Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Untuk apa dia di sana?
"Apa kau mengatakan sesuatu, Sayang?" Tanya Lady yang sedikit mendengar perkataan Arkana.
"Tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa." Dusta Arkana. Mencoba bersikap biasa saja agar Lady tak menaruh curiga kepadanya.
Seakan percaya dengan jawaban suaminya, Lady pun mengajak Arkana untuk pergi meninggalkan rumah sakit. Arkana yang sebenarnya tidak ingin meninggalkan rumah sakit karena ingin memastikan sesuatu pun terpaksa mengiyakan perkataan istrinya.
Untuk apa dia menunggu di depan ruangan dokter obgyn? Apa jangan-jangan dia... Arkana mulai menebak-nebak apa yang terjadi saat ini.
Setelah mengantarkan Lady ke rumah, Arkana tak kembali ke perusahaan. Ia lebih memilih menemui Edgar yang ia yakini saat ini sedang berada di rumah sakit.
"Ada apa kau menemuiku? Apa kau sudah rindu lagi kepadaku?" Tanya Edgar.
Arkana menatap malas teman baiknya itu. "Aku ingin kau membantuku mencaritahu tentang informasi salah satu wanita yang berkunjung ke rumah sakit ini." Jawab Arkana.
Kening Edgar mengekerut. "Informasi wanita mana yang kau maksud?" Tanya Edgar.
Arkana mendekatkan bibirnya ke telinga Edgar berniat untuk berbisik karena ia tidak ingin pembicaraan mereka didengar oleh orang lain.
"Apa? Kenapa kau memintaku mencari tahu tentang wanita itu?" Tanya Edgar sedikit keras.
"Pelankan suaramu!" Titah Arkana merasa takut jika suara Edgar terdengar sampai keluar ruangan kerja pria itu.
"Baiklah. Sekarang jelaskan apa yang terjadi baru aku bisa membantumu." Ucap Edgar. Tidak semudah itu memberitahu informasi tentang pasien pada orang lain jika ia tidak mendapatkan alasan yang jelas.
Arkana pun mulai menjelaskan apa yang terjadi kepadanya dan Emila beberapa bulan lalu. Edgar yang mendengarkannya pun membulatkan kedua matanya merasa terkejut dan tak percaya atas apa yang terjadi.
"Semoga saja dugaanmu tidak benar." Ucap Edgar. Jika apa yang ditakutkan Arkana terjadi maka Edgar tidak bisa menebak apa yang akan terjadi pada rumah tangga sahabat baiknya itu.
"Maka dari itu untuk memastikannya segera cari tahu untuk apa dia datang ke rumah sakit ini hari ini." Pinta Arkana.
"Baiklah. Tapi aku tidak bisa mencaritahunya sekarang karena ada pasien yang harus aku visit sebentar lagi." Jawab Edgar.
Arkana melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Satu jam lagi ia juga memiliki jadwal bertemu dengan salah satu maneger di perusahaannya dan ia tidak bisa menunggu Edgar sampai kembali.
"Aku juga harus segera kembali ke perusahaan. Beri tahu aku secepatnya jika kau sudah mendapatkan informasi yang aku butuhkan." Ucap Arkana.
Edgar mengangguk mengiyakannya. Setelahnya Arkana pun berpamitan untuk pergi meninggalkan ruangan Edgar.
"Sungguh di luar dugaan." Gumam Edgar sambil menggelengkan kepalanya setelah kepergian Arkana.
*
Duar
Bagai petir di siang bolong, Arkana dibuat sangat terkejut saat mendapatkan pesan masuk dari Edgar yang berisi hasil pemeriksaan kandungan Emila hari ini.
"A-apa? Dia hamil? Dan usia kandungannya sudah dua bulan?" Ucap Arkana terbata. Arkana menggelengkan kepalanya berharap apa yang ia lihat tidak benar tapi itu tidak mungkin terjadi karena informasi yang ia dapatkan nyata adanya.
Tring
Sesaat kemudian terdengar panggilang masuk dari Edgar. Arkana segera mengangkatnya hingga panggilan pun terhubung.
"Apa kau sudah melihat file yang baru aku kirimkan?" Tanya Edgar.
"Apa itu benar? Apa kau tidak salah mengirim file kepadaku?" Tanya Arkana memastikan.
***