Carabella Anisha ( berparas cantik,suci dan murni) itulah arti dari nama gadis cantik yang memiliki paras sesuai dengan namanya, itulah alasan sang ibu memberinya nama itu,tapi sayang,jalan hidupnya tak seindah mamanya.
Tinggal di tempat yang terkenal dengan rumah nya para wanita malam, membuatnya menjadi remaja yang pendiam, tertutup juga introvert.
Anak pelacur...julukan itu yang selalu ia terima bahkan sejak ia masih duduk di sekolah dasar, untung ia pintar sehingga dengan mudah bisa mengenyam pendidikan di sekolah elite dan bergengsi.
" Sha... baik-baik saja bunda,mi..kalian tidak perlu khawatir, mereka hanya tidak mau berteman tapi tidak melukai sha,dan sha masih punya sahabat baik " itulah kata-kata yang paling sering ia ucapkan pada dua wanita hebat nya.
lalu bagaimana kah kehidupan nya saat ia terlibat masalah dengan seniornya yang terkenal dingin tak tersentuh.
kaivan ivander( lelaki tampan dan terbaik) persis seperti rupanya,namanya seakan menggambarkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
📱-" Ra Lo kemana kenapa ga sekolah? Lo sakit? Kita ke rumah Lo ya" Savira yang menambahkan Ara dalam group persahabatan mereka itu sejak pertama kali Ara mereka jadikan sahabat.
📱-" A-aku...ada-"
📱-" Ara sama gue"
Tut...
Belum sempat Ara menjawab pertanyaan para sahabatnya,Kai sudah lebih dulu merampas ponselnya dan menjawab pertanyaan sahabat Ara dengan nada dingin dan tanpa basa-basi.
Ara menatap tak percaya wajah tenang kai setelah merampas ponselnya,menjawab pertanyaan para sahabatnya dan memutuskan panggilan dengan tidak sopan nya.
Sedangkan yang di lihat cuek aja,dengan santai mengotak-atik ponsel Ara,tidak berlebihan,hanya melihat no kontak gadis itu,kai masih tau batasannya,ia tau bahwa ponsel adalah salah satu barang yang privasi bagi pemiliknya dan ia masih sangat menghargai privasi orang lain.
" Kenapa kakak yang jawab,Ara harus bilang apa ke mereka besok?" Ara merasa sangat frustasi dan bingung harus beralasan apa pada para sahabatnya.
" Tinggal bilang apa adanya, mereka sahabat kamu kan? atau mau aku yang bilang ke mereka tentang hubungan kita sekarang?" kai menatap Ara serius saat memberikan saran dan penawaran.
Dengan cepat Ara menggeleng " jangan,biar Ara aja yang bilang ke mereka,kalau mereka tanya" tolak Ara lembut.
" Dan tolong pesankan taksi atau ojol,Ara mau pulang" tambah Ara.
Kai menatap serius wajah cantik carabella" kan tadi aku udah bilang,kamu pulang seperti biasa jam pulang sekolah, sekarang ayo ikut aku" kai menarik tangan Ara agar mengikutinya,tak lupa ia menyambar tas punggung milik Ara.
" Kita mau kemana kak?" Ara masih merasa sangat tidak nyaman berada di rumah kai, saat di luar tadi ia melihat di rumah itu ada beberapa pekerja pria dan wanita,tapi saat di dalam, rumah itu terasa dan terlihat begitu sepi,hanya satu art yang muncul saat mereka sampai dan saat mengantarkan ia minuman tadi.
" Ke kamar ku" kai menjawab santai.
Mendengar jawaban kai,Ara langsung dengan refleks menghentikan langkahnya,ia menatap takut dan tak percaya pada kai.
Kai ikut menghentikan langkahnya dan menatap ke belakang,dimana Ara yang berada di belakang nya" kenapa? Kamu ga perlu takut,aku bukan mau apa-apain kamu,aku cuma mau ganti baju,kecuali kamu bersedia untuk aku apa-apain,maka aku juga dengan senang hati akan melakukan nya" drama kai menambah kesal Ara saja.
Kai menggeleng dan tersenyum melihat wajah ngambek Ara dan ia kembali melanjutkan langkahnya menaiki satu demi satu unggakan tangga menuju lantai dua.
" Ara tunggu di sini aja kak" Kiara melihat ada ruangan santai dan nyaman.
" Di kamar aku lebih nyaman,Ayuk" dengan percaya diri nya ia menimpali.
Akhirnya apa lagi yang Ara bisa lakukan,selain mengalah dan mengikuti seniornya, walaupun ada rasa takut,namun Ara masih bisa merasakan ketenangan saat bersama kai,entah itu apa tapi Ara merasa nyaman,Ara merasa bisa mempercayai kai.
Klik..
Pintu terbuka,Ara melihat kai menempelkan jarinya untuk membuka pintu kamar nya, tersedia juga digit angka dan huruf untuk membuat sandi,secanggih itulah rumah orang kaya,batin Ara.
