Kisah seorang Wanita bernama Reyna yang mampu berjuang menghadapi kehidupan dengan iman dan keyakinannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Kejutan
"Assalamualaikum...!!!" Reyna mengucapkan salam di depan pintu, sambil melihat sekitar dan takjub dengan halaman luas,rumah yang megah tentunya taman yang indah
"Waalaikum salam..." Jawab Dinda
Ceklek..
suara pintu terbuka disambut dengan senyuman Dinda yang bahagia.
"Eh dah nyampek Rey...yuk masuk sayang..." Dinda menarik tangan Reyna untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu yang luas
"Wahh..rumah tante bagus banget ya...megah dan indah..." Kata Reyna
"Iya sih...tapi sepi...cuma ada kita bertiga...coba kalau Rehan dah punya istri dan anak...duh... pasti lengkap kehidupan tante...ni rumah pasti rame..." Kata Dinda sambil senyum-senyum membayangkan apa yang dikatakannya.
"Hehe...iya tante...semoga keinginan tante terkabulkan aminn..." Jawab Reyna
"Aminn...makasih Rey...kayaknya masih lama, soalnya Rehan sampai sekarang juga belum bawa calonnya kerumah.." ucap Dinda dengan raut sedih "udah deh...gak usah mikirin tu anak...oh iya Rey...ada yang mau Tante tanya sama kamu.."
"Apa Tante..?"
"Rey masih tinggal sama papa dan keluarga Rey di Surabaya?"
"Ohh...sudah lama Rey keluar dari rumah tante...saat Rey mengambil keputusan untuk berhijab 3 tahun lalu dan Rey sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan papa,kak Ronan dan kak Revan.." jawab Rey sambil mengambil nafas panjang
"Oh...sudah jangan dipikirkan Rey...nanti buat kamu sedih.."
"Rey ingat nggak kematian almarhumah mama..?" Dinda tanya dengan hati-hati
"Oh itu...maaf tante yang Rey ingat hanya mama kecelakaan di waktu hari ulang tahun Reyna di usia 5 tahun.. selebihnya Rey tidak begitu ingat..ada apa ya tante..?" Tanya Reyna mengernyitkan alisnya
"Gak ada...soalnya kabar kematian mama kamu mendadak banget, jadi tante pengen tau aja...ya sudah kalau tidak tau...yuk diminum dulu tehnya...nanti keburu dingin.."
Dalam hati Dinda sedikit lega karena ternyata Reyna masih belum tau kejadian yang sebenarnya, dan suatu saat nanti Dinda berjanji akan menceritakan semuanya
Sampai ada adzan dhuhur, perbincangan Dinda dan Reyna yang begitu hangat akhirnya berakhir
"Maaf tante, boleh nggak Reyna numpang sholat dulu..?? Tanya Reyna
"Tentu Rey... kebetulan tante halangan jadi gak sholat...kamu boleh sholat di kamar Rehan saja ya...kebetulan mushola di bawah lagi di rehap belum selesai.."
"Ohh...iya gak apa-apa tante..." Jawab Reyna yang mengikuti langkah Dinda menuju kamar Rehan
Setelah selesai sholat,Reyna berniat keluar dari kamar Rehan, dan sekilas Reyna melihat foto Rehan memeluk seorang wanita cantik berhijab yang tersenyum dengan pakaian bela diri sambil membawa piala
"Hebat wanita ini sudah sabuk hitam dan sangat cantik, mungkin kekasihnya Rehan, kenapa hatiku merasa sakit ya..ish...sadar Reyna..!" Batin Reyna sambil melangkah keluar meninggalkan kamar Rehan menuju ke ruang tamu untuk berpamitan kepada Dinda
"Tante...Rey pamit dulu ya...sudah siang, soalnya ada janji ngantar Ira jam dua siang nanti.."
"Loh...tante kira kamu pulang nanti sore saja Rey..." Kata Dinda cemberut
"Kapan-kapan Rey akan main kesini lagi nemani Tante kok...Rey janji..."
"Janji ya...oke... hati-hati ya Rey...emhh...Tante boleh nitip sesuatu nggak Rey..?" Tanya Dinda sedikit ragu
"Apa tante..??" Tanya Reyna penasaran
"Berkas ini tolong kamu kasihkan ke Rehan di kantornya,kan kamu melewati kantor Rehan nanti, soalnya tante gak bisa ngantar, gak ada sopir dan berkasnya penting banget harus di bawa rapat nanti sama Rehan.." kata Dinda yang memang sengaja biar Reyna dan Rehan makin dekat
"Ohh...iya gak apa-apa kok Tante... Rey pergi dulu ya.. Assalamualaikum...!! Reyna mengucapkan salam dan segera pergi menuju kantor Rehan
Tak lama Reyna sudah ada di loby kantor Rehan dan segera ke meja resepsionis untuk mengutarakan maksutnya
"Maaf mbak..bisa saya ketemu pak Rehan..? Saya Reyna mau memberikan berkas penting..."
"Oh..dengan mbak Reyna ya..? Tadi bu Dinda sudah telpon saya..mari saya antar ke ruang bapak Rehan"
Reyna segera mengikuti langkah resepsionis masuk ke liff menuju lantai 8
"Ini ruangan bapak Rehan mbak..."
"Oh iya, terimakasih mbak..." Reyna segera melangkah ke ruangan Rehan,
"Ini meja sekretarisnya kok kosong, trus aku harus ngasihkan ke siapa berkas penting ini..heh... Apa aku nunggu sekertaris nya di sini aja ya.." batin Reyna
Karena hampir 5 menit tidak ada tanda sekretaris Rehan datang, akhirnya Reyna memutuskan untuk memberikan berkas itu sendiri ke Rehan, yang sebenarnya Reyna males banget ketemu Rehan.
