NovelToon NovelToon
Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua

Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:127.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di desa Harapan Kahuripan, ada dua hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak.

Pertama, jangan main dengan Muhammad Syukur. Karena selain bocah berusia lima tahun itu sangat nakal, Syukur lahir dari wanita mati tidak wajar yang sempat menjadi kuntilanak. Ditakutkan, mama dari Syukur datang menuntut balas jika anaknya diusik.

Sementara larangan yang kedua, jangan pernah main ke Hutan Tua karena bocah mana pun yang main ke sana pasti tidak pernah selamat!

Namun di suatu sore menjelang petang, Syukur dan keenam temannya nekat memasuki Hutan Tua. Kejadian mencekam diwarnai pertumpahan darah benar-benar terjadi. Satu persatu dari mereka ditemukan mati. Hanya ada dua anak yang selamat. Anak pertama adalah Ibrahim dan terkenal sangat alim. Sementara satunya lagi merupakan Syukur!

Sebenarnya, apa yang terjadi? Karena semenjak itu juga, Ibrahim jadi sakti dan bisa menyembuhkan banyak penyakit dengan cara di luar nalar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semuanya Memang Tidak Baik-Baik Saja!

Bekas luka cakar di wajah Syukur mendadak menyala seiring bocah itu yang jadi gelisah parah. Di ruang keluarga lantai bawah kediaman Rain, Syukur bahkan mendadak merangkak layaknya hewan berkaki empat.

“Kur! Kamu kenapa?” sergah Athan yang ada di sana. Karena kebetulan, keduanya sedang mewarnai gambar selaku tugas sekolah mereka.

Hanya melihat keadaan Syukur, Athan langsung bisa melihat kejadian mencekam. Kejadian di hutan Tua dan itu kelakuan Ibrahim, kuntilanak ibu Rokayah yang mirip wewegombel, juga ketiga belas kurcaci.

Ibrahim yang memegang golok, kuntilanak ibu Rokayah ada di belakangnya, sementara para kurcaci ada di sisi kanan kiri.

“Crrrraaaatttt!” Darah segar akhirnya muncrat setelah pemenggalan yang dilakukan terhadap leher Panjul dan itu dilakukan oleh Ibrahim yang masih dikendalikan Asnawi.

Bersamaan dengan itu, Syukur jadi meraung-raung dan terkapar meringkuk di lantai. Seolah, apa yang terjadi bisa Syukur rasakan. Syukur menggunakan kedua tangannya untuk menceekik lehernya sendiri. Apalagi ketika pemenggalan kedua terhadap bocah terjadi. Tanda tulisan gundul di tengkuk Syukur juga menyala. Kali ini, Syukur sesak napas, kesakitan dan sampai menangis.

Saking hebohnya apa yang terjadi pada Syukur, Rain dan Hasna yang ada di lantai atas, juga pak Handoyo yang awalnya sedang mengepel lantai dapur, kompak lari memastikan.

“Mas, itu kenapa?!” sergah Rain yang masih berdiri di sebelah Hasna.

Pak Handoyo yang sudah berderai air mata langsung merengkuh tubuh Syukur. Pak Handoyo merasa sangat tak habis pikir, kenapa makin ke sini, cucunya makin disakiti.

“Semuanya beneran udah enggak baik-baik saja, Pa! Andai Syukur tetap kita tahan, setiap mereka memakan korban, Syukur juga akan kesakitan seperti sekarang!” ucap Athan. Beruntung, kali ini ia tak sampai sekarat setelah tenaganya terkuras akibat melihat kejadian di hutan tua selaku alasan Syukur kesakitan seperti sekarang.

Di luar dugaan, Syukur meraung-raung dan memberontak. Tenaganya sangat kuat hingga tubuh pak Handoyo agak terlempar. Semuanya dibuat terkejut, tapi nyatanya itu belum apa-apa. Karena setelah itu, Syukur lari sangat cepat keluar dari rumah.

Tanda silang di wajah kanan Syukur, sekaligus tanda lahir di tengkuknya, juga jadi sibuk menyala. Satpam yang sempat mencoba menghalang-halangi malah diterobos begitu saja. Syukur memanjat gerbang rumah Rain dengan sangat cepat.

“Innalillahi Asnawiiiiii!” kesal Rain yang yakin, apa yang Syukur alami masih berkaitan dengan teror Asnawi.

