NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Halilintar

Pendekar Pedang Halilintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Action / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.

Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.

Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.

Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Ji Ping

Ye Fan menyaksikan Ji Ping terpojok, Tongkat Hijau Tuanya berputar liar di tengah tujuh pusaran belati beracun. Meskipun Ji Ping adalah Pendekar Emas Menengah, ia kelelahan dan terdesak.

Tujuh Pendekar Emas Awal, semuanya dengan racun. Jika Ji Ping jatuh, aku akan menjadi target berikutnya.

Tekad dingin membeku di mata Ye Fan. Membantu Ji Ping bukan lagi hanya tindakan moral, tetapi keputusan strategis yang brutal dan efisien.

Ia melepaskan kendali.

Dalam sekejap mata, Ye Fan mengaktifkan Teknik Meringankan Tubuh-nya yang dipadukan dengan Elemen Petir yang baru ia bangkitkan. Tenaga Dalam Emas Awalnya mengalir melalui meridiannya, memicu kecepatan yang tidak masuk akal.

Ia menghilang dari puncak pohon dan muncul di tengah pengepungan seolah-olah ia adalah petir yang melanda bumi. Ye Fan tidak menggunakan pedang; ia tidak ingin membuang waktu mengambil pedang dari Cincin Ruangnya.

Ia hanya mengandalkan tinju dan tendangan!

Satu bayangan hitam terkejut melihat sosok remaja muncul di sebelah kirinya. Sebelum ia bisa bereaksi, tinju Ye Fan, yang diselimuti percikan listrik biru, menghantam sisi kepalanya. Tinju itu tidak menghancurkan, tetapi getaran frekuensi tinggi dari Elemen Petir yang dibawa oleh Tulang Beruang merobek pertahanan Tenaga Dalamnya.

BOOM!

Pembunuh bayaran itu menjerit tertahan, tubuhnya ambruk seketika, lumpuh akibat kejutan listrik di sistem sarafnya.

Hanya sepersekian detik kemudian, bayangan kedua berusaha berbalik, belati beracunnya diacungkan. Ye Fan menyambutnya dengan tendangan berputar cepat. Tendangan itu mendarat di tulang rusuknya, dilapisi Tenaga Dalam Emas Awal.

KRAK!

Pembunuh itu terlempar belasan meter, menabrak pohon dengan keras. Meskipun tidak mati, ia jelas tak bisa lagi bertarung.

Dua Pendekar Emas Awal tumbang dalam sekejap tanpa suara keras, hanya desisan petir.

Keenam orang di tempat itu—Ji Ping dan lima pembunuh yang tersisa—terkesiap. Mereka menghentikan pertarungan, mata mereka terbelalak oleh keterkejutan.

Sambil menghirup napas dalam-dalam, Ye Fan mendarat dengan mulus di tanah yang hangus, wajah mudanya terlihat tenang di balik jubah tertutup. Aura Pendekar Emas Awal memancar darinya, tetapi kualitas auranya jauh lebih padat dan tajam dari Pendekar Emas Awal biasa, berkat Tulang Beruangnya.

Pemimpin kelompok pembunuh bayaran, yang terkejut melihat dua rekannya tumbang, berteriak parau: "Siapa kau?! Berani sekali mencampuri urusan Organisasi Sembilan Bayangan?!"

Ye Fan hanya menatapnya dengan mata dingin yang membawa dendam seumur hidup. Ia tidak menjawab. Kata-kata adalah pemborosan energi.

Ia menyerang lagi. Kecepatan Petirnya kembali diaktifkan. Ia memilih pembunuh bayaran terdekat yang masih terkejut.

Tinju Petirnya melesat. Kali ini, pembunuh bayaran itu memiliki sedikit waktu untuk bereaksi. Ia mengangkat belati beracunnya untuk memblokir.

Bang!

Tinju Ye Fan beradu dengan belati. Pembunuh bayaran itu berhasil menahan kekuatan fisik Ye Fan, tetapi Elemen Petir yang meledak dari tinju itu menembus belatinya dan menghantam tangannya.

Darah menyembur dari tangannya, dan ia berteriak kesakitan. Walaupun lukanya serius, dampaknya tidak cukup besar untuk membunuhnya seketika, membuktikan bahwa melawan Pendekar Emas Awal yang waspada membutuhkan tenaga lebih.

Intervensi beruntun Ye Fan telah menciptakan kekacauan yang krusial.

Ji Ping, yang awalnya dipenuhi keputusasaan, melihat secercah harapan. Ia melihat celah mematikan: lima pembunuh yang tersisa kini terpecah dan fokus mereka teralihkan pada Pendekar Emas Awal yang misterius ini.

Kesempatan!

Ji Ping memfokuskan semua Tenaga Dalam Pendekar Emas Menengah miliknya. Energi spiritual di sekitarnya bergemuruh dan bergetar, dan tongkat pusaka berwarna hijau tuanya mulai bersinar dengan intensitas yang membutakan.

