NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Untuk menunjuk

Pov Haneul Kamandaka

Aku membereskan semua peralatan tulisku, memasukan semua ke dalam tas sambil menunggu yang lainnya bersalaman dengan guru. Ada yang berdesakan atau ada juga yang menunggu kerumunan berkurang, tapi juga ada pilihan langsung menuju pintu keluar tanpa perlu berpamitan, menghilang bersama perhatian guru yang tertuju kepada murid yang berdesakan.

Daniza dan Lani berada di pilihan itu bersama beberapa yang lainnya, mereka tidak akan seperti ini jika tidak menutupi memar mereka agar tidak ketahuan oleh guru. keinginan mereka kuat untuk menyembunyikan nya, bahkan Lani harus bertukar tempat duduk dengan Winda.

Dan kedua orang itu akan menunduk menyembunyikan memar nya diantara punggung orang-orang di depannya atau dengan buku.

"Rina sepertinya marah besar, buktinya dia ngga mau mengobrol dengan kita " Kata Dimas yang berada di tengah- tengah antara aku dan Gato

"Biarkan saja,terkadang seseorang butuh jarak agar merasa nyaman " aku menengok pada Dimas yang melongo melihatku

"Kalo kamu ngga peduli Han, kan kamu yang bikin dia marah karena bela si gadis pendiam. Tapi kalo Gato...gimana menurut nya?"

"Terserah saja " Dimas melihatku dan Gato bergantian, memasang wajah tidak percaya.

"Bisa-bisa nya kalian begitu, padahal kita sudah temanan dari SD" aku mendengus, melihat wajahnya yang berekspresi sedih seperti mengingat masa lalu.

"Ingatkah kalian waktu kita bermain basket dibelakang halaman rumah Rina, bermain sepak bola dihalaman rumah Gato sampai rusak tanaman tetangga, atau saat kita bermain sepeda di kawasan rumah Han" Dimas menghela napas, lalu ekspresi nya berubah dalam sedetik bagai seseorang yang menemukan semangat.

"Aku akan memperbaiki hubungan kekeluargaan kita setelah dirusak oleh masalah, nama laki-laki yang tidak jadi itu " dia lalu berjalan setengah berlari setelah menepuk pundak ku dan Gato.

Lalu ketika dia berada disamping Rina, Dimas segera merangkulnya, membuat perempuan itu menjambak rambutnya.

"Apa kamu memafkan nya Han ? Rina bersalah dalam hal ini "Aku mengerti maksud Gato dan kekhawatiran nya, "Aku akan melupakan keikutsertaan nya dalam masalah ini, mengingat kita adalah teman" aku menekankan kata terakhir, dan itu membuat Gato terlihat lega.

$$$$$$$

"Hari ini paman mau ke kota Han, ada yang mau kamu titip kan?"

"Ngga ada paman, aku akan memberitahu paman lebih cepat sebelum sempat paman bertanya jika ada."aku melepas sabuk pengaman, lalu mengulurkan tangan ku pada paman untuk bersalaman.

"Baguslah, itu yang paman inginkan "sambil tertawa, paman menepuk pundak ku. Barulah aku keluar setelah menerima sederet kalimat penyemangat dari paman.

Aku Melihat parkiran, dan ternyata sepeda Daniza sudah ada disana. Lalu mengangkat tanganku untuk menanggapi klakson paman, sebelum jalan.

"Mari Bang, selamat sarapan "ketika berbalik, aku menyapa satpam di pos nya dengan tersenyum hangat, lelaki kisaran usia tiga puluhan itu mengangkat dagu nya seraya tersenyum membalas sapaan ku.

Lalu aku melanjutkan langkahku dikoridor menuju ruang kelas. Tiba disana, aku mengalihkan pandanganku ke samping. Dari balik kaca jendela, aku mendapati Daniza dimeja nya dikelilingi oleh Murid-murid perempuan yang kemaren berkelahi dengannya.

Mereka menunduk dan diantara ketiganya ada yang sampai terisak. Aku lalu masuk ke dalam kelas, tepat saat itu acara perkumpulan mereka dimeja Daniza bubar.

Mereka melewati ku dengan kepala tertunduk, salah satu dari mereka yang kemaren memukul Lani, dikakinya ada bekas luka bakar yang sepertinya bekas puting rokok. Sementara perempuan yang menangis diantara mereka lututnya diperban.

"Han, kemarilah ! Aku ingin memberitahukan sesuatu padamu" aku menoleh pada Ali yang duduk dikursi Lani, dia juga ada ternyata.

Ketika mendekat, dia langsung bercerita sambil menepuk bangga dadanya, merasa bagaikan pahlawan bagi Daniza dan temannya.

"Mereka yang tadi itu anak-anak kelas 10, dan mereka kesini untuk meminta maaf pada Daniza dan Lani. Itu karena aku yang menegur mereka kemaren, dan mengancam akan membawa masalah ini pada guru "

"Bukan nya... kemaren kamu bilang mereka melawan mu, dan ngga peduli dengan ancamanmu itu" Lani yang masih duduk dikursi Winda, ikut menyahut dengan kening berkerut.