Rain melepas kepergian Syukur hingga depan gerbang dan baru saja dibukakan oleh sang satpam.

Adzan Isya bahkan baru berkumandang, tapi Asnawi sudah dengan sangat cekatan memulai teror.

“Semuanya memang sudah dimulai!” lirih Rain yang segera memboyong keluarganya maupun pak Handoyo.

Rain menyetir mobilnya tanpa bantuan sang sopir. Tujuan Rain ialah desa Kahuripan selaku desa pak Handoyo berasal. Desa di mana hutan Tua berada. Karena Rain sangat yakin, tujuan Syukur juga ke sana.

Sampai detik ini, Syukur masih berlari. Beberapa dari mereka yang melihat Syukur menganggap Syukur aneh. Karena memang, kenyataan Syukur yang terus berlari dan sampai tidak memakai alas kaki. Juga, tanda silang di wajah Syukur bahkan tengkuk Syukur yang menyala. Dirasa mereka, itu tidak normal. Terlebih meski beberapa dari mereka termasuk petugas lalu lintas berusaha menghentikan, tak ada satu pun yang berhasil menghentikan Syukur.

Di hutan Tua, Ibrahim, kuntilanak ibu Rokayah, dan juga para kurcaci, sedang tertawa bahagia. Berbeda dari biasanya, kali ini selain darah kedua bocah tadi langsung diminum oleh Ibrahim, dagingnya juga menjadi santapan para kurcaci. Mereka memakannya mentah-mentah. Termasuk juga dengan kuntilanak ibu Rokayah yang memilih memakan dua kepala yang ada. Mereka semua berpesta, merayakan sepenggal kemenangan mereka. Apalagi mereka yakin, sebentar lagi Syukur akan datang.

Di lain sisi, meski Rain menggunakan mobil, ia tetap tidak bisa menyusul apalagi malampaui Syukur.

“Harusnya kamu pakai motor!” tegas pak Helios yang memang memakai motor dan sudah ada di sebelah Rain.

“Aku bawa warga, bukan membujangkan diri kayak Om, ih!” rengek Rain dan hanya dibalas gelengan tak habis pikir oleh pak Helios.

“Duluan, ya ... tapi kayaknya tetap enggak bisa nyusul,” ucap pak Helios yang kemudian menutup kaca helmnya.

Pak Helios mengemudikan motor trailnya, meninggalkan Rain yang masih terjebak macet panjang. Karena kebetulan, kini akhir pekan yang identik dengan kemacetan akibat warganya kompak bepergian.

Seperti dugaan pak Helios, dirinya memang tidak bisa melampaui Syukur. Karena kini, Syukur dengan lari di luar nalarnya karena memang sangat cepat, sudah sampai di pintu masuk desa Kahuripan.

“Syukur itu titisanku. Adanya dia memang aku yang buat. Jadi, dia memang harus tunduk kepadaku karena sekarang, aku sedang sangat membutuhkan darahnya!” batin Ibrahim dengan suara Asnawi. Ia menatap bahagia kebersamaannya dengan ketiga belas kurcaci maupun kuntilanak ibu Rokayah.

Di perbatasan pintu masuk hutan Tua, sepuluh pria dewasa dan memang petugas desa, tengah mengawasi suasana hutan. Mereka ditemani ibu Lilis dan dua ibu-ibu selaku orang tua kedua bocah yang masuk ke hutan, dan sampai sekarang belum keluar.

“Oalah ... enggak ada garam di perbatasannya. Pantas ...,” ucap ibu Lilis yang menyayangkan kenyataan tak adanya garam di perbatasan.

“Ibu-ibu, ayo temani saya ambil garam dulu. Lihat, pembatasnya sudah tidak ada garamnya. Takutnya, gara-gara ini jadi banyak teror!” ucap ibu Lilis yang kemudian ditemani oleh kedua ibu-ibu di sana.

Belum sampai rumah, ibu Lilis dan kedua wanita yang bersamanya, mendengar hewan ternak di pemukiman yang sibuk bersuara. Semuanya terdengar ketakutan. Ayam-ayam juga sampai berterbangan ke atap dan tentu karena memang menyelamatkan diri. Suasananya sungguh persis dengan malam kemarin. Karenanya, mereka tidak jadi ke rumah. Mereka kembali ke perbatasan hutan Tua. Mereka meminta ditemani petugas desa.

