NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Girang

Pov Daniza

Ruang kelas yang memang sudah ramai sebab gurunya belum masuk, semakin bertambah heboh ketika Ali di dorong oleh seorang guru menuju tiang bendera.

"Kenapa tuh, Ali ?"

"Bentar, aku lihat grup gosip"

"Dia menggagu adik kelas dengan ulat, sampai mereka teriak ketakutan "

"Parah Ali"

"Tau rasa dia, mana kebetulan guru nya itu lagi yang menangkap basah kelakuan nya " dari balik jendela atau langsung keluar kelas, orang-orang menonton Ali yang dihukum.

"Daniza, kamu tahu ngga ? Kayanya dihukum gara-gara kamu" dengan kebingungan aku menatap Aca yang sangat serius " aku ngasih tahu dia kalo kamu dikerjain begini, begini, terus dia marah dan tersangka utamanya sama dengan apa uang aku pikirkan. Jadi...." Aca mengangkat kedua bahunya, lalu melanjutkan

"Mungkin dia mengancam lagi, biar mereka mengaku" aku lantas menoleh pada Ali yang hormat pada bendera diatas sana, merasa heran dengan tindakan yang diambil nya.

"Wow...sebegitu nya dia bela-belain buat Daniza "

"Kasih minum, sama lap keringat nya Ali nanti Dan! Buat terima kasih untuk pengorbanan nya" rasa kasihan hinggap di hati ku, melihat Ali yang meringis dibawah sinar matahari.

Tapi bukan berarti aku mau melakukan saran dari Aca, nanti Haneul bisa cemburu dan salah paham seperti aku waktu itu. Aku akan membiarkan hari ini berlalu, nanti jika ada kesempatan, baru aku akan bicara pada Ali mengenai masalah ini.

"Terus gimana, adik kelasnya ngaku?"

"Yaa ngga tahu lah Lan, tanya aja nanti sama Ali. Kamu yang dipikirkan adik kelas mulu, padahal mereka salah " Diantara perdebatan itu yang berusaha ditengahi Winda, aku menatap ke arah Haneul yang ternyata juga menatap kearah ku.

Terpikir olehku, jika Haneul tahu tentang ban sepedaku dan sepatu yang basah maka apa yang akan dia lakukan? Siapa yang akan dia tuduh sebagai tersangka nya? Bagaimana dia akan membela ku?

Senin datang, aku sengaja menunggu Ali dikoridor dengan ditemani Lani. Karena setahu ku satu-satunya orang yang belum pernah ku dengar menggoda ku dengan Ali cuma Lani, jika dengan Aca ataupun Winda tindakan ku yang sekarang bisa saja 'dicie-cie in' oleh mereka dan dapat ditonton orang banyak atau gosip tentang kami berdua akan menyebar kemana-mana, itulah yang membuatku membiarkan keadaan itu berlalu sebelumnya.

"Itu Ali, Dan " aku menoleh pada arah yang ditunjukkan oleh Lani, Ali baru saja memarkirkan motornya. Aku lantas beralih mengamati sekitar, sekolah belum terlalu ramai oleh kedatangan Murid-murid lainnya.

Ketika Ali berjalan dikoridor, aku memanggilnya seraya berjalan menghampiri. Sementara Ali nampak terkesiap, lalu di detik berikutnya senyum lebar itu terbit dan langkahnya jadi lebih cepat. Aku harap pilihan ku ini, yang didasari rasa bersalah tidak membuatnya salah mengartikan.

"Kenapa, Dan? Kangen ?" aku memutar bola mata, "Ngga, aku cuma mau nanya kenapa kamu sampai dihukum jum'at lalu?"

"Itu karena aku mengungkapkan kasus, siapa dalang yang jahilin kamu. Aku ancam mereka pakai ulat biar mereka ngaku, tapi mereka ngotot bilang bukan mereka sampai sumpah-sumpah segala. Dan akhirnya karena udah sampai jam masuk, aku ketahuan guru dan dianggap melakukan perundungan, dihukum deh. Tapi ngga apa, kalo buat kamu Dan, apapun lah" Ali cekikikan sambil mengusap rambutnya ke belakang

"Makasih Ali, dan aku minta maaf gara-gara ikut campur masalah ku, kamu jadi kena imbas nya juga" telinganya merah mendengar pernyataan ku itu, aku lantas melanjutkan maksudku bicara sekarang agar masalah ini tidak perlu dibesarkan lagi.

Lalu berbalik setelah memberi nya permen bertusuk, dari balik punggungku terdengar suara teriakan Ali entah karena apa.

"Girang banget, Ali" kata Lani setelah menoleh dari belakang dan aku tidak ingin melakukan hal yang sama, takutnya malah bikin Ali semakin berpikir aneh.

"Salah ngga sih Lan, yang aku lakuin sekarang "

"sekarang aku tanya, gimana perasaan kamu ? Masih merasa bersalah?" Aku menggeleng, tapi hal lain yang malah mengganggu ku.

