NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Papa

Menikahi Calon Papa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Beda Usia / Paksaan Terbalik
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023

Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.

Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.

Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."

"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.

Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HOP EMPATBELAS

Sepasang pengantin dadakan tidur bersama di balik selimut yang sama. Alarm tubuhnya membuat Rega mengerjap mata saat pagi tiba.

Malam mereka tidur saling memunggungi, tapi ketika terbangun mereka dalam keadaan saling memeluk.

Rega menyeringai tentu saja, mana yang katanya Vanessa merasa mual saat berdekatan dengannya. Vanessa bahkan terus memainkan dadanya yang bidang.

Dalam batin Rega memuji, betapa bening kulit wajah gadis itu. MasyaAllah, dia waras mengakui bahwa begitu cantik pahatan milik Tuhan ini.

Namun, dari seksama ini dia juga merasa janggal akan sesuatu. Yah... Sesuatu yang sangat tidak lazim.

"Aaaaa!" Rega menepuk dadanya sendiri sambil menghela napas. Teriakan Vanessa membuatnya terkaget untuk sesaat.

Gadis itu menjauh darinya begitu membuka mata monolit miliknya. "Om ngapain di sini?"

"Ini kamar ku." Jawaban enteng Rega membuat Vanessa teringat akan status yang telah berubah menjadi Nyonya Rain.

"He... He... Hehe..." Dengan terpatah patah Vanessa tertawa nyengir. Dia baru saja memberi clue tentang kejanggalan yang Rega dapati.

"Kau gugup?"

"Ti-tidak!" geleng cepat Vanessa.

Rega bangkit dan berdiri, dia meraih selembar foto dari laci nakas-nya. Foto dirinya saat ditemukan dalam keadaan penuh cap lipstik.

"Kau tersengat lebah saat mencium ku malam itu?"

"Hah?"

Rega melempar fotonya tepat di depan lutut istrinya. "Ukuran bibir mu dan gambar bibir di tubuhku tidak sinkron, tidak sama besarnya, lihat saja."

Vanessa melotot. "Ba-bagaimana bisa tidak sinkron! Tentu saja berbeda, gambar dan aslinya memang tidak sama!" tampiknya.

"Mau tahu gimana aku bisa yakin?" Rega menyimpan tangan kanannya di saku celana.

"Skalanya diperkecil satu banding seribu, dengan rumus Jbg sama dengan kurung buka Jbs dikali Sd tutup kurung garis miring Sb. Kau akan melihat ukuran bibir mu dan ukuran cap lipstik itu tidak sama!"

"Apa sih!" Vanessa seperti melihat rumus-rumus yang keluar dari mulut suaminya.

"Manusia otak kerdil seperti mu mana paham!" Rega pergi ke arah kamar mandi seraya bergumam. "Aku akan membuktikan penipuan mu di depan keluarga ku."

"Coba saja, siapa takut!"

Rega menoleh reflek. Diajak bicara rumus melongo, giliran sebuah ancaman Vanessa berteriak seakan tak gentar menghadapinya.

Namun, biarkan saja teriakan gadis itu, Rega sudah kesiangan. Dia perlu melakukan ritual subuh hari sebelum ke kantor dan ada jadwal fitting baju pengantin dengan Hilda yang masih menjadi kekasihnya.

Vanessa sempat terpelongo dengan kegiatan religi yang dilakukan laki-laki itu setelah mandi. Dia pikir orang yang suka mabuk di kelab malam, keningnya tidak akan pernah menyentuh sajadah.

Matanya memicing curiga. Atau jangan- jangan, ini yang membuat ibunya tergila-gila, ya..., drama sok alim seorang Rega gerimis.

"Kenapa melihat ku seperti itu?" Rega melirik curiga istrinya. "Kau mau minta jatah morning kiss?"

"Hah?" Vanessa menganga. Percaya diri sekali orang tua ini rupanya.

"Tidak perlu malu. Majukan bibir mu. Aku bisa cium pakai sepatu mahal ku."

"Cih!" Bibir Vanessa naik sebelah, ia lantas bergantian masuk ke dalam kamar mandi.

Tak begitu lama, dia keluar lagi dengan mengenakan dua handuk putih besar milik Rega, satu dia lilitkan di tubuhnya, satunya lagi untuk menutup bagian pundaknya.

Di atas ranjang sudah tersedia seragam sekolah miliknya yang dikirim Arjuna malam tadi, mungkin. Vanessa sendiri tak tahu pasti kapan seragamnya sampai.

Dari arah kiri Rega muncul, rupanya lelaki itu sudah lengkap dengan celana hitam beserta kemeja biru langit pudarnya. Dia berjalan sambil memasang jam tangan mahalnya.

Vanessa meraih seragamnya berniat berganti pakaian di kamar mandi. Lantas, lirikan cerca dilayangkan oleh Rega padanya. "Kau pikir aku tertarik memandang tubuh mu?"

Vanessa mengernyit tanpa menjawab. Namun, langkahnya terhenti di tempat seketika itu juga.

Rega duduk di sofa untuk mengenakan sepatu hitamnya. Ada teh yang masih mengepul di meja. Sudah menjadi kebiasaan Rega meminum teh di pagi hari sebelum keluar sarapan.

"Aku tidak akan tergoda meski kau telanjang bulat sekalipun!" kata Rega seraya menyesap teh miliknya.

"Sungguh?"

"Hmm."

"Baguslah kalau begitu. Anes nggak perlu repot ke kamar mandi." Vanessa kembali ke sisi ranjang untuk meletakkan kembali seragam sekolah miliknya.

