Ling mei, seorang Mutan yang berkekuatan tipe kayu dan tipe air. Namum Ling mei di perbudak oleh organisasi Hitam untuk melakukan kejahatan, dan memperluas Organisasi tersebut. Suatu hari Ling mei di beri tugas untuk menculik anak kecil untuk di jadikan mutan yang lebih kuat dari dirinya, tetapi Ling mei menentang tugas itu, Karna Ling mei tidak tega melihat anak kecil itu di teliti atau di siksa dengan obat-obatan yang menyakitkan. Ling mei disiksa karena menentang keras perkataan ketua organisasi, tidak di beri makan beberapa hari, di siksa dengan ramuan yang menyakitkan. Mungkin? Kalian berpikir kenapa Ling mei tidak melarikan diri! Karna Ling mei sudah terbiasa merasakan hal seperti ini . Ling mei sudah lelah menjalani kehidupan seperti ini, Ling mei hanya pasrah dan menunggu kematian.
Ling mei berpikir, Jika dia di beri kesempatan hidup lagi, Ling mei hanya ingin hidup dengan damai..
Apakah keinginan Ling mei Terkabul...???
Nyatanya tidak ada hidup yang damai di dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HWM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15. Pergi ke kota
Keesokan harinya, langit cerah dan angin sepoi-sepoi bertiup.
Ling Mei bersiap-siap untuk pergi ke kota sendiri. hanya dengan menghasilkan uang, dia merasa lega dan tidak menimbulkan kecurigaan saat barang-barang diruanganya di keluarkan. Keluarga ini terlalu miskin.
Desa Su berjarak satu mil dari kota, jadi harus cepat berangkat agar tidak ketinggalan gerobak kepala desa. Tiba-tiba suara yang Feng terdengar dan bertanya, " Apakah kamu bisa pergi sendirian?" Dia sedikit ragu, Yang Feng takut Ling Mei ditipu oleh orang lain. Barang yang dia bawa sangat berharga, dia yang sudah bertahun-tahun berburu di pegunungan dan belum pernah menemukan yang namanya gingseng. Yang Feng merasa keberuntungan Ling Mei sangatlah bagus.
Saya sudah sering pergi ke kota. Jadi, tidak perlu khawatir. Ling Mei menyakinkan dengan senyuman manis dan berbicara dengan sangat serius. Meskipun Yang Feng masih tidak yakin, dia hanya bisa mengangguk ketika melihat ekspresi percaya dirinya.
Ling Mei berangkat membawa keranjang kecil di punggungnya. Dia menunggu gerobak yang biasa pergi ke kota. Gerobak sapi dari desa Su tidak pernah penuh, mungkin karna musim bertani dan setiap orang harus membayar dua sen sekali perjalanan.
Selama perjalanan, Ling Mei hanya diam. Dia kurang akrab dengan penduduk desa. Apalagi semenjak rumor tentangnya tersebar, banyak yang melihatnya dengan jijik dan sebagian mereka merasa hidup pemilik aslinya sangat menyedihkan.
"ngomong-ngomong, menantu Yang ke mana kamu pergi sepagi ini? Bibi Chen melihat keranjang Ling Mei dengan rasa ingin tahu. Bibi Chen adalah tukang gosip yang terkenal di dasa Su, tetapi dia bukan orang yang jahat. Hanya mungkin itu kesenangannya."
" Yah bibi Chen, aku berencana ke kota. Ling Mei tidak ingin berbicara banyak jadi dia hanya menjawab dengan singkat. Dia tidak membenci bibi Chen, hanya malas berurusan dengan orang seperti itu." Mendengar jawaban Ling Mei, bibi Chen tidak bertanya lagi. Bibi Chen tau Ling Mei orangnya yang pendiam.
Setelah dua jam di perjalanan, mereka akhirnya sampai di gerbang kota. Di atas gerbang tertulis kota Lau. Untuk pertama kalinya Ling Mei merasa semangat, dia sangat penasaran dengan pasar di zaman kuno. Apakah sama dengan yang dia tonton di TV? Pikirannya.
Kota Lau sangat besar dan makmur. Terdapat pasar besar di kota ini, dan banyak penduduk dari desa lainnya yang datang untuk berdagang atau belanja. Kedua sisi jalan di penuhi dengan tokoh-tokoh dan restoran dan di ujung jalan adalah pasar.
Pemilik aslinya sering datang ke kota untuk membeli keperluan di rumah. Dia pergi ke kota dengan berjalan kaki, keluarganya tidak memperbolehkan pemilik aslinya naik gerobak sapi. Itu pemborosan katanya. Sungguh miris bukan! Kota Lau sangat jauh. Entah apa yang dipikiran keluarga ini. Sudah lupakan saja. Suatu saat kelurga itu akan mendapatkan balasannya.
Jadi, Ling Mei cukup familiar dengan kota ini dari ingatan pemilik aslinya.
Dia berjalan menuju pasar, dengan rasa ingin tahu. Pemandangan disini sangat hidup, ada banyak warung yang didirikan disini. Dan banyak orang yang berlalu-lalang. Anak-anak berlarian dan para pedagang berteriak menjajarka jualannya. Suara tawar-menawar terdengar dari segala arah. Ling Mei sekeliling dengan semangat. "Seperti ini rupanya pasar zaman kuno, tidak berbeda dengan zaman modern!" Pikirannya.
biarpun AQ jarang komen tapi tetap baca .... nanti tak kasih kopi.....😁😁😁
tetap semangat Thor d tunggu up selanjutnya 🥳🥳🥳🥳🥳🎂🎂🎂🎂🎂🍰🍰🍰🍰🍰🎇🎇🎇🎇
*Barakallahu fii umrik*
_(Umur yg panjang)_
*Barakallahu fii afiat*
_(Selalu diberi kesehatan)_
*Barakallahu fii rizki*
_(Rizky yg berlimpah)_
*Barakallahu fiddunya wal akhirah*
_(Selamat di Dunnia & Akhirat)_
Aamiin yaa Robbal alamiin
semangat,,,
Selamat Ulang Tahun