Cinta Alea

" Angel! Sekali lagi aku dengar, kau berani untuk menganiaya kekasihku. Maka aku akan pastikan kau menyesalinya seumur hidupmu!" ucap Meyer dengan suara yang tegas sebelum kami meninggalkan sekolahan.

Angel tampak tidak terima dalam peringatan yang diberikan oleh Meyer kepadanya.

" Meyer kita setelah selesai sekolah akan ditunangkan oleh keluarga kita. Mereka bahkan sudah merencankan setelah kita kuliah akan langsung menikah kan kita berdua! Kenapa kau melakukan ini padaku?" tanya Angel dengan memasang wajah sendu.

" Karena itu aku kabur dari kediaman Clarkson dan memilih menjadi tunawisma. Daripada aku harus bertunangan dan menikah dengan wanita seperti kamu!" ucap Meyer dengan mata tajam menusuk jantung.

Terlihat Angel yang tubuhnya sampai gemetar mendengarkan perkataan Meyer yang sangat menyakitkan hatinya.

" Bubar kalian semua! Apa yang kalian lihat? Bubar!" ucap Angel sangat marah ketika dia melihat teman-temannya yang banyak berbisik-bisik bahkan mengambil video adegan dramatis antara dirinya dan Meyer.

Aku merasa senang sekali melihat ekspresi Angel dan geng cabe-cabean nya yang seperti tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Meyer kepadanya.

" Rasain!" ucapku sambil memeletkan lidah ke arah mereka sangking puasnya melihat mereka yang seperti ditonjok oleh Meyer.

Aku juga melihat Angel yang tampak menangis setelah ditinggalkan oleh Meyer.

Aku jahat banget ya geng? Karena bahagia di atas penderitaan orang lain. Habisnya mereka sih yang duluan bikin aku kesal.

Apa coba maksudnya mereka mengatakan kalau aku tante girang dan tante gatal huh? Padahal jelas-jelas di sini adalah Meyer yang selalu mendekati dan ngejar-ngejar aku. Apa jadi ga aneh tuh omongan mereka? Bikin gedeg aja sih mereka itu.

Aku mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Meyer yang mengatakan bahwa dia kabur dari keluarganya dan memang menghindari pertunangannya dengan Angel.

' Jadi sebenarnya laki-laki tampan ini bukan orang miskin tetapi dia hanya Anak Nakal yang sedang protes kepada kedua orang tuanya yang memaksa dia untuk menikahi wanita yang tidak dia cintai?' aku sungguh hilang kata-kata setelah mengetahui alasan Mayer meninggalkan keluarganya dan lebih memilih menjadi orang tunawisma dan hidup menumpang di mansionku.

Meyer langsung masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil dengan begitu halus dan mulus. Sekarang aku bisa mengerti kenapa dia begitu mahir menggunakan mobil mewah ini. Karena dia sendiri memiliki mobil satu type dengan yang aku miliki.

Hup! Aku jadi malu karena sudah menganggap Meyer sebagai orang miskin yang hanya menumpang hidup kepadaku.

Setelah mendapatkan laporan dari detektif yang aku kirimkan untuk menyelidik Meyer, aku mendapatkan kenyataan bahwa ternyata sekolahan tempat Mayer saat ini belajar adalah milik keluarganya.

' Pantas saja kepala sekolah saja takut dengan dia ternyata dia adalah pewaris yang sesungguhnya. Dasar menyebalkan! Datang ke mansionku dengan berpura-pura menjadi orang miskin padahal ternyata dia adalah Sultan tingkat dewa!' aku terus melirik ke arah Meyer yang masih diam saja dan fokus dengan menyetir mobilku.

Bahkan ketika kami sudah sampai di rumah Meyer masih tetap menutup mulutnya dan tidak mengatakan apapun.

Meyer langsung masuk ke dalam kamarku dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

" Huh! Sudahlah tampaknya aku memang harus mengikhlaskan kamarku untuk ditempati oleh Meyer!" dengan langkah gontai aku pun kemudian menuju kamar tamu yang ada di sebelah kamarku yang letaknya tidak terlalu jauh dari ruang tamu.

