NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkelahian

Pov Haneul Kamandaka

Dihari piket kelas ini, aku sudah mengangkat kursi dan menghapus papan tulis. Sementara untuk menyapu dan ngepel aku sudah menyerahkan nya pada Lani yang dibantu oleh Daniza. Sedangkan membuang sampah baru saja selesai ku lakukan, dan kini aku membuka keran air mencoba membersihkan bak sampah yang kotoran nya melekat begitu pun baunya.

Mungkin aku perlu membahas hal ini pada Gato dan bendahara kelas agar mereka menyediakan kantong kresek untuk dimasukkan dalam bak sampah, begitu mungkin bisa mengurangi kotor serta baunya. Menuangkan sabun cair cuci piring sambil mengoyang-goyang kan nya, untuk meminimalisir baunya.

Ketika selesai aku akan mengeringkan nya di depan koridor kelas nanti. Mencuci tangan ku dengan sabun yang sama lalu membasuh nya, sebelum kembali ke kelas. Namun saat hampir sampai, aku menemukan pintu kelas tertutup dan suara keributan terdengar dari dalam, Jeritan beserta makian.

Dengan langkah lebar dan gerakan kasar, aku membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Pemandangan yang terpampang, membuatku terkejut sekaligus tidak percaya. Daniza dikeroyok oleh dua orang perempuan, mereka menjambak,dan memukul Daniza. Tapi perempuan bertubuh kecil itu juga membuat perlawanan dengan menggigit, mencakar ataupun menendang, melakukan apa saja yang bisa dia lakukan untuk membela dirinya.

"Apa-apaan ini" ujarku sedikit menaikkan nada suara ku, Daniza menatap ku ditengah gerakannya yang terhimpit. Namun orang-orang itu tidak mau mendengar, bersikap seakan pintu kelas masih tertutup.

Aku menahan salah satu tangan yang hendak melayangkan tamparan lagi, lalu memelintir nya. Sampai dia memekik, dan teman-temanya yang lain berhenti dan perlahan menjauh dari Daniza.

"Lanjutkan lagi, jika mau ku patah kan satu-satu" aku melepaskan tangan perempuan itu, dan dia menghindar dari ku, mendekat pada perkumpulan nya.

"Han...kamu ngga perlu ikut campur, ini urusan mereka dengan Daniza " aku menoleh pada asal suara, ternyata ada Rina dibelakang mereka semua. Dia terlihat santai, dan tenang mungkin karena dia hanya jadi penonton yang mendukung pihaknya, jika dia yang ikut dalam perkelahian maka mereka bukanlah lawan yang sepandan, mengingat Rina jago silat.

Lalu ketika melirik sedikit di pojok sana, ada Lani yang terduduk memeluk lutut, dan didekatnya berdiri perempuan gempal yang terlihat kuat. "Mereka ini mau balas perbuatan adiknya Daniza yang memukuli adiknya Tanu, kenapa kamu ganggu?" Ke tiga orang itu perlahan bergerak, berdiri dibelakang Rina.

"Itu perkelahian anak kecil, ngga seharusnya membawa nya sampai ke SMA"

"Itu bukan tentang sekedar anak kecil, ini tentang adil. Ngga adil kalo cuma disuruh minta maaf doang setelah bikin adik Tanu babak belur, ngga adil kalo itu selesai dengan damai sementara adiknya Daniza ngga parah keadaannya "

"Lalu menurut mu adil, menghajar Daniza dan Lani yang padahal ngga melakukan pemukulan. Jika orangtua sudah memilih berdamai, maka biarkan selesai disana." Rina menatapku sengit, lalu berbalik menyuruh teman-teman nya keluar.

Dengan perlahan, satu persatu mereka keluar dengan kepala tertunduk. Bekas gigit dan cakaran nampak di wajah dan tangan mereka ketika melewati ku.

Aku lalu mendekat pada Daniza yang membantu Lani berdiri, aku perhatikan wajah Lani merah dibawah mata dan dagu seperti bekas kepala tangan, matanya merah dan rahangnya mengeras, penampilannya berantakan. Lalu pada Daniza yang tak kalah memprihatinkan, beberapa kancing seragam nya terlepas, rambutnya terurai, wajahnya banyak meninggalkan bekas cakaran dan pipi yang terlihat merah seperti bekas tamparan.

"Daniza...kancing baju, pakai jas almamater" kataku, ketika dia dan Lani melewati ku.

Aku menghela napas dan perhatian ku beralih pada Rina yang menatap ku dengan rahang mengeras, "Bereskan ulah temanmu " aku menunjuk lantai yang kotor oleh tanah dari sepatu orang-orang tadi dengan mataku.

"Sapu nya ada dipojok, bersihkan semua dan pel juga sekalian" aku lantas berbalik hendak keluar, namun berhenti untuk menambahkan satu lagi tanpa menoleh "Turunkan juga kursinya "

++++++++++++

Aku kembali lagi ke kelas dengan membawa baskom berisi air es dan obat pereda nyeri sekaligus air dalam sekantong kresek. Ketika tiba di kusen pintu, ternyata Lani tengah menyapu dan Daniza mengepel, lalu kemana Rina.

Mataku mengedar ke sekitar ruang kelas, tapi tetap tidak menemukan nya. "Sudah Lani, tinggalkan saja. Obati dulu lukamu" aku mengulurkan baskom serta sapu tangan, dan Lani menerima nya.

"Daniza...kemari, obatkan juga lukamu" Daniza tidak langsung menurut, dia menatapku dulu sebentar sebelum mendekat ke meja Lani.

Aku mengambil sapu tangan lain dari saku celana dan memberikan nya pada Daniza, dia mengambil nya dan memasukan nya ke dalam baskom kecil itu lalu mengompres bagian memar yang semakin jelas terlihat.

"Aku akan melaporkan nya pada guru" Daniza menggeleng, "Ngga usah, itu merepotkan" lani pun ikut menimpali "Daniza benar Han, aku malas berurusan. Biarin ajalah" biarkan saja! Apa memang itu yang perlu dilakukan?

"Obatnya, tolong ditelan" aku menyerah kan obat pereda nyeri sekaligus air minumnya

"Sudah makan? Aku punya bekal, untuk mengisi perut kosong sebelum makan obat" lani mengangguk lantas menerima obat yang ku berikan, sementara Daniza menggeleng.

"Aku ngga bisa nelan obat" sayang sekali, apa membantunya lewat ciuman akan memudahkannya menelan obat? Sebenarnya bisa saja dicoba, tapi mungkin Daniza tidak akan setuju.

"Kalo begitu, ambil ini saja" aku memberikan salep pada nya,Daniza menerima nya.

"Lani, juga pakailah"

"Terimakasih,Han" aku menganguk ,"Baskom dan kompres nya tinggalkan saja, nanti aku yang kembalikan, piket kelas biarkan dulu tunggu yang lainnya saja" lalu aku menatap