NovelToon NovelToon
Ratunya Sang Miliarder

Ratunya Sang Miliarder

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: widyaas

Alisha (22) gadis malang yang dibuang oleh keluarganya sendiri. Awalnya Alisha pasrah akan takdirnya yang mengenaskan. Tapi, tiba-tiba Ansel (27) Miliarder tampan yang datang mengejutkan Alisha dan langsung mengajaknya menikah.

Ansel adalah pria tampan yang sukses membangun perusahaan keluarganya. Ia juga memiliki saham di beberapa perusahaan besar. Ansel dikenal sebagai Miliarder tampan yang sukses. Tak sedikit kaum Hawa yang mengincarnya.

Lalu, bagaimana nasib Alisha, jika Miliarder tampan itu menikahinya? Apakah pernikahan mereka akan dibumbui cinta yang manis atau sebaliknya?

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 29

Alisha sudah sampai di depan gedung perusahaan Xander. Ia berjalan masuk ke dalam dan langsung bertemu dengan Veronica yang kebetulan hendak keluar.

"Oh, hai, Alisha?" sapa Veronica dengan nada ragu. Ia takut salah menyebut nama Alisha.

Alisha mengangguk sambil tersenyum, "Hai juga, Veronica."

"Kau ingin menemui Ansel?" tanya Veronica. Tidak ada embel-embel 'pak' untuk memanggil nama Ansel sebagai tanda hormat pada sang atasan.

Tapi, bagi Veronica itu hal biasa karena dia berteman dengan Ansel.

"Iya. Mengantar makan siang," jawab Alisha sambil mengangkat tas yang berisi kotak makan tingkat.

Veronica mengangguk paham, ia sedikit melunturkan senyumnya, namun kembali tersenyum manis dan berpamitan pada Alisha bahwa dia ingin membeli makanan di restoran seberang.

"Ku pikir, Ansel tidak menyukai wanita itu," gumam Veronica sambil terus berjalan.

Alisha memasuki lift untuk sampai ke ruangan Ansel. Awalnya ia ingin menelpon suaminya agar menjemputnya di lantai dasar, tapi Ansel memaksanya untuk langsung masuk saja.

Dan di sinilah Alisha, di depan sebuah pintu berwarna hitam. Jelas sekali ada tulisan nama suaminya di pintu itu.

Tangannya terangkat mengetuk pintu. Setelah mendapat izin masuk, Alisha segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan kembali menutup pintunya.

Ia langsung disambut pemandangan Ansel yang sedang fokus menatap layar komputer dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung pria itu.

"Kau sudah datang?" tanya Ansel basa basi. Matanya masih fokus menatap komputer di depannya.

Alisha berdehem sebagai jawaban. Ia meletakkan kotak makannya dan berjalan mendekati sang suami. Gadis itu berdiri di belakang Ansel, melihat apa yang sedang dilakukan oleh suaminya.

"Tunggu di sana. Aku selesai sebentar lagi," ucap Ansel seraya menunjuk sofa.

Alisha patuh. Namun, sebelum duduk ia melipir sebentar ke ruangan lain, yaitu kamar yang ada di sana. Entah apa yang dilakukan Alisha, Ansel tak ingin tau.

Karena merasa lapar, Ansel menyudahi kegiatannya terlebih dahulu, dan duduk di sofa sambil membuka tas berisi kota makan tingkat 4.

Ansel menoleh ketika melihat Alisha keluar dari kamar. "Sedang apa?" tanyanya.

Alisha mengangkat sebelah tangannya memperlihatkan dua susu kotak yang baru dia ambil dari kulkas yang ada di kamar itu.

Gadis itu duduk di sebelah suaminya setelah meletakkan susu kotak di atas meja.

"Cumi?" gumam Ansel saat melihat isi kotak makan yang Alisha bawa. Matanya langsung menatap sang istri dengan tajam.

"Aku tau kau suka cumi," ucap Alisha sambil tersenyum tanpa dosa.

Ansel memang menyukai cumi, meskipun tidak menjadi makanan favorit. Alisha juga bingung tadi ingin memasak apa. Hanya ada ayam, udang, dan cumi di kulkas. Karena dia sering memasak udang dan ayam, Alisha memutuskan untuk membuat oseng cumi untuk menu makan siang Ansel hari ini. Tujuannya agar Ansel tidak bosan.

"Jangan melihatku seperti itu. Cepat makan. Mau aku suapi?" tawar Alisha yang sudah mengambil alih kotak berisi nasi, lalu segera menambahkan cumi ke dalamnya.

"Kau membantahku," ujar Ansel dengan datar.

"Apanya?" tanya Alisha yang masih sibuk mengambil lauk pauk untuk suaminya.

"Jangan menyentuh cumi. Berapa kali ku bilang? Jangan keras kepala. Aku tidak suka," jawab Ansel. Bahkan ia enggan membuka mulutnya saat Alisha mulai menyuapi.

Alisha menghela nafas, ia menurunkan tangannya lalu menatap Ansel.

"Kau pasti bosan jika aku mengolah ayam atau udang. Jadi, aku memutuskan untuk mengolah cumi. Tenang saja, aku tidak memakannya sedikitpun. Ini hanya untukmu," ujar Alisha menjelaskan.

"Tetap saja kau tidak boleh menyentuh cumi!"

"Baiklah. Ini terakhir kali aku mengolah cumi," balas Alisha pada akhirnya.

