NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

"Aku akan membantu merapikan pakaian, duduklah disini" ujar Ethan menggeser kursi.

Selena tetap duduk disisi ranjang, mengeringkan rambut dengan handuk kecil dan tatapannya lurus ke depan. tubuhnya terasa sakit ketika di gerakkan, akibat hujaman pria itu yang membuatnya nyaris tak bisa berjalan. bahkan saat mandi pun ia harus menahan malu karena Ethan membantunya.

"Kenapa diam saja? kamu mau aku gendong kesini, hm?"

"Pedulimu apa, tuan? aku merasa aneh karena sikapmu berubah lembut padaku" cecar wanita itu.

"Terakhir kali kamu bersikap seperti ini dan pada akhirnya aku dipaksa untuk melihat aksi keji yang kamu lakukan"

Ethan menghela nafas, smirk tipis muncul di bibirnya. "Sudah ku bilang, aku akan bersikap lembut jika kamu menurut"

"Tidak usah, bersikap ini karena aku juga akan bersikap sama. kita sama-sama menghangatkan" Ethan merapikan jas dan dasinya. penampilannya sudah rapi, aroma maskulin menyeruak dalam kamar.

"Hari ini aku akan keluar untuk mengurus bisnis, kamu tetap disini merawat Sania. aku akan menjemputmu kembali lalu kita pulang ke mansion pribadiku"

"Tidak mau, jika kembali ke rumah itu, kamu pasti akan berubah jahat. aku ingin tetap disini" sahut Selena menjatuhkan handuk, mendadak tangannya bergetar karena trauma yang menghantuinya.

Selena ambruk karena ketakutan yang merayap dalam dirinya, berbagai hukuman yang nyaris merenggut nyawa berputar di kepala. Ethan berubah panik dan langsung menghampirinya, ia membantunya bangun lalu mendekapnya erat.

"Tenanglah, Selena. ada aku" bisiknya sambil mendaratkan kecupan manis.

"A-aku t-takut, tuan..."

"Don't worry, i'm always by your side, baby" ucapnya penuh perhatian.

"Aku tidak mau kembali ke rumah itu lagi, disana seperti neraka. aku takut, aku lelah, aku tidak bisa" lirih Selena.

"Tidak perlu kuatir, tidak akan ada hukuman yang kamu terima asal kamu tetap menurut, mengerti?"

"Aku milikmu dan sebaliknya begitu, mulai sekarang aku bertanggungjawab penuh atas dirimu, mencintaimu sampai rasa itu berhak kamu serahkan padaku"

Selena hendak menyahut namun Ethan lebih dulu melanjutkan ucapannya.

"Banyak hal yang perlu kita bicarakan, bercengkrama disalah satu pulau atau mungkin berlibur menggunakan kapal. tunggu aku selesai dengan semua pekerjaanku, im promise to take you there"

"Aku bukan anak kecil, umurku 25 tahun. kamu tidak perlu repot-repot mengurusku, urus saja pekerjaanmu" keluh Selena melepaskan pelukan, ia menegarkan hatinya walau banyak luka tersimpan di sanubarinya.

Pandangan Ethan jatuh pada bibir mungil sexy Selena, ia mengusapnya perlahan dan dapat merasakan bibirnya yang bergetar ketakutan.

"Kamu 3 tahun lebih muda dariku, sudah sepantasnya aku merawatmu. tolong jangan takut padaku lagi, anggap saja kemarin sebagai tanda perkenalan kamu masuk ke keluargaku" ucap Ethan menangkup wajah Selena.

Memperlakukan Selena seperti ratu adalah prioritasnya. setelah hukuman selesai, Ethan akan merebut hati dan perasaan Selena. ia akan menunjukkan siapa yang berhak dicintai dan di tinggalkan. selagi menyusun rencana untuk mempertemukan Selena dan Robby, ia berencana menggunakan trik licik untuk membuat Selena jatuh ke pelukannya. harus, karena bajingan seperti Robby harus di singkirkan.

"Sudah tenang? kumohon, jangan menangis lagi, sayang"

"Aku bantu menata rambut, setelah kamu siap. kita langsung turun ke bawah untuk sarapan. maafkan aku karena sudah menunda waktu makanmu sampai siang" sekali lagi Ethan mendaratkan kecupan manis.

"Kau mengharap cinta dariku?"

"Apa perlakuanku kurang jelas di matamu, Selena?"

"Jadi, kamu menculikku karena bukan kesalahanku? tapi karena obsesimu pada tubuhku" terkanya tanpa mengedip.

