NovelToon NovelToon
Nikah Muda

Nikah Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinda Sakhi

Alvarez Narendra Erlangga.....

Nayla Kinanti Aurora....

Musuh abadi yang selalu membuat onar. Al dan Nayla memiliki hubungan unik dimana keduanya selalu berselisih dalam hal apapun. Baik nilai ataupun peringkat. Namun ada kalanya dimana mereka selalu saja mencari masalah yang membuat keduanya selalu bolak balik ke ruang BK.
Meskipun kedua keluarga mereka saling bersahabat namun tidak begitu dengan Al dan Nayla yang menjadi musuh abadi sejak SMP.

Hingga karena merasa lelah akan tingkah laku keduanya. Orang tua mereka pun memutuskan untuk menikahkan keduanya. Berharap bahwa hubungan mereka bisa berubah menjadi hubungan romantis.

Lalu bagaimana kelanjutan pernikahan Al dan Nayla?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tangisan Arena

Waktu istirahat di habiskan Nayla, Arena dan Widia di kantin sekolah dengan memakan makanan yang pedes atas perintah Nayla. Rupanya gadis itu masih terlihat dongkol karena kelakuan bestie nya.

" Udah ya, Nay. Gak kuat kita sumpah, nih rujak nya pedes banget, sumpah.. " Arena memelas berharap Nayla memaafkan nya.

" Sengaja.. " sahutnya dengan wajah datar.

" Tega Lo sama kita.. " Widia terlihat memasang ekspresi sedihnya.

" Emang.. "

" CK, ngeselin! "--Arena.

" Dari lahir.. " balas Nayla singkat.

Sementara Widia entah kenapa sejak tadi malah senyum - senyum memandangi layar pipih yang ada di tangan nya sambil menguyah makanan pedas itu. Sepertinya dia sedang membalas chat dari seseorang. Nayla yang memang tidak bernafsu makan hanya memperhatikan keduanya yang duduk di depan nya saat ini.

Meskipun wajah Arena berkeringat karena makanan pedas yang masuk ke dalam mulutnya. Nayla bisa melihat kesedihan di wajah Arena. Sementara Widia yang sejak tadi cengir - cengir sendiri membuat Nayla merasa curiga.

" Tapi ngomong - ngomong Lo berdua napa dah? " tanya Nayla melirik keduanya secara bergantian.

" Kenapa, Nay? " Widia mendongakkan kepalanya menatap Nayla karena Ia tidak mendengar dengan jelas.

" Lo kenapa dari tadi senyum - senyum sendiri? udah gelo Lo. "

" Sembarangan.. Cantik - cantik gini di bilang gelo! " tukas Widia kesal. Tapi memang dia seperti sedang gila. Gila karena seseorang.

" Lo sendiri kenapa Ar.. Wajah Lo kelihatan sedih gitu? " sekarang tatapan mata Nayla tertuju pada Arena.

" Gak.. Gak papa! " jawabnya sambil mengaduk - aduk minuman nya. Sesekali Arena malah menghela nafas.

" Lah, mata Lo kenapa merah? " tanya Nayla menyipitkan mata curiga, Ia merasa Arena seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

" Cuma kepedesan.. " kilah Arena.

" Nay, malam ini Gue boleh nginep di rumah Lo gak? " tanya Arena ragu - ragu.

" Mendingan Lo di rumah Gue aja, Lo lupa kalo sekarang status Nayla udah beda.. " bukan Nayla tetapi Widia yang menjawab karena ucapan nya memang benar adanya.

" Oh iya, Gue lupa___" belum sempat Arena melanjutkan ucapan nya, telfon berdering di atas meja.

Arena melihat nomor yang tertera pada benda pipih nya dan menghela nafas berat lalu mematikan nya. Ingin sekali rasanya saat ini Ia pergi jauh ke tempat dimana semuanya menghilang untuk sebentar saja. Masalah yang di hadapinya seperti nya sudah tidak bisa Ia tahan lagi. Sampai tanpa sadar butir air mata lolos begitu saja dari sudut matanya dan itu tak lepas dari pandangan Nayla dan Widia. Jelas keduanya terkejut bercampur heran dengan air mata Arena.

" Ar.. Lo kenapa? " Nayla mendekat dan mulai memeluk Arena. " Sorry deh... Ya udah, Lo gak usah lanjutin makan nya kalo pedes. " Nayla mengelus pundak Arena dengan lembut.

" Lo sih Nay, udah tau My Little gak bisa makanan pedes. " cercah Widia.

" Ya kan Gue gak tau kalo bakalan nangis. "

" Gue nangis bukan karena makanan nya! " jelas Arena.

" Terus kenapa? " tanya Nayla dan Widia bersamaan.

" G-gue__G-gue.. Hiks Hiks Hiks. " Arena tak sempat melanjutkan ucapan nya karena dia sudah terlanjur menangis dalam pelukan Nayla membuat keduanya terheran bukan main. Tapi juga merasa khawatir. Apa yang di rasakan Arena saat ini menjadi tanda tanya bagi keduanya. Namun satu hal yang pasti, Arena membutuhkan seseorang untuk menenangkan dirinya.

" Ya udah kalo Lo gak mau cerita, gak papa. Kita akan tungguin Lo, " Nayla dan Widia sama - sama memeluk Arena yang masih menangis tanpa sebab.

Sementara di rooftop sekolah Al, Mike dan Firman sedang makan makanan delivery yang mereka pesan lewat aplikasi.

" Oh ya Al. Lo udah tau belum berita yang beredar? " tanya Firman dengan mulut penuh makanan.

" Berita apaan? " tanya Al dan Mike bersamaan.

