NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Sang Mafia

Terjebak Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Bad Boy / Gadis nakal
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

"Mulai malam ini kamu milikku, aku suka 45imu yang manis itu." ujar Kael sambil tersenyum miring.

"Hey kamu bilang anakmu tapi ini apa? Kau berbohong padaku om jelek!" jawab Vanya dengan raut wajah kesalnya.

"Sssttt! diam dan jangan banyak bicara, elus kepalaku!" titah Kael mengusap lembut pipi gemoy Vanya.


>>Mau tau kelanjutannya? simak terus dan jangan skip bab, karna di setiap bab ada kejutannya💥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANJI GAK MASUK BOLEH?!

Kael mendengar suara keras dari luar kamar yang membuatnya mengeratkan pelukan pada Vanya, kekasihnya. "Biarkan saja, baby," ujarnya dengan enteng, mencoba mengabaikan teriakan keras Mamanya itu.

Namun suara berteriak kembali menggema, "KAEL BANGUN! KAMU ANAK NAKAL! VANYA SAYANG, BUKA PINTUNYA!" Mama Velia, ibu Kael, terdengar semakin kesal dan frustasi di luar pintu kamar yang terkunci itu.

Vanya, yang merasa cemas dengan keadaan yang semakin memanas, menatap Kael dengan raut wajah khawatir.

"Ishh kamu tuh, ya. Lepas, ahh. Di luar ada Mama kamu. Kalau kita ketahuan kayak gini, bisa-bisa kita langsung dinikahkan," omelnya, sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Kael. Namun, Kael hanya tersenyum nakal dan menarik Vanya kembali ke dalam pelukannya.

"Kamu tuh emang nakal banget, sih," keluh Vanya, tapi dalam hati dia tidak bisa menyangkal kenyamanan yang dirasakan saat berada di pelukan Kael.

Tiba-tiba, Vanya mengecup kening Kael yang membuat pipi dan telinga Kael memerah.

"Sial, aku salting," gumam Kael dengan suara rendah, merasakan jantungnya berdebar kencang karena perbuatan manis Vanya tersebut.

Di luar kamar, suara Mama Velia semakin keras dan terdengar kesal. "Kael, Mama tau kamu udah bangun cepat keluar sekarang juga!" teriaknya, sambil terus menggedor pintu.

Kael dan Vanya saling pandang, mata mereka bertemu dalam keheningan yang dipenuhi suara ketukan dan teriakan dari luar. Keduanya tahu bahwa mereka tidak bisa bersembunyi selamanya dan harus menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka.

Dengan napas yang berat, Kael akhirnya bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar. Vanya mengikuti di belakangnya, tangan mungilnya memegang tangan Kael, mencari perlindungan.

Kael menghela napas panjang, lalu perlahan membuka pintu kamar. Mata Mama Velia membelalak penuh kekesalan saat melihat Kael dan Vanya berdiri bersama-sama.

Suasana tegang menggantung di udara, namun Kael tahu dia harus menghadapi ini, untuk dirinya dan untuk Vanya, wanita yang dia cintai.

"Kamu nih ya udah Mama bilangin gak boleh tidur berdua, karna kalian itu belum muhrim. Dasar bandel...!" ujar Mama Velia sambil menjewer telinga Kael.

Tentu saja Vanya tertawa keras melihat kekasihnya itu tak berdaya di hadapan Mamanya.

"Ayo terus Mah, jangan kasih ampun. Emang nakal banget anak Mama tuh. Lihat Mah bahkan di leher Vanya sampai merah-merah gini karna di gigit kak Kael tadi malem." adunya pada calon Mama mertuanya itu.

Tentu saja kedua mata Kael dan Mama Velia langsung membulat tajam.

"Apa yang kau lakukan Kael, Vanya sini Mama lihat nak." ujar Mama Velia.

"Memang cari gara gara kau ini ya!" kesal Mama Velia. Tanpa babibu Mama Velia langsung memukul bahkan menendang perut Kael.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

"AARGHH SAKIT MAH....!" teriak Kael keras.