Saat mendekati pintu ruangan Rehan, Reyna seperti mendengar suara lirih perempuan dan laki-laki, tapi Reyna segera menepis pikiran negatif yang ada di benaknya.
"Ceklek..." Reyna membuka pintu dan melihat adegan panas yang sukses membuat Reyna membelalakkan mata sampai lupa bernafas sesaat..
Pemandangan dimana Rehan sedang duduk di kursi kerjanya berciuman dengan wanita yang mengangkang ada di pangkuannya
Rok wanita itu menyibak ke atas hampir semua pahanya kelihatan, sedangkan Rehan meremas paha wanita itu dengan kuat sambil ******* bibir wanita itu dengan nafsu memburu
"Emhh..sayang..bibirmu...emhh... nikmat" kata si wanita
"Emhh...yes baby...emhh..." Kata Rehan lirih
Kaki Reyna hampir kehilangan tenaga, segera Reyna menyadarkan dirinya, bernafas pelan dan berjalan mendekati meja yang tepat di depan kegiatan panas Rehan
"Maaf saya hanya mau mengantar berkas ini...silahkan dilanjutkan kegiatannya.." kata Reyna pelan dan segera berbalik keluar dengan langkah cepat setengah berlari
Kedua insan itu langsung terperanjat kaget... Rehan bagaikan di sambar petir disiang hari melihat ada Reyna meletakkan berkas di mejanya, Rehan langsung berdiri dan berlari mengejar Reyna...sedangkan wanita itu langsung jatuh terjerembab.
"Rey... tunggu... Rey...!" Teriak Rehan tapi keburu pintu liff yang membawa Reyna menutup
"Dasar ba**ngan ...makin jijik dan muak aku melihat tingkah lakumu Han...kenapa juga aku tadi mau mengantar berkas itu...malah melihat kegiatan yang mengotori mataku saja..." Gumam Reyna lirih sambil merasakan nyeri dihatinya
Sampai dirumah jam setengah dua, Reyna segera bersiap untuk mengantar Ira, jam delapan malam akhirnya Reyna sudah sampai rumah dan ingin segera memejamkan matanya
Saat memejamkan mata Reyna teringat kejadian di kantor Rehan siang tadi, seketika itu ingatan Reyna menerawang jauh mengingat masa lalu , dimana Reyna sudah sering melihat bagaimana papanya sering membawa wanita-wanitanya ke rumah dan itu membuat hati Reyna semakin sakit, belum lagi kakaknya Ronan dan Revan yang melakukanya gak jauh beda dengan papanya, suka bermain dengan banyak perempuan.
Tak terasa air mata Reyna menetes tanpa henti karena nyeri di hatinya semakin terasa sakit
" Mama... Rey kangen mama...kenapa mama tidak mengajak Rey saja... hati Reyna sangat sakit ma...Reyna kangen mama..." Suara tangis Reina tiada henti hingga akhirnya Reyna tertidur karena kecapekan menangis.
Jam 3 pagi Reyna terbangun dan segera ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melakukan sholat malam, seketika itu hati Reyna terasa ringan dan tenang, Reyna merasa kuat lagi dengan semangat yang kembali dalam dirinya
Selesai melakukan sholat sambil menunggu adzan subuh Reyna mengaji sampai dilanjutkan dengan sholat subuh...segera Reyna masak sebentar dan bersiap-siap untuk masuk kuliah
Di cek sebentar handphone nya yang dari semalam di matikan dan ada 79 panggilan masuk dari Rehan.
"Pagi semuanya...yang mau sarapan nasi goreng spesial chef Reyna ayuk cepetan...!" Teriak Reyna lantang
Langsung berlarilah anak-anak manusia yang ada dalam kamar keluar menuju meja makan
"Wow...nyam-nyam.. thanks cantik" (satria)
"Lezatos..." (Siska)
"Love you baby..." (Ira)
"Mantap..." (Iwan)
"Doa dulu...jangan lupa...biar berkah.." kata Reyna
Dijawab anggukan dari ke empat sahabatnya.
Setelah selesai makan semuanya masuk kamar bersiap berangkat kuliah
"Aduh...ni perasaan kunci sepeda masih di Siska deh...belum dikembalikan" gumam Reyna sambil menuju ke kamar Siska
Saat membuka pintu kamar Siska,
" Astagfirullah...Kalian....!" Teriak Reyna melihat Siska dan Iwan berciuman di dalam kamar dengan posisi Siska di bawah Kungkungan Iwan..sedangkan baju Siska sudah menyibak tidak karuan.
Mendengar teriakan Reyna...Iwan segera meloncat spontan , Siska langsung bangun membenahi baju dan rambutnya
"Ada apa sih Rey...kita cuma ciuman aja kok..sumpah...!" Kata Iwan yang melewati Rey untuk keluar dari kamar karena takut melihat Rey yang sudah melotot ke arahnya
"Rey...jangan gitu lah...kita nggak ngapa-ngapain..." Kata Siska nyengir kuda
"Nggak ngapa-ngapain pala lu, itu lipstik pada belepotan ke mana-mana, kebangetan lu sis...gak takut hamil duluan lu...dosa dipikirin lah...kamu tu dah dewasa.." nyinyir Reyna ke Siska
"Lama-lama mataku ini bisa rabun kebanyakan lihat kemesuman kalian semua...!" Teriak Reyna jengkel karena ingat juga dengan kejadian kemaren di ruangan kerja Rehan.
Setelah itu Reyna segera pergi ke kampus dengan naik sepeda motornya.