NovelToon NovelToon
The End: Urban Legend Jepang

The End: Urban Legend Jepang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Horror Thriller-Horror / Iblis / Kutukan / Hantu
Popularitas:177
Nilai: 5
Nama Author: SkyMoon

Urban legend bukan sekadar dongeng tidur atau kisah iseng untuk menakuti. Bagi Klub Voli SMA Higashizaka, urban legend adalah tantangan ritual yang harus dicoba, misteri yang harus dibuktikan.

Kazoi Hikori, pemuda kelahiran Jepang yang besar di Jerman. masuk SMA keluarganya memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, namun tak pernah menyangka bergabung dengan klub voli berarti memasuki dunia gelap tentang legenda-legenda Jepang. Mulai dari puisi terkutuk Tomino no jigoku, pemainan Hitori Kakurenbo, menanyakan masa depan di Tsuji ura, bertemu roh Gozu yang mengancam nyawa, hingga Elevator game, satu per satu ritual mereka jalani. Hingga batas nalar mulai tergerus oleh kenyataan yang mengerikan.

Namun, ketika batas antara dunia nyata dan dunia roh mulai kabur, pertanyaannya berubah:
Apakah semua ini hanya permainan? Atau memang ada harga yang harus dibayar?

maka lihat, lakukan dan tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkyMoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ubume

Ichi POV

Aku kesal hari ini tengah malam aku harus berjalan menuju apartemen kakakku. Aku tak menyalahkan kakakku yang sakit dan butuh orang untuk menemaninya. Aku kesal karena hari ini hujan cukup lebat apalagi jalan yang aku lalui sepi dan sedikit menakutkan.

Didepan aku harus melewati jembatan di sana terang karena ada lampu jalan tapi jika aku sendiri yang melewatinya tetap saja menyeramkan. Aku eratkan pegangan ku pada payung aku berjalan menulusuri jembatan yang tidak terlalu tinggi ini. Dibawah sana terdapat sungai yang jernih, sedangkan diujung sana lampu dari rumah-rumah warga mulai terlihat.

Aku terhenti saat melihat diujung jembatan dibawah pohon yang lebat tepatnya ada seorang perempuan berdiri seperti sedang mengais seorang anak. Rambut panjang tergerai menutupi wajahnya dia tampak memakai jubah putih. Apa dia sedang meneduh?

Aku menghampiri perempuan itu dari jarak yang lumayan dekat aku dapat mendengar dia menangis meminta tolong.

"Nyonya ada yang saya bantu?" Aku memperhatikan wajah wanita itu ternyata wajahnya keriput seperti nenek-nenek.

Dia menarik tangan kiri ku dia meletakkan bayi itu pada tanganku dengan sebelah tangan aku mencoba membuat bayi itu nyaman. Tapi setelah dia menyerahkan bayinya dia langsung pergi menghilang di kegelapan malam.

Aku masih terkejut dengan kepergian wanita tadi. Aku alihkan pandanganku ke bayi yang ada di tanganku. Alangkah terkejutnya saat melihat bayi itu berubah menjadi daun dan sampah yang dibuat padat menyerupai bayi.

Aku langsung melemparkan sampah itu segera berlari menuju apartemen kakakku.

Tak butuh waktu lama untuk kakakku membuka pintu dia terlihat heran dengan keadaanku. Nafasku tersengal-sengal tubuhku basah kuyup karena kehujanan. Yah, aku membuang payung yang aku gunakan aku melakukan itu karena refleks.

"Ada apa denganmu?" Aku belum naik kelantai karena takut kotor.

"Aku butuh handuk kak," kakakku segera pergi mengambil handuk dia sedang sakit wajahnya pucat tapi aku malah merepotkan nya.

Kakakku kembali dengan handuk putih ditangannya. Dengan cepat aku mengeringkan rambut dan dan badanku.

"Kakak istirahat saja aku akan mandi dulu," biasanya kakakku keras kepala dan selalu membantah perintah ku mungkin karena sakit dia pergi ke kamarnya.

