NovelToon NovelToon
Tunangan Antagonist

Tunangan Antagonist

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Bad Boy / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: raintara

Pemuda itu mengacungkan pistolnya persis di dada sebelah kiri Arana. "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak bisa.

Dor!!

••••

Menjadi tunangan antagonis yang berakhir tragis, adalah mimpi buruk yang harus Nara telan.

Jatuh dari rooftop sekolahnya, membuat Nara tak sadarkan diri dengan darah yang menggenang di tempat dirinya terjatuh.

Nara pikir dia akan mati, namun saat gadis itu terbangun, ia begitu terkejut ketika mendapati jiwanya sudah berbeda raga.

Berpindah di raga tokoh novel yang merupakan tunangan dari antagonis cerita.

Ia bernama Arana Wilson.

Saat mencapai klimaks, tokoh ini akan mati tertembak.

Sialnya, karena terjatuh, Nara tidak tau siapa malaikat maut raga yang kini ia tempati.

Bagaimana kisah Nara di novel itu sebagai Arana. Akankah dia tetap mati tertembak atau justru ia mampu mengubah takdirnya.


🍒🍒🍒

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raintara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab lima belas

...🍒🍒🍒...

Mira terpaku menatap layar televisi yang menampilkan berita pembunuhan wanita pekerja s*x komersial. Tangannya menggenggam erat remote. Hingga matanya melirik Malvin yang tengah asik bermain ponsel.

Kondisi pemuda itu jauh lebih baik daripada semalam. Suasana hatinya sudah normal kembali. Seakan-akan kejadian semalam tidak pernah terjadi.

Menghela nafas panjang, Mira mengambil minuman bersoda dari atas meja kaca. Memikirkan segala ansumsi buruk di otaknya membuat tenggorakannya terasa kering.

"Malvin." suara Mira mengudara. Memecah keheningan yang tercipta.

Meletakan kembali kaleng soda pada tempatnya, gadis itu lirik---hah entah apa hubungan antara dirinya dan pemuda itu.

Mereka bukan suami istri, tapi tinggal dalam satu atap. Teman, Mira rasa hubungannya dan Malvin lebih dari itu. Mereka sering berbagi keringat dan ranjang bersama. Saling memuaskan satu sama lain. Pacar, kenyataannya mereka tidak pernah saling mengungkapkan perasaan lalu menjalin hubungan bernama pacaran itu.

Yang sebenarnya terjadi, Mira yang menawarkan diri. Menjadi pelampiasan pemuda itu. Di saat Malvin sedang frustasi dengan apa yang dia derita, Mira datang mengulurkan tangan.

Walau Mira tahu, risiko keputusannya mungkin akan menyakitkan. Layaknya ia menggenggam tangkai mawar. Bunganya indah, namun tangannya akan terluka oleh duri.

Namun Mira abaikan itu semua. Dengan senang hati Mira akan terluka. Asalkan bunga itu tetap mekar indah.

Asalkan orang itu adalah Malvin.

Mendengar Mira memanggilnya namanya, Malvin melirik sejenak, sebelum akhirnya kembali fokus pada game di ponselnya.

"Malvin, pembunuh itu...bukan kamu kan?"

Malvin terkekeh singkat. "Kalau gue memangnya kenapa?"

"Jawab pertanyaan aku Malvin. Jawab dengan jelas."

"Udah mulai ngatur-ngatur lo?" decih Malvin terkesan sinis.

"Karena aku khawatir sama kamu."

Layar ponsel Malvin menampilkan tulisan 'lose' membuat empunya mengumpat kesal. Ia lempar ponsel mahalnya pada ujung sofa, sebelum akhirnya menatap Mira tajam.

"Jangan rusak mood gue! Mau luka di tubuh lo itu nambah?"

"Aku...nggak papa."

Mira mengedipkan matanya. Menelan salivanya, ia melanjutkan perkataannya.

"Aku nggak papa asalkan kamu aman. Jangan melukai orang lain. Itu bisa menjadi boomerang buat kamu. Aku...aku nggak mau kamu kenapa-napa. Apalagi sampai masuk penjara."

Malvin terdiam. Seakan mencerna setiap kata yang keluar dari mulut gadis itu. Terkekeh kecil, ia sugar rambutnya yang sedikit panjang.

"Lo tahu Mira? Ada satu kata yang gue pikirin waktu ngeliat wajah lo.",

"Bodoh."

Decihan tersungging dari bibir pemuda itu. Ia tatap Mira dengan pandangan remeh.

"Jangan ikut campur urusan gue. Perlu gue ingatkan? Lo itu cuma alat.

"Alat pemuas gue. Yang bisa gue buang kapanpun kalau gue bosan."

Mira menatap Malvin dengan tatapan yang tak berarti. Hatinya sakit. Tapi apa yang dikatakan pemuda itu semuanya benar. Bukankah ini sudah menjadi risikonya.

"Jadi, jangan macam-macam. Paham sayang?"

...🍒🍒🍒...

"Buka mulut Arana."

"Nggak mau!"

Hades menghela nafas lelah. Entah sudah sejak kapan dirinya harus berdebat dengan gadis pendek yang duduk di sampingnya.

"Makan. Lo sejak kemarin belum makan kan?"

"Sok tahu!" seru Arana sinis. Walaupun yang dikatakan Hades adalah sebuah kebenaran.

"Bi Nina yang kasih tahu."

Nina adalah pembantu rumah Arana. Biasanya jika malam dia akan pulang. Berhubung orangtua Arana sedang ada pekerjaan di luar kota, jadilah wanita paruh baya itu menginap untuk menemani anak majikannya.

"Gue nggak laper."

"Tapi perut lo minta diisi."

"Dari mana lo tau?"

Hades berdecak. Ia letakkan piring berisi nasi goreng pada meja makan. Setelah itu, ia tarik kursi Arana sampai berhadapan dengannya.

"Hades!"

Hades tidak menghiraukan amukan Arana. Ia usap perut Arana, membuat empunya terkejut setengah mati.

"Perutnya Ara, jawab jujur. Lo laper kan?"

Kruyuk...kruyuk...kruyuk...

"Perut sialan!" maki Arana dalam hati.

"Denger? Lo nggak budek kan?"

"Gue nggak nafsu." Arana memberi alasan. Ia singkirkan tangan Hades yang masih bertengger di perut ratanya.

"Gue kebayang berita pembunuhan di tv terus. Mual banget rasanya."

"Bohong."

Hades kembali mengambil piringnya, ia sendok nasi goreng itu sembari menunggu reaksi tunangannya.

"Serius! Emang lo nggak lihat? Ngebayangin pembunuh itu melakukan aksinya, buat gue bergidik."

"Really?"

Hades menyodorkan sendok berisi nasi goreng itu, tanpa sadar Arana membuka mulutnya. Menerima suapan itu lalu mengunyah dan menelannya.

"Iya, ck nggak percaya banget."

Hades terkekeh. Kembali menyuapi Arana sembari terus mengalihkan pikiran gadis itu.

"Menurut lo, siapa pembunuhnya?"

Arana menelan makanannya. "Yang pasti bukan orang biasa. Bisa jadi dia itu psikopat!"

"Psikopat?"

"Iya. Orang biasa nggak mungkin tega ngelakuin hal seperti itu kan?"

"Tapi itu mungkin saja."

Seperti yang tadi-tadi, Hades kembali menyuapi Arana.

Mendengar pernyataan Hades, membuat Arana mengernyit bingung.

"Maksud lo?"

"Orang bisa melakukan hal gila apapun saat pikirannya sedang kalut. Ketika orang tidak bisa mengendalikan emosinya, dia bisa melakukan apapun secara sadar ataupun tidak." jelas Hades.

Ia letakkan piring yang sudah kosong. Lalu mengambil gelas berisi air putih.

"Jadi maksud lo, orang yang ngelakuin itu, adalah orang yang lagi marah?"

Hades mengendikan bahu acuh. "Bisa jadi." pemuda itu memberikan gelas itu pada Arana.

"Tapi, bagaimana jika memang ini ulah psikopat?" tanya Arana setelah meminum air pemberian tunangannya

"Bagaimana jika ulah psikopat yang sedang marah?" Hades membalikkan pertanyaan.

"Tapi----

"Makanannya habis. Arana memang anak pinter."

"Ehh?"

Arana melirik piring yang sudah kosong di atas meja. Tangannya reflek menyentuh mulutnya yang sedikit berminyak.

"Kapan gue---

Gadis itu kehilangan kata-kata. Sejak kapan dirinya makan, kenapa dia tidak menyadarinya.

Melihat pemandangan lucu di hadapannya, membuat Hades terkekeh kecil. Ia acak rambut tunangannya gemas.

"Gimana? Masih mual?"

...🍒🍒🍒...

1
Cha Sumuk
mc cewek nya lemah bodoh tdk bisa bela diri bikin gregetan BC nya
Cha Sumuk
bagus tp knp ada tulisan gue gue lo lo ahhh
Musdalifa Ifa
next nya Thor ceritanya bikin penasaran jadi setiap baca itu perasaannya itu semangat enggak bosenin gitu jadi ditunggu up nya yah Thor semangat💪👍
Putra Satria
gasss lanjutkan lagi Thor semangat 45thor di tunggu up selanjutnya /Applaud//Kiss//Applaud//Rose//Rose/
Aisyah Suyuti
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!