Menikah bukan berarti jodoh sudah bermuara pada tempatnya. Terkadang Tuhan hanya mempertemukan, namun tidak menyatukan.
Senja adalah perempuan korban dari perjodohan kedua orangtuanya, niat hati untuk mengabulkan keinginan orang tuanya, membuat Senja harus menelan pahit sekelumit kisahnya sendiri.
Seperti apa kehidupan Senja setelah menikah????
Akankah ia temukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYSEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Alan Si Udin Si Usrok!
Waktu sudah melewati batas pagi hari, Namun guyuran hujan dini hari tadi, masih menyisakan semburat awan hitam yang bergulum menghalangi pancaran sinar matahari.
Seakan ingin berselaras dengan kondisi cuaca pagi ini, Senja yang mendapatkan libur satu hari setelah lelah menyiapkan serta melaksanakan perhelatan pentas seni kemarin, masih bersembunyi dibawah selimut tebalnya. Udara yang dingin membuat Ia enggan untuk berpisah dengan tempat ternyamannya.
Sembab dimatanya menandakan bahwa, lagi-lagi dirinya telah menghabiskan malam dengan tangisan bodohnya. Ya! Pertemuannya dengan Dewo kemarin masih menyisakan kepedihan yang luar biasa dihatinya.
Bodohnya aku! Kenapa masih berharap dengan bajingan seperti dia!
Sepanjang malam Ia merutuki nasibnya sendiri, sikap bodohnya yang masih saja mengharapkan Dewo akan kembali mendatanginya dengan sikap yang berbeda. Pada akhirnya, Ia malah tertampar keras dengan kenyataan dan fakta bahwa Dewo masih menjadi Pria yang sama.
Senja meraih ponsel diatas nakas untuk menghubungi Risa. Rasanya perlu berbaikan mood sebelum memulai kembali aktivitas esok hari,
"Sorry, Nja! Gue lagi jalan sama Niko, mau main kerumah Niko buat kenalan sama orangtuanya."
Hufft niat Senja untuk mengajak Risa jalan ke mall gagal karena Risa sedang bersama kekasihnya.
Ahh! Iya, Tika!. Belum Senja menelfon Tika, sudah muncul notifikasi Ig Tika, yang memperlihatkan sebuah foto bergambar setumpukkan buku dan secangkir kopi dengan caption I am busy! please don't distrub.
Yahhh, sepertinya Tika juga sedang sibuk untuk mempersiapkan ujiannya.
Senja kembali menyembunyikan wajahnya dibalik selimut, tapi tak selang lama, Ia menyibakkan selimut dan beranjak dari kasur. Namanya juga me time, Aku nggak perlu teman untuk menghabiskan waktuku kan?
Akan sangat membosankan jika waktu liburnya hanya Senja habiskan diatas kasur. Karena itu, senja berniat untuk menghabiskan waktu menikmati kesendirinya untuk mengunjungi mall.
"Mau kemana, Nja?" tanya Ibu Ina.
"Mau keluar sebentar, Buk! Ada yang mau dicari." jawab Senja, "Senja pamit keluar sebentar ya, Bu. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalaam, jangan pulang kemalaman ya, Nja!" pesan Ibu Ina.
"Iya, Bu."
Senja pun pergi dengan mengendarai motor matik kesayangannya, yang Ia beli jauh sebelum menikah dengan Dewo.
Setibanya di area parkir sebuah mall ternama di daerahnya, Senja yang berada di Basemant naik menggunakan lift menuju lantai satu.
Enaknya ngapain dulu ya?
Senja mengedarkan pandangan, menelisik satu persatu hamparan toko yang ada dilantai satu. pandangannya terhenti disebuah Salon.
Mungkin aku perlu sedikit sentuhan pada rambutku agar terlihat lebih fresh.
Senja pun melenggang memasuki sebuah Salon yang tidak terlalu banyak pengunjung hari itu. Seorang laki-laki dengan perawakan yang gemulai menyambut kedatangan Senja, "Hello, Sista... Ada yang bisa dibanting? Eh dibantu maksudnya?"
Senja tersenyum kikuk, bukan hal baru memang dengan pegawai bahkan pemilik salon yang notabene adalah seorang laki-laki namun berperilaku menyerupai perempuan, "Aku mau memotong sedikit rambutku," jawab Senja singkat.
Monica, nama pegawai salon yang Ia ketahui dari Nick name di dada sebelah kanannya, mengarahkan Senja untuk duduk di kursi menghadap hamparan cermin disepanjang dinding.
"Wah! Rambut kamu sudah bagus, tebal dan silky, ditambah warnanya masih sangat natural. Aku potong shaggy layer dengan soft Bangs biar kelihatan Fresh!" ujar Monica.
Hampir satu jam, Senja berada di salon tersebut telah menyelesaikan serangkaian acara potong rambut, keramas dan lainya. Setelah membayar, Senja keluar dari salon, Iya sempat melirik penampilan barunya di kaca cermin yang memang benar terlihat segar dibanding sebelumnya, dengan rambut panjang hampir sepinggang.