“Aku sudah sampai!” batin Syukur ngos-ngosan parah. Ia berakhir terduduk di antara pekarangan belakang rumah warga dan kebanyakan merupakan kandang ternak. Yang mana karena kehadiran Syukur juga, ternak-ternak di sana heboh.

Syukur mengawasi sekitar, bingung kenapa hewan ternak di sana begitu heboh. Kemudian, tangan kanannya meraba pipinya dan itu membuatnya seperti tersetrum. Begitu juga ketika tangan kananya meraba tengkuk selaku keberadaan tanda lahir. Di sana juga membuatnya seperti tersengat aliran listrik.

“Ayo, Pak! Kemarin, suasananya juga seperti ini!” sergah ibu Lilis yang memang paling aktif berbicara sekaligus memberikan informasi.

Di pemakaman, kuburan milik Echa mendadak meledak dan membelah keheningan di sana. Perlahan tapi pasti, kuburan tersebut terbelah disertai asap pekat yang keluar. Tak lama kemudian, tangan berkuku panjang hitam dan sangat runcing perlahan keluar.

“Syukur ....”

Lagi-lagi Echa bangkit dari kubur. Di tengah bahaya yang mengancam Syukur. Setelah kedua matanya yang selalu melotot dan berwarna putih sibuk bergerak liar, Echa melesat dari kuburannya dan berakhir terbang!

“Syukur!”

1
FiaNasa
ditunggu Thor up nya
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Audah up tiap hari kok Kak
total 1 replies
Al Fatih
nambah pengetahuan baru lagi nih,, aq juga baru tau,, makasih bun
Al Fatih
pertempuran sesama anak keturunan asnawi
Al Fatih
semoga syukur masih bisa d selamatkan yaa
Al Fatih
apa syukur Indihome juga ya
Al Fatih
seru,, menegangkan
Al Fatih
kasian pak Handoyo dan syukur...
Al Fatih
iya betul Bun,, kata mamaq,, perempuan yg haid itu bau nya wangi bagi penciumannya makhluk halus,, maka harus lebih hati-hati
Irkham Maulana: iya bund...aku udah ngalamin berkali2 hal kaya gitu bahkan tak terhitung...
total 1 replies
Al Fatih
menegangkan....,, dan semakin bikin penasaran
Al Fatih
koq Ibra ngomong begitu....,, apakah ini memang d sengaja....,, berarti Ibra kenal dong sama si semak2 berjalan.... ,, hehehe biasanya semak2 bergoyang yaaa,, kali ini semak2 berjalan....
Al Fatih
masak iya itu kakek Handoyo?
Al Fatih
makasih Bun sdh d ingetin utk cara baca novel d NT skrg ini....
Al Fatih
Aq baru mampir,, dan sudah d suguhan adegan kayak gini,, serem amat Bun. btw aq dulu punya Kaka kelas namanya Syukur Slamet...,, orgnya baik bngt,, ga ngeyelan kyk syukur qta yg ini 😅
Al Fatih: betul Bun,, semakin d larang semakin penasaran utk melanggar 😅
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Syukur kan masih kecil di sini, Bun. Anak kecil rawan dengan rasa penasaran. Apalagi kalau cerdasnya di atas rata2 🤣. Makin dilarang, makin penasaran katanya
total 2 replies
tse
atik making seneng badanya nih
Supry Atun
novelnya bagus dan bikin agak merinding kalo baca malam2 .itu kalo yang membayangkan hehehehe
Erna Fadhilah
luar biasa
Erna Fadhilah
okey kak,,,, aku selalu ngikutin kak author kok,,, upnya jangan malam ya kak pagi sama siang aja,,,biar ga takut kalau mau baca😁😁😁😁
Dede Yulli
Luar biasa
Pak Yan
SERAM , SERUH, TEGANG , DN MENDEBARKAN....... BACAAN CERITA YG PENUH TANTANGAN...... AKU SUKA...AKU SUKA..... PUOKO ' E MANTUL TENAN DN SANGAT 2 TOP MARKOTOP......!!!!!!! 🤔🤔😲😲😲😲😫😫😫😫😨😨😨😨😨😨😨👌👌👌👌👌👌👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
IG : Rosit92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Terima Kasih banyak Pak Yan 💗
total 1 replies
🥰
mampir aku kak☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!