Elena hanya seorang gadis biasa di sebuah desa yang terletak di pelosok. Namun, siapa sangka identitasnya lebih dari pada itu.
Berbekal pada ingatannya tentang masa depan dunia ini dan juga kekuatan bawaannya, ia berjuang keras mengubah nasibnya dan orang di sekitarnya.
Dapatkah Elena mengubah nasibnya dan orang tercintanya? Ataukah semuanya hanya akan berakhir lebih buruk dari yang seharusnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16: Darah Penyihir
Ketika kelopak matanya bergetar dan terbuka secara perlahan, sebuah cahaya tipis yang melewati celah tipis dari pohon-pohon rindang.
"Ugh..." rintihnya dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya. Manik mata birunya melihat disekelilingnya dan menemukan sebuah potongan tubuh yang terlihat familiar. Rumput yang awalnya berwarna hijau berubah menjadi warna merah yang kental. Bau busuk yang menyengat dan beberapa burung gagak yang mematuki jasad orang itu membuat siapapun merinding ketika melihatnya.
"Apa yang— Dimana aku?!"
Namun, Altheon lebih panik mengetahui ia terlempar ke tempat di antah berantah.
"Tunggu! Dadaku!"
Altheon langsung meraba bagian dadanya yang tertusuk. Hanya meninggalkan sisa darah yang menempel di pakainya yang rusak tanpa meninggalkan bekas luka sama sekali, seakan tikaman itu tidak pernah terjadi sama sekali.
"Apa yang sebenarnya terjadi padaku ... Kenapa..?" Altheon dapat merasakan jantungnya berdetak begitu keras sehingga ia dapat mendengarnya dengan telinganya sendiri.
Namun, belum sempat Altheon mengerti dengan keadaan yang menimpanya, segerombol serigala malam dengan tanduk runcing di dahinya datang.
Bulu segelap malam dengan tanduk runcing sebagai penanda pemimpin dalam koloni serigala. Itu adalah mimpi buruk bagi seseorang yang bertemu dengan koloni serigala malam.
Cara mereka berburu yang membuat mangsanya tidak meninggalkan satupun jejak, bahkan tulangnya membuat mereka dijuluki sebagai predator paling mengerikan jika dihadapi seorang diri.
Serigala malam!? Bagaiman mereka bisa ada disini? Bukankah habitat mereka berada di hutan terdalam??!
Altheon hanya bisa terdiam dengan isi kepala yang begitu ribut mencari cara keluar dari situasi ini.
Saat itu, Altheon belum menyadari sesuatu telah berubah di dalam dirinya.
Geraman dari para serigala membuat Altheon sangat berhati-hati dalam menggerakkan tubuhnya. Hanya dengan satu gerakan ceroboh dapat membuat dirinya berakhir di dalam perut gerombolan serigala itu.
Sepuluh detik terasa seperti satu jam. Suasana yang begitu berat, pertaruhan antara hidup dan mati membuat Altheon harus memutuskan sesuatu dengan cepat.
Altheon menyadari sebuah senjata yang menusuk dadanya tergeletak tepat di sebelah tangan kanannya.
Fokus, Theo!
Manik biru itu tidak membiarkan tatapannya lepas dari para predator di depannya. Dari dua belah pihak seakan menunggu satu sama lain melakukan sebuah kesalahan.
Pada akhirnya salah satu dari gerombolan serigala itu berlari ke arah Altheon dan menerjangnya. Pada saat itulah tangan Altheon menggenggam belati dari pembunuhnya dengan erat. Mengarahkannya tepat ke arah datangnya serigala itu, dan bilah tajam itu akhirnya tepat mengenai jantung dari serigala itu.
Tubuh serigala itu melemas dan terjatuh ke samping, membuat para serigala yang lain menjadi semakin marah.
Napas Altheon memburu dengan tangan kecilnya yang bergetar hebat. Saat para serigala mulai menerjangnya bersamaan, Altheon berguling kesamping dengan reflek yang begitu telat hingga membuat tangannya terluka akibat cakar serigala.