"Kalau begitu gini saja, bebaskan aku dari sini, kalau kamu mau menyentuhku bisa datang ke rumahku. tidak perlu ada cinta dalam hubungan kita, cukup sentuhan dan saling memuaskan"

Ethan membasahi bibir mendengar permintaan gila Selena. "Jangan menyuruhku untuk memperlakukanmu seperti sampah, Selena"

"Sejak awal, aku memang sampah di matamu, tuan Ethan"

"Tidak, jangan beranggapan seperti itu. justru yang aku lakukan adalah untuk mendapatkan cintamu"

Selena tak habis pikir dengan Ethan. tak ada pria yang melukai wanita yang di cintainya kecuali obsesi berlebihan. ia juga heran dengan perubahan pria itu yang kadang baik hati kadang kejam.

"Aku semakin curiga"

"Curiga sebanyak yang kamu mau, cepat atau lambat penyesalan akan kamu rasakan"

"Aku mau melihat dunia luar, kamu boleh mengirim bodyguard atau pengawal untuk mengikutiku" pintanya memohon.

"Diam saja membuatku bosan, atau setidaknya izinkan aku bekerja kembali di rumah sakit" pinta Selena lagi tanpa sadar ia menggenggam tangan Ethan.

"Your the wife of a mafia, habiskan uangku sebanyak yang kamu mau. istri Diego Ethan tidak perlu bekerja" ucap pria itu menepuk pipi Selena.

"Kuberi waktu 1x 24jam untuk memikirkan tempat apa yang ingin kau kunjungi. tapi sebelum itu, kamu harus berdandan secantik mungkin untuk menemaniku menghadiri acara pesta" Ethan menunggu jawaban, tatapannya teduh dan tenang.

Tawaran yang menarik, terbukti dari lengkungan senyum Selena yang terbit dibibirnya. meskipun ada syarat dibelakangnya, namun ini kesempatan bagus karena tujuannya adalah untuk bertemu Robby dan meminta pertolongan.

Tok...tok...tok

"Diego, ini mommy. cepat turun ke bawah makanannya sudah hampir dingin, jangan sampai merepotkan pelayan untuk membuatkanmu makanan baru" teriak Natalia dari luar.

"Sudah, ayo turun ke bawah"

"Aku setuju" seloroh Selena tiba-tiba.

Ethan tidak menjawab, Ethan melangkah dengan senyum yang terpatri. ketukan pantofel terdengar beradu dengan lantai. seringainya tidak bisa menutupi kebahagiaannya. istilahnya, ada udang dibalik batu.

*****

"Heii, akhirnya kamu turun juga. aku menunggu cukup lama agar kita bisa makan bersama" Carla dengan cepat menghampiri Ethan, tanpa melihat keberadaan Selena di belakangnya, Carla dengan lancang memeluk tubuh Ethan untuk menyalurkan kerinduannya. sedangkan Darren tersenyum tipis melihat ekspresi tidak suka dari wajah sang adik.

"Lepaskan tanganmu, Carla"

"Oh maaf...aku terlalu bahagia sampai tidak bisa mengontrol diri" Ucapnya tersipu malu.

"Ayo, makan. makanannya sudah hampir dingin" ajak Carla sambil menggandeng tangan Ethan dan menariknya untuk duduk di sampingnya.

Selena terdiam ditempatnya sambil melihat wanita yang tidak dikenalnya bersentuhan dengan Ethan. ah, tidak. lebih tepatnya sedang merayu Ethan.

"Dokter Selena, silahkan duduk"

Ajakan Natalia membuyarkan lamunannya, ia memaksakan tersenyum sambil mengikuti langkah sang ibu tuan mafia. sampai di samping meja makan, ia bersikap tenang meskipun dalam hatinya berteriak ingin tau siapa siapa Carla.

Selena duduk diseberang, sesekali melirik karena tangan Carla tidak lepas dari tangan Ethan. ia membuang nafas, menghilangkan rasa aneh yang hinggap di hatinya hingga teguran Darren mengembalikan kesadarannya, meskipun tidak sepenuhnya.

"Apa yang kamu pikirkan? tidak suka dengan makanan yang dihidangkan?" tanya Darren menyentuh paha Selena dibawah meja.

"Tidak, ini bukan masalah makanannya, hanya saja aku sedang tidak enak badan" jawabnya sambil tersenyum kecil.

"Berikan aku cara mengobati pasien. aku akan mengobatimu, dokter juga perlu diobati jika sedang sakit"

"Terimakasih, tuan Darren. tapi tidak usah, aku bisa sendiri karena takut merepotkanmu" Selena mengalihkan pandangan ke arah pelayan yang sedang membantu menyiapkan makanan. sesekali melirik seberang, netranya tak berkedip ketika melihat Carla yang berusaha menarik perhatian Ethan.

