Di hari pernikahan nya dan hanya tinggal. satu jam lagi akan ijab kabul, Damera mendengar kenyataan yang amat pahit di dalam toilet.
kekasih yang sudah ia percayai malah selingkuh dengan Adik nya sendiri, bahkan mereka berniat untuk mengambil warisan milik nya.
Bagai mana perjalanan hidup Damera?
langkah apa yang akan Damera ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Juna Fransisco
Kediaman Fransico yang begitu megah dan juga mewah langsung hening ketika pukul tiga pagi Tuan mudah nya pulang kemansion setelah sekian lama tidak pernah pulang, Robet hanya menatap putra nya dengan tatapan dingin pertanda sedang marah dan kesal akan sikap nya Juna, orang tua mana juga yang tidak akan marah bila punya anak begini.
Dari dulu sudah di suruh pulang karena Berlin merasa tidak sanggup menjalan kan perusahaan sendirian, sebab yang cabang sini memang biasa nya Juna dan Berlin yang memegang kendali atas semua itu. tapi Juna malah menghilang dari peredaran sehingga Berlin cuma sendirian, karuan Robet pun naik darah di buat nya.
Apa lagi Berlin juga menjelaskan pada Daddy nya bahwa Juna cuma jadi asisten saja di perusahaan yang tidak seberapa besar, jauh bila di bandingkan dengan milik nya keluarga Fransisco. di rumah jadi pemegang tahta perusahaan, sekali keluar malah cuma jadi asisten saja dan tentu nya membuat Robet naik pitam pada anak kedua nya ini.
"Apa kau ku besarkan hanya untuk jadi suruhan orang?" Robet menatap Juna tajam.
"Maafkan aku, Dad! tapi aku punya alasan kerja di sana." Juna berucap pelan.
"Alasan apa? bila alasan mu tidak tepat maka akan ku kirim kau keinggris saja!" bentak Robet sudah sangat marah.
Braaak.
Berlin membanting beberapa foto Juna dan juga Damera, segala macam gaya foto yang di ambil ini. Juna juga tidak tau kapan Berlin bergerak, tau tau sudah dapat foto ini untuk di tunjukan pada Daddy nya, tinggal bersiap menerima hukuman dari Robet karena Juna juga sudah membuat ulah.
Andai saja dia mau pulang lebih awal dan tidak malam malam begini, maka pasti akan lebih baik. ini sudah pukul tiga malam, lalu dia pulang dengan santai nya seolah mansion ini tidak ada penunggu. padahal kalau saja dia mau pulang siang, maka pasti akan di sambut baik oleh Daddy nya.
"Wanita ini nama nya Damera, dia di selingkuhi oleh kekasih nya saat mau menikah!" jelas Berlin.
"Lalu sekarang Juna yang akan maju menikahi nya?" Robet menatap Juna tidak berkedip.
"Juna sudah mencintai dia sejak awal bertemu, ketika dia hampir mati saat bertengkar dengan Steven. Damera lah yang sudah menolong nya!" jelas Berlin lagi yang tau semua nya.
"Aku bisa menjelaskan, Berlin." Juna menatap adik nya agar diam.
"Lama! bila menunggu penjelasan dari mu itu sangat lama, bosan Daddy menunggu nya." sentak Robet.
"Aku baru saja mau berhasil bersama nya, maka dari itu aku datang untuk meminta izin membawa dia kemari." ucap Juna.
"Anak Mommy sudah mau membawa wanita?!" Carla keluar dari kamar dan berlari girang.
Robet sudah mengusap wajah nya kasar karena bila sang istri sudah ikut bicara begini maka dia tak akan bisa lagi berkutik, semua di bawah kendali Carla. apa lagi Juna adalah anak kesayangan nya, jadi tidak mungkin bisa mau di marahi.
"Bawa besok kesini ya, Mommy mau ketemu dia! atau Mommy saja yang datang kerumah?" tawar Carla antusias.
"Dia calon menantu mu, dia yang harus datang!" sengit Robet.
