Kanaya Syifa Pratama, seorang gadis cantik berasal dari desa. Bercita-cita ingin menjadi seorang bidan, merantau ke kota untuk kuliah mewujudkan mimpi.
Tapi takdir berkata lain, ia di jebak oleh pacarnya sendiri sampai dirinya hamil. Semua mimpi yang sudah ia bangun hancur begitu saja, bahkan bukan hanya itu Syifa juga harus menerima perlakuan kasar dari ibu mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Sudah 3 hari Alfin mencari Syifa sampai sekarang dia belum menemukan istrinya itu, untuk meluapkan rasa marahnya setiap malam Alfin pergi ke Bar dan dia akan mabuk parah, sedangkan Riko yang melihatnya sepertinya tak tega, dalam hatinya dia ingin memberi tahu dimana Sqyifa sekarang, tapi dia urungkan karna dia sudah berjanji pada Syifa.
"Dimana kamu sayang" kata Alfin yang sudah mabuk parah.
"Udah Fin ayok kita pulang, kamu sudah banyak minum" kata Riko sambil membantu Alfin untuk berdiri.
Alfin yang sudah mabuk parah hanya pasra di bawa Riko pulang, di dalam perjalanan Alfin terus mengiggau memanggil nama Syifa, setelah sampai di rumah,Riko langsung membuka pintu mobilnya dan membantu Alfin untuk masuk kedalam rumahnya.
Tok tok tok
Riko terus mengetok pintu rumah Alfin, tak lama kemudian ada pembantu yang membukakan pintu.
"Ya ALLAH tuan muda mabuk lagi" tanya bik sum pada Riko
“Iya bik, ya udah ayok bantu aku untuk bawa Alfin kekamarnya” pinta Riko
Bik sum segera membantu Alfin masuk kekamarnya, sebelum menaiki tangga terdengar suara Julian memanggil.
"Alfiiiiin" Suara barinton dari sang papa
Kemudian dia mendekati anak bungsunya itu, dan..
Plaaaaak
Suara tamparan yang sangat nyaring, Alfin tersungkur karna tamparan sang papa sangat keras, tapi dia tidak menghiraukan rasa sakitnya, kemudian dia berdiri sambil tersenyum sinis.
"Tampar Alfin lagi pa, atau bila perlu bunuh sekalian, Alfin muak dengan semua ini" ucap Alfin
Mendengar kata-kata sang anak Julian sangat emosi, kemudian dia meraih kerah baju Alfin dan hendak mengayunkan satu pukulan lagi tapi langsung dicegah oleh Eva
"Stop pa, udah kasian Alfin" kata Eva sambil memegangi lengan suaminya.
"Ini semua gara-gara kamu ma terlalu memanjakan Alfin, lihat sekarang akibat nya" jawab Julian dan kemudian berlalu meninggalkan Alfin dan yang lainnya.
Setelah suaminya pergi Eva mendekati Alfin dan kemudian meminta bantuan pada Riko untuk membawa Alfin ke kamar nya, setelah masuk kamar Eva langsung menidurkan Alfin ke ranjang tempat tidur nya, Riko pun berpamitan pada mama rini.
"Tan Riko pulang dulu ya, besok Riko kesini lagi" ucap Riko
"Tunggu Ko, bisa tante bicara sebentar"
Riko mengangguk, Eva mengajak Riko untuk ke taman belakang, walaupun hari sudah larut malam tapi tempat itu sangat indah.
"Mau bicara apa tan?" tanya Riko
"Tante tau kalau kamu yang menyembunyikan Syifa" jawab Eva
Deggg
Jantung Riko seperti mau copot setelah mendengar ucapan Eva, tapi Riko langsung berpura-pura tidak mengerti.
"Maksud tante apa? gak mungkin lah saya nyembunyiin Syifa, apalagi melihat keadaan Alfin seperti ini pasti Riko akan kasih tau dimaana Syifa" ucap Riko dengan santainya.
Eva pun menoleh ke arah Riko, dan benar juga tidak mungkin Riko menyembunyikan Syifa, itulah isi pikiran wanita paruh baya itu.
