NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gadis Bercadar Gamon

Mengejar Cinta Gadis Bercadar Gamon

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Duda / CEO / Cinta Paksa / Beda Usia
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cengzz

KISAH PERJUANGAN SEORANG LAKI-LAKI MENGEJAR CINTA GADIS BERCADAR YANG BELUM MOVEON SAMA PRIA MASA LALUNYA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cengzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

"Emang boleh?" Tanya Bella pelan.

"Boleh, ini keinginan saya." Kata lucky serius.

Bella mengganguk, mengulas senyum. Ini kesempatan seumur hidupnya mengikuti meeting. Bella ingin mendengar pembahasan diruang meeting seperti orang-orang pada umumnya, ia penasaran.

Keempat orang itu memasuki ruang meeting. Bella menyapu pandangannya ke segala sudut ruangan besar, mewah dan memiliki fasilitas lengkap itu. Ratusan tamu yang hadir tengah duduk, menunggu. Tatapan mereka teralihkan pada Bella, mengerut dan penuh kebingungan, beberapa berbisik-bisik dan bertanya-tanya satu sama lain.

'luas banget ya Allah. Bisa menampung 300 ratus orang.' takjub Bella dalam hati, memperkirakan jumlah mereka yang hadir, mungkin bukan 300, lebih dari itu. 

Total keseluruhan 450 orang yang duduk diruangan ini.

"Siapa dia?" Tanya pengusaha nomor 6 didunia, seorang laki-laki berusia 40 tahunan.

Ceklek!

Suara pintu terbuka membuat semua orang langsung mengalihkan pandangannya. Nero muncul, meminta maaf atas keterlambatannya kepada mereka semua. Ia melirik lucky dan menyapa bosnya.

"Tuan, duduklah!" Kata Nero menggulurkan tangannya dengan tubuh agak membungkuk, mempersilahkannya duduk terlebih dahulu dikursi kosong.

"Bella, sini duduk disebelah saya!" Titah lucky menepuk kursi kosong disebelahnya.

Bella menurut dan duduk disebelahnya. ia grogi setengah mati ditatap sebegitunya oleh mereka.

"Hey! Siapa yang menyuruhmu kesini?" Tanya Alex—pengusaha nomor 5 didunia, asal Indonesia.

"Saya yang menyuruhnya!" Tegas lucky, menggengam lembut tangan bella dibawah meja. Tangan gadis itu tampak gemetaran.

Ruangan seketika hening, semua orang terbungkam, saling pandang, bertanya lewat tatapan kebingungan.

"Meeting akan segera dimulai! Tolong fokus mendengarkan!" Peringat Leon dingin, memotong kegaduhan yang mulai muncul.

Meeting dimulai. Beberapa tokoh politik maju kedepan, membahas isu-isu penting seperti kebijakan negara dan lain-lain. Semua fokus menyimak dan beberapa orang mengusulkan langkah strategis untuk menjaga stabilitas. Bella terkagum-kagum dalam hati, sungguh momen ini membuka pikirannya tentang luas dunianya. Ia mencatat poin-poin penting dibenaknya. pembahasan pertama berjalan sekitar 30 menit.

Disepanjang pembahasan tidak ada satupun laki-laki yang melirik Bella, mereka mengabaikan, tak tertarik dengan penampilannya yang terkesan sangat kuno. Lucky tersenyum bangga dalam hati. Inilah yang ia harapkan. Jangan sampai ada yang tertarik dengan Bella, kecuali dirinya saja. Lumayan, Mengurangi saingan.

Ternyata pakaian Bella bukan hanya soal menutup. Lebih dari itu, banyak fungsinya juga, mencegah timbulnya syahwat dari laki-laki. Lucky paham betul, orang-orang di ruangan ini bermata keranjang semua, terutama laki-laki. Hampir seluruhnya. Mungkin yang tidak, hanya beberapa saja. Bisa dihitung jari.

Setelah selesai, para tokoh itu kembali duduk.