"Kamu itu masih kolot, sekarang sudah tidak seperti dulu! yang penting hubungan terjaga baik, Mommy mau kok kesana." Carla melirik suami nya.
"Besok akan ku bawa kok, Mom! tenang saja ya, dia pasti akan datang." janji Juna yakin dengan keputusan nya.
"Apa bila kau ingkar janji maka akan ku datangi juga Damera itu, akan ku katakan bahwa kau adalah pewaris nya keluarga Fransisco!" tegas Robet tidak bisa di gugat lagi.
"Lihat lah foto dia yang maling kedondong ini, kok kau sudah cari buah masam? apa kau sudah tanam benih!" tuding Berlin menatap saudara nya.
"Aku memperkosa nya!" jawab Juna mantap.
"Kau!" Robet langsung bergerak mencengkeram leher putra nya.
"Apa itu bukan anak dari kekasih dia?" tanya Berlin pula.
Juna menatap Robet dan memberi kode agar Daddy nya tenang dulu, sebab dia ingin menceritakan semua rahasia besar dan Damera juga tidak tau soal ini. hanya dia dan Jordi yang tau, oleh sebab itu lah di bilang sebuah rahasia besar dan mungkin saja orang tua nya akan pingsan saat mendengar nya.
"Gila kau, Juna!" Berlin tidak percaya dengan yang di dengar.
"Anak ini! astaga kepala ku, kenapa anak ini?" Robet pun tidak percaya dengan perbuatan Juna.
"Mommy selama ini selalu di pihak mu, tapi kau keterlaluan!" Carla saja benar benar tidak menyangka setelah mendengar cerita Juna barusan dari ujung hingga keujung pula.
"Mom, itu nama nya usaha!" Juna sama sekali tidak merasa bersalah.
Carla dan juga yang lain cuma bisa melongo dan menatap Juna dengan pandangan yang sangat heran, bagai mana bisa anak nya bersikap selicik itu. fiks Juna memang sangat kecintaan dengan Damera, apa saja akan ia lakukan agar Mera bisa bersama dengan diri nya walau harus susah payah.
...****************...
Mera miring kanan dan juga miring kiri dari tadi, sudah telentang juga agar nyaman dan bisa memejam kan mata. sayang nya mata ini malah melawan sehingga tidak bisa mau terpejam, ingatan nya terus mau yang itu saja tidak bisa mau di ubah.
"Kamu itu anak nya Danil, masa aku mau di gosok gosong sama Juna!" kesal Mera.
Bukan tanpa sebab tadi Mera menghubungi Juna untuk bertanya kapan pulang, mendadak saja ia ingin tidur dengan punggung di gosok gosok agar nyaman. namun ternyata Juna tidak bisa pulang, jadi Mera pun membatal kan permintaan nya karena menganggap Juna sedang menenangkan hati setelah di selingkuhi kekasih nya.
"Kalau kamu kayak gini terus, Mama malah tambah yakin mau menikahi Om Juna sana." Mera mengajak jani nya bicara.
"Dia kan baik dan yang pasti dia akan jadi Papa kamu, bukan bajingan itu yang jadi Papa kamu." sambung Damera.
Sejak tadi keinginan nya belum juga pudar dari ingatan membuat Mera kalang kabut tidak karuan, ponsel sudah berulang kali di pegang untuk menghubungi Juna agar pulang sekarang saja. tapi di urungkan lagi karena tidak enak, yang pasti takut mengganggu waktu nya Juna.
"Besok saja ya minta gosok nya, sekarang ayo lah bobok." Mera ingin sekali tidur agar bisa fresh.
Sayang nya mata malah menolak dan di dalam otak sudah membayangkan bagai mana enak nya di gosok dengan tangan Juna lalu terpejam lelap, ini dari tadi tak kunjung bisa tidur membuat Mera geram dan juga frustasi sekali mau dekat dengan Juna.
Jangan lupa like dan comen nya, hari minggu cuma up satu bab saja karena jadwal othor padat sekali.