NovelToon NovelToon
HarBy Kelabu

HarBy Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Murid Genius / MLBB / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Persahabatan
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Amil Ma'nawi

"Payungmu hilang, langit pun menghujanimu dengan deras, serta angin yang berhembus juga kencang, yang membuat dirimu basah dan kedinginan"

"Ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, hujan yang deras serta angin yang berhembus kencang ikut menenggelamkan dirimu dalam banjir yang menerjang"

"Sampai pada akhirnya kamu menghilang dan yang aku temukan hanyalah luka yang mendalam"

~Erika Aura Yoana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amil Ma'nawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Family

"Alhamdulillah, kita bisa menang lagi hari ini. Semoga bisa lolos MPL deh" Caca sangat bersyukur karena timnya kembali meraih kemenangan. Ya, dia yakin, selama ada Ruby Recoil akan tetap berada di jalaur kemenangan.

"Ya, siapa dulu jagoan kita,,, Ruby di lawan, hhha" Canda Zuki pada Ruby yang terlihat cuek.  "Pokoknya, kita harus tetap konsisten, mulai, bertarung dan kalahkan. Untuk sekarang, kita harus bisa mempertahankan permainan ini, jangan ada yang berubah, mungkin hari ini kita harus membicarakan tentang rencana selanjutnya, agar kita bisa tetap bermain seperti ini, bahkan kita harus lebih kuat, untuk mengalahkan lawan selanjutnya. Karena ada kemungkinan, jika kita masuk final, lawan kita adalah Red Eagle. Jadi kita harus lebih kuat"

Meski Recoil sempat tenggelam di dasar klasemen, tapi kini lambat laun muali bangkit lagi. Dan pengaruhnya adalah Ruby, nama Ruby saat ini sedang ramai di dunia peres portan. Banyak tim e-sport yang mewaspadai Ruby. Karena permainannya sungguh gila. Banyak yang berkata, kalau Recoil sangat beruntung mendapatkan pemain seperti Ruby.

Di luar sana juga sangat banyak fans fans Ruby yang sangat mengidolakannya. Namun banyak yang menyayangkan, karena Ruby tidak mempublish wajahnya. Banyak fans yang sangat ingin melihat wajah Ruby, boro-boro fans, orang satu timnya aja pada gak tau, wkwkwk.

Tapi Ruby memiliki rencana, jika seandainya dia menang dalam laga dua lagi. Ruby akan mempublish wajahnya di hadapan semua fansnya. "By, kapan wajah lo di publish. Banyak banget fans lo yang penasaran. Tapi, yang lebih penasaran itu kita si" Juy mencoba untuk menggoda Ruby, siapa tau Ruby menjawab pertanyaannya.

"Kalo seandainya, kita memenangkan dua pertandingan kedepan, mungkin baru bisa publish"

"Wiihh,,,, oke oke, guys kita berjuang demi melihat wajah Ruby, haha" Seketika itu, mereka pun tertawa. Namun saat itu Ruby pergi dari sana, dan langsung di susul oleh Irsya. Oh iya, sebenarnya Irsya juga menjadi salah satu pemain dari Recoil. Ia selalu curiga dengan gerak gerik Ruby.

"Ruby" Irsya menghampiri Ruby dan kini berhadapan dengannya. "Kayaknya, gue gak asing sama tatapan lo" Ruby mulai tidak tenang, ia takut Irsya melepas maskernya. "Maksudnya?" Ruby berusaha untuk terlihat tenang. "Lo kenapa gak buka masker lo-" Saat tangan Irsya menyentuh masker yang Ruby kenakan, tiba-tiba Juy datang dan menghentikan niat Irsya.

"Irsya,,, mau ngapain?" Dengan segera, Juy menghampiri keduanya. "Enggak kak, maaf gue harus kembali" Irsya pun dengan cepat pergi dari sana. "Ruby, tadi dia gomong apa?"

"Dia cuma bilang, kalo Ruby mirip seseorang kak"

"Emm,,, yaudah. Tapi kalo dia mau kurang ajar kayak tadi, lo bilang sama gue" Ruby mengangguk cepat. "Yaudah, kita balik kesana" Juy merangkul pundak Ruby dan mengajaknya untuk kembali bergabung bersama yang lainnya.

***

Hari ini, Ruby lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat biasa berkumpul bersama tim Recoil. Saat akan pulang, Zuki dan Juy mengajaknya untuk ke suatu tempat, dan Ruby sangat menyukai tempatnya. Ternyata Zuki dan Juy mengajaknya ke danau yang begitu indah.

