih baik kamu minggir, karena aku ingin segera pulang!" balas Hafsah menautkan kedua alisnya.

"Oke, kita bungkus dulu, nanti kita makan dirumah! Aku mohon Hafsah, aku ingin makan dengan kalian berdua! Aku ingin menebus semua kesalahanku dengan kamu, dan Ayuna!" ucap Bastian dengan wajah seriusnya. Kini tanganya memegang stang motor Hafsah, guna meyakinkan sahabatnya itu.

Hafsah membuang muka, sambil menghela nafas dalam.

"Minggir, aku ingin segers pulang! Tolong jangan halangi jalanku!" Hafsah langsung saja menstater motornya, dan bersiap-siap untuk melaju kembali.

"Hafsah, aku mohon! Setidaknya demi Ayuna! Apa kamu tidak ingin melihat dia tersenyum-"

"Tapi kamu sendiri yang sudah merampas senyuman putriku, Bastian! Kamu menghancurkan semuanya!" pungkas Hafsah menekan kalimatnya. Sudah lelah melawan Reza, kini dia harus dihadapkan sahabatnya itu.

'Jikapun dulu aku mau bertanggung jawab, apa kamu akan membalas cintaku, Hafsah! Kamu hanya mencintai Raga, itulah sebabnya kamu mau dinikahi dia!'

Suara itu hanya mampu tercekat dalam tenggorokan Bastian saja. Dia menatap nanar, begitu Hafsah sudah agak menjauh.

Hafsah kini berhenti disalah satu minimarket, untuk membelikan putrinya snack, dan juga susu anak.

Begitu Hafsah meletakan barang-barangnya dikasir, dan ingin membayar, tiba-tiba ....

"Mbak, itu sekalian saya yang bayar!"

Hafsah sempat memejamkan mata, merasa geram, karena dia mengira itu suara Bastian yang diam-diam mengikutinya.

Namun begitu Hafsah menoleh, dibelakangnya sudah ada Amar yang berdiri sambil membawa sebotol air mineral, dan ingin membeli rokok juga.

"Amar ... Kamu ternyata?"

"Iya, Sah! Itu biar saya sekalian saja yang bayar!" seru Amar kembali, dengan sedikit menunduk.

"Nggak usah, Am!" tolak Hafsah yang kini sudah ingin mengambil uangnya.

Namun dengan cepat, Amar diam-diam langsung menyodorkan kartu ATMnya yang bewarna hitam.

"Maaf, mbak ... Barangnya sudah dibayar oleh Mas, ini!" ucap kasir wanita, kal Hafsah menyodorkan satu lembar uang bewarna merah.

Begitu selesai bertransaksi, mereka berdua berjalan keluar, dan berhenti dihalaman minimarket tadi. "Am, makasih ya! Jadi nggak enak, ngerepotin kamu," ucap Hafsah segan.

Amar hanya dapat menunduk, tersenyum tipis, "Sama-sama! Sama sekali nggak ngerepotin kok, Sah! Oh ya, kamu habis dari mana kok sampai disini?"

"Tadi habis dari rumah Bapak, Am!"

"Apa ada sesuatu, Sah? Bapak, Ibu sehat-sehat 'kan?" tanya Amar antusias.

Sementara dari dalam mobil, Bastian yang sejak tadi masih mengikuti Hafsah, kini tampak mencengkram kuat setir mobil, kala melihat Hafsah tengah berbincang dengan seorang pria, yang membelakangi pandangannya.

Senyum itu ... Sungguh Bastian sangat rindu melihat senyum Hafsah yang pernah dia berikan untuknya dulu. Hafsah bagaikan mentari pagi diantara dia dan Raga, yang selalu menebar hal positif dalam persahabatannya.

Setelah bercengkrama singkat, Hafsah pamit terlebih dulu, karena takut jika Ayuna rewel.

Amar, pria itu masih terdiam ditempat, hingga motor Hafsah semakin menjauh dari minimarket tersebut. Tanpa dia rasa, tanganya terangkat untuk memegang sebelah dadanya. Jantung Amar berdegup duakali lebih cepat, hingga membuat pria itu berkeringat dingin.

'Bukannya ... Bukannya dia Ustadz yang waktu lalu bertausiyah di Masjid, saat aku singgah dengan Dimas! Benar, dia Ustadz itu!'

Bastian membolakan mata tajam, bahkan memajukan setengah badanya, kala melihat Amar sedang berbalik dan segera masuk dalam mobilnya.

'Bagaimana bisa Hafsah kenal dengan Ustadz itu? Atau mereka sudah pernah mengenal sebelumnya?'

Merasa penat, Bastian langsung saja melajukan kembali mobilnya. Sejujurnya, kedatanganya kerumah Hafsah karena ada sesuatu yang ingin dia bicarakan tentang Ayuna. Namun, mengingat keadaan Hafsah yang baru saja mendapat masalah, jadi dia memutuskan untuk pulang, memberi ruang untuk Hafsah berpikir terlebih dulu.

1
Sunaryati
Kamu salah cari lawan Reza, jangan berani hanya dengan wanita, ini ada Bastian lelaki biadap yang akan jadi pahlawannya
Sunaryati
Semangat Hafsah, jadilah ibu yang tangguh
Septi.sari: 😊🙏🙏❤nantikan update selanjutnya ibu.
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika bertindak tanpa dipikir dulu akhirnya dihinggapi penyesalan. Tapi jika niatmu sungguh-sungguh, mudah- mudahan masih ada waktu memperbaiki kesalahan
Septi.sari: iya bu, semoga niat bastian sungguh2.🤧
total 1 replies
Sunaryati
Wah ternyata banyak yang tertarik sama Hafisyah, sayang masa mudanya dihancurkan teman- temannya.
Septi.sari: hai ibu sunaryati selamat mebaca cerita sederhana ini❤🙏
total 1 replies
yumi chan
thor lps ini bt hafisah pergi jauh sm anknya thor..stlh bas tau kalau dia punyn ank stlh kjdian itu...bt bas mkn berslh dn gla di tgl pergi kauh sm hafisah....sbd kt maaf tdki ckp dgn apa yg di lkukn..
Septi.sari: kak, terimakasih sudah mampir dicerita sederhana ini. nantikan bab selanjutnya ya❤❤🤗
total 1 replies
Tunjiah
aq sika cerita nya. ngk ber tele2
Septi.sari: kak terimakasih banyak, 🙏🙏❤❤🤗
total 1 replies
yumi chan
good jod thor
Septi.sari: kak selamat membaca, dan nantikan updatan terbarunya🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
ceritanya bagus
Septi.sari: maa syaa allah kak, terimakasih bintangnya😊🙏❤❤
total 1 replies
Nadiaaa
lanjut thor
Septi.sari: baik kak❤🙏
total 1 replies
Elly Irawati
pengen tak cakar" tuh ya wajah si pus pus😡
Septi.sari: gas dek ell, 🤣🤣🤣
total 1 replies
Elly Irawati
lanjut gais, ditunggu up selanjutnya😍😍💪💪
Septi.sari: macih dekk ell😍🤗
total 1 replies
CF
wduh sya suka kota mlang
Septi.sari: Saya juga suka kak, walaupun saya asli jawa tengah😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!