"Tidak merepotkan, justru aku senang bisa membantumu. hitung-hitung balasan karena kamu sudah mau merawat adikku" ucap Darren, tanpa sengaja ia melihat tanda merah dileher Selena. rambut panjang Selena yang sengaja di kedepankan terbuka sedikit.

"Sekali lagi, terimakasihh tuan Darren"

"Siapa dia?" tanya Carla tersenyum ke arah Selena.

Selena membalas senyuman Carla, ia menunggu jawaban keluar dari mulut Ethan. entahlah, Selena seperti butuh pengakuan dari Ethan.

"I'm Carla, what's your name?"

"Hei...aku bicara padamu, kenapa tidak menjawabku?" ucap Carla seraya melirik Ethan dan Darren bergantian meminta jawaban.

"Dia Selena, dokter pribadi Sania" Darren menjawab, membuat Selena tersenyum kecut dan menundukkan kepalanya.

"Senang berkenalan denganmu, tolong jaga sahabatku agar sembuh seperti sediakala"

"Tentu, sudah tanggungjawabku sebagai dokter" jawaban Selena mendapat tatapan tajam dari Ethan. keduanya beradu tatap dan saling menyalurkan rasa kecewa.

"Senang sekali, semua orang berkumpul hari ini" ucap Matteo muncul dari ruang kerjanya, lalu duduk di samping istrinya.

"Kamu sudah sarapan, kenapa kesini?" tanya Natalia menolak ciuman.

"Suara kalian terdengar sampai lantai dua, aku ingin tau obrolan apa yang kalian bicarakan"

"Sebenarnya tidak ada, hanya saja Carla datang mengejutkan kita semua" Natalia bangkit. "Sudah, lebih baik kita ke kamar, ada hal yang harus kita bicarakan" sambung Natalia.

Setelah kepergian Matteo dan Natalia, meja makan kembali hening. suara dentingan garpu dan sendok yang beradu serta suara hembusan nafas menjadi satu.

Carla tidak henti-hentinya menatap Ethan, sedangkan diseberang sana, Darren dan Selena sama-sama merasakan tak selera makan. rasanya Selena sudah kenyang melihat cara kampungan wanita yang tak ia kenali.

Awalnya biasa saja, sampai adegan memuakkan menusuk jantungnya. Selena melihat tangan Carla meraba punggung tangan Ethan, mengusapnya lembut, naik ke atas dan berhenti di lengan. darahnya bergejolak mencengkram sendok kuat-kuat. lebih tak kuasa saat wajah Carla berada didepan telinga Ethan, entah bisikan apa yang wanita itu ucapkan, Selena makin terguncang dan meremas sendok hingga melukai telapak tangannya.

"Ada barangmu yang tertinggal di apartemenku, bisakah kamu mampir untuk mengambilnya?" ujar Carla dengan suara manja.

"Apa?"

"Jam tanganmu, aku tau barang seperti itu bisa kamu beli beserta pabriknya. tapi kamu tidak mau membuat Sania bersedih kan? itu kan hadiah pemberiannya" wajah mereka sangat dekat, bahkan bibir Carla nyaris menyentuh daun telinga Ethan.

"Tujuanmu kesini untuk apa? kenapa tidak sekalian kamu bawa saja?" Ethan bersuara dingin.

"Aku kesini tentu untuk sahabatku, kalau urusan barang kau bisa ambil sendiri karena itu tanggung jawab pemiliknya"

"Carla" panggil Ethan.

"Yes, honey?"

"Atur caramu berbicara!"

"Kamu selalu saja seperti ini" lenguh Carla memanyunkan bibirnya. "Aku menganggapmu sebagai kakak, tapi kamu menganggapku sebagai musuh"

Berpura-pura marah untuk menarik perhatian Ethan, Carla tidak melanjutkan makan dan malah melipat kedua tangan di depan dada. dia menunjukkan ekspresi kecewa setelah kebaikannya membatu bisnis keluarga Federico. ada banyak campur tangannya hingga bisnis itu berkembang jaya.

"Siapkan saja barangku, aku akan ke tempatmu sore nanti" ujar Ethan mengalah, tidak mau memperpanjang masalah. alih-alih melirik Selena yang berada di depannya.

"Tentu saja" balas Carla dengan senang.

"Makan, kenapa tidak habis?" kali ini ia berbicara pada Selena. "Aku tidak suka jika orang lain menyisakan makanan dirumah ku!"

