Setelah menikah selama 7 tahun, Erwin tetap saja dingin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arum Dalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ingin bercerai
Yang lain pun ikut tertawa.
Namun, Erwin segera berkata, "Sudah Ayah kirim."
"Hah? Kapan?" Tanya Elsa lalu lanjut berkata, "Ayah diam-diam bertemu tante Vanessa tanpa aku, huh!"
Teman-teman Erwin lantas tertawa terbahak-bahak saat mendengarnya.
Tanpa sadar, Clara teringat akan kejadian di perusahaan tadi pagi saat Vanessa berkunjung ke Angga grup.
Bisa jadi saat itu Erwin memberikan hadiahnya.
Vanessa tampak tersenyum canggung, lalu berkata, "Kita jangan lama-lama di sini, ayo naik ke atas."
Suara langkah kaki Mereka pun mulai menghilang.
Pikiran Clara seolah menjadi kosong.
Hatinya sakit hingga terasa di sekujur tubuh.
Butuh waktu yang lama baginya untuk tersadar.
Dia masuk ke dalam lift dan terdiam, berniat untuk ke atas dan membawa sahabatnya turun.
Ruang tempat Raisa makan sebenarnya masih satu lantai dengan ruang yang Erwin pesan.
Saat memapah Raisa masuk ke dalam lift, langkah kaki teman Erwin, Gading, pun terhenti.
"Ada apa?" Tanya teman di sampingnya.
"Sepertinya aku kenal dengan dia,"jawab Gading sedikit ragu.
Mereka sejak kecil selalu bersama.
Dia tahu tentang Clara yang suka pada Erwin.
Kalau boleh jujur, Clara sangat cantik, tapi juga sangat pendiam.
Cantiknya Clara hanya kecantikan biasa, tidak ada yang spesifik.
Wanita seperti itu bukanlah kriteria yang Erwin sukai.
Erwin selalu menjaga jarak dengan Clara.
Begitu juga mereka, para sahabat Erwin.
Mereka juga tidak terlalu memperhatikan Clara.
Mereka tidak sering bertemu dengan Clara.
Bertemu pun, mereka malas untuk sekedar menyapanya.
Sebenarnya, mereka bahkan tidak begitu ingat perawakan.
Gading masih ragu dengan apa yang dilihatnya barusan.
Namun, meski wanita barusan benar-benar Clara, dia juga tak memperdulikannya.
Tanpa berkata-kata lagi, dia kembali masuk ke dalam ruangan.
Clara juga tidak memperhatikan Gading.
Begitu keluar restoran, dia langsung membawa Raisa pulang.
Malam itu, dia pun harus menginap di rumah Raisa untuk menjaganya.
Raisa akhirnya terbangun, saat melihat Clara bersamanya, dia lantas berterima kasih sambil memeluknya, lalu berkata, "Makasih ya, Clara, untuk semalam. besok-besok aku traktir kamu makan, deh!"
Clara sudah selesai memasak sarapan.
Dia menepuk kepala Raisa dengan lembut dan berkata, 'cepat bangun, cuci muka. Makanannya sudah mau dingin."
Raisa masih saja memeluknya.
Dia bahkan masih membenamkan wajahnya ke pinggang Clara seolah tak mau pergi.
"Clara, kamu wangi, lembut, enak kalau dipeluk," Celoteh Raisa tiba-tiba.
Clara yang mendengar itu pun tak bisa berkata apa-apa.
Selesai mencuci muka, Raisa tanpa kegirangan saat melihat sarapan lezat yang sudah Clara siapkan di atas meja.
Dia merasa, siapapun yang menikah dengan Clara, sama saja dengan menemukan harta karun.
Namun, teringat akan pernikahan Clara dan Erwin, dia tidak mengatakannya karena khawatir akan membuat hati Clara terluka.
Raisa pun duduk dan menyantap sarapan sambil sibuk memainkan ponselnya.
Namun tak lama, raut wajahnya tiba-tiba berubah.
"Erwin sudah pulang, Clara?"
"Ya.' jawab Clara singkat.
Raisa memberikan ponselnya pada Clara.
Clara hanya melihatnya sekilas, terlihat status milik sahabat Erwin, Gading.
Gading memasang beberapa foto yang tampak sedang berpesta semalam di statusnya.
Dia juga memasang judul cuitan (Selamat ulang tahun cewek cantik).
Meski berisi tentang ucapan selamat ulang tahun untuk Vanessa, hampir 5 foto yang dipajang adalah foto kebersamaan antara Vanessa dan Erwin.