Elemen Logam!

Cahaya keemasan yang menyilaukan muncul dari tongkat itu, mengubah tongkat itu menjadi senjata yang berkilau.

"MATI KAU, SAMPAH JI HONG!" raung Ji Ping, bukan hanya ditujukan pada para pembunuh, tetapi juga pada pamannya yang berkhianat. Emosi amarah, ketakutan, dan rasa pengkhianatan terkompresi dalam satu serangan pamungkas.

Jurus Sapuan Cahaya Mematikan!

Dengan ayunan tongkat yang kuat, Ji Ping melepaskan gelombang energi murni yang terbuat dari Elemen Logam. Gelombang itu melesat cepat, berbentuk setengah lingkaran.

Lima pembunuh bayaran, yang baru saja pulih dari serangan Ye Fan, tidak punya waktu untuk membentuk pertahanan penuh. Gelombang logam tajam itu menyapu mereka semua. Mereka tidak hanya terkena pukulan fisik; Elemen Logam itu menembus kulit dan menyerang organ dalam.

Mereka roboh seketika. Tidak ada jeritan. Hanya lima tubuh tak bernyawa yang ambruk dengan luka dalam serius yang langsung merenggut nyawa mereka.

Pertempuran selesai. Keheningan yang tiba-tiba, hanya menyisakan Ye Fan, Ji Ping, dan dua belas mayat (empat pengawal dan tujuh pembunuh).

Ye Fan menarik tinjunya, menatap Ji Ping yang terengah-engah, memegang tongkatnya yang bercahaya. Ji Ping balas menatap Ye Fan, matanya penuh pertanyaan, syok, dan rasa terima kasih yang tak terhingga.

Keheningan yang canggung menyelimuti lokasi pembantaian. Ji Ping, yang masih memegang Tongkat Hijau Tuanya yang bersinar redup, menghela napas lega. Ia melirik mayat para pembunuh, lalu beralih ke sosok Ye Fan yang berdiri tegak, memancarkan aura Emas Awal yang aneh.

"Terima kasih, Saudara Muda. Kau menyelamatkan nyawaku," ucap Ji Ping tulus, membungkuk sedikit meskipun ia adalah tuan muda klan besar.

Dalam hati, Ji Ping sibuk menganalisis. Kemampuan bertarungnya sangat unik. Kecepatan itu ... dan tinjunya mengandung petir yang kuat! Untuk seorang Pendekar Emas Awal, ia terlalu tangguh. Dia pasti jenius yang disembunyikan klan atau sekte besar!

Ye Fan tidak membalas sapaan itu. Ia hanya melihat ke arah mayat-mayat Pendekar Emas Awal yang tergeletak di tanah.

"Itu hanya kebetulan," jawab Ye Fan dengan suara datar, matanya menyapu sekitar. "Pertarungan kalian menghalangi jalanku menuju Kota Awan. Aku tidak berniat membantu siapa pun."

Jawaban yang dingin dan tidak sopan itu justru membuat Ji Ping tersenyum. Sikap Ye Fan yang acuh tak acuh dan kejam dalam pertempuran memberinya rasa aman. Pemuda ini tidak mencari pujian atau hadiah murahan.

"Haha! Aku menghargai kejujuranmu, Saudara Muda," kata Ji Ping, mengabaikan ketidakpedulian Ye Fan. "Aku Ji Ping dari Klan Ji. Kebetulan aku juga menuju Kota Awan, pulang ke kediaman. Aku tidak mungkin membiarkanmu melanjutkan perjalanan sendirian setelah pengorbanan yang kau lakukan, terlepas dari niatmu."

Ji Ping melirik kereta kudanya yang masih utuh. "Aku sedang tidak dalam kondisi prima. Tubuhku kelelahan. Bagaimana kalau kita bepergian bersama? Di Kota Awan, aku ingin berterima kasih secara layak di kediaman Klan Ji."

Ye Fan merasakan kelelahan yang luar biasa dari pertarungan hidup mati melawan Singa Api dan intervensinya barusan. Meskipun ia bisa berlari, tubuhnya membutuhkan istirahat. Tawaran itu datang di saat yang tepat. Ditambah lagi, bersosialisasi dengan Klan Ji mungkin memberinya informasi yang ia butuhkan.

"Baik," jawab Ye Fan singkat. Sebelum memasuki kereta, ia memastikan untuk mengambil harta milik dari ketujuh mayat Pendekar Emas Awal itu dengan gerakan yang sangat cepat dan tersembunyi, menyimpannya di Cincin Ruangnya. Ji Ping, yang sibuk mengurus sisa-sisa pengawalnya, tidak menyadarinya.

Kereta kuda mewah itu bergerak lagi, kini hanya ditarik oleh satu kuda yang tersisa. Di dalamnya, suasana terasa lebih hangat dan nyaman.