" Katanya sih Dicky kecelakaan beberapa hari yang lalu. Menurut berita sih, dia terlibat tawuran dengan anak - anak geng motor lain. Dan saat aksi balap membalap, Dicky gak sengaja bertabrakan sama mobil dan katanya kakinya dia patah. Terus untuk mengobatinya, Dicky di bawa berobat keluar negeri sama orang tuanya. Makanya beberapa hari ini kita gak lihat dia di sekolah, kan.. " tutur Firman menceritakan nya.

" Pantesan tuh anak jarang banget nongol nya.. " seru Al yang terlihat santai dan masa bodo.

" Oh ya. Tapi ngomong - ngomong, Gue penasaran nih. Itu kenapa di leher Nayla ada bekas cupang ya! " ucapan Mike membuat Al hampir menyemburkan makanan yang ada di dalam mulut nya.

" Bekas cupang? maksud Lo? " tanya Firman yang benar - benar tidak mengerti.

" Itu lho , kaya bekas ciuman.. "

" Ah serius lho. Gue kira itu karena di gigit nyamuk. "

" Nyamuk nakal kali.. Gila juga sih Nayla, Gue kira cuma kelakuan nya doang yang Bar - Bar, tapi liar juga dia. Kalo Gue deketin kira - kira mau gak ya? "

Pletak

Satu bogeman mengenai kepala Mike.

" Anjrit, pala Gue napa Lo jitak sih? " dongkol Mike sambil mengelus kepalanya.

" Makanya punya mulut di rem.. " kesal Al pergi begitu saja dari pada dia harus tetap disana menghadapi kelakuan teman nya yang playboy cap ikan teri seperti Mike.

*

*

" Anjrit.. Nih motor Gue napa dah! " sebuah motor gede terpaksa harus berhenti saat ban nya mulai tak terkendali.

Sang pengendara motor yang di suruh oleh Mamanya untuk pergi membawa kue ke rumah kerabatnya malah harus terkena kesialan. Pasalnya ban motor yang Ia tumpangi harus berhenti karena tertancap oleh paku besar.

Sementara meskipun langit sudah gelap namun masih tetap terlihat mendung. Mike meracau kesal karena paku yang tidak lihat tempat dan main nyosor ban motornya saja.

" Arrggg. Kenapa pake bocor disini sih? mana jalanan sepi banget kek kuburan. Lagian sih Mama ngapain sih nyuruh Gue buat nganterin di kue malam - malam. begini. " Racau Mike yang sudah sangat kesal hingga menendang ban motornya.

Apa lagi ketakutan nya menjadi kenyataan, hujan mulai turun dan butiran - butiran kecil berubah menjadi air terjun yang tumpah di atas nya. Mike memang tidak suka mengendarai mobil karena jalanan Jakarta kota yang macet nya bikin kesal. Tapi jika seperti ini, Ia mulai menyesal karena tidak membawa mobil.

Alhasil, Ia pun berlari menuju tempat yang bisa Ia gunakan untuk berteduh sambil membawa sekotak kue. Kebetulan disana ada pohon besar yang meskipun tidak terlalu melindungi nya dari hujan tetapi lumayan bisa di gunakan.

" Hiks Hiks Hiks.. " baru saja merasa tenang, suara seorang wanita yang tengah menangis membuat Mike merasa merinding.

" Anjay. Emang tuh kunti kagak ada akhlak, tau aja yang ganteng - ganteng, malah nyamperin lagi. " Racau nya tak jelas.

Namun suara tangisan itu semakin kencang dan menjadi bercampur dengan derasan air hujan.

" Ya ampun, niatnya ketemu kerabat malah ketemu sih kunti... " Mike yang notabene nya memang penakut, sudah hampir pingsan karena mendengar suara tangisan yang entah dari mana asalnya.

Tapi tiba - tiba saja. " GUE BENCI.. GUE BENCI SAMA MEREKA.. "

" Waduh, sih kunti lagi ngamuk ding.. "

" KENAPA MEREKA SEMUA CUMA MEMENTINGKAN DIRI MEREKA SENDIRI. GAK ADA YANG MAU MENCOBA MEMAHAMI GUE. " Teriaknya sekali lagi yang membuat Mike melirik ke sana kemari sembari mencari asal sumber suara itu.

" Kayanya Gue kenal nih suara.. Samperin gak ya? Kalo nyamperin terus Gue di cipok kan kagak lucu..." Mike garuk - garuk kepala mulai frustasi. Di satu sisi Ia takut namun di sisi lain Ia penasaran. Akhirnya meskipun was - was, Mike memilih untuk menghilangkan rasa penasaran nya dan Ia pun mulai mendekat ke sumber teriakan itu.

Terlihat sosok wanita dari kejauhan yang tampak menangis di bawah guyuran air hujan. Mike mendekat karena merasa tak asing dengan punggung wanita itu. Semakin dekat semakin membuat jantung nya tak menentu. Hingga akhirnya Ia bisa melihat dengan jelas wajah dari wanita itu.

" Arena.. "

1
Ida Zubedd
apaan sihh si Al , jangan lemah donkk di depan citra , jngan mau di injek injek
Ida Zubedd
semangaaat thorr , pertahanin susunan katanyaa , biar gak cepat bosan kalau baca .
...
kak pliss up ny jgn lama" ak nungguin 😭😇
US
andai waktu bisa diputar ulang....
Pyscho
Aduh, thor, aku tak sabar menanti kelanjutan ceritanya!
gakki
Duh, bikin merinding!
amoakakashisensei
Membaca cerita ini bikin aku kangen banget sama masa kecilku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!