Cinta Tak Harus Bersatu ( KHE 2)

Perlahan mentari keluar dari persembunyian nya, suara kicauan burung mulai bernyanyi di balik kabut tebal yg mengambang. aktivitas kota mulai memperlihatkan kehidupan pagi. Di jalan yg masih lenggang itu terlihat mobil Tante Arin yg melaju santai di dalam nya ada Vyan dan om Arga, hari ini sudah di beri izin untuk pulang, begitu pula dengan ku, aku dan abang sudah di izinkan untuk pulang ke rumah.

" Yah , bunda kenapa nggak bareng aja sih?" Vyan memecah keheningan di dalam mobil sambil memainkan jam tangan nya.

" Bunda ada urusan, jadi nanti kita ketemu di tahanan kak Vi" Om Arga memperhatikan jalanan yg mulai ada lalu lalang sepeda motor dan pejalan kaki di atas trotoar bersama urusan yg menjadi tujuan nya.

" Oh gitu ya, oke deh" Vyan mengukir senyum tipis sambil mengusap punggung tangah nya sendiri bekas infusan itu.

Om Arga hanya tersenyum , setelah perjalanan panjang di lalui , mereka sampai di tempat tujuan.

Sementara itu mobil paman Alvin sudah sampai di pelataran rumah daddy, mommy dengan cepat membuka pintu dan membantu ku untuk turun.

" Pelan, nanti jatuh!"Mommy memengangi tangan ku dengan pelan, bibir merah merona itu mengulas senyum manis .

" Iya mom, aku juga pelan nih" Aku meraih tangan abang sambil mengeratkan pegangan ku di lengan mommy.

Setelah abang berdiri dari samping kiri daddy merangkul pinggang nya, dari arah belakang mobil Om Ferry pun muncul bersama motor Restu dan Om Adit.

Kami pun masuk , lalu Om Adit menutup pintu gerbang tak lupa mengunci nya agar tidak ada orang masuk.

" Huff, lelah nya" Restu melemparkan jaket nya ke arah sofa lalu mendudukan bokong nya di sofa sebelah jaket nya.

" Eleh lelah cuma sedikit!" kesal Om Adit sambil mengerucutkan bibir nya helaan nafas berat pun terdengar.

" Ih betul lelah tau!" kesal Restu sambil merogoh saku celana nya mengambil ponsel milik nya lalu beranjak meninggalkan om Adit.

Om Adit hanya nyengir malas sambil meluruskan kaki nya , aku dan abang hanya tersenyum melihat kedua nya.

" Mau ke kamar atau di sini dulu?" Daddy membuka suara nya sambil membawa tas ransel berisi pakaian kotor dan beberapa pakaian basah.

"Aku mau ke kamar Dad" Abang membuka suara nya sambil berjalan pelan mendekati daddy.

" Oke ayo!" daddy merangkul abang, di susul mommy membantuku untuk ke kamar juga.

Sesampainya di kamar, aku langsung duduk di kasur, sambil melepas sandal ku , mommy kembali keluar untuk membuatkan aku air hangat.

" Thel minum dulu!" mommy muncul membawa air hangat lalu mendudukan bokong nya di kasur samping ku.

" Makasih mom" jawab singkat ku sambil meminum air hangat itu, lalu mommy meraih kotak kecil dari dalam laci.

" Thel kamu inget kan sama gelang ini" mommy memperlihatkan nya padaku, sambil mengusap gelang bertuliskan nama ku.

" Iya mom , aku inget kok" Aku menaruh gelas itu di atas nakas lalu melihat ke arah gelang itu ,aku lihat wajah mommy yg terlihat sendu.

" Ini gelang yg abang kamu bikin , dia membuat nya dengan rasa kantuk tapi tetap berusaha terjaga karna waktu itu dia belum sempet beli kado buat kamu" Mommy mengingat itu sambil tersenyum tipis.

" Kenapa mom kok sedih?" aku memeluk nya sambil mengusap pipi halus nya yg basah karna butiran bening jatuh tanpa permisi.

" Mommy hanya terharu sama abang mu, dia begitu baik sampe rela ngasih satu ginjal nya buat kamu, mommy nggak nyangka ini terjadi , mommy kira abang kamu biasa aja tapi jiwa penyayang nya sangat besar hiks..." tangis mommy pecah sambil memeluk ku.

" Jangan nangis mom" suara pelan abang sambil berjalan mendekati mommy dan aku. Langkah itu semakin dekat.

" El kamu nggak istirahat sih" mommy melepaskan pelukan nya lalu mengusap lembut kepala abang sambil terisak.

"Nanti mom, aku nggak sengaja denger suara mommy, jadi aku ke sini" Abang memeluk mommy sambil tersenyum tipis.

Mommy hanya tersenyum lalu memeluk aku dan abang , aku pun memeluk nya sambil mengusap lembut tangan abang.