Ya gimana enggak untuk saja ia tadi bisa melindungi asetnya kalau tidak pasti udah patah gara gara di tendang Mama tersayangnya itu.

Vanya menatap itu kasihan, ia dengan cepat langsung menarik lengan Mama Kael, "udah mah kasihan kak Kael nanti gak ganteng lagi."

ujar Vanya lembut sambil menggelengkan kepalanya.

Tentu Kael merasa menang karna ada yang membelanya sekarang, "sayang sakit banget perut aku. Tolongin, Mama emang jahat banget kalau sama aku kaya anak tiri aja aku ini." adu Kael pada kekasihnya.

Mama Velia menatap putranya itu dengan malas, " kamu jangan jadi laki laki brengsek Kael, Papa kamu gak pernah ngajarin itu. Kalau kamu mau Vanya, segera nikahin dia jangan jadikan dia pemua....."

"Gak Mah, aku beneran cinta sama Vanya. Vanya yang akan jadi istri dan ibu untuk anak-anakku nanti. Aku akan menikahinya." potong Kael, karna Kael benar banget tak suka dengan ucapan Mamanya ini.

Mama Velia langsung tersenyum, "bagus, Mama suka jawaban kamu ini. Sekarang kamu mandi. Vanya biar masak sama Mama di dapur." ujar Mama Velia sambil menarik lengan Vanya menjauh dari kamar Kael.

"Sayang jangan gimana gimana ya sama Mama. Mama lakuin ini karna gak mau anak Mama itu cuma jadiin kamu mainan. Kamu paham kan sayang resikonya jadi perempuan?" ucap Mama Velia ketika sampai di dapur.

Vanya yang tadinya tegang kini langsung tersenyum manis, "Iya Vanya paham Mah, Vanya janji bisa jaga diri kok, cuma tadi malem aja kecolongan di sini." sahut Vanya sambil menunjuk lehernya sendiri.

CUP!

"Bagus, sekarang anggap kalau Mama ini adalah Mama kandung kamu sendiri. Ayo sekarang kita masak, kamu mau makan apa hmm?" tanyanya dengan suara lembutnya.

"Masak ikan bakar aja gimana Mah? kayaknya ada ikan nila yang masih fresh ini," sahut Vanya.

"Yaudah itu aja, mari kita memasak. Ehh... tapi apa kamu bisa masak sayang?"

"Ya bisa dong Mah, jangan panggil aku Vanya gak bisa melakukan segala hal, termasuk lelehin hati Mama yang beku itu." celetuk Vanya sambil tertawa keras.

Tentu saja gelak tawa mereka berdua terdengar oleh Kael yang bahkan belum beranjak pergi dari sana.

Kael bangun lebih awal dari biasanya hari itu, dengan tekad yang baru saja dipadukan semalaman.

Langkahnya yang mantap membawanya ke kamar mandi, di mana air dingin yang menyentuh kulitnya seakan membasuh segala keraguan yang sempat mengendap.

Dengan rambut yang masih basah dan handuk melingkar di lehernya, ia bergegas ke meja makan.

Di sana, Mama Velia sudah menunggu dengan secangkir teh hangat di tangannya, tatapan tajamnya menyambut Kael, seolah menyelidiki setiap detail dari ekspresi anaknya itu.

"Pagi, Mah," sapa Kael mencoba memecah kebekuan, sambil mengambil tempat duduk di hadapan ibunya.

Mama Velia hanya mengangguk, matanya masih terpaku pada Kael, seolah mencari tanda-tanda yang bisa dia percaya atau tidak.

"Vanya biar tinggal sama Mama Kael," ucap Mama Velia, suaranya tegas, seakan itu bukan sebuah permintaan, melainkan perintah.

Kael menghela napas, tahu ini adalah momen yang menentukan.

"Hey, gak bisa, Mah," jawabnya pelan. "Aku janji gak akan apa-apa'in Vanya sampai kita nikah nanti." Janji itu keluar dari mulutnya dengan suara yang berat, memuat beban sebuah sumpah yang tidak boleh diingkari.