Ngapain lagi ya? Senja mulai naik kelantai dua dan berkeliling melihat-lihat sederetan toko yang menjajakan barang-barang bagus, Manik matanya terhenti disebuah stand coffe yang terdapat di depan eskalator.
Ngopi dulu enak kali ya?! Senja melihat-lihat menu coffee yang dijual distand tersebut, ada satu nama coffee yang berhasil mencuri perhatiannya, Ice Americano Senja biasa mendengar nama coffee itu di dalam drama-drama Korea yang Ia tonton. Akhirnya Senja menjatuhkan pilihannya pada Ice Americano.
"Huweekkkk!! Kok pait!" Senja menjilat bibirnya sendiri setelah Indra pengecap nya merasakan pait. "Mahal doang, enak enggak! Mending kopi item di IndoApril, dapet photocard oppa-oppa ganteng lagi." gerutu Senja.
"Senja?!" Senja menoleh kearah orang yang menepuk punggungnya,
Ah! Si Alan Si Udin Si Usrok! segala ketemu pohon kelapa disini.
"Hai, Mr. Alan?" jawab Senja.
"Kamu sama siapa?" tanyanya.
"Sendiri, Alan."
"Ceilaaahhh, kayak yang masih perawan aja, jalan sendiri! atau jangan-jangan emang udah sendiri?!" cibir Alan.
Senja memutar bola matanya, kalau udah ngobrol sama si playboy satu ini, selalu saja membahas persoalan jandan menjanda, "Kamu sendiri ngapain disini?" tanya Senja.
"Tadi habis ketemu temen di restauran Jepang, sekarang mau beli kopi dulu."
Senja memberikan kopi ditangannya, "Nih, minum punyaku aja, tadi aku salah pesan."
Alan menerima kopi Senja kemudian menyeruput dengan sedotan, "Ahhh segernya ngopi sambil nyium bibir bininya orang!"
"What?!" Kenapa bisa jadi nyium bibir?
Ya, ini. Aku minum pake sedotan bekas bibir kamu, secara tidak langsung kita udah ciuman loh! Tapi lumayanlah, kopi pahit ini jadi ada manis manisnya gitu.
Plaakkkkk!!! Senja memukul kencang lengan kekar atasan ditempat kerjanya itu.
Senja berjalan meninggalkan Alan dan menuju lantai tiga.
Alan berlarian kecil menyusul Senja, "Sorry... Sorry.... Ih ambekkan banget digituin doang! Ini Kopi kamu dikasih ke aku, terus kamu mau minum apa?"
Senja berjalan menuju ke food court tanpa menghiraukan Alan yang mengikutinya, "Aku lagi pengen minum sama makan yang manis-manis, buat ningkatin gula darah." ucap Senja.
Alan menarik lengan Senja menuju salah satu stand yang menjual bermacam-macam minuman dan cake, "Kamu mau pesan apa?"
Senja melihat daftar menu, "Italian cheese cake sama Ice bland" ucap Senja.
"Satu Italian cheese cake, mochi cream, Ice bland sama Mocktail ya, Mbak!" ucap Alan kepada salah seorang pegawai toko. Kemudian Alan membawa Senja mencari tempat duduk diantara banyak kerumunan pengunjung mall siang itu.
Tempat duduk disalah satu sudut dekat kaca pembatas menjadi pilihan mereka, "Kamu itu kalau kemana-mana enggak pernah ditemani suami kamu apa, Nja?" pertanyaan Alan hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Senja.
Saat sedang menunggu pesanannya, Alan mendapatkan panggilan pada ponselnya, Alan memberikan isyarat pada Senja meminta izin untuk mengangkat telfon.
"Nja, habis ini aku mau ke hotel sebrang mall ini, kamu mau ikut?"
"Ha?? Ngapain aku ikut! Emang aku cewek sembarangan apa!"
Alan tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Senja, "Ini nih! Indikasi orang gak pernah masuk hotel. Kamu pikir hotel cuman tempat buat ***-***." Senja mencebikkan bibirnya mendapat ejekan dari Alan.
"Apa mau aku antar pulang dulu?"
Senja menggeleng, Ia masih ingin menghabiskan waktunya di mall, "Enggak, Lan! Aku mau cari buku dulu."
Setelah menghabiskan kue dan minumannya, Senja dan Alan pun berpisah, Senja naik ke lantai paling atas menuju toko buku. Ia melihat daftar papan tempat buku yang Ia cari, lorong bertuliskan Novel menjadi tujuannya.
"Cari buku apa?"
Setuju banget mak, mencintai orang yg Sama dg waktu yg lama dan harus setiap hari tanpa lelah Dan bosan.
Mantap mak pesannya. Angkàt topi untukmu.
Alamak.......mantap banget kata²nya Thor.
"I know... Tapi, jika suatu saat kamu merasa ingin memulai kembali berpetualang, aku ingin kamu tahu, ada aku dan Biru yang siap menemanimu untuk kembali berpetualang, mencari seperti apa rupa kebahagiaan dan membangun tempat untuk kata Pulang,"
Bukan kata dan rayuan gombal tapi juatru kata² oenuh makna ini yg bikin hati aq juga ikut meleyot Bang Awan.