"Ayo, cepat buka mulutmu. Tidak usah sok marah," lanjutnya seraya menyodorkan suapan pertama.

Dengan alis tertekuk kesal, Ansel membuka mulutnya dan menerima suapan dari sang istri.

"Wajahmu terlihat sangat lelah. Apakah ada masalah akhir-akhir ini?" tanya Alisha sambil terus menyuapi Ansel.

Ansel terdiam sejenak. Tak mungkin ia mengatakan bahwa sumber masalah itu berasal dari keluarga gadis itu sendiri.

"Hemm. Ada sedikit masalah. Tapi, aku bisa mengatasinya," jawab Ansel. Itu satu-satunya jawaban yang tepat.

Alisha mengangguk paham. Ia tak ingin kembali menanyakan masalah seperti apa yang terjadi. Karena meskipun diberi tahu, Alisha tidak akan paham, lebih baik diam saja.

"Aku benar-benar tidak ingin kau menyentuh cumi mulai sekarang. Jangankan menyentuh, melihatnya saja kau tidak akan ku bolehkan," ucap Ansel panjang lebar. Bahkan ia belum selesai mengunyah.

"Iya," jawab Alisha singkat.

"Jangan iya-iya saja. Aku paling tidak suka jika ucapanku dibantah," balas Ansel dengan cepat.

"Baiklah. Aku tidak akan memegang dan melihat cumi lagi," ucap Alisha pada akhirnya agar suaminya merasa puas.

Mendengar itu, Ansel tersenyum puas. Ia membuka mulutnya lebar-lebar untuk menerima suapan dari sang istri.

Jika dilihat, Alisha seperti sedang menyuapi bayi besar saja.

Tiba-tiba, seseorang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sontak saja Alisha dan Ansel menoleh ke arah sumber suara. Melihat siapa yang datang, raut wajah Ansel langsung berubah datar.

"Apa kau sedang menjemput ajall mu?" Ansel menatap dingin ke arah Lionel yang cengengesan.

"Maaf mengganggu. Silakan lanjutkan kegiatan kalian. Anggap saja aku tidak melihatnya," ucap Lionel lalu buru-buru keluar dari sana.

Lionel datang bukan tanpa alasan. Pria itu mengeluh sakit kepala saat di telepon tadi. Mereka bukan hanya melakukan telpon berdua saja, sahabat yang lainnya juga ikut bergabung. Mereka memang sering seperti itu jika di kantor.

Padahal saat di telepon tadi, Ansel hanya berucap singkat, tapi disalah artikan oleh Lionel.

Diamlah, kepalaku pusing.

Kira-kira seperti itu ucapan Ansel saat mendengar suara bising dari dua sahabatnya yang cerewet.

Khawatir jika darah tinggi sahabatnya itu kambuh, dengan perhatiannya Lionel datang untuk memeriksa Ansel.

Ansel adalah pria yang sok baik-baik saja jika di luar. Semua sahabatnya bahkan sudah mengenal baik watak Ansel. Sebab itulah Lionel datang tanpa disuruh, tapi yang dia dapatkan malah pemandangan langka.

Di luar, Lionel kembali memasuki lift. Ia akan membeli kopi dulu sebelum kembali menemui Ansel, sekaligus menunggu Alisha selesai menyuapi bayi besarnya.

"Pemandangan langka. Ansel menjadi bayi besar, heh?" Lionel tersenyum miring saat mendapat bahan ejekan baru untuk sahabatnya.

"Aku bahkan tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh istriku," gumam Lionel dengan bibir mencebik. Untung saja di dalam lift tidak ada orang lain selain dirinya.

Sedangkan di dalam ruangan Ansel, Alisha sudah tak lagi menyuapi suaminya. Ia duduk di sebelah Ansel melihat pria itu makan sendiri sambil menyedot susu kotak yang tadi ia ambil di kulkas.

Saat Lionel keluar dari ruangannya, Ansel langsung mengambil alih sendok dan kotak makan yang dipegang Alisha. Ansel makan sendiri tanpa disuapi lagi oleh istrinya.

Jika Lionel tidak masuk sembarangan seperti tadi, mungkin Ansel tetap akan disuapi Alisha.

Dalam hati, Ansel merutuki tingkah Lionel yang selalu membuatnya kesal. Tapi, hari ini ia kesal bercampur malu lantaran terciduk disuapi istri.

***

1
Siha Budin
ceritanya bagus banget trms kasih y thorr
Rustan Sinaga
Luar biasa
Ummiami
mertua idaman
Yolla
kutunggu karya mu selanjutnya thooorrrr.... semangat 💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍
tutwuri Handayani
Kecewa
tutwuri Handayani
Buruk
susanto bulongkod
pelayanan kok belagu amat
Yolla
narsis banget si BPK ansel🤣🤣🤣
endah setyowati
Luar biasa
Ummiami
🤗😋😋
Ummiami
sudah aku kasih bintang 🌟 ny thooor 😊
Ummiami
semangat 💪 y Thooor 😊
Elvi Krisnawati gea
Kecewa
Elvi Krisnawati gea
Buruk
Ummiami
q nyimak y Thor 😊💪
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
ini GK ada lanjutannya kah Thor arka arsen /Chuckle/
Widyaᡣ𐭩: untuk sementara aku belum kepikiran untuk bikin cerita mereka sih😁
total 1 replies
Wijaya Ronny
Luar biasa
Yuni Masarayanti
Biasa
Yuni Masarayanti
Buruk
Yolla
mertua idaman😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!