Grrrr!!
Geraman mereka semakin keras dan Altheon sudah tidak kuat melawan mereka lagi. Pada akhirnya pilihan terakhirnya adalah melarikan diri sekuat tenaga.
Altheon membawa langkahnya dengan cepat melewati pepohonan besar dengan keringat bercucuran. Bahu kanannya yang terasa begitu sakit sudah tidak bisa digunakan untuk memegang erat belatinya.
Namun di tengah pelariannya, kaki kecilnya tersangkut oleh akar pohon yang mencuat di atas tanah.
"UGH...!!!"
Pada saat itu salah satu kakinya digigit oleh salah satu serigala yang berhasil menyusulnya.
"ARGGHHHHH!!!!"
Teriakannya begitu menyakitkan. Perasaan kosong di bawah kakinya memberinya rasa sakit begitu luar biasa, seakan sebuah saraf yang ditarik paksa hingga putus.
Air matanya mengalir dengan deras. Ia tidak bisa lari lagi dengan satu kaki yang telah menghilang. Darahnya mengucur dengan begitu kental, menyentuh akar pohon dan rumput-rumput.
Tidak cukup dengan satu kakinya, pemimpin dari gerombolan serigala malam mendatanginya dan mengoyak tangan kanannya seakan membalaskan dendam akan kematian salah satu anggotanya.
Isi kepala Altheon begitu ribut dengan perasaan sakit dan sakit. Pandangannya mulai mengabur dengan banyaknya darah yang keluar dari tubuhnya.
Apakah... Aku akan mati di hutan ini...?
Sebenernya aku tidak ingin mati!
Maafkan aku karena berbohong!
Aku tidak mau mati!
Aku tidak ingin sendirian disini!!
Benaknya berteriak dengan putus asa. Tubuhnya dimakan secara perlahan oleh para serigala malam.
"Kalau begitu, gunakan sihirmu, Theo."
Suara familiar itu kembali bergema di kepala Altheon, dan saat itulah sebuah sinar putih menguar dari seluruh tubuh Altheon seakan melahap semua serigala malam di sekitarnya.
"Altheon, anakku yang berbakat. Akhirnya kamu membangunkan kekuatanmu. Setelah ini, rasa sakit yang selalu kamu rasakan akan menghilang dan tergantikan dengan kekuatan yang begitu kuat."
Siapa...?
Altheon bertanya-tanya tentang identitas dari suara misterius yang terus-menerus mengatakan sesuatu yang aneh di kepalanya.
"Siapa? Haha... Tentu saja aku ayahmu. Penyihir sebelumnya yang di**bunuh oleh sang kaisar, dan sekarang kamu adalah keturunan yang tersisa dari keturunan penyihir."
Kata-kata pria itu tidak bisa dimengerti oleh Altheon. Ia hanya bisa bernapas dengan lemah di bawah pohon yang rindang, menatap ke langit yang terlindungi oleh dahan-dahan pohon sembari merasakan semilir angin yang menerpa tubuhnya yang penuh luka.
Para serigala yang menyerangnya telah lenyap tak tersisa hingga darahnya pun tidak ada.
Ketika Altheon berpikir inilah akhirnya, manik matanya kembali terbuka ketika merasakan sebuah sensasi aneh menyentuh bagian lukanya.
Ia menoleh dan mendapati bagian tubuhnya yang telah hilang mulai tumbuh kembali seperti sebuah sihir. Hal itu justru membuat Altheon terbelalak tidak percaya dengan apa yang ia saksikan.
Jadi... Kata-kata dari pria itu... Benar?
Daging dan kulitnya kembali tumbuh tanpa meninggalkan satupun luka disana, mirip seperti luka di dadanya sebelumnya.
Altheon bangkit dan melihat tangannya yang sempat menghilang di makan oleh para serigala sudah bisa bergerak seperti biasa.
"Apa-apaan ini!?"
Jadi selama ini ia benar-benar bukan keturunan asli dari kaisar?!