Mama Velia mengerutkan dahi, tampak berat untuk menerima. "Aku tinggal sama Mam..." potongan kalimat Vanya yang tiba-tiba muncul dari pintu membuat semua mata tertuju padanya.

Gadis itu berdiri dengan wajah cerianya, matanya yang besar menatap kedua orang dewasa itu dengan keberanian yang baru ditemukan.

"No, sayang," putus Kael cepat, memotong sebelum Vanya melanjutkan.

Dia berdiri, mengambil langkah pasti menuju Vanya, menggenggam tangannya dengan lembut. "Ini untuk yang terbaik, sayang. Aku akan menjagamu, tidak hanya sebagai calon suami, tapi sebagai seorang sahabat, pelindung," kata Kael, suaranya lembut namun penuh kekuatan.

Vanya menatap Kael, mencari kesungguhan dalam mata pria yang akan menjadi suaminya itu.

Sesuatu dalam cara Kael menatapnya, dengan kehangatan dan kepastian, membuat Vanya merasa aman. "Baiklah, tapi aku percaya kamu, Kael," ucapnya akhirnya, suara kecilnya bergetar ia merasa sedikit ragu.

Mama Velia masih duduk, menyeruput tehnya, menonton pertukaran itu dengan ekspresi yang sulit dibaca. Namun, di sudut matanya, ada kilatan kelegaan.

Mungkin, di dalam hati yang paling dalam, dia hanya ingin memastikan bahwa Vanya calon menantunya ini aman di tangan putranya sendiri, karna ia sangat tau sifatnya Kael kaya apa.

"Yaudah Mama pulang dulu, jawab ya awas aja kalau sampai Vanya hamil duluan kamu yang bakalan Mama tendang dari sini."

ujar Mama Velia sambil menatap sinis putranya.

"Vanya sayang. Mama pulang dulu ya, kamu hati-hati di sini kalau ada apa apa telfon Mama ya." ucap Mama Velia sambil mengecup kening Vanya.

"Hey ini yang anak Mama aku tau Vanya sih?" kesal Kael.

"Ya jelas Vanya lah, bye bye anak pungut." jawab Mama Velia dengan entengnya dan langsung pergi dari sana.

Vanya yang mendengar hal itu langsung tertawa cekikikan emang ya kalau Kael ternistakan oleh Mamanya sendiri membuatnya sedikit bahagia.

"Kak Kael?" panggilnya sambil menoleh ke arah samping.

Namun, apa yang dia lihat membuat matanya membelalak tak percaya. Kael melepas kaos yang dipakainya tadi.

"No aku bukan kakak kamu. Panggil aku sayang." ujar Kael tanpa mau dibantah lagi.

"Ishh dasar cowok nyebelin, emang paling bener ada Mama Velia di sini." ujar Vanya sambil melirik sinis kekasihnya itu.

"Apa? beraninya kalau ada Mama, dasar anak Mama." tanya Kael dengan senyum yang tidak bersalah.

Vanya hanya memutar kedua bola matanya.

"Kangen, pengen peluk cium, tadi ada Mama pasti gak boleh," jawab Kael, mencoba meredakan situasi dengan candaannya seperti biasanya.

"Dasar gila, gak mau ya," balas Vanya dengan nada setengah bermain sambil memeletkan lidahnya.

Karna kesal membuatnya ingin menghindar dari lelaki tampan di depannya ini. Dengan langkah cepat, Vanya berlari menuju kamar tidur mereka dan segera menguncinya dari dalam.

"Jangan lari, lantainya licin!" teriak Kael dari luar kamar, namun suaranya terdengar setengah bermain, tidak serius dengan peringatan yang diberikannya.

Vanya tidak menghiraukan seruan Kael. Dalam kamar, dia langsung menuju kamar mandi untuk meredakan kegelisahannya dengan air hangat.

Sementara air mengalir di tubuhnya, pikirannya melayang jauh memikirkan hubungan mereka yang ternyata udah sedalam ini.

