Menceritakan konflik antar aku dan kakak sepupuku Dia selalu menginginkan segala sesuatu yang ku punya maupun yang aku kerjakan.
Dari kecil dia tidak mau kalah denganku, karena dia dimanjakan orang tuanya.
Aku dan keluargaku mengalah bukan karena takut , tapi menghargai kekeluargaan yang sangat dekat.
kak sandra bahkan mengakui pacarku sebagai pacarnya, padahal sebelumnya dia juga sudah mengambil pekerjaanku sebagai pengajar paud di kelurahanku.
Tapi dia itu teryata ....
Kenapa kak sandra selalu iri padaku? Padahal aku merasa bisa saja.
bahkan hanya pelayan toko..
Ini adalah tulisan pertama ottor ya temans... dukung ottor terus jangan lupa like dan comentnya ottor tunggu. Terimakasih untuk semua temans ottor sudah mampir di tulisan ottor ini 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R Devi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Bang rizal 🙎♂️
" Parah keluarga sandra itu Din.."
19.55
Aku hanya membaca ,tidak tahu harus membalas apa.
Rizal pov
Sudah hampir dua tahun aku dinas di bank pasar pusat grosir terbesar di kota tempatku dibesarkan. dulu ayahku bekerja di salah satu kantor lurah disalah satu kelurahan dikota ini. Ayahku bekerja lebih kurang tujuh tahun bekerja di sana, dari aku sd sampai lulus sekolah menengah, pas masuk sma ayah pindah ke dinas provinsi, kami sekeluargapun ikut pindah.
Aku tiga bersaudara laki- laki semua aku anak ketiga, umurku dua lima lebih. Aku dan saudaraku bisa dibilang hampir sama besar, karena jarak umur kami tidak sampai dua tahun, jadi kami hanya pangil nama.
yang paling besar namanya Rizwan umurnya dua delapan tahun dan sudah punya anak satu masih kecil abangku guru olahraga smp di kota provinsi . yang kedua namanya Razif berumur dua enam lebih dan bekerja di rumah sakit swasta di kota provinsi juga di bagian perkantorannya, bukan tenaga medisnya, baru menikah beberapa bulan yang lalu.
Aku sebenarnya lulusan di pendidikan olahraga, guru olahraga jalur kerja sebenarnya. namun saat baru lulus kuliah teman kumpul- kumpul ku ada yang mengajak untuk ikut tes dan pelatihan security, aku ikut-ikut saja karena memang baru lulus dan belum memasukan lamaran kemanapun.
Disinilah akhirnya aku bekerja . satu tahun kontrak kerjaku di salah satu bank di kota sebelah, dan tahun kedua aku di tempatkan di kata tempat aku pernah dibesarkan.
Awal aku ditempatkan disini ada senang dan sedihnya. Senangnya aku kembali ketempat yang tidak asing bagiku, kota tempat pernah ku tinggali , dan sedihnya jauh dari orang tua. Mungkin karena aku anak bontot dan dekat dengan ibu.
setelah beberapa bulan aku bekerja disini aku ada tertarik sama seorang gadis, dia juga sepertinya bekerja di pasar dan sering aku lihat dia menunggu angkot di pertigaan depan kosanku.
Dia sangat menarik kulihat, murah senyum dan ramah, setiap menunggu angkot selalu bertegur sapa dengan orang yang sama- sama menunggu, kemungkinan saling kenal karena sekampung.
Kos an ku ada di seberang jalan pertigaan tempat orang- orang yang kepasar menunggu angkot. tempat menunggu angkotnya tidak pas di pertigaan tersebut, agak kekiri sekitar tiga buah rumah, disana juga warung serba ada.
Setiap pagi sekitar setengah tujuh dia sudah berdiri di sana banyak juga anak sekolah menunggu angkot karena ada beberapa sekolah negri memang masuk jam tujuh maka setengah tujuh mereka sudah mulai nunggu angkot.
Aku jadi sering memperhatikannya karena kamarku berada dilantai dua dan paling depan maka aku sering melihat dia tiap pagi.
apalagi jalan di sini tidak lah jalan besar seperti jalan utama depan sana, hanya dua jalur, rumah depan yang diseberang jalan dan rumah kosku pun dekat, bisa melihat siapa saja yang ada di pinggiran jalan berdiri.