"Terserah lah dia mau kemana, saya harap dia tidak akan kembali kesini lagi dan mengganggu hidup Alfin, karna sebentar lagi Alfin akan bertunangan dengan Citra"
"Untung Syifa udah pergi dari rumah ini, kalau dia masih disini dia pasti akan sakit banget mendengar Alfin akan bertunangan dengan wanita lain "/batin riko
"Hemm, begitu ya tante, kalau udah gak ada yang akan di bicarakan lagi saya pamit pulang ya tan" ucap Riko
"Oh iya Ko, kamu hati-hati di jalan" jawab Eva
Riko pun berlalu keluar rumah, dan segera masuk ke mobil untuk kembali pulang..
___________
Sudah seminggu Alfin kehilangan Syifa, dia terlihat sangat Frustasi, bahkan sekarang dia sudah jarang datang ke kampus.
Sementara di tempat lain, terlihat seorang wanita cantik lagi berjalan di sekitar halaman villa, iya itu Syifa, sejujurnya Syifa sangat merindukan Alfin, dia ingin sekali diberi kekuatan saat lahiran nanti, tapi mengingat ancaman dari mama mertuanya dia kembali urungkan niatnya.
Tiba-tiba Syifa merasakan sakit di perutnya, dia langsung terduduk dan berteriak memanggil Novi
"Ya ALLAH sakit banget,Vi, Novi tolong aku!" teriak Syifa
Novi yang saat itu lagi telfonan dengan Riko langsung mematikan telfon nya setelah mendengar suara teriakan Syifa, dia langsung berlari ke arah Syifa dan melihat Syifa yang sudah terduduk dengan menahan rasa sakit di perutnya.
"Ya tuhan Fa, kamu kenapa?" tanya Novi
"Perut aku sakit Vj, kayaknya aku mau lahiran" jawab Syifa sambil menahan rasa sakit
"Kamu tenang ya jangan panik, kalau terasa sakit banget kamu tarik nafas kemudian keluarkan pelan-pelan" ucap Novi memberi aba-aba pada Syifa supaya tidak terlalu panik.
Syifa hanya mengangguk, kemudian Novi langsung membantu Syifa berdiri dan memapah Syifa menuju mobil yang sudah di siapkan Riko jika terjadi sesuatu pada Syifa..
Setelah mengantarkan Syifa ke mobil Novi kembali masuk untuk mengambil keperluan Syifa, tak lupa juga dia mengabari Riko.
15 menit kemudian Novi sudah kembali dengan membawa perlengkapan Syifa dan segera masuk kemobil, kemudian sang sopir langsung melajukan mobilnya untuk segera kerumah sakit.
Sesampai di rumah sakit Syifa langsung di masukan ke ruang bersalin, Syifa terus saja menjerit kesakitan, sedangkan Novi dengan sabar menemani Syifa dengan memberikan kata-kata supaya Syifa bisa semangat, tak lama kemudian ada dokter masuk.
"Permisi, Perkenalkan saya dokter Vita saya yang akan menangani persalinan ibu Kanaya Syifa Pratama" ucap dokter tersebut sambil tersenyum
"Iya dok, saya Novi teman nya Syifa" kata Novi
"Apa tidak ada keluarga yang lain, terus suaminya kemana ?" tanya dokter Vita
Novi diam tak bisa menjawab apa-apa, dia tampak berpikir apa dia harus mengabari Alfin kalau saat ini Syifa akan melahirkan.
"Suami saya lagi kerja di luar kota dok kemungkinan dia gak bisa pulang dalam waktu dekat ini, saya kuat kok dok lagian ini ada teman saya yang akan menemani saya" jelas Syifa sambil menahan rasa sakitnya.
"Ok baiklah, silahkan bu di buka celana nya saya akan memeriksa" pinta dokter Vita
Syifa langsung melepas celana nya di bantu dengan Novi, kemudian dokter Vita segera memeriksa pembukaan persalinan Syifa.
"Baru pembukaan 4 ya bu kita tunggu sebentar lagi, jika ibu merasakan kontraksi lagi ibu tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan, dan yang terpenting ibu jangan panik, jangan mengejan jika belum saat nya" kata dokter Vita menjelaskan.
Kemudian dokter Vita pamit keruangan nya, tinggal Novi dan Syifa.
"Ya ALLAH sakit banget Vi, Aaarrrggghhh Vi sakit" kata Syifa sambil memegang tangan Novi
"Sabar Fa ingat pesan dokter tadi jangan panik" ucap Novi menenangkan.