Terutama saat memotong kue.
Erwin dan Vanessa memegang pisau dan memotongnya bersama.
Mengenai Elsa, gadis kecil itu dari awal hingga akhir tidak masuk ke dalam foto.
Mungkin karena khawatir akan diketahui oleh anggota keluarga Angga.
Bagaimanapun, nenek keluarga Angga dan nenek Clara berteman baik.
Insiden antara ibu Clara dan Vanessa membuat nenek keluarga Angga tidak menyukai Vanessa.
Berbekal beberapa foto yang dipajang, semua orang pasti akan mengira Erwin dan Vanessa adalah pasangan kekasih.
Bisa dilihat, pesta ulang tahun itu memang disiapkan khusus Erwin untuk Vanessa.
Teringat akan sambutan dingin yang diterimanya di hari ulang tahun setengah bulan lalu, Clara memilih untuk mengalihkan pandangannya.
"Clara" Ucap Raisa khawatir menatap Clara.
"Aku baik-baik saja, apapun yang mereka lakukan bukan lagi urusanku."
Clara mengembalikan ponsel Raisa sambil berkata, "Aku sudah mengajukan cerai dengan Erwin."
"Apa?"
Raisa tampak terkejut, lalu lanjut berkata, "Kamu, ini atas inisiatif kamu sendiri, Clara?"
"Ya."
Sebenarnya, Raisa tidak pernah membenci Erwin sebelumnya.
Dia bahkan sempat kagum dan terpikat pada Erwin.
Tidak ada hal lain, semua karena pria itu memang luar biasa.
Sedikit cerita, zaman sekolah dulu, Clara berhasil lompat kelas 3 tingkat dan lulus dari universitas ternama sebelum memasuki usia 18 tahun.
Dia lantas mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan mendapat beberapa hak paten.
Bagi Raisa itu cukup membuatnya takjub.
Namun, kabarnya Erwin lulus dari universitas pada usia 13 tahun.
Begitu lulus kuliah, dia langsung melanjutkan studinya ke luar negeri.
Tak hanya itu, saat kembali, dia sudah mendirikan beberapa perusahaan miliknya sendiri yang semuanya tercatat di bursa efek.
Pencapaian seperti itu berhasil Erwin capai sebelum menginjak usia 20 tahun!
Perusahaan yang Erwin didirikan meliputi beberapa bidang, seperti teknologi, kedokteran, hiburan, pariwisata dan lainnya.
Beberapa tahun kemudian, dia mengambil alih Angga grup sambil mendirikan perusahaannya sendiri.
Dalam beberapa tahun terakhir, dia dengan mudah membawa keluarga Angga ke status yang lebih tinggi.
Dalam lingkaran pertemanan mereka, semua pasti akan mengacungkan jempol saat membicarakan Erwin.
Terlebih lagi, paras dan penampilan Erwin juga sangat luar biasa.
Raisa pun tidak heran jenius seperti Clara akan jatuh hati pada Erwin.
Di sisi lain, Erwin memang cukup kejam terhadap orang-orang yang tidak disukainya.
Teringat bagaimana Erwin selalu salah paham pada Clara dan sengaja menyia-nyiakan ketulusan Clara selama bertahun-tahun, Raisa pun kehilangan ketertarikannya pada pria itu.
Raisa tahu betul seberapa besar cinta Clara pada Erwin.
Selama ini, entah berapa kali dia menyarankan Clara untuk bercerai.
Namun Clara selalu menolaknya.
Tidak heran dia terkejut saat tahu Clara berinisiatif untuk bercerai dengan pria itu.
Nafsu makannya sudah hilang, dia menatap Clara dengan sedih sambil berkata, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Raisa yakin pasti terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui.
Bagaimana tidak?
Clara yang selalu kukuh dengan cintanya, kini berani mengambil inisiatif untuk bercerai.
Clara tampak berpikir sejenak, lalu berkata, "Sebenarnya bukan masalah besar juga, sih. Mungkin, aku sudah cukup kecewa dan merasa lelah, jadi mau bercerai."
Raisa memahami watak Clara.
Dia tahu, begitu keputusan dibuat, Clara tidak akan mengubahnya dengan mudah meski untuk merelakan Erwin sangat sulit baginya.
Clara sudah bertekad.
cepat2lah clara pergi jauh2 dari kedua manusia tdk tau diri itu..
keberadaannya tidak dianggap sama suami dan anakmu....