Ji Ping, setelah membersihkan darah di tangannya, mulai berbicara dengan Ye Fan, mencoba meredakan ketegangan. Ye Fan duduk di sudut, diam dan acuh tak acuh, tetapi ia mendengarkan setiap kata dengan penuh perhatian.

"Seperti yang kau lihat, aku punya banyak musuh," ujar Ji Ping, wajahnya kembali muram saat membahas pengkhianatan. "Saat ini di Klan Ji sedang tegang. Ayahku, Kepala Klan, sedang sakit parah akibat racun. Kubu klan terpecah dua: pendukungku dan pendukung pamanku, Ji Hong."

Ji Ping adalah pria yang ramah dan tulus, terlihat dari cara ia berbagi informasi pribadi ini. "Ji Hong benar-benar berniat menyingkirkanku dengan cara apa pun agar putranya, Ji Hun, bisa menjadi Kepala Klan. Aku yakin para pembunuh bayaran itu dikirim olehnya. Jika bukan karena kau, aku sepertinya sudah mati."

Ye Fan hanya mengangguk kecil, membiarkan cerita itu meresap. Ia merasakan sedikit kesamaan; pengkhianatan dari orang dalam, dan bahaya yang mengancam hanya karena pusaka atau posisi.

Ji Ping kemudian mencoba mengubah topik pembicaraan. "Saudara Muda, aku belum tahu namamu. Dan dari caramu bergerak, kau pasti Pendekar yang sangat berbakat. Apakah ini pertama kalinya kau bepergian ke Kota Awan?"

Ye Fan terdiam sebentar, mempertimbangkan sejauh mana ia harus membuka diri. Ia memutuskan untuk memberikan setengah kebenaran yang tidak akan membahayakannya.

"Namaku Ye Fan. Ini ... kedua kalinya," jawab Ye Fan, suaranya terdengar dingin dan jauh.

Ji Ping terkejut. "Kedua kalinya? Kau pernah tinggal di sana?"

"Aku pernah menjadi bagian dari Sekte Pedang Giok," balas Ye Fan, menyebut nama Sekte Kelas Satu yang ia bantu semalam. "Aku berada di sana selama dua tahun, saat usiaku dua belas hingga empat belas tahun."

"Sekte Pedang Giok! Jadi kau adalah murid elit!" Ji Ping berseru kagum. "Lalu kenapa kau keluar? Itu adalah sekte impian di seluruh Kekaisaran Tang."

Mata Ye Fan mendingin. Inilah luka lama yang masih basah. Emosi acuh tak acuhnya sedikit retak.

"Aku keluar karena hal pribadi," kata Ye Fan, lalu melanjutkan dengan nada pahit, "Aku difitnah mencuri sebuah manual teknik tingkat tinggi dari kamar seorang tetua. Aku tidak pernah melakukan hal itu. Tapi semua orang tidak memercayaiku."

Ia mengepalkan tinjunya di balik jubah. "Yang memfitnah diriku adalah cucu dari tetua sekte itu, yang iri dengan bakat seni pedangku. Dia tidak bisa melampauiku dalam pelatihan. Jadi, dia menggunakan koneksinya untuk menghancurkanku. Setelah dua tahun, aku diusir dengan aib."

Ji Ping terdiam, rasa simpati terpancar di wajahnya. Ia mengerti. Dunia persilatan penuh dengan keindahan dan kebrutalan, dan pengkhianatan dari orang dalam adalah yang paling mematikan.

"Itu adalah aib bagi Sekte Pedang Giok, bukan bagimu, Saudara Ye," ujar Ji Ping lembut. "Aku mengerti. Dunia ini kejam."

Ye Fan hanya mengangguk, hatinya sudah lama mati rasa terhadap simpati. Pengalaman itu telah mengajarkannya: ia tidak bisa mempercayai siapa pun kecuali dirinya sendiri. Namun, ia merasa sedikit lega telah berbagi beban tersebut.

1
Modal Sedekah
jangan satu bab dong up nya thor
saniscara patriawuha.
gasssd polllllll....
saniscara patriawuha.
gasssss.
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
saniscara patriawuha.
gassss pollllll..
saniscara patriawuha.
tingkatkan lagi mc nya biar lebih sat set sat set,,,
saniscara patriawuha.
lanjutkennnnnn....
saniscara patriawuha.
gassssdd....
𝕸𝕬𝕾𝕿𝕰𝕽𝕾 𝕷𝕰𝕰, 𝕬𝕸𝕶
Mantap
udenk
goooos
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
🌼🆚🐝
tdk sprt di awal alurnya,terlalu byk penjelasan yg di ulang2
🌼🆚🐝
keren
🌼🆚🐝
crazy up babang💪💪💪💪
Jojok Supriyanto
bukankan Ji Hong ayahnya Ji Hun ya... koq ini jadi pamannya...
Dante-Kun: Hehe 🤭🤭 otornya ngantuk, makasih udah di kasih tau, langsung revisi sekarang
total 1 replies
Jojok Supriyanto
empat ditambah tujuh, sebelas Thor..
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!