"Yaudah kalo begitu"

+++

Aku baru saja meneguk air minum ku karena merasa haus setelah menonton pertandingan sepak bola bersama yang lainnya, dan sekarang aku kembali lebih dulu ke kelas karena mereka ke kantin. Lalu aku mengambil permen bertusuk ku, membuka bungkus nya dan menikmati sambil memandang sekeliling kelas yang sepi karena seluruh orang pergi meramaikan lapangan dan hanya tinggal aku sendirian sekarang dikelas.

Agar tidak bosan, aku pun membuka novel baru milik Winda, membuka tiap lembaran dan membaca tiap bait tulisan nya. Sampai kemudian aku dikejutkan oleh suara seseorang, yang sedari dilapangan terus aku perhatikan.

"Boleh aku minta minum nya, Daniza?" Aku mendongak dan ternyata langkah Haneul sudah sangat dekat, aku lalu menggeser botol minum ku yang memang masih dimeja. Sambil berucap pada diri sendiri- jangan gugup

"Terima kasih " dia mengambilnya, membuka botol itu dan langsung menegak nya sambil berdiri. Botol itu langsung menyentuh diantara kedua bibirnya, dan pandanganku turun pada jakun nya yang bergerak, baru ke botol minum ku dan aku seketika berubah panik, melihat air nya nyaris habis.

"Jangan dihabiskan " dia berhenti dan menutup botol itu, mengangkat nya sedikit demi menerawang isinya.

"Sisa sedikit, Daniza "

"Ngga apa-apa, sini" dia meletakkan nya dan menatapku, aku menunduk dan jadi bingung harus berpose bagaimana haruskah memainkan botol atau pura-pura membalikkan lembaran novel. Dan yang bisa ku lakukan hanya berpura-pura merapikan penampilan ku, sambil berbisik pada diri sendiri- sekali lagi jangan gugup Daniza.

"Permen nya mana, Daniza?" Aku mendongak menatap nya dan tangan yang terulur itu bergantian, dengan mulut terbuka.

"Hadiah setelah membantu kamu, mengurus rok "

"Itu...aku akan membelikan nya nanti "

"Aku mau sekarang "

"Aku cuma punya ini dan-" ucapan ku mengambang diudara ketika Haneul tiba-tiba memasukan permen yang ku pegang itu ke mulutnya.

Aksi cepat yang membuat ku terkejut dan bukan hanya itu, tapi juga karena kedekatan kepalanya dengan wajah ku, membuatku mematung ditempat.

"Dan...apa?" Senyum kecil tersungging dibibir nya, lalu dia berbalik setelah mencuri permen bekas ku.

Bahu ku merosot di kursi, aku sentuh dada ku dan itu berdebar bagai genderang mau perang. Lalu aku pun menenggelamkan wajahku dimeja berteriak tapi tidak bersuara, dengan kaki menghentak- hentak, aku kegirangan.

1
Kesini
oke tambah lagi./Awkward/
Kesini
meski sedikit bingung. aku mencoba untuk mengerti kan nya/Frown/
Tutuk Isnawati
kasihan kmu han malang nian nasibmu meski berlimang harta tp hdup dlm kluarga toxic sedang daniz mski hidup sderhana tp kluarganya bahagia saling mengasihi
rina Happy
ternyata mamamu yg membuatmu jd monster, ditambah mama tiri yg juga gak waras.
Kesini
Han ku yang malang
rina Happy
terlambat han, semuanya sudah berantakan.
bagaimana silsilah kehidupan han thor? han dan teman2 yg mendukung perbuatannya
rina Happy: waaaah bakal ada karyamu yg baru dong thoor,, senangnyaaa/Kiss/
total 2 replies
Kesini
andai
Kesini
oke, tau-tau nya daniza transmigrasi ke tubuh baru. ahah/Drool//Shy/
Kesini
berciuman sambil dengan ingus /Drool/
Abel Peony
Aku mencium bau-bau mau tamat/CoolGuy/
Abel Peony: Oh, berarti 90 bab, yah?
total 3 replies
Abel Peony
Aku mau kasih saran, nih. Untuk meminimasilir orang seperti Rina. Kayanya lain kali juga cukur rambutnya. Jangan cuma alisnya, yah.
Abel Peony: Ada. Cabut bulu hidungnya!
total 3 replies
Abel Peony
Han punya gangguan mental, sih, ini.
Abel Peony
"Oohh ... begitu." Sambil manggut-manggut makan Pisang.
rina Happy
waaah asli psikopat gilaa dengan 2 kpribadian yg sempurna...
tp aku sukaa dgn caranya mencintai danizaa
Kesini
gila Lo Thor membuat Rina seperti itu, harus nya cukur dua-duanya.
Asrar Atma: Biar unik gitu
total 1 replies
Kesini
sedap thor
Abel Peony
Haneul kadang baperin, kadang ngagetin.
Abel Peony
Han justru unik dengan semua yang ada pada otaknya
Kesini
Thor gue tunggu cerita si preman.
Asrar Atma: emang ada
total 1 replies
Kesini
Han perlu ke dokter deh
Asrar Atma: seharusnya gitu kan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!