Aku yang benar-benar sudah lelah dengan semua drama yang aku lihat di sekolahan Meyer tadi. Akhirnya membaringkan tubuhku di ranjang berniat untuk tidur.

Tanpa sadar aku pun sudah terlalu lelap dalam tidurku. Sangking lelahnya tubuh dan jiwaku dengan semua yang terjadi hari ini.

Ketika adzan maghrib terdengar, aku pun membuka mataku dan aku begitu terkejut ketika mendapatkan Meyer yang berada di sampingku dan memeluk tubuhku dengan begitu erat. Aku sampai tidak bisa berkutik dibuatnya.

" Sejak kapan dia ada di sini? Seingatku tadi dia tidur di kamarku. Kenapa dia ada di sini?" aku benar-benar frustasi dengan tingkah brondong satu ini yang selalu sukses membuat jantungku berdebar sangat kencang. Sungguh! Dia membuat kesehatan jantungku dalam bahaya.

Dengan hati-hati. Aku berusaha melepaskan tangan Meyer dari pinggangku. Aku berniat untuk bangun dan mandi kemudian melaksanakan salat magrib. Tapi Meyer susah sekali di singkirkan dariku.

" Ya Tuhan! Lepaskan aku Meyer!" aku kesal bukan kepalang dengan dia.

Meyer tampak terkesiap mendengarkan teriakanku yang akhirnya dia membuka matanya dan menatapku dengan lekat.

" Kamu udah bangun sayang?" tanya Meyer yang langsung tersenyum kepadaku.

Astagfirullah! Mata birunya benar-benar sangat mempesona dan telah menyihirku dalam keindahannya.

Aku langsung menggoyangkan kepalaku untuk menolak semua hipnotis yang diberikan oleh Meyer kepada diriku.

" Lepaskan aku! Aku mau mandi dan juga sholat!" ucapku sambil memukul lengan kekar Meyer agar segera melepaskan diriku dari pelukannya yang begitu erat.

" Kita mandi sama-sama ya sayang?" tanya Meyer dengan tampang tak berdosa nya.

" What? Kamu jangan gila ya! Pergi sana kau mandi saja di kamarku!" usirku pada Meyer yang tadi hendak ikut dengan ku masuk ke kamar mandi yang ada di kamar tamu yang sekarang aku tempati.

Meyer tambah protes dengan apa yang kau lakukan. Dia terus menggedor pintu kamar yang telah ku kunci.

" Hah dasar brondong gila! Bbisa-bisanya dia mengajak mandi bersama denganku? Oh Tuhan! Ada apa dengan dia?" tanyaku sambil terus mengupas wajahku yang terasa begitu panas karena malu.

Setelah tidak ada lagi suara dari Meyer aku pun langsung merendamkan tubuhku di atas bathtub dengan air hangat yang sangat enak sekali dan membuat tubuhku rileks seketika.

Tadi setelah pulang dari sekolahannya Meyer sampai lelahnya aku tidak sempat untuk mandi ataupun melakukan hal yang lainnya.

Setelah merasa puas dengan mandi, aku pun langsung melaksanakan salat magrib setelah itu pergi keluar untuk makan malam.

Aku melihat mansionku begitu sepi. Entah orang-orang pada ke mana.

" Apa mereka semua pergi ya? Kenapa tidak ada siapapun?" aku pun pergi ke dapur untuk melihat apakah ada makanan yang bisa aku makan malam ini.

Aku lupa kalau hari ini pembantu yang biasa bekerja di Mansion ku sedang pamit untuk pulang kampung karena anaknya yang sedang sakit dengan di antar oleh Mang Cecep dengan mobilku yang lainnya.

" Tampaknya aku harus masak sendiri untuk makan malam kali ini!" ucapku pelan. Setelah aku melihat tidak ada apa-apa di atas meja makan maupun di kulkas.

" Sayang kita makan di luar aja yuk?" tiba-tiba Meyer sudah memelukku dari belakang.

" Ya ampun! Kamu ahli sekali bikin orang kaget!" ucapku protes saat Meyer mulai mengendus leherku lagi. Menyebalkan!