NovelToon NovelToon
Love Me, Please

Love Me, Please

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: Aluna sweet

Hana seorang kariawan biasa yang harus menerima perjodohan dengan anak atasannya yang bernama Rico. Hana pun menyanggupi meski tak ada cinta antara mereka berdua. Ia rela berkorban asalkan atasannya bisa sembuh dan mau di operasi.

Namun, harapan tak selalu sesuai kenyataan. Sang atasan meninggal dunia di saat pernikahannya yang belum genap 24 jam.


Karena merasa tak ada lagi alasan untuk bertahan, akhirnya Rico memutuskan secara sepihak untuk bercerai.

Hana merasa terluka dan di campakkan. Namun, ia juga tak bisa memaksa untuk mencoba menjalani pernikahan mereka. Putusan perceraian keluar. Hana harus menjadi janda perawan.


Tiga bulan setelah perceraian, nasib buruk menimpa Hana hingga membuatnya hamil dan pergi sejauh mungkin.


Mampukah Rico menemukan Hana dan bertanggung jawab. Atau hanya penyesalan yang menghantuinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aluna sweet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Lima Belas

Rico dan Suzil kini tengah bersiap di bandara menunggu pesawat yang mereka tumpangi berangkat. Rico akan berkunjung ke Palangkaraya untuk meninjau proyek tambang batubara bersama PT. Kalimantan Coal.

Selama satu jam setengah mereka berada di udara, kini mereka tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya. Kedatangan Rico sudah di tunggu langsung oleh Tomy Arsyad. Ini kali pertama Rico menginjakkan kakinya di tanah Kalimantan.

Ada rasa takjub yang ia berikan. Udara yang masih segar serta kepadatan jalan yang tidak seperti ibu kota lainnya.

Mobil yang di kemudi langsung oleh Tomy kini sudah tiba di rumah mewah milik Tomy. Rumah yang bergaya klasik, semua terbuat dari kayu, bahkan sampai lantai dasar untuk bagian depan pun terbuat dari kayu Ulin semua. Juga ada gajebo di tepi kolam bergaya unik khas rumah "betang"dari Kalimantan. Halaman yang ditanam dengan bunga-bunga lokal. Terlihat juga bunga anggrek banyak menghiasi pekarangan rumah Tomy.

Kesan pertama Rico menginjakkan kaki di rumah itu adalah damai. Meski tidak ada pendingin udara, namun Rico tidak merasa kepanasan sama sekali. Kedatangan mereka di sambut juga oleh istri dari Tomy yang meski sudah berumur tapi tetap terlihat awet muda.

"Rumah kamu sangat nyaman." kesan pertama yang di berikan oleh Rico.

"Yah, tapi semua butuh proses untuk membangunnya. Karena sudah langkanya kayu ulin." terang Tomy.

Kayu ulin yang menjadi salah satu hasil hutan Kalimantan Tengah memang sudah termasuk salah satu kayu yang di lindungi karena keberadaannya yang sudah hampir punah. Makanya sekarang lebih banyak orang membangun rumah berbahan semen dari pada kayu.

Sedangkan Suzil, ia lebih memilih beristirahat karena ia memang tidak terlalu kuat melakukan perjalanan lewat udara. Dan ia terpaksa harus ikut menemani bosnya karena Anton masih belum kembali ke perusahaan induk.

*

Sementara di rumah sakit Ibu dan Anak, Hana terlihat sedang melatih otot-otot tubuhnya setelah dua hari istirahat total. Sesekali ia meringis menahan sakit di bagian perutnya. Namun, ia tahan agar bisa cepat pulih.

ASI nya pun sudah lancar, karena sudah seharian ini baby boynya sudah tidak minum susu formula lagi. Meski masih belum bisa sepenuhnya menggendong babynya, Hana sudah merasa sangat bahagia.

'Ternyata begini bahagianya menjadi seorang ibu,' ucap Hana dalam hati kala melihat babynya menyusu dengan lahap. Tidak lama baby pun tertidur kekenyangan. Baru saja Hana akan merebahkan tubuhnya, pintu kamar inapnya terbuka oleh seseorang.

Hana tertegun kala melihat sosok yang baru saja membuka pintu kamar inapnya. Seorang pria dengan paras yang rupawan sedang tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. Pria itu nampak kikuk di tatap oleh Hana seintens itu. Ia menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Ha- hai!" ucapnya canggung melambaikan tangannya ke arah Hana.

Hana tersadar dan berdehem untuk menghilangkan rasa malunya.

"Ekhem. Hai juga!" jawab Hana. "Maaf cari siapa?" tanya Hana karena ia tidak mengenali pria itu.

Pria itu masuk dan duduk di sofa yang ada dalam kamar Hana.

"Saya Ryan...?"

"Okh, maafkan saya tidak mengenali anda tuan!" ucap Hana memotong ucapan Ryan, meski terkesan tidak sopan karena sudah memotong ucapan Ryan.

"Saya mendengar dari teman saya Ika, bahwa Tuan lah yang menolong saya semalam. Saya mengucapkan terima kasih banyak atas kebaikan yang Tuan berikan. Saya juga berterima kasih karena anda membiayai persalinan saya. Tapi saya janji Tuan, jika saya sudah mendapatkan pekerjaan dan uang akan saya ganti semua biaya yang Tuan keluarkan." jelas Hana panjang lebar.

Ryan hanya bisa menahan senyum mendengar penjelasan Hana yang menurutnya sangat lucu. Tentu saja Ryan tidak mempermasalahkan uang untuk biaya persalinan Hana, karena itu hanya lah seujung kuku Ryan saja.

"Saya rasa anda berlebihan, saya ikhlas menolong. Jadi tidak perlu sungkan dan berpikir untuk mengganti biaya yang saya keluarkan." jelas Ryan.