Kos an ini dulunya adalah rumah orang tua teman ayahku, dan ingin menjualnya karena orang tuanya sudah punya rumah yang lain, maka ayah tertarik membelinya, karena kata ayah aku bisa tinggal disini tanpa ngontrak.
Awalnya bukan untuk kosan, hanya untuk aku saja dan rumah untuk kumpul keluarga jika ingin libur berakhir pekan ke kota wisata nan sejuk ini, Ayah sebenarnya orang sini dan ibu dari kabupaten sebelah. jadi masih sering mudik antar kota dalam provinsi. tidak salah juga punya rumah disini ucap ayah saat itu.
Mengenai wanita yang kutaksir aku mencoba mencari tahu tentangnya dari orang- orang sekitar, pastilah orang sekitar kenal dengannya.
Pagi itu sengaja aku pergi warung serba ada depan pura- pura membeli sesuatu, aku melihat dia jalan dari arah dalam kampung menuju tempat biasa nunggu angkot, akupun menyebrang jalan dan langsung bertemu di depan warung itu, pura-pura hampir bersengolan .
"Eh.. maaf..". ucapnya terlebih dahulu.
" Tidak apa-apa, aku juga minta maaf, kerena buru-buru tadi..". balasku. " Mau pergi kuliah atau pergi kerja?" . tanyaku berbasa basi.
"Kerja bang.. di pasar grosir *** ". jawabnya.
" Oh yaa !!! , aku juga kerja dipasar grosir*** itu di bank *** sebagai satpam disana ". " kamu kerja di toko apa? blok berapa ? Eh... kenalkan namaku Rizal nama kamu siapa ". aku berbicara tanpa jeda karena aku tidak punya kesempatan untuk nanya-nanya , sebab kalau angkot lewat pasti dia akan lekas naik .
" Namaku Dini bang, kerja ditoko grosir pakaian muslim toko ***** di seberang jalan depan bank tempat abang kerja, agak ke kanan sedikit beberapa ruko". jelasnya
" Wah... bisa sering bertemu kita, nanti kalau ada waktu kita sama- sama berangkat ke pasar, kan lokasinya sama dan berdekatan ". jawabku senang karena lebih mudah untuk kenal lebih jauh untuk pdkt.
" Tidak usah bang, kan waktu kerjanya beda dan nanti merepotkan ". jawabnya . " Duluan ya bang.. sudah ada angkot nya". katanya sambil berjalan keara tepi jalan.
"Tunggu... minta nomor hp". kataku langsung menyershkan hpku. dia melihatku dan juga melihat angkot yang telah derdiri di tepi jalan. Kugoyang- goyang hpku , dan di ambilnya lekas dan cepat dia mengetik nomornya , dia memberikan kembali hpku.
kulihat masih dimenu keypad menekan nomor, langsung ku tekan panggil. lalu hpnya terdengar berbunyi saat kakinya sudah naik ke atas angkot. saat duduk di angot dia melihat kearahku, "Simpan "., ucapku pelan dengan gerak bibir sebagai kode . dia mengangguk.
Saat angkot telah berjalan, aku melihat angkot itu sampai menjauh seperti melepas orang berangkat merantau saja. Aku akan menujumu Dini. tekadku.
Itulah awal pertemuan kami, dan kami pun sering pulang pergi kepasar bersama, karena tempat kerja kami berdekatan. aku bilang pada dini kalau aku serius ingin dekat dengannya, tapi tidak mau pacaran ingin langsung nikah saja, bahkan aku juga sudah berbicara dengan ayah dan ibuku.
Maka sebelum puasa kemaren aku mengajak dia bertemu dengan kedua orang tuaku, aku mengajaknya sambil makan siang bersama.
Saat bercerita ternyata kedua orang tuaku kenal dengan orang tua dini, maupun kakek dan nenek dini. Ternyata tempat tinggal kami dulu dekat dengan rumah nenek dini di kampung sebelah.