Aku segera mandi mengganti pakaian ku, aku memang menyimpan beberapa potong pakaian disini karena jika kakakku bekerja aku yang akan menempati apartemennya.

Setelah selesai membersihkan diri aku menghampiri kakakku di kamarnya. Dia sedang tiduran di kasur menonton anime di TV besar dihadapannya.

"Kau belum tidur?" Aku menghampiri kakakku menyentuh keningnya yang sangat panas.

"Sebentar lagi, jadi tadi kau kenapa?" Aku keluar kamarnya ingin pergi ke dapur untuk mengambil air hangat dan handuk kecil.

Aku kembali ke kamarnya melihat dia masih menonton anime dia sangat batu. Aku letakkan handuk kecil itu di kening kakakku. Dia benar-benar sangat sakit.

"Tadi kau kenapa?"

Aku duduk disebelah kakakku memegang lembut tangannya, dia terlihat menyedihkan saat sakit.

"Aku melihat wanita mengendong bayi, rambutnya panjang dan memakai jubah putih," dia memandang terkejut padaku.

"Kau bertemu Ubume?" Tanya kakakku. Apa katanya tadi Ubume? Apa itu Ubume?

"Ubume?"

"Ubume adalah hantu wanita yang mati sebelum melahirkan dia menempati tempat dimana dia melahirkan. Oh, nee-chan ingat beberapa bulan lalu warga sekitar bilang jika ada wanita meninggal sebelum ia melahirkan bayinya," aku terkejut dengan perkataan kakakku, jadi tadi aku bertemu hantu? Ya, seperti tidak salah ini sudah tengah malam dan keadaan hujan lebat tak heran jika hantu berkeliaran. Bukannya jam segini waktunya mereka beraktivitas?

"Berarti tadi itu Ubume? Tadi aku bertemu Ubume?" Kakakku mengangguk menjawab pertanyaan ku.

"Ketika seorang wanita mati sebelum, saat, atau sehabis melahirkan, biasanya arwahnya tak dapat bergerak bebas karena khawatir pada anaknya sehingga dia menjadi Ubume. Mereka nampak saat malam gelap dan hujan mereka akan berjalan-jalan membawa anak meminta pertolongan. Jika ada ibu yang mati setelah melahirkan tetapi bayinya hidup, Ubume akan memberikan pada anak itu. Ubume akan memasuki rumah atau toko untuk membeli makanan, pakaian, atau mainan untuk anak yang masih hidup itu. Uang yang digunakan Ubume tidak akan bertahan lama setelah itu menjadi daun. Terkadang Ubume juga menuntun manusia untuk menunjukkan tempat dimana ada bayi terlantar untuk dirawat oleh orang itu."

"Ternyata Ubume itu hantu yang baik."

"Kekuatan cinta seorang ibu yang membuat mereka seperti itu. Biasanya mereka kembali untuk mencari anak-anak yang membutuhkan dan pergi meninggalkan kenang-kenangan yang misterius." Kisah Ubume ini mengingatkan ku seberapa besarnya kasih sayang seorang ibu. Ah, aku jadi ingin pulang dan memeluk ibuku.

"Sudah larut kak sebaiknya kau tidur aku juga sudah mulai mengantuk."

"Baiklah aku akan tidur oyasumi."

"Yah, oyasumi," setelah mengambil selimut dari lemari aku pergi keruang tamu untuk tidur di sofa. Memang disini hanya ada satu kamar, aku menyalakan televisi supaya tidak terlalu sepi.

Kisah yang diceritakan kakakku memberikan sebuah pelajaran yang berharga. Bahkan aku yang sebelumnya ketakutan pada kejadian tadi menjadi tenang.

Aku berdoa semoga ibu-ibu yang ada di dunia ini diberikan kesehatan dan kebahagiaan yang melimpah.

Ah, aku kangen ibuku.

To be continued

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!