Hatinya mendadak rapuh, Selena ingin menangis. "Aku sudah kenyang, tuan" ucapnya tak menatap pria itu, tangannya yang terluka ia sembunyikan dibawah meja.

"Wajahmu pucat, lebih baik habiskan makanannya"

"Kenapa kamu perhatian, biarkan saja jika tidak habis. wanita itu harus menjaga pola makan, bukan begitu dokter Selena?" Carla menyahut sambil menyenderkan kepalanya di bahu Ethan. Selena hanya tersenyum simpul.

"Kamu mau menu yang lain?" bisik Darren. "Aku bisa memanggil pelayan untuk membuatkanmu makanan baru"

"Tidak usah, tuan. ini saja" jawab Selena yang kembali memaksakan tersenyum.

"Padahal aku ingin bicara banyak denganmu, tapi ada pekerjaan yang tidak bisa ku tunda"

"Pekerjaan adalah prioritas, sebaiknya anda lekas beraktivitas"

"Kalau begitu luangkan waktumu lain hari, sekarang aku harus pergi bekerja"

Darren mengusap bahu Selena lalu pergi begitu saja. pria itu terlihat sopan, tidak seperti kemarin. rasanya jantung Selena berdebar kencang saat berbicara. tapi hatinya mendadak sakit setelah melihat wajah Ethan.

"Kamu sudah mau pergi mengurus pekerjaan?" tanya Carla dengan suara manjanya.

"Kau sudah tau jawabannya apa"

"Boleh tidak kita main sebentar? aku seperti mati berdiri karena tidak bertemu denganmu satu bulan"

Ethan kalah cepat, tangan wanita itu lebih dulu berada diatas pahanya, bermain disana lalu membuka gesper. Carla sengaja memainkan jemarinya ditengah resleting, senyuman licik dan godaannya semakin terlihat.

Dia mengabaikan keberadaan Selena, menganggapnya hanya sebagai dokter pribadi Sania. ia menggerakkan jari, mengusap, memutar, memegang dan sesekali mencubitnya. hembusan nafas dan ekspresi wajah kedua orang itu membuat Selena marah, bara api seolah menghanguskan perasannya.

"Maaf aku ceroboh sampai menjatuhkan sendok ku" alibi Selena, dia ingin memastikan suatu hal.

Melihat Ethan yang tetap diam, mau tak mau Selena menunduk mengambil sendoknya. hal tak terduga berhasil membangkitkan emosinya. disana, tangan Carla membuka resleting dan hendak memainkan benda pusaka Ethan.

Sakit? marah? entahlah itu sangat menyakitkan baginya, setelah dirinya menyerahkan kesuciannya, justru sekarang malah melakukan hal tak senonoh di depan matanya. bajingan, hati Selena berteriak memaki perlakuan Ethan.

"Kenapa kau diam? apa kau menikmati permainannya?" bisik Carla dengan manja.

"Singkirkan tangan nakalmu, Carla!"

"Yeah....dari dulu tanganku memang selalu nakal jika berdekatan denganmu"

"Kau mau apa?

"Mau lebih dari ini, apa kamu bisa mengabulkannya?$

"Em... ciuman saja bagaimana? tapi jangan disini, ada orang asing yang melihat kita"

Selena merah padam. Carla semakin menjadi, ia bahkan menyibak kemeja dan membuka resleting celana Ethan. dia mengatur nafas seraya menatap pelayan yang mendekat membawa sup ayam panas. Selena mendekat dan buru-buru mengambil alih tugasnya.

Tanpa berkata, ia melangkah penuh perhitungan ke depan meja. tak membutuhkan waktu lama, Selena pura-pura tersandung hingga sup ayam panas itu mengenai tubuh Carla. seketika teriakan nyaring menggema seluruh rumah.

"ARGHH, KURANG AJAR, APA YANG KAMU LAKUKAN, DOKTER GILA?!"

"KAMU SENGAJA MENYIRAMKU? DASAR TIDAK BECUS!"

PLAK!

"Akhh, tidak....panas sekali Ethan" rengeknya, tangan kirinya hampir melepuh karena sup ayam panas.

"Hukum dia, aku tidak akan memberi maaf sebelum dia merasakan apa yang aku rasakan!"

"Ethan, tolong ini sakit sekali"

Setelah satu tamparan mendarat di pipinya, Selena menatap Ethan dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf, aku tidak sengaja. kakiku tersandung kaki kursi" Selena pura-pura meminta maaf.

"Bodoh, kau hanya minta maaf setelah tanganku panas dan kesakitan, hah?"

"Jangan kau pikir aku tidak tau, kau selalu menatap Ethan sepanjang sarapan. kau iri denganku karena aku bisa berdekatan dengannya, hm?"

"Ingat posisimu, kau hanya sebatas dokter pribadi Sania!"

"Akhh, sialan...kurang ajar!"

Carla menarik rambut Selena, mereka terlibat perkelahian. Selena di cakar, di tampar, hingga didorong sampai tubuhnya terjerembab dilantai yang dingin.

Perkelahian tak bisa di elakkan. Ethan melerai keduanya saat pelayan, pengawal hingga kedua orangtuanya berbondong-bondong menghampiri.

"Astaga, apa yang terjadi?" Natalia syok.

"Ethan, cepat lerai mereka. ada apa ini? kenapa bisa berkelahi?"

"Matteo, bantu anakmu!" Natalia membentak.

Dalam satu tarikan kasar, Ethan berhasil menarik Selena jauh dari Carla. wanita itu diseret ke lorong samping dapur dengan nafas tersengal-sengal.

"Mommy... dokter gila itu menyiram ku dengan sup panas" adu Carla dan buru-buru memeluk Natalia.

"Pasti salah paham. ayo mommy bantu mengobati lukamu"

Selena terjatuh akibat tidak bisa menyamakan langkahnya dengan Ethan, namun detik itu juga ia dipaksa berdiri mengikuti sampai ke belakang mansion.

Tak kuasa menahan tangis, Selena memilih menelungkupkan kaki, tangisnya pun pecah bersamaan dengan hatinya yang sakit.

Ethan benci tangisan, mendadak emosinya meluap entah karena apa. harusnya Ethan membela Selena kalau mengaku cinta, bukan malah sebaliknya.

"Kau sengaja menyiram nya? tanya Ethan dingin, menahan mati-matian untuk tidak menamparnya.

"Kau tau dia siapa?"

"JAWAB!"

Selena menggeleng.

"Berani sekali kau melukai Carla, dia adalah sahabat adikku sekaligus sahabatku!"

"Berapa kali ku katakan untuk bersikap layaknya wanita bermoral. tapi sepertinya kau ingin hidupmu tidak tenang, Selena!"

"Kenapa kau membelanya?" tanya Selena dengan isakkan pilu.

"Kenapa tidak membela ku? dia hanya sahabat bukan kekasihmu!"

"Kau semakin kurang ajar, kelembutanku kau salah artikan!" Ethan menggeram marah.

Selena mengangkat kepalanya dan langsung bertatapan dengan mata tajam Ethan. cetakan tangan Carla terlihat jelas di pipi Selena. Selena hanya diam saja berserah diri jika Ethan akan melukai mental dan fisiknya kembali.

SREKK!

Rambutnya ditarik kasar, ia tetap diam meskipun denyutan dikepala sangat terasa.

"Tanganmu mau ku patahkan?"

"Kenapa tidak?" jawab Selena pasrah.

"Kau menantangku, hm?"

"Lebih baik seperti itu, tidak ada gunanya melawan. aku sudah terbiasa di siksa"

Jawaban tak enak, Ethan menghempaskan kepala Selena ke belakang, untung saja tidak menghantam dinding. dia pria yang tidak bisa di tantang.

Ethan memaksa Selena bangun, meminta tangannya secara paksa. awalnya memberontak, sampai akhirnya ia kalah tenaga hingga tangannya di cekal Ethan.

Ia tertegun mendapati tangan Selena terluka. ya, akibat cengkraman sendok yang ia cengkram erat-erat.

"Bukan hanya dia yang sakit, aku juga sakit. bisa sedikit menghargai perasaanku? paling tidak jangan bercumbu di depanku, cari tempat lain agar kau bisa menikmatinya" ucap Selena lirih.

Meredam tangisan, menggigit bibirnya. ia pasrah dengan apa yang akan dilakukan Ethan. "Patahkan tanganku jika kau mau mengambilnya, aku sudah tidak membutuhkannya lagi"

"Selena....."

"Ayo, biar aku cacat sekalian. apa yang perlu dipertahankan? tidak ada"

Dia memukul dada Ethan, meraung dengan rasa sakit yang teramat. pukulan dari kepalan tangan Selena bagaikan gigitan semut. pria itu menahan salah satu tangan Selena lalu membawanya ke dalam pelukan.

"Kamu bisa membunuh orang kan? kenapa tidak membunuhku juga?" setelah itu Selena tumbang, untung saja Ethan sigap hingga Selena tidak jatuh di lantai yang dingin.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!