"Lanjut kepembahasan ke dua. Ini pembahasan paling penting, kita harus menuntaskan kasus kematian orang-orang tersebut." Ucap dani—pengusaha nomor 3 didunia, dengan bahasa inggris. Dani berasal dari Indonesia.

"Kita harus melakukan tindakan." Ucap Raka bahasa inggris, lalu berdiri.

"Bongkar kasus ini. Kita harus Cari siapa pelaku dibalik ini semua." Kata Kevin dalam bahasa inggris, ikut berdiri disebelah Raka.

Lucky dan Bella baru nggeh kalau Raka, Kevin, livy, Rara, Mala, Sean, Roy bahkan Aluna turut hadir disini.

Dani mengganguk, "benar, Kita tidak boleh membiarkan kasus ini menggantung. Keluarga tuan Robert dan tuan Arhan Putra Pratama adalah kunci, yang harus kita ungkap demi keadilan dan keamanan bersama."

Seorang tokoh politik lain menimpali, "Tapi siapa yang bertanggung jawab? Banyak pihak terlibat, dan bukti-bukti sulit didapat."

Beberapa orang mulai riuh membicarakan kasus ini. Semenjak tadi, Leon, lucky dan Revan deg-degan, keringat dingin, tak bisa berkata-kata.

"Kita sudah mengumpulkan beberapa informasi." Kata Dani, pria berusia 30 tahun itu bangkit dari duduknya. "Beberapa nama muncul. Mereka terlibat dalam pergerakan rahasia ini."

Wajah Lucky, Leon dan Revan mendadak pucat pasi.

"Nero! Kau sudah menemukannya kan?" Tanya Dani.

"Sudah, Pak Dani!" Jawab Nero, mengganguk cepat.

5 orang maju kedepan, dani, Nero, Alex dan dua perempuan lainnya menyusul. Mereka berdiri sejajar.

Dani memberi isyarat pada tim teknisi untuk menyalakan Vision wall kembali. Menampilkan peta dunia dengan titik merah. Dani dan keempat orang itu menyambungkan bukti-bukti kelayar besar tersebut.

Ruangan hening, hanya suara rekaman yang terdengar jelas, menggema diruangan.

Lucky menahan nafas saat melihat rekaman ratusan orang berpakaian hitam, disusul sebuah tempat rahasia, serta data organisasi gelap.

"Orang-orang berpakaian hitam ini adalah kelompok terkuat nomor 1 didunia. Mereka tidak terdeteksi, bergerak dalam senyap, sulit dicari secara informasi. Mereka menyembunyikan semuanya dengan sangat rapih." Alex menjeda ucapannya.

"Susah payah kami mencari informasi tersebut. Dan dari informasi yang kami dapatkan. Pasukan ini dipimpin oleh seseorang pria, bernama Arthur." Salah satu wanita bernama Luciana melanjutkan dan menunjukkan foto Arthur dilayar besar tersebut.

Wajah Arthur terpampang jelas, sorot matanya tajam, memiliki luka berbentuk bulan sabit di pipi kirinya, dan rambut berwarna biru model french crop. Aura dingin dan mengintimidasi langsung memenuhi ruangan.

"Siapa dia? Asal usulnya darimana?" Tanya salah satu pejabat dalam bahasa inggris.

"Identitas aslinya masih misterius. Tapi satu hal yang pasti, dia bukan orang biasa. Jejaknya bersih, tak tersentuh hukum, dan dialah yang menaungi serta memimpin kelompok itu." Jelas Luciana bahasa inggris.

"Kenapa bisa tidak tersentuh hukum? Carilah dia! Tangkap, introgasi, apapun itu!" Seru salah satu orang pemerintahan terpandang didunia ini.

"Jangan biarkan dia berkeliaran! Segera lakukan pencarian!" Kata salah satu presiden dari negara lain.

Beberapa orang mulai penting, langsung menyerahkan anak buahnya untuk menangkap Arthur. Dari kursi, Leon, lucky dan Revan hanya bisa menahan nafas, mati kutu. Tamatlah riwayat mereka hari ini juga.