" Ayo" kai menarik lembut tangan Ara dan masuk ke kamarnya.
Ara mengedarkan pandangannya,hal pertama yang ia lihat adalah sebuah kamar yang sangat luas, mungkin lebih lebar dari ruangan tamu di rumah nya,sebuah ranjang king size berdiri kokoh di tengah ruangan,sofa berwarna abu-abu muda terlihat begitu kontras dengan warna kamar itu,kesan pertama yang Ara pikirkan adalah mewah.
Ara bisa mencium aroma maskulin khas parfum limited edition yang biasa tercium di tubuh kai,Ara sudah sedikit hafal dengan aroma khas milik kai,dan ia sangat menyukai aroma itu.
" Duduk,aku ganti baju dulu,atau kalau kamu lelah dan ngantuk,tidur aja" kai meninggalkan Ara di dekat ranjang nya,Ara masih terdiam,ia hanya mengangguk kaku,rasanya jantung nya berdetak kencang.
' Ya Tuhan..ampuni Ara,ini salah, Bunda,mami... maafkan Ara,apa yang harus Ara lakukan?' batin Ara, perasaan bersalah dan takut mulai memasuki relung hatinya,mengapa ia tidak memberontak saat kai membawa nya.
" Kamu kenapa?" suara berat kai mengagetkan Ara yang larut dalam lamunan nya.
Ara tak menjawab,ia menundukkan wajahnya dan menggeleng pelan,kedua tangannya memilin ujung almamater seragam nya,matanya mulai berkaca-kaca dan tak lama kemudian suara isakan lirih terdengar di telinga kai,hal itu membuat kai terkejut.
"Hai,kamu kenapa , Hem? Kita duduk dulu yuk " kai menarik lembut tangan Ara.
" Ara mau pulang " suara lirih dan sedikit bergetar membuat kai tertegun,ia mulai paham bahwa Ara ketakutan.
" Hust,diam ..aku akan antar kamu pulang,tapi nanti saat jam pulang sekolah,agar kamu tidak harus berbohong dan repot-repot mencari alasan pada orang tua mu,kamu tenang aja,aku janji tidak akan memperlakukan kamu di luar batas" kai mendudukkan Ara di tepi ranjang nya.
" Lihat aku" kau menyentuh dagu Ara dan sedikit mengangkat nya agar mereka bisa saling tatap" aku bukan laki-laki pengecut yang akan merusak mu sebelum menjadikan mu istriku,aku menginginkan malam pertama yang indah seperti cerita-cerita orang,kecuali jika kamu menjauhiku atau berniat meninggalkan ku,maka aku akan melakukan sesuatu yang tidak pernah kamu duga,aku akan menjadikan mu milikku dengan atau tanpa pernikahan " kai berucap dengan nada serius.
Ara menatap wajah tampan Kai,ia tak menjawab apapun yang kai katakan,ia mencari keseriusan dalam setiap kata yang kai ucapkan,agar bisa meyakinkan nya.
" Sekarang istirahat lah di sini,aku akan mengerjakan sesuatu" kai meninggalkan Ara di ranjangnya, sementara dirinya menuju sofa seraya membawa laptop nya yang ia ambil dari atas nakas.
Kai duduk di sofa,ia menyandarkan punggungnya,memangku laptop dan menggunakan kacamata anti radiasi,Ara tertengun melihat Kai yang terlihat begitu berbeda,kai terlihat begitu berwibawa dan semakin tampan saat sedang serius,di tambah kaca mata bertengger indah di hidung mancung nya, terlihat layaknya tokoh CEO muda di Carita novel.
" Jangan terus menatap ku sha,aku memang tampan,aku takut kamu tergoda" kai menggoda Ara,membuat gadis berusia 14 tahun lebih itu kalang kabut,Ara segera menundukkan wajahnya.
" Tidur sha,jangan sampai aku yang meniduri mu" kai kembali menggoda Ara.
Ara mengerjabkan matanya dan menatap horor wajah tampan Kai yang bahkan tak menatap nya,kai masih fokus pada layar laptop nya, jemarinya menari indah dan begitu lihai di atas tuts keyboard laptop nya.
" Sini" kai melambaikan tangannya meminta Ara mendekat, karena ia melihat Ara yang masih duduk di pinggir ranjang nya, mungkin Ara benar-benar tidak sedang mengantuk.
Kai menepuk sisi sofa, memerintahkan Ara agar duduk di samping nya,Ara mematuhinya karena ia juga merasa penasaran apa yang kai lakukan dengan laptopnya nya itu, terlihat begitu serius.
Ara melihat layar laptop kai, yang menampilkan gambar seperti data atau sebuah jurnal, sesekali terlihat seperti laporan keuangan perusahaan,Ara merasa tidak mungkin kai bekerja,itu pasti tugas sekolah.
Beberapa menit kemudian kai merasakan bahu kirinya berat, ternyata Ara yang sudah ketiduran, kepalanya terkulai dan bersandar di bahunya,kai menggeleng seraya tersenyum melihat Ara yang tertidur.