Dihamili Berondong

...🍀🍀🍀...

Anggun menatap lekat pada sosok Starla yang mencuri atensinya. Wanita paruh baya itu mendekat ke arah Starla, sepertinya ia ingin melihat gadis itu dari dekat.

'Apa dia mamanya si bocil? Kenapa dia natap aku kayak gitu ya?' tanya Starla dalam hatinya. Dia heran melihat tatapan tajam Anggun kepadanya.

Bukan hanya Starla saja yang tegang, tapi Saka juga ikutan tegang. Bagaimana tidak, melihat raut wajah mamahnya saat ini dan tatapannya pada Starla. Dia tau mamanya itu lebih galak dari singa betina di kebun binatang.

Namun tanpa disangka-sangka, Anggun malah membelai wajah Starla dengan lembut. Saka pikir mamanya akan menampar Starla atau melakukan hal tidak terduga lainnya.

"Anna, kamu Anna kan?" tanya Anggun dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tante kenal sama mendiang Mama saya?" tanya Starla yang membuat tangis Anggun pecah seketika. Semua orang jadi bingung melihat Anggun yang tiba-tiba menangis.

"A-apa? Mama kamu sudah meninggal?" gumam Anggun sedih.

"Ma, mama kenapa?" tanya Saka dan Ghea bersamaan. Mereka heran melihat mama mereka yang pemarah, kini menangis saat melihat Starla dan menyebut nama Anna.

Adrian dan Starla juga terlihat bingung, sebenarnya apa yang terjadi pada Anggun? Akhirnya mereka semua duduk di sofa ruang tengah, Starla duduk didekat papanya, Saka duduk dengan mamanya dan juga kakaknya Ghea.

Anggun mulai menceritakan tentangnya dan Anna yang dulu tinggal di panti asuhan. Anna sudah seperti saudara untuk Anggun dan mereka berpisah saat Anggun diadopsi. Anna adalah ibu Starla dan wajahnya sangat Miryo dengan Starla. Sekali melihat saja, Anggun sudah bisa menebak bahwa Starla ada hubungannya dengan Anna.

"Jadi, ibu pernah satu panti asuhan dengan mendiang istri saya?" tanya Adrian pada Anggun.

Mendengar cerita mamanya tentang panti asuhan, Saka dan Ghea yang baru mengetahui hal ini. Tentu saja jadi kaget dibuatnya. Mereka tak pernah tau bahwa Anggun berasal dari panti asuhan.

"Iya pak. Saat saya melihat wajah Starla...saya bisa melihat Anna. Mereka sangat mirip, saya tidak menyangka kalau Anna sudah tiada." jelas Anggun sambil menyeka air matanya.

"Maaf Bu, kita skip dulu pembicaraan tentang mendiang istri saya. Apa ibu tidak ingin tahu kenapa saya datang kemari?" tanya Adrian serius. Sehingga semua orang disana jadi ikut tegang karena raut wajah Adrian dan suara baritonnya.

"Eh...iya, ada apa bapak datang ke rumah saya? Bersama Saka juga?" tanya Anggun akhirnya.

"Saya kesini untuk meminta pertanggungjawaban dari putra ibu!" tegas Adrian yang membuat Anggun dan Ghea tergelak.

"Pertanggungjawaban apa pak?" tanya Anggun.

"Anak ibu sudah membuat putri saya hamil." jawab Adrian.

Deg!

Sontak saja Anggun dan Ghea menoleh ke arah Saka dengan tajam. Mereka tidak percaya dengan semua itu. Mana mungkin Saka membuat Starla hamil, sedangkan ia sudah punya kekasih yaitu Elisa.

"Saka, apa itu benar? Kamu membuat Starla hamil?" tanya Anggun dengan suara yang meninggi.

"I-iya Ma, aku yang buat."

Anggun dan Ghea kecewa, kesal mendengar ucapan Saka. Kenyataan bahwa Saka yang sudah menodai Starla sampai membuatnya hamil. Setelah Starla dan Saka menceritakan semua yang terjadi pada malam itu, para orang tua menyimpulkan ada orang yang sengaja menjebak Starla dan salah sasaran pada Saka. Namun apapun yang sudah terjadi pada Starla dan Saka. Mereka tetap salah dan harus segera dinikahkan. Mau tidak mau itu adalah penyelesaiannya.

Lantas, setelah kepulangan papanya Saka dari kantor. Para orang tua langsung berunding tentang pernikahan Starla dan Saka yang akan diadakan besok. Tentunya, pernikahan ini harus disembunyikan untuk sementara waktu. Karena Saka masih kelas 3 SMA, kalau untuk Starla. Dia bisa saja bilang sudah menikah, tapi tidak untuk mempublikasikannya dulu.

"Baik, jadi besok kita adakan pernikahan Starla dan Saka si gereja xxx." putus Jeffry, ayah dari Saka.