Di luar kamar, Kael tersenyum miring.

Dia berjalan menuju sebuah panel di dinding dan menekan beberapa tombol. Sebuah pintu rahasia terbuka, memberikan akses ke kamar tempat Vanya berada.

Senyum miring tercetak jelas pada bibir merahnya.

Setelah selesai mandi, Vanya membuka pintu kamar mandi, dan terkejut bukan kepalang menemukan Kael berdiri di sana dengan senyum nakalnya.

"KAEL, KELUAR NGAPAIN KAMU DI SINI AARGHH.....!" teriaknya, kaget dan malu karena privasinya terganggu.

Kael hanya tertawa dan mengangkat kedua tangannya seolah menyerah, "Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja, sayang."

Vanya memandang Kael dengan tatapan tajam, mencoba membaca apa sebenarnya maksud dari semua ini.

Hatinya berkecamuk antara rasa cinta dan kesal yang bercampur menjadi satu. Dia berharap Kael bisa lebih peka terhadap perasaannya, terutama di saat-saat dia membutuhkan ruang.

"TUTUP MATA KAMU BODOH!" teriak Vanya keras.

Kael langsung mengubah raut wajahnya menjadi dingin, ia langsung menarik Vanya hingga terjatuh di pangkuannya.

CUP!

Bibir mungilnya langsung dicium Kael tanpa memberi jeda untuknya mengambil nafas lagi.

"Sshhh...emhh...kam-kamu...mau... bunuh...aku...ya...ahh...shhhh...." ucap Vanya terbata-bata.

"Sungguh aku mencintaimu sayang, jangan pernah berani berkhianat dariku. Yang ku mau cuma kamu dari awal aku lihat kamu, sudah ku pastikan kamu hanya milikku selamanya." bisiknya dengan suara serak.

Tangannya meremas lembut squisy kembar kekasihnya itu, tentu saja asi milik Vanya langsung luber ke mana-mana.

"Sayang jadi rembes kan asinya kamu sih nakal banget awas ahh tangannya." omel Vanya sambil menepuk pelan lengan Kael.

Kael langsung mencegahnya, enggan cepat Kael langsung menaikkan dan meminum sumber kehidupannya itu.

Tentu saja miliknya di bawah sana meronta-ronta ingin masuk ke dalam sarangnya.

"Pegang milikku sayang." ujar Kael di sela nen nya itu.

"Ahh emhh..." desah Vanya.

Emang segila ini kalau Kael udah menyentuhnya bahkan untuk menolaknya ia sangat sulit rasanya.

"Boleh ya cuma ges*k aja gak sampai masuk. Boleh ya...?" izin Kael dengan penuh gairah.

"No, Kaelion Garamosador jangan aneh-aneh, aku udah bilang kan sekali gak boleh tetep gak boleh. Jangan nakal." Vanya menatap wajah tampan kekasihnya itu, matanya penuh dengan kelembutan.

"Aku udah bilang kan, gak boleh aneh-aneh. Kata Mama Velia, gak boleh nyicil cucu dulu, kita harus nikah dulu baru boleh gituin," lanjut Vanya, suaranya lembut namun tegas.

Kael menundukkan kepalanya, rasa kecewa tergambar jelas di wajahnya. "Gak kuat, udah pengen banget soalnya," jawabnya memelas, suaranya nyaris tidak terdengar.

Pipi hingga wajahnya memerah, mencerminkan betapa bergairahnya ia kali ini pada kekasihnya itu.

"Sayang, ayolah sekali aja...."

Vanya hanya tersenyum, mengelus punggung tangan Kael dengan ibu jarinya. "No, gak bisa," jawabnya lagi, kali ini suaranya lebih lembut, berusaha menenangkan.

Kael mengangkat wajahnya, mencoba mencari celah dalam tatapan Vanya. "Nen aja, karena aku udah lihat jadi gak papa," ujarnya, mencoba merayu.