Bahkan kata ayah dulu aku sering bermain di taman yang berada dekat rumah kakek dini, dan kata ayah lagi aku dulu juga kenal dengan dini. aku lupa- lupa ingat karena kejadiannya saat masih sd dan smp, mungkin masih terlalu kecil dan wajah dini pun sudah jauh berubah. sepuluh tahun yang lalu atau lebih kejadiannya jadi lupa..
Respon kedua orang tuaku sangat mendukung karena Dini itu sangat sopan dan ibu pun suka berbicara panjang lebar dengan dini. Disini aku menyimpulkan mereka senang jika dini kujadikan istri.
aku ingin Dini spesial buatku, makanya aku menjaga nama baik dini dan keluarganya , aku tidak pernah mengajaknya keluar untuk sekedar jalan- jalan atau makan - makan karena jika kami jalan keluar akan menimbulkan fitnah itu tidak baik buat dini .
Kami bertemu hanya pas pulang dan pergi kerja saja, kalau ada yang ingin di tanya atau ada perlu cukup di wa saja atau telfon.
Tapi saat aku telah nyaman dengan Dini, dan kedua orang tuanya pun sepertinya tidak keberatan dengan aku dekat dengan dini, walaupun aku belum bicara pada mereka tapi aku sudah pernah bilang serius sama dini. mudah- mudahan dini sudah bicara pada orang tuanya.
kehadiran Sandra dan orang tuanya sangat membuatku kesal, aku saja tidak kenal dengan mereka dan entah apa pikiran mereka bisa- bisanya dia langsung berkata kalau aku calon menantu mereka , dengan percaya diri mereka berkata telah menjodoh kanku dengan sandra.
Apalagi si sandra, keganjenan, nempel terus, seperti tidak punya malu. padahal aku sudah terang- terangan menolaknya tapi dia masih saja maksa..
Sampai hari itu saat aku pergi berlebaran kerumah dini, tiba-tiba dia dan kedua orang tuanya datang mengacaukan semua rencanaku untuk berbicara dengan orang tua dini, aku sengaja membawa sepupuku andri untuk menegaskan kalau kedua orang tuaku ingin bersilarurahmi kerumah dini akhir pekan ini, karena kedua orang tuaku saat ini masih berada di kampung ibuku.
tapi semua kacau gara-gara sandra dan kedua orang tuanya datang dengan tidak ada sopan sedikitpun.
" kamu itu akan menikah dengan Sandra bukan Dini.. " ucap ayah sandra saat aku sudah duduk di mobil mereka , aku di tarik paksa sandra dan ibunya ke mobil mereka sore itu saat di rumah dini.
Aku ingat kata-kata ayah Dini saat aku akan dibawa " kamu ikut saja dulu rizal, dengan kamu ikut dengan mereka kamu akan tahu permamasalahannya, hanya kamu yang bisa memutuskan semua setelah mendengar penjelasan mereka, apa yang mereka bicarakan nanti sikapi dengan pikiran dewasa dan tetap tenang ". terngiang ucapan ayah dini.
" Mulai saat ini kamu jauhi dini karena dia tidak cocok dengan mu, kami akan segera mendatangi orang tuamu, agar kamu dan sandra segera menikah, dengan kamu menikahi sandra maka dini tidak ada celah lagi mendekati kamu ". tegas ayah sandra berkata tanpa tahu malu, aku saja merasa muak mendengar.
Aku ingin membantah, tapi aku teringat pesan ayah dini agar aku bersikap tenang, aku diam bukan menerima saja tapi aku mau menyusun strategi agar tidak terjadi konflik yang membuat aku dini dan keluarga dini bermasalah, karena mereka itu sepupu.
" Kamu dimana tinggal dan Orang tuamu, biar kami bisa langsung berbicara tentang perjodohan ini ". ucap ayah sandra
Lah... tempat tinggal ku saja mereka tidak tahu, bagaimana mereka dengan pedenya akan menikahkan aku dan anaknya... keluarga gila...
.
.
.
konflik pertama muncul bagaimana rizal menyikapinya secara dewasa??
.
Dukung otor ya temans... like & favorite nya jangan lupa.. kritikan dan saran juga .....
.
5f thor..🙏
moga2 tidak salah😁
kalau mmg seting cerita di ranah
minang,ada di salah satu bab yg
agak janggal mengenai panggilan kpdn
variasi