Tak peduli dengan lingkungan sekitar, gadis itu mengenakan satu persatu pakaiannya, diawali dengan CD berenda, bra berukuran sedang, lalu seragam sekolah serta dasinya.

Sementara di sofanya, ada seseorang yang menjilat ludah sendiri. Bahkan dia teguk saat melirik ke arah istrinya.

Tidak besar, ya tidak besar atau mungkin belum sebesar kekasihnya. Tapi, Vanessa punya kelebihan lain.

Bentuk pinggang yang ramping, kulit mulus dan kenyal, bibir merekah merona, rambut sedikit pirang, wajah oriental darah Thailand Arjuna dan Rega sendiri belum tahu asal dari rambut pirang Vanessa.

Cantik mempesona yang dimiliki Vanessa membuatnya lupa di mana letak bibir dan hidungnya, gelas tehnya salah masuk dan sedikit menumpahi kemejanya.

"Sial..."

Rega mengerling ke bawah, sepertinya ada yang terbangun dari hibernasi. Celananya sesak secara tiba-tiba hanya karena melihat paha mulus istrinya ketika sedang memakai stoking.

"Ekm..." Rega berdehem demi menetralisir ketegangan tubuhnya. Letak jantung dia usap untuk memperlambat pacuan iramanya yang kencang.

"Om menelan ludah barusan?" Vanessa baru saja menoleh bersamaan dengan tegukan saliva pria itu. "Om mesum?" tuduhnya.

Rega berkilah dengan terkekeh. "Kau pikir aku napsu padamu? Percaya diri sekali. Hh..."

"Hh..." Vanessa menirukan gaya suaminya yang tampak gugup dan mencurigakan.

"Aku tidak tertarik padamu." Lelaki itu berdiri menenteng jas hitam di depan tubuh demi menutup bagian celana yang sesak.

Segera Rega keluar dari kamar, masuk ke dalam lift yang terbuka. Sempat Rega melihat CD Vanessa saat gadis itu mengikat tali sepatunya.

"Ekm!" Rega berdehem kembali. Di tempat ber-AC tapi keringat menembus dinding pori-porinya.

"Pinggang kecil itu..."

Rega menggeleng sekilas berusaha membuyar angan kotornya. Bisa-bisanya dia berpikir ingin meremas pinggang kecil Vanessa dengan kedua tangan besarnya.

Jam di tangannya sudah cukup berputar jauh, dia harus segera datang ke kantor. Dan pergi lagi menemui Hilda, masalah Vanessa biar saja anak itu berangkat sendiri.

Mumpung belum keluar lift, Rega membalas pesan Hilda. Bahkan mengangkat panggilan dari Hilda yang baru saja masuk.

📞 "Kamu yang ke apartemen ku atau aku yang ke kantor mu?"

"Tidak, jangan, biar aku yang menemui mu di tempat yang aku pesan." Rega keluar setelah pintu lift terbuka.

"Akm Akm!" Dahaman yang membuat Rega melotot dan ternganga. "Kau?"

Anak gadis yang Rega kira manja, bisa turun dari lantai empat hanya dengan menapaki satu persatu anak tangga, bahkan lebih cepat dari lift yang membawanya turun.

"Anes min..."

Rega segera membungkam mulut gadis itu dengan sebelah tangannya. "Diam, kekasih ku bisa mendengar suara mu!" bisiknya sebelum mematikan panggilan Hilda sepihak.

Vanessa yakin Rega baru saja menelepon ibu yang membuangnya. "Anes minta antarkan ke sekolah. Atau Anes adukan perselingkuhan Om ke Daddy Raka!"

Rega terkekeh. "Kau merasa punya sekutu di rumah ini?"

"Tentu saja!" Dasi abu-abu istrinya Rega tarik. Jarak mereka cukup dekat karena itu.

"Aku tidak tahu apa tujuan mu memainkan drama ini. Tapi siap-siap angkat kaki dari sini! Setelah aku bisa membuktikan kau tidak hamil!"

"Siapa takut." Rega mendelik mendapat remasan di area pribadinya. "Cicit cuitnya bangun, tuh." Gadis itu menyengir.

"Kau!" Rega yakin, Vanessa hanya berani saat di luar kamar saja, buktinya anak itu selalu menghindar saat di kamar.

...📌 Ini cerita ringan... tanpa konflik berat... Hanya percintaan manis... Yang nggak merasa greget, silahkan baca karya di bawah ini......

1
Erna Wati
kasihan sekali nasibnya papa Arjuna dia kli nikah ditinggal istri sabar ya papa juna
Erna Wati
Vanessa ko egois si
Erna Wati
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Erna Wati
hahaha sakit perut kocak abis de
Erna Wati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
bisa berantem aja ni mantu dan mertua/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Erna Wati
panas dingin kan km/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
parah ni lanjut
Erna Wati
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Erna Wati
rasai sakit kan/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
sungguh licik km Hilda. dan km akan menyesal Rega /Sneer//Sneer//Sneer//Sneer//Sneer/
Erna Wati
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Erna Wati
jujur Nes aja sm papa Arjuna kasih an nes
Erna Wati
Lumayan
Erna Wati
/Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/
Erna Wati
gila ya ko ada orang model an kaya Hilda ampun
Erna Wati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
kocak abis kelakuan vanesa/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
ada saja km bangsa lanjut
Erna Wati
ketemu juga cerita nya papi Rega dan mommy bangsa lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!