"Ya. Besok kita bertemu disana." ucap Adrian. "Ayo Starla, kita pulang!" ajak Adrian pada putrinya.

"Iya Pa."

Saat Starla hendak berdiri, tiba-tiba saja wanita itu meringis kesakitan sambil memegang perutnya, hingga semua orang yang ada disana panik melihatnya.

"Aahh..."

"Starla, kamu kenapa nak?" tanya Anggun cemas.

"Perut kak Starla sakit, tadi perutnya kena lemparan bola." jelas Saka yang juga cemas melihat kondisi Starla saat ini.

"Astaga! Terus kamu gimana nak? Kamu nggak apa-apa?" tanya Anggun perhatian.

"Nggak apa-apa, nyeri dikit aja kok Tante!" Starla tersenyum seraya menenangkan semua orang yang ada disana. Termasuk Adrian, papanya.

Setelah pembicaraan itu, Saka langsung diomeli oleh kedua orang tuanya juga kakaknya. Mereka tidak percaya, Saka bisa menodai Starla.

"Kakak heran sama kamu Ka, kok bisa kamu sampe ngelakuin naninu sama Starla. Kamu kan orangnya dingin dan cuek. Dari sifat kamu sama Elisa aja, kamu cuek banget walaupun kamu perhatian sih sama dia!"

"Kak, aku nggak mungkin ngerusak cewek yang aku sukai."

"Heh! Hati-hati kalau kamu bicara, nanti kalau Starla dengar dia bisa sakit hati." tegur Anggun pada putranya.

"Ya ya maaf." Saka meminta maaf atas ucapannya.

"Papa udah selidiki Starla sama papanya. Papanya seorang nahkoda, mereka berasal dari keluarga biasa aja dan keluarga baik-baik. Starla juga mahasiswi yang paling cerdas di kampusnya dan masa depannya nanti juga bisa terbilang bagus. Papa setuju sama dia," ungkap Jeffry pada putranya itu.

'Hah? Mahasiswi paling cerdas? Yang ada paling nyebelin' batin Saka sebal.

"Bagus dong! Mama juga setuju. Apalagi Starla adalah anak teman baik mama. Mama kenal banget sama mamanya Starla," ucap Anggun yang sama sekali tidak keberatan bila Starla menikah dengan Saka. Beruntungnya Starla, sepertinya Anggun tidak seperti ibu mertua di dalam Opera sabun.

"Dan ya, mulai sekarang dan seterusnya kamu harus putusin hubungan sama Elisa. Kamu harus fokus sama Starla dan calon anak kalian!" tegas Jeffry. Saka hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil menghela nafas.

****

Keesokan harinya, pada hari Minggu. Saka, Starla dan keluarga mereka pergi ke gereja untuk melaksanakan pernikahan Saka dan Starla. Pernikahan itu diadakan tertutup dan hanya kedua keluarga inti saja yang hadir. Starla mengenakan gaun pengantin yang dirancang oleh Ghea, karena Ghea adalah seorang pemilik butik sekaligus desainer.

Starla terlihat sangat cantik dengan gaun itu, begitu juga dengan Saka yang memakai tuxedo putih. Saka terlihat lebih dewasa karena tubuhnya yang bongsor juga.

God! Kenapa dia cantik banget? batin Saka terpukau melihat kecantikan Starla.

Astaga! Kenapa dia kelihatan ganteng banget dan dewasa pake tuxedo itu? No no Starla, inget...dia itu nyebelin dan pernikahan ini cuma sampe bayi ini lahir.

Ya, diam-diam dibelakang kedua orang tua mereka, Starla dan Saka sudah sepakat bahwa mereka akan mengakhiri pernikahan ini setelah bayi mereka lahir.

Pendeta memulai acara sakral itu, Starla dan Saka pun mengucapkan janji mereka dengan cepat. Tidak ada perasaan apapun, ataupun berdebar didalam hati mereka berdua. Karena mereka menikah tanpa cinta.

"Dan terakhir ciuman sumpah, untuk meresmikan hubungan keduanya." ujar si pendeta itu pada Starla dan Saka.

Saka menghembuskan nafas berat, lalu ia mengecup bibir Starla. Hanya menempel saja dan tidak ada gerakan apapun disana.

Prok, prok, prok!

Para keluarganya bertepuk tangan memberi selamat untuk pernikahan Starla dan Saka. Termasuk Gina dan Riko yang hadir juga disana.

"Selamat Star, Lo nikahin si Berondong. Nanti gue nyusul nikahin hot daddy," kekeh Gina sambil tersenyum, ia berharap candaannya dapat membuat Starla tersenyum.

"Apaan sih Lo?" gumam Starla kesal.

"Hey! Ayo balik, mama sama yang lain udah nunggu." Ajak Saka pada istrinya dengan suara yang menyebalkan.

"Oke,bentar."

...****...