Semua orang kembali menyimak, luciana dan satu wanita lagi melanjutkan penjelasan, menunjukkan rekaman yang entah darimana, namun disitu menampilkan adegan mansion Robert dibazoka hingga hancur lebur.

Semua orang terkejut bukan main melihat para pasukan khusus berkerumun. Mata mereka membulat saat menangkap sosok yang tak asing, dia Arthur. Dari layar, keluarga Robert tergelatak ditanah, sementara Arthur sedang menyeringai tajam.

Keluarga Robert dibopong semua oleh pasukan itu, termasuk Zahra (simpanan Robert dan mantan istri arhan).

"Apa yang mereka lakukan! Bagaimana nasib perempuan muda itu? dia meninggal?" Sela seseorang, dia ayahnya Zahra.

"Mereka semua meninggal, termasuk perempuan itu. Namun naasnya, mayat mereka belum ditemukan sampai sekarang. Dari sini kita bisa mengambil sedikit menyimpulkan bahwa dalang dibalik ini semua, Arthur dan kelompoknya." Kata Luciana menjelaskan.

Ayahnya Zahra mengepalkan tangan dibalik meja, semua orang tertegun.

"Tidak mungkin mereka bertindak tanpa suruhan. Pasti dibalik ini semua ada perintah dari seseorang yang berkuasa, lebih tinggi dari Arthur." Kata presiden tadi dalam bahasa inggris.

Lucky, Leon dan Revan meremas jemarinya ketakutan. Tamatlah sudah, tamat riwayatnya.

"Tenang! Tenang!" Luciana menenangkan keriuhan diruangan.

"Kita akan lanjut. Ini rekaman panjang, percakapan dan sedikit rahasia dibalik kasus kematian ini yang akan terkuak tuntas. kita bisa langsung bertindak cepat setelah ini." Kata Luciana lagi, mewakili.

Rekaman mulai diputar. Gambar buram muncul, disusul suara samar-samar yang perlahan menjadi jelas. Namun baru beberapa detik berlalu, tiba-tiba rekaman itu loading, lalu lenyap berganti layar putih bertuliskan 'file corrupted'

Ruangan hening.

"Filenya rusak?" Dani terperangah.

"Tidak mungkin. Rekaman itu disimpan diserver utama." Ucap Luciana tercengang.

"Kalau server utama bisa ditembus.... Berarti ada orang dalam." Kata Raka.

"Tidak! Itu mustahil! Sistem utama dijaga berlapis. Hanya kita yang tau!" Kata Dani yang ditimpali keempat orang itu.

"Sepertinya, ada yang menyabotase data ini." Kata Nero berspekulasi.

"Mustahil, Nero." Dani menggeleng cepat. "Coba kalian cari filenya disitu. Khawatir, memang error." Titahnya, mencoba positif thingking, meski tak yakin.

Nero, Luciana, Alex, dan satu wanita itu mulai memeriksa sistem cadangan dengan cepat dan terkoordinasi. Mereka menelusuri folder demi folder, database demi database, namun ekspresi mereka mulai berubah.

"Pak Dani.." suara Nero tegang. "Filenya hilang. Bukan cuma rusak. Sudah terhapus. tanpa jejak. tanpa tersisa"

"Termasuk dari backup paling awal. Bahkan log aktivitasnya bersih. Tak ada jejak siapa pun yang menghapusnya."

Ruangan sunyi, bukan karena keterkejutan, tapi karena kebingungan dengan siapa pelakunya, luar biasa sekali bisa menghapus file tersebut.

Dani terdiam. Kedua tangannya mengepal di atas meja, rahangnya mengeras.

"Ini bukan sembarang sabotase," gumamnya pelan, menatap layar yang kini gelap. "kita tidak tahu siapa orangnya. Yang pasti bukan pihak kami."

Lucky melirik Leon dan Revan. Mereka sama-sama terkejut namun menghembuskan nafas lega. Bella terpaku dengan benak dipenuhi berbagai pertanyaan.

3 Presiden kompak berdiri. "Kalau begini... kita berhadapan dengan orang yang selama ini kita pikir ada di pihak kita." Salah satu mewakili.