Mereka disana berfoto dan bersenang-senang bersama. "Gilaa, giliran post foto yang ada Rubynya, yang like sama yang komen banyak banget. Giliran post foto gw sendiri, yang like paling cuma satu" Ucap Zuki yang baru saja mendapat notif ig, yang sangat membeludak.

"Gak percaya yang like satu" Timpal Ruby.

"Satu kali sepuluh ribu maksudnya, hhha"

"Dia mah gitu, By. Kadang di balik ke bohongannya ada sesuatu yang waw gitu"

"By, kalo seandainya ni, kita lolos ke MPL ID, lo bakal cetak sejarah sama kita. Terus gue suka bayangin, kalo kita lolos ke MPL juga, terus nantinya ke ESL, huaaaa jadi gak sabar" Ruby tersenyum di balik penutup wajahnya.

"Semoga ya kak, karena umur kan gak ada yang tau"

"Iya, ini mah ngehayal aja dulu, siapa tau jadi kenyataan kan"

***

Pagi ini, Haura pergi ke rumah sakit tempatnya cek up. Karena hari ini sudah jadwalnya. Di karenakan Alvan tidak ada, jadi Hani lah yang akan menemaninya. Sebelum di periksa, seperti biasa Haura harus mengantre terlebih dahulu. Haura duduk dan bersandar pada sandaran kursi.

Ia memakai penutup wajah atau masker, sambil memainkan handphonenya. Entah kenapa, tapi hari ini tubuhnya terasa begitu lesu, padahal setelah bepergian bersama Juy dan Zuki kemarin, tidak membuat Haura lelah.

Kemudian Haura menyandarkan kepalanya di bahu sang tante, dan sang tante menggenggam tangannya. "Kenapa sayang?" Dan tangan yang satunya kini beralih mengelus pipinya.

"Lemes tante"

"Gak papa, bentar lagi ya? Bentar lagi kita di panggil" Haura terlihat memejamkan matanya. Tapi tapi tapi. "Bentar, bukannya itu Ruby ya? Ngapain dia ada disini? Tapi, bentar, takutnya salah orang, lagi" Juy memerhatikannya dari jarak kurang dari sepuluh meter. Namun tidak alam dari situ, Haura menyadari akan keberadaan Juy yang sedang menatap ke arahnya.

Kok ada kak Juy disini? Dia tau gak ya? Ini aku? Haura terlihat mencuri-curi pandang agar tidak ketahuan oleh Juy, dan ternyata benar, Juy masih memerhatikannya dari sana.

Bener, gue gak salah lagi, itu beneran Ruby. Namun, baru saja Juy akan melangkahkan kakinya, Haura segera membuka penutup wajahnya, karena itulah keputusan yang paling tepat.

Di buka? Mungkin bukan deh, cuma mirip aja. Haura pun bernafas lega saat melihat Juy yang tak lagi berada disana. Dan sekarang gilirannya masuk. Hani memilih untuk mengambilkan kursi roda untuk Haura, karena dia begitu kasihan jika harus melihat Haura berjalan kaki.

"Haura,,, kamu saya ingatkan lagi. Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang membuat kamu kelelahan, oke?" Dokter Desi kembali mengingatkan sesuatu yang sering sekali Haura lakukan.

"Perasaan gak ada deh, kak. Ini cuma tubuh Haura aja yang lebay"

"Hhhe kamu ini,,, kondisi kamu semakin menurun loh setiap cek up. Saya harap, kamu bisa menjaga sesuatu apa yang sudah saya larang ya? Dan semoga di jadwal cek up selanjutnya, kondisi kamu lebih baik dari ini ya"

"Iya kakak bawel iya" Haura memang sudah sangat akrab dengan Desi, karena dia sudah menjalani berobat jalan selama dua tahun. "Ehh,,, dokter Desi bukan bawel sayang"

"Iya tante, tau kok, kak Desi sama aja kayak tante, hehhe" Hani mengusap pucuk kepala Haura. Dalam kondisi seperti ini, kamu masih bisa bercanda. Sembuh ya, nak Baru kali ini Hani menemani Haura pergi check up, karena biasanya ada Alvan yang menemani Haura. Dikarenakan Alvan belum pulang, jadi dirinyalah yang harus menemani Haura.

Bersambung,,,

Aduuh hampir aja, kira-kira apa yang akan terjadi ya? Kalo tadi Haura gak buma maskernya?,,,, Apa yang akan terjadi selanjutnya? Markijut!

Ting hilap laik hhe

1
Mukmini Salasiyanti
Balqis????
Mukmini Salasiyanti
gpp acak acakan, thor..
yg penting bersatu kan?

wkwkwk
Mukmini Salasiyanti
Erika ni cowok ato cewek ya??!
Mukmini Salasiyanti
memperbaiki punggung??
mksdnya, thor????
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
salken, Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!