"Tapi Tuan..?" Ucapan Hana terhenti kala melihat wajah serius Ryan yang di maksudkan tak ingin di bantah.

"Baiklah, Tuan. Sekali lagi terima kasih banyak." ucap Hana dengan tulus.

"Yang penting kamu cepatlah sehat!"

"Hmmm." Hana mengangguk menjawab ucapan Ryan.

"Ngomong-ngomong, nama anak kamu siapa?" tanya Ryan seraya berdiri mendekati box bayi yang berada berdekatan dengan ranjang Hana. Ryan menatap intens wajah bayi merah itu.

Kulitnya masih kemerahan, namun ia yakin jika sudah besar anak ini akan berkulit putih memiliki hidung yang mancung serta tampan.

"Saya masih belum memberinya nama, Tuan!" ujar Hana yang juga menatap kearah box bayinya.

"Apakah saya boleh memberinya nama?" pinta Ryan

"Tentu Tuan. Anda boleh memberinya nama!" jawab Hana.

"Hana! Berhenti memanggil ku Tuan. Aku merasa kita seperti majikan dan pembantu. Panggil nama ku saja." jelas Ryan yang merasa jengah karena dari tadi Hana terus memanggilnya Tuan.

"Baiklah, Ryan!"

Ryan nampak berpikir, lalu tidak lama ia sepertinya sudah mendapatkan nama untuk bayi Hana.

"Aksa. Yah nama Aksa. Bagaimana menurut mu Hana?" tanya Ryan dengan antusias.

"Nama yang bagus, tapi kenapa hanya satu nama?"

"Kamu bisa menambahkan nama belakangnya dari nama ayahnya."

Deg

Jantung Hana berpacu cepat, ada rasa sesak dalam dadanya yang ingin meledak kala mendengar kata ayah yang di ucapkan Ryan. Raut wajah yang semula ceria berubah menjadi mendung.

Ryan yang melihat perubahan di wajah Hana merasa heran. Ia jadi berpikir apaka ia salah kata yang membuat Hana bersedih.

"Kamu kenapa?" tanya Ryan kala melihat tetesan bening yang sudah membasahi pipi putih Hana.

Hana semakin sesunggukan menangis. Ia jadi semakin sedih kala melihat anaknya yang baru berumur dua hari itu. Hana tak mampu membayangkan bagaimana nasib anaknya tanpa seorang ayah. Apakah ia akan di terima di masyarakat nantinya atau kah ia akan di kucilkan dan di cap anak haram.

Pikiran-pikiran buruk menggelayuti otak Hana. Ryan yang melihatnya menjadi merasa bersalah meski ia masih belum tau di mana letak kesalahannya.

'Apa yang harus aku lakukan?' batin Ryan.

*

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, saat Rico dan Suzil ikut bergabung dengan keluarga Tomy setelah beristirahat tadi siang.

Nampak mereka sedang menunggu Rico dan Suzil untuk makan malam.

"Maafkan kami baru bergabung!" ucap Rico yang di angguki oleh Suzil.

"Ah tidak apa-apa. Santai saja." ujar Tomy. "Oh ya perekanalkan ini anak-anak saya. Yang ini namanya Sella, putri pertama saya. Dia juga menjabat sebagai wakil direktur di perusahaan saya."

Sella berdiri dan menyapa Rico dan Suzil.

"Hai." sapa Sella malu-malu.

"Dan ini," menepuk bahu putranya yang duduk bersebelahan dengannya "Anggara. Masih kuliah semester lima"

Anggara hanya memberikan senyum sebagai perkenalannya.

"Dan ini, istri saya tercinta Rosa." ucapa Tomy dengan tatapan yang penuh dengan kehangatan terhadap istrinya.

Rico dan Suzil merasa sangat di terima di kediaman Tomy. Mereka di jamu dengan ramah.

Setelah perkenalan dan juga di selingi bincang-bincang ringan, mereka pun memulai makan malamnya. Hanya dentingan sendok dan garpu di atas piring yang menemani makan malam mereka.

Karena sepertinya dalam keluarga Tomy atau pun Rico sama-sama menerapkan tak ada pembicaraan sewaktu menikmati makanan.

Makan malam pun usai, Rico dan Tomy kini sedang duduk di gazebo menikmati pemandangan malam kota Palangka Raya.

*

1
Afrina Wati
Luar biasa
Sutan Dillak
Trimksh enak crt nya dan happy ending 😊suka kecewa kl endingnya jelek 🙄 puas bacanya
Sri Isdiyati
kenapa nggak jujur aja pelan pelan
Sutan Dillak
tmksh crt nya enak dan happy ending. suka kecewa kl endingnya jelek😊puas bacanya
Sri Isdiyati
iya ini cerita nya kok udah di surabaya
Sri Isdiyati
Luar biasa
Sri Isdiyati
kok nggak ketemu Rico sih
Susilawati Almira
cape2 baca endingnya engga banget,,
Wy Ky
keren
Aghnia Raina
Luar biasa
Etti Endang
Kecewa
Etti Endang
Buruk
Kadek Eni
sedih sekali aku sampek nangis😭😭😭
Mer Merry
Biasa
Kenzi Kenzi
bukan budek,.... bu dan dek
Kenzi Kenzi
pirrrr... mampir
penikmatkopi: wah kak ken,bsa dong mampir di crta baruku salam dari Archer/Drool/
total 1 replies
Nina Isyana
termasuk aku😭😭😭😭😭
Nina Isyana
permintaan yg jelas singkat dan padat..waaw
RithaMartinE
luar biasa
Akun Tiga
pemeran ceweknya terlalu lebay banyak mewek nya padahal di dunia nyata gak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!