Ruangan kembali hening. Aura ketegangan mengental.

"Bagaimana cara kita menginvestigasi kasus ini? Sedangkan aparat internasional saja belum menemukan satu bukti pun." Ujar Luciana, nada suaranya getir.

"Justru karena mereka tak bisa, kita harus turun tangan sendiri." Ucap Bella membuka suara, memberanikan diri menyampaikan tujuan.

Semua orang terkejut, beberapa orang memandang takjub sekaligus mulai penasaran dengan wanita tersebut.

apa dia Sabrina? Duga beberapa orang. Pasalnya suara Bella persis dengan Sabrina

"Dengan apa? Data kita habis. Bukti fisik nihil," timpal wanita di samping Alex.

"Kita tidak butuh semua data untuk memulai. Kita butuh arah," ucap Bella mantap. "Dan arah itu… ada pada pola. Kita lihat lokasi kejadian, orang-orang yang terlibat, dan siapa yang paling diuntungkan dari semua ini." Lanjutnya, ini semua demi mengusut tuntas kasus kematian Arhan, bukan mereka.

Beberapa orang menatap kagum, mengakui keberanian gadis itu. tak bisa dipungkiri, mereka menyetujui usulannya dan menimpali, lalu menyusun strategi.

"Yang terpenting kita sudah mendapatkan satu informasi, yaitu Arthur. Tujuan kita hanya perlu menangkapnya lalu introgasi dia." Kata Luciana.

"Kita serahkan pasukan elite untuk misi ini." Timpal pejabat.

"Saya akan menyerahkan pasukan militer terbaik untuk turun tangan demi menangkapnya." Kata salah satu dari presiden.

"Kita harus mengincar orang-orang yang ada sangkut pautnya dengan Arthur, terutama pihak yang menyuruhnya. Incar mereka, lumpuhkan jaringannya. Jangan beri celah sedikit pun," timpal Presiden lain, mantan jenderal dengan reputasi dingin dan tanpa kompromi.

"Kita harus bekerja sama dengan pihak terkuat untuk memancing Arthur..... Caranya, lumpuhkan keluarganya. Jangan sampai mereka beranak Pinak." Kata Luciana serius.

"Jangan itu bahaya!" Dani dan Nero membantah.

Namun para tokoh-tokoh penting langsung menyetujui usulan Luciana, seolah mereka tak peduli pada resiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi dikemudian hari.

Peringatan Dani dan Nero diabaikan begitu saja, seperti angin berlalu.

Semenjak tadi Leon, Revan dan lucky hanya terdiam. Mereka nyaris jantungan, gelisah dengan obrolan para petinggi dunia itu. Mengincar orang-orang yang bersangkutan? Habislah mereka.

Selanjutnya, mereka membahas tentang penyelenggaraan acara penghargaan nominasi terbaik didunia, sebuah meeting—high level global award yang akan mempertemukan seluruh tokoh-tokoh penting dari penjuru dunia. 

Setelah melalui diskusi panjang dan pertimbangan matang dari berbagai pihak, akhirnya mereka sepakat menentukan tanggal 18 Januari sebagai hari pelaksanaan acara bergengsi tersebut.

Yang berarti masih ada 20 hari lagi sebelum pelaksanaan—dimulai dari sekarang 29 Desember.

 selesai, semua orang beranjak dari kursi masing-masing. Satu persatu keluar ruangan setelah berjabat tangan dengan Leon, lucky dan Revan. Diluar mereka, membentuk kelompok kecil dan berdiskusi kembali, membahas rencana penangkapan Arthur dan dibalik sabotase data.

Sementara lucky, Revan dan Leon menjauh ketempat sepi, meninggalkan Bella seorang diri, mengamati dari jauh.

"Mereka lagi bicarain apa?" Gumam Bella memicingkan matanya, memerhatikan tiga orang itu sedang membicarakan sesuatu disana dengan gelagat aneh. Terlihat jelas, tiga orang itu mengelus dada seolah lega.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!