Kemudian Novi izin keluar sebentar untuk membeli air minum serta roti agar Syifa bisa makan supaya tidak kehabisan tenaga saat mengejan nanti, di saat akan keluar Novi bertemu dengan Riko.
"Bagaimana keadaan Syifa ? apa dia sudah lahiran?" tanya Riko
"Belum mas baru pembukaan 4 kata dokter di suruh nunggu lagi, oh iya apa mas Riko sudah lama sampainy?" kata Novi
"Belum terlalu lama, terus kamu mau kemana?" tanya Riko balik
"Mau beli roti sama air minum biar Syifa bisa makan supaya tidak kehilangan tenaga" jawab Novi
"Biar aku aja yang beli kamu masuk lagi temenin Syifa" pinta Riko dan di balas anggukan dari Novi
Novi masuk lagi keruangan Syifa, sementara Riko pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan untuk Syifa.
"Loh kok udah balik Vi? katanya mau beli minum?" tanya Syifa pada Novi yang sudah masuk keruangan nya
"Iya tadi udah mau ke kantin, tapi di luar ketemu mas Riko terus kata nya biar dia yang beli gitu" jawab Novi
Tak lama kemudian Riko masuk dengan menenteng kantong plastik di tangan nya.
"Ini Vi" kata Riko sambil menyerahkan kantong plastik yang di dalam nya sudah ada makanan dan minuman untuk Syifa
Novi langsung mengambilnya dan membuka botol minuman.
"Ini minum dulu Fa" pinta Novi
Syifa langsung meminum minumannya.
Setelah menunggu 4 jam akhirnya pembukaan nya lengkap, Syifa di bantu dokter Vita untuk mengejan tak lupa Novi terus memberikan dukungan pada sahabat nya itu, sementara Riko menunggu di depan ruangan bersalin.
Dan setelah 1 jam menunggu akhirnya terdengar suara bayi yang sangat nyaring.
"Alhamdulillah anak nya laki-laki ya bu" ucap dokkter Vita.
Syifa hanya tersenyum karna untuk menjawab perkataan dokter dia belum memiliki tenanga sama sekali
"Selamat ya Fa akhirnya kamu jadi ibu sekarang" ucap Novi mencium kening Syifa
Kemudian seorang suster mengambil bayi nya untuk di bersihkan.
"Mbak nya keluar dulu ya! saya mau membersihkan ibu Syifa" ucap dokter Vita
Novi keluar dari rungan itu dia duduk di samping Riko, kemudian Riko memberikan minuman untuk Novi
"Bagaimana keadaan Syifa?" tanya Riko
"Alhamdulillah Syifa dan bayi nya sehat, bayi nya juga sangat tampan dia sangat mirip dengan Alfin mas" jawab Novi
"Haruskah Alfin tau tentang semua ini Vi, walau bagaimana pun Alfin adalah ayah dari anak itu" ucap Riko
"Aku si berpikir nya juga gitu mas, tapi nanti kita tanya dulu sama Syifa mas"
"Yok masuk mas dokternya juga udah selesai membersihkan Syifa" ajak Novi
Riko dan Novi masuk keruangan Syifa, mereka langsung mendekati ranjang tempat Syifa berbaring.
"Bagaimana keadaan kamu Fa" tanya Riko
"Baik kok mas" jawab Syifa
"Syukurlah kalau begitu, Vi suruh Syifa makan dulu" pinta Riko pada Novi.
Kemudian Novi langsung mengambil bubur yang sudah di siapkan dan langsung menyuapi Syifa dengan perlahan.
Tak lama kemudian pintu terbuka tampak seorang suster membawa bayi Syifa untuk di berikan kepada Syifa.
"Ini anak nya bu sudah saya bersihkan, silahkan di adzani dulu" ucap suster tersebut.
Syifa diam, dia berpikir haruskah dia menyuruh Alfin kesini untuk mengadzani anak nya.
"Syifa" panggil Novi membangunkan Syifa yang tiba-tiba diam
"Iya Vi, hemm mas Riko" panggil Syifa
Riko pun mendekat kearah Syifa
"Ada apa Fa?" tanya Riko
"Maaf sebelum nya, apa mas Riko mau mengadzani anak ku ?" tanya Syifa
Riko diam sesaat dia tampak berpikir, tapi melihat Syifa menunduk dengan mata berkaca-kaca akhirnya Riko setuju untuk mengadzani anak Syifa.