Vanya tertawa kecil, menggelengkan kepala. "Itu bukan alasan yang cukup, Sayang. Kita harus sabar, menjaga semuanya sampai saat yang tepat," sahut Vanya, suaranya penuh dengan kesabaran dan cinta.

Kael menghela napas berat, mengangguk perlahan. Ia tahu Vanya benar, dan ia juga tahu ia harus menghormati keinginan kekasihnya itu.

Sungguh, asi itu mengalir lewat tenggorokan miliknya rasa segar itu mampu membuat rona wajahnya berubah seperti semula lagi.

"Manis, aku suka," celetuk Kael dengan suara seraknya.

Tentu saja Vanya bertahan agar tak terpancing dengan suara menggairahkan kekasihnya itu.

Di tengah ketidaknyamanan, kehangatan cinta mereka tetap terasa, memelihara janji untuk masa depan yang mereka impikan bersama.

"Lihat saja kalau udah nikah nanti gak ada jeda pokoknya harus kasih aku jatah terus." ujar Kael.

Vanya terkekeh pelan, "orang aku gak mau malem pertama kok, kan aku udah bilang kalau takut sama punya kamu."

"What the hell, big no, kalau gak mau ya ku paksa...!"

1
Coffe. maniss
aku kasih penilaian nih biar authornya notic😭

KK, percepat dong semua masalah atau musuh apalah itu yang buat arghhhh itu nggak bahagia keluarga Vania dan KL pengen banget nengok orang itu bahagia tanpa beban tapi ya walaupun cuma bisa baca aja aku nengoknya hihi 😭😭
Coffe. maniss
ni cowok Mandang fisik banget ya!!!
Coffe. maniss
Dihh ngaju" si Reke
Coffe. maniss
sumpah yaa.... jadi cewek sebadassss ini si vanyaaa😭😭
Coffe. maniss
menyala Vanya...
sumpah suka banget sama karakter Vanyany. cewek badassss abisss🔥🔥🔥
Coffe. maniss
Issss geram nya aku Ama nek lampir satu iniiii,
Coffe. maniss
mantap Vanya🔥🔥🔥
Styyyy.gen z
suka dn bgus jg... alur ceritanya y gk aneh" dn nggak menye"... tpi knpa bnyk bgt tokoh pria tampannya yh jdi ny kn Vanya bingung mau pilih yang mana ya wlpun ttp bara pemenangnya...😭☝🏼
Styyyy.gen z
Jujur ceritanya keren, nggak ngebosenin... tingkah vanya yang bar" sama bara yang posesif bacanya sambil senyum-senyum sendiri wkwk...u
Styyyy.gen z
oke bagus menarik alur ceritanya di setiap ceritanya juga sangat menghayati sampai saya 24 jam tidak mau berhenti membacanya kata-katanya pun tidak terlalu bagus sehingga mudah dimengerti
Styyyy.gen z
Cihuy bener gak usah di anggap deh orang begitu☝🏼
Styyyy.gen z
Woi😭😭😭😭🫵🏼
Styyyy.gen z
Tajem banget mulutnya... gilakkk
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️🍓
Leeeelyyy
Pelajaran banget ni guys, Real banget menurut aku, kalo sebagai cewek terlalu mur*h tu kadang emang atau malah gak di lirik/gak memikat.... tapi kalo cewek punya prinsip kaya Vanya ini yang "gak ya gak", justru laki-laki malah lebih tertarik atau tertantang buat deketin... jadi cewek" di luar sana kalian harus punya value ya, biar kalian punya daya tarik tersendiri 🙂‍↕️
Arin
🤣🤣🤣🤣🤣
Syriii.kzza
Behh emang yang begini harus di kasih tahu siapa yang berkuasa!!!!
Syriii.kzza
apa karna ini juga ya si Kael itu jomblo Mulu, karna kalo ada yang Deket sama dia musuhnya auto di mana-mana
Syriii.kzza
ini kayaknya si Kael punya masa lalu yang kelam deh? apa cuma aku yang mikir gitu???
Syriii.kzza
Thorr, thanks udah ngasih judul begitu, ini langsung ku skip kok😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!