"Dear hati ...
Mengapa kau begitu buta? Padahal kau tahu dia sudah berkeluarga. Mengapa masih menaruh harapan besar kepadanya?"
Hati tak bisa memilih, pada siapa ia akan berlabuh.
Harapan untuk mencintai pria yang juga bisa membalas cintanya harus pupus begitu ia mengetahui pria itu telah berkeluarga.
Hatinya tak lagi bisa berpaling, tak bisa dialihkan. Cintanya telah bercokol terlalu dalam.
Haruskah ia merelakan cinta terlarang itu atau justru memperjuangkan, namun sebagai orang ketiga?
~Secretly Loving You~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 14 - Memilih Menghindar
Aku menelan ludah dengan susah payah. Ketika menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkin inilah saatnya. Mungkin inilah momentumnya!!
Mengikuti naluri, aku pun memejamkan mata. Bersiap untuk menerima labuhan hangat yang tanpa sadar telah kutunggu-tunggu kedatangannya.
Aku menunggu ciumannya ....
Satu detik .... Lima detik .... Sepuluh detik .... Tiga puluh detik ....
Apakah membutuhkan waktu yang lama untuk sekedar mendekatkan wajah yang hanya berjarak beberapa senti? Kenapa lama sekali ....
"Sepertinya kamu tidak apa-apa. Cepat bereskan berkasnya." Tepukan ringan kurasakan di kedua pundakku. Belitan tangan hangat di pinggang tiba-tiba terlepas, begitu pula dengan sosoknya, tak lagi kurasa.
Heh? A-apa maksutnya? K-kenapa aku disuruh membereskan berkas?
Kata-kata itu bagaikan guyuran air es, membuatku tersadar dan membuka mata.
Benar saja. Pak Armand tak lagi berada di depanku. Pria itu sudah berjalan menjauh. Meninggalkan anak perawan yang mengharapkan ciumannya.
Astaga!!! Aku benar-benar malu!! Rasanya ingin bersembunyi di dasar bumi yang paling dalam!!
Tadi aku memejamkan mata dengan bibir yang dimonyong-monyongkan, beranggapan dia akan menciumku!! Nyatanya, aku telah salah duga!! Pak Armand sama sekali tak ada niatan untuk menciumku!! Ya Tuhan, aku malu sekali!! Aku ingin bersembunyi!!
Wajahku terasa terbakar. Kututup wajah dengan kedua telapak tangan. Aku benar-benar tidak memiliki muka lagi!! Bisa-bisanya aku kege-eran seperti ini?! Dapat pikiran gila darimana sih? Aku benar-benar malu!!
"Arsha, kamu bereskan dulu berkas yang jatuh. Aku akan ambil jaminannya." Secara tiba-tiba sosoknya muncul dari balik rak, membuat jantungku jatuh seketika.
"Ba-baik Pak." Aku tak kuasa melihat wajahnya, sehingga yang kulakukan hanya membalikkan tubuh dan menjawab ucapannya tanpa melihat.
Aku ingin malam ini segera berakhir. Aku tak sanggup berlama-lama dengannya. Rasa malu menggerogoti seluruh tubuh. Membuatku tak mampu berhadapan dengannya.
Salah satu cara agar aku bisa terlepas adalah dengan menyelesaikan pekerjaan ini secepat mungkin. Berpedoman pada hal itu, aku cepat-cepat merapikan berkas dan mencari berkas yang belum ditemukan.
Setelah hampir setengah jam berkutat ditumpukan berkas, akhirnya ketujuh berkas itu bisa ditemukan semua.
Rasa malu masih membakar jiwaku. Aku tak punya muka bertemu dengan Pak Armand, sehingga yang bisa kulakukan saat ini adalah kabur secepat mungkin dari hadapannya. Kulihat Pak Armand masih berada berkutat mencari jaminan, hal itu kugunakan untuk pergi dari tempat itu secepat mungkin.
Bagaikan seorang pencuri, langkah kakiku mengendap-ngendap. Tujuannya hanya satu. Pintu keluar. Langkah-langkahku terasa berat. Aku baru bisa bernapas lega begitu mencapai pintu dan keluar seketika.
Malam itu aku meletakkan berkas di meja Pak Armand. Begitu selesai, aku langsung mengambil barang-barang dan pergi meninggalkan kantor. Aku lari seperti seorang pengecut!
***
Semalaman aku tak bisa tidur. Tingkah bodoh itu selalu melekat di pikiran. Bagaimana mungkin aku berpikir Pak Armand akan menciumku? Atas dasar apa?
Melihatku menutup mata, beliau pasti berpikir aku telah menantikan ciumannya (meskipun itu benar adanya). Apa yang akan dipikirkan Pak Armand? Apakah aku terlihat seperti wanita murahan?
Arghhh!! Bagaimana aku akan menghadapinya setelah ini?! Haruskah aku resign?! Tapi, cari pekerjaan tidak mudah. Haruskah resign karena masalah seperti ini?
Duh, nggak tahulah. Apa kata besok saja. Sekarang aku mau tidur. Apa yang terjadi besok, biarlah terjadi.
***
Aku memang berkata seperti itu. Namun pada kenyataannya, aku tak bisa secuek itu. Melihat sosoknya selalu berhasil membuatku bersembunyi. Aku tidak memiliki muka untuk menghadapinya.
Beberapa kali aku mencoba untuk menghindari beliau. Seperti misalnya, ketika beliau menyuruhku untuk mengambil berkas di ruangannya, aku akan meminta tolong office girl. Selain itu, pengiriman laporan yang harusnya berbentuk hard file, kukirim melalui email dalam bentuk soft file.
Memang sangat tidak profesional, namun aku benar-benar belum siap untuk bertemu dengannya. Aku tak mampu menatap mata itu. Aku takut dengan pandangan beliau terhadapku.
Aku menatap wajahku di cermin. Pantulan wajah seorang wanita muda dengan make up seadanya. Penampilan biasa. Otak yang juga biasa. Berstatus sebagai staff training. Ceroboh. Dan acapkali melakukan kesalahan. Seorang wanita yang tak mungkin bisa bersanding dengan pria sempurna seperti Pak Armand.
Bagaimana mungkin otak bodoh ini mengharapkan Pak Armand?!
Aku mencipratkan air ke wajah. Dan menepuk-nepuk pipi dengan keras.
"Bangun Arsha!! Bangun dari mimpi!! Sadarlah!! Kamu boleh mengaguminya, tapi tak boleh lebih dari itu!! Dia atasanmu!! Dia hanya baik karena kamu anak buahnya!! Jangan berpikiran berlebihan!! Yuk kembali fokus!! Kerja!! Kerja!!" ucapku pada diri sendiri.
"Semangat!!" Aku mengepalkan tangan. Membulatkan tekad, untuk tak lagi menghindari Pak Armand. Membenahi perasaanku yang kusut. Meluruskan, bahwa perasaan ini hanya sebatas kagum belaka.
Selesai melakukannya, aku keluar dari toilet. Aku sudah membulatkan tekad untuk tak lagi menghindari Pak Armand dan menghadapi beliau layaknya seorang atasan belaka.
Baru selangkah kakiku keluar, namun harus tertahan begitu sesosok tubuh tinggi menjulang di depanku. Menghadang langkah kakiku. Sosok itu berdiri dengan kedua tangan saling terlipat di dada. Menatapku dengan tatapan mengintimidasi. Membuatku mengerut seketika.
"Arsha, apa kamu ada masalah denganku?"
***
Happy Reading 😂