"Aneh sekali jika langsung berubah dalam waktu semalam "

"Apanya yang aneh, itu wajar saja. Siapa yang mau masalah ini sampai ke guru, kalian berdua saja melarang ku mengadu"

Mereka berdebat sampai urat nya kencang, dan aku dengan diam menatap Daniza yang menonton perdebatan mereka dengan serius. Memar diwajahnya mulai terlihat membiru meskipun sudah ditutup dengan bedak yang lumayan tebal.

"Bagaimana cara kamu menyembunyikan ini dari orang rumah, Daniza?" Aku menyentuh sudut bibirnya yang membiru dengan pelan tanpa penekanan, dan dia terkesiap lalu memundurkan wajahnya.

"Kenapa kamu menyentuh nya, Han? Aku ngga suka Daniza ku disentuh, aku lelaki pencemburu" Nada suara Ali meninggi, dibalik pundak kanan ku.

"Untuk menunjuk yang ku maksud " aku mengatakan nya tanpa mengalihkan pandanganku dari Daniza yang juga menatapku, rahang ku mengeras mendengar Bagaimana dia mengklaim Daniza.

Namun suara ku masih tenang dan ringan tanpa emosi yang terlibat di dadaku yang berkecamuk. "Ah...iya, bagaimana caranya Daniza? Kalo aku, orang rumah lagi ngga ada untuk beberapa hari" suara Lani memecah ketegangan yang terjadi, dan Ali terdengar mendengus.

"Itu...aku bilang jatuh, dan mereka langsung percaya." Daniza menengok pada Lani, lalu dijeda oleh keheningan yang tiba-tiba tercipta.

Membuat ketegangan yang tadi memudar jadi muncul kembali ke permukaan. "Mereka juga beri kami ini Han, sebagai permintaan maaf" sampai Lani kembali lagi bersuara, menunjukkan beberapa coklat, permen dan kukis diatas meja.

"Ini untuk kamu Han, karena sudah bantu kami kemaren dan karena ngga melapor pada guru" Lani mengulurkan permen bertusuk, dan aku menerimanya. "Dan ini untuk Ali, yang juga sudah merahasiakan kejadian ini dan juga karena membuat mereka meminta maaf " Lani mengulurkan coklat ke pada Ali, yang juga menerimanya.

"Cuma dikasih satu kita, Han. Padahal sisanya masih banyak" Ali menepuk pundak ku, ketegangan itu hilang bersamaan dengan sikap Ali yang tidak membesar-besarkan.

"Aku sudah cukup, aku mau kembali ke kursi ku" aku berbalik menghadap Ali, " Dari pemberitahuanmu nampaknya kamu bagai pahlawan dari kejadian malang ini, Ali" aku tersenyum pada Ali, dan dia langsung cekikikan.

"Terimakasih Han, aku tahu aku memang seperti itu " aku hanya mengangguk dan meninggalkan mereka menuju kursi ku. Ini bukan masalah besar, selama mereka tidak punya hubungan, dan itu selamanya.

1
Abel Peony
Ali dan Daniza/Doge/
Asrar Atma: /Scare/
total 1 replies
Kesini
idola kedua setelah dimas
Abel Peony
Wuuw/Shy/
Kesini
siapa ini?
Kesini
tunjukkan pesona mu Dimas
rina Happy
sulit sekali ya han mengungkapkan perasaan,, apalagi ada saingan yg sudah terang2an.
Kesini
nah ini nih otak yang sama seperti kol
Asrar Atma: mana separuh lagi/Sob/
total 1 replies
Kesini
wah Rina kan dalang nya
Asrar Atma: kayanya iya/Sob/
total 1 replies
Abel Peony
sempat sempatnya mikirin begini
Asrar Atma: daripada begitu/Sob/
total 1 replies
rina Happy
rina oh rinaaa,suka ya lihat daniza menderitaa,,, tambah murka tu si rina saat han melerai n bela daniza.
Asrar Atma: kayanya iya begitu
total 1 replies
Abel Peony
Kayanya Rina ngga suka sama Daniza/Hey/
Asrar Atma: kayanya iya,deh/Sob/
total 1 replies
Abel Peony
Ehsan, kah, ini?
Asrar Atma: bukan ehsan disana
total 1 replies
Abel Peony
Hanul sopan, yah.
Asrar Atma: dia punya dua sisi
total 1 replies
Abel Peony
Ada. Pamannya Han/Sly/
Abel Peony
Dimas punya bakat yang lain, yah/Bye-Bye/
Abel Peony
Delia, giginya gede!/Slight/
Asrar Atma: ya gitulah daripada dicurigai/Scowl/
total 1 replies
Kesini
itu pesona dimas
Asrar Atma: kuping Dimas sampai gatel gara di omongin /Scowl/
total 1 replies
rina Happy
jadi pnasaran, kenapa daniza berubah stelah ambil mantel dirumah han,, apa ada hubungannya dengan rina?
sial namaku juga rina/Facepalm/
Asrar Atma: cuma Daniza yang tau/Scowl/
total 1 replies
Abel Peony
Seliar Lalat
Abel Peony
Kacamata/Shhh/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!