Mata birunya yang tidak memenuhi kriteria keturunan kaisar ternyata bukan sebuah kebetulan. Itu karena sedari awal dia bukan keturunan asli dari kaisar.
Jadi, ayahku adalah seorang penyihir?
Reputasi dari penyihir tidak begitu baik di kekaisaran Hilderic. Mereka dianggap sebagai penganut sesat, berbeda dengan para penganut di katedral.
Karena kekuatan yang hampir menyaingi segala hal di dunia ini hingga, kekuatan dari seekor naga di dalam legenda membuat mereka dicap sebagai penganut sesat.
Beberapa penyihir yang tertangkap dibunuh secara mengerikan tepat di depan semua rakyat kekaisaran Hilderic, dan sekarang Altheon yang dinyatakan sebagai keturunan langsung dari penyihir yang pernah dibunuh oleh kaisar membuat hidupnya menjadi sebuah duri di istana.
Jika orang-orang mengetahui tentang kebenarannya, faksi Selir Pertama akan menjadi semakin kuat dan akhirnya ia akan dibunuh sama seperti ayahnya.
"Hey, kamu masih memikirkannya?"
Suara itu kembali berdengung di telinga Altheon.
"Apa? Tentu saja! Bagaimana bisa aku tenang setelah mengetahui identitas asliku!?" kesal Altheon ketika mendengar suara santai dari pria uang tidak ia ketahui wujudnya.
"Tenanglah~ Setidaknya sakitmu akan berkurang sekarang karena mana di jantungmu mulai mengalir dengan teratur," ucapnya.
"Apa gunanya sekarang jika semua sudah terlambat?"
Benar. Apa gunanya sakitku hilang ketika ibu sudah pergi? Seharusnya itu terjadi sebelum ibu benar-benar meninggalkanku selamanya.
"Maksudmu Pricilla..?"
Terdengar nada lirih dari suaranya. Altheon bertanya-tanya lagi, bagaimana bisa ibunya berakhir dengan penyihir yang dihukum mati seperti ini?
"Sebenernya bagaimana hubunganmu dengan ibuku!"
Suara itu diam untuk sejenak dengan helaan napas yang terasa begitu enggan. "Dia kekasih tercintaku. Tapi, karena kaisar serakah itu menginginkannya, dan inilah yang terjadi."
Altheon terdiam. Jadi, ibunya memiliki kekasih rahasia sebelum ia menikah dengan sang kaisar, dan anak yang ada di dalam kandungannya adalah anak dari kekasihnya itu.
"Hei, nak."
Suara itu kembali memanggil dengan nada yang lebih serius. "Apa?"
"Apa kamu ingin tahu siapa yang membunuh ibumu?"
Punggung Altheon menjadi dingin, dan jantungnya seakan ribut ketika mendengar hal itu.
Hal itu bukan berarti tidak pernah terpikirkan, dan terdapat satu orang yang menjadi tersangkanya. Namun, ia tidak memiliki bukti sama sekali apalagi dengan reputasinya yang sangat baik dimasa publik.
"Aku tahu. Tapi aku tidak bisa melawannya. Tidak untuk sekarang..."
Altheon mengerti apa yang ia pikirkan sekarang begitu sembrono. Tapi, ketika ia mengetahui bahwa ia memiliki kekuatan yang luar biasa ini, ia berpikir mungkin saja ia bisa melakukannya.
Perasaan tidak berdaya yang selam ini ia rasakan hingga membuatnya putus asa akhirnya berakhir, dan kali ini ia akan melakukan apa yang selalu terngiang di kepalanya.
"Jadilah kuat di tempat yang tidak diketahui orang lain, dan bahagialah, Theon."
Kenangan itu masih melekat begitu jelas diingatannya, dan kali ini ia akan bersumpah agar tidak menjadi orang menyedihkan seperti ia yang dulu.
Maafkan Theo, Ibu. Theo tidak akan menyia-nyiakan nyawa yang diberikan lagi.
El... Aku ingin bertemu denganmu... Menceritakan segalanya... Lalu, melihat reaksimu....
To Be Continued: