NovelToon NovelToon
Cakar Garuda

Cakar Garuda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Keluarga / Romansa
Popularitas:125.1k
Nilai: 4.6
Nama Author: NaraY

Mungkin benar kata pepatah. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cinta memang terkadang hadir tanpa di rencanakan bahkan kita manusia tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Termasuk pada gadis kecil yang sama sekali tidak pernah ia sangka menjadi akan menjadi jodohnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Mulai goyah.

"Dimana?"

"Di kamar Dindra, Om. Di bawah tempat tidur..!!" Kata Dindra yang masih berdiri di atas sofa.

Secepatnya Bang Arbath masuk ke dalam kamar Dindra dan menunduk untuk melihat hewan yang membahayakan itu.

Dengan penerangan lampu ponsel, Bang Arbath melongok untuk melihatnya.

"Allahu Akbar, lucunya..!!" Bang Arbath segera menarik ekor hewan tersebut dengan hati-hati.

"Lucu????? Dia bisa buat kita mati." Jawab Dindra.

Bang Arbath pun segera mengangkatnya tanpa takut. "Boleh buat saya?" Tanya Bang Arbath sembari mengangkat hewan tersebut. "Ini bukan buaya, namanya biawak."

"Ambil saja, Om keloni juga boleh. Dindra nggak suka." Jawab Dindra.

"Oke. Saya bawa mess..!! Makanya saya bilang tadi.. pintu rumah harus di kunci menjelang magrib." Pesan Bang Arbath sambil keluar rumah.

Dindra mengernyit dahi dengan kesal. Pria itu bernada lebih galak dari Bang Farial dan ia sangat tidak menyukai hal itu. Ia pun secepatnya menutup pintu rumah dan melupakan pakaian Bang Arbath yang masih di gantungnya di dinding kamar.

...

"Bye sayang.. Besok Abang sudah test untuk pendidikan. Kau juga harus tidur. Nanti kirim foto cantikmu ya..!!" Pinta Bang Farial.

"Iya Abang. Ya sudah, tidur yuukk.. Dindra juga ngantuk." Kata Dindra.

Panggilan telepon pun berakhir dan beberapa saat kemudian ia menerima pesan singkat dari Dindra istrinya.

Senyumnya merekah, ia mengamati detail wajah Dindra hingga menggunakan mode zoom namun saat itu tak sengaja dirinya melihat pakaian bernama dada Z. ARBATH ada di kamarnya.

"Pakaian PDHL milik Arbath?? Kenapa ada disana??" Gumam Bang Farial. Ia ingin bertanya lagi pada Dindra namun istrinya itu sudah tidak dalam keadaan ONLINE lagi di pesan singkatnya. "Tidak mungkin kan, Arbath membantu berbenah rumahku menggunakan seragam PDHL???"

Saat pikirannya masih semrawut, ada panggilan telepon dari Saras.

"Iya Saras, ada apa?" Jawab Bang Farial mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Sepertinya Saras pengen nasi liwet."

Bang Farial melihat jam dinding sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tapi karena hatinya merasa bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam kandungan Saras, ia pun menjadi tidak tega.

"Abang belikan. Sabar ya..!! Kau tunggu disana. Jangan kemana-mana dek..!!" Pintanya karena melihat tubuh Saras yang semakin kurus tak terawat.

"Iya Bang."

Suara Saras masih seperti yang dulu. Lembut dan tidak pernah berubah. Suara gadis yang sungguh ia sayangi sepenuh hati.

Namun sebelum beranjak, Bang Farial menyempatkan mengirim pesan singkat pada seseorang di seberang sana.

...

Saras membuka pintu rumah kontrakannya. Ia tersenyum saat Bang Farial benar-benar datang dan membelikannya sebungkus nasi liwet.

"Terima kasih banyak ya Bang." Katanya.

"Nggak masalah. Yang penting kamu dan kandunganmu sehat." Jawab Bang Farial. Hatinya terasa sakit melihat tubuh kurus Saras. "Pagi besok jangan lupa buat susunya. Sore Abang antar ke Bidan."

Saras mengangguk lalu duduk di ruang tamu rumahnya kontrakannya yang memang sangat kecil dan jauh dari kata layak bahkan menyendiri dari orang-orang. Tanpa basa-basi Saras langsung membuka bungkusnya dan memulung nasi liwet itu dengan tangan dan melahapnya tanpa mencuci tangan.

"Pelan-pelan..!! Saya nggak minta nasi mu..!!"

Saras kembali mengangguk. Sing lahapnya, Saras sampai tersedak.

"Abang bilang pelan, dek..!! Apa kau sangat lapar??"

Saras pun berhenti makan hingga akhirnya menangis.

"Saras memang jarang makan. Kadang hanya satu kali saja." Jawab Saras dengan wajah sendu.

"Maaf.. Abang tidak tau kalau kau sesulit ini menjalani kehamilanmu.

"Semua akan Abang selesaikan besok termasuk mencarikanmu kontrakan yang baru dan lebih layak." Janji Bang Farial.

//

"Sudah tidur ya Din, maaf saya ganggu..!!" Bang Arbath merasa tidak enak karena sampai mengganggu tidur malam istri sahabatnya.

"Nggak apa-apa Om. Dindra juga lupa bilang sama Om Ar kalau bajunya sudah selesai Dindra jahit." Jawab Dindra kemudian menyerahkan pakaian seragam PDHL milik Bang Arbath.

"Waahh.. rapi sekali, ternyata kau pintar menjahit juga ya..!!" Kata Bang Arbath tanpa sadar memuji kelihaian Dindra menjahit pakaian. Bukan karena manis di bibir saja tapi memang kenyataannya jahitan Dindra terlihat sangat rapi.

"Biasa saja Om."

"Kalau begitu terima kasih banyak ya bantuannya. Saya kembali ke mess dulu..!!" Kata Bang Arbath.

Dindra mengangguk dalam kantuknya yang tidak tertahan.

\=\=\=

Sore sudah hampir berganti malam, sudah dua hari ini tidak juga ada kabar dari Bang Farial. Perasaan Dindra sampai gelisah memikirkannya. Puluhan pesan singkat nya hanya terbaca tanpa balasan. Makan pun jadi tidak enak.

tok.. tok.. tok..

"Dindraaaa..!!" Terdengar suara Bang Arrow mengetuk pintu rumah Dindra.

"Iya Bang. Masuk saja, tidak di kunci." Jawab Dindra.

Bang Arrow segera masuk ke dalam rumah adiknya.

"Lhoo.. Abang mau kemana?" Tanya Dindra.

"Ada penugasan dadakan. Kau baik-baik ya disini. Kalau mau keluar bilang sama anggota piket jaga. Mereka akan membantu mengantarmu. Atau bisa lah kau minta bantuan Arbath. Dia kan kepala keamanan juga." Jawab Bang Arrow sekalian memberi arahan.

"Sama mbak Denna saja, Bang."

"Abang lupa bilang, Denna pulang semalam karena Papa Mamanya sakit."

"Aahh Abaaang. Dindra takut sendirian disini, apalagi mati lampu. Mana nggak ada Bang Rial." Kata Dindra merengek takut.

"Belajarlah berani, dek. Masa istri pasukan penakut." Ledek Bang Arrow.

"Istri pasukan juga manusia, Bang. Bisa takut juga." Jawab Dindra sembari menyeka tangisnya.

"Laaahh.. jaman sekarang masih bisa komunikasi, dek. Coba di jaman mbah buyut. Mana bisa kita berkabar. Surat pun kadang lambat sampai."

Dindra tidak bisa bicara apapun lagi. Rasanya berat untuk bercerita bahwa komunikasi nya sudah hilang dua hari ini.

.

.

.

.

1
nue21
Luar biasa
nue21
puyeng aku thor/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
nue21
kan ketahuan kelakuan saras ga benar. rial rial. kau buang berlian kau pungut kerikil
nue21
saras banyak mau ny. lama" kayanya farial pusing tujuhkeliling
nue21
kurang asem si rial itu anak mu oy
nue21
adudu...hhhhhhhhhh
nue21
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍁𝕯𝖍𝖎𝖙𝖆❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
aku suka ceritanya kak Nara apalagi yang berbau tentang tentara/polisi
Ati Rohayati
Luar biasa
Nabil abshor
tubagus nagapasa
Nabil abshor
😅😅😅 harimau i',,,
Nining Dwi Astuti
mungkin Dindra di srh cerai sm papa Ricky karena ternyata bang arbath itu "pemakai sm pengedar" bs jd papa Ricky ngerasa bersalah bt yg kedua kali ttg menantuY, g sabar nunggu kelanjutannya
Maysuri
mantap ad cerita baru....
Fitria Syafei
siap KK 👌 terimakasih KK 😘😍
Debby Yanti
lanjut mbak Nara semangatt selaluu/Kiss//Kiss/
Mika Saja
mba Nara ini blm ending nya kan.....msh Ngantung nih.....blm rela jg klo tb2 end aja🤭
dyah EkaPratiwi
Ditunggu bonchap ya kak
siti muhlihah
smngaat mba nara🥰🥰
Denis blora
apapun yg terjadi jgn pisahkan bang Ar dan dindra ya kak Nara .
nih pasti kisah naga dan bang Dalu.
💪💪👍👍♥️
Ayu FazRina Satiasari
kak naraaa aaa jangan berakhir ..masih penasaran dg cerita bg Nevac dg Diandra kmna bang Arbath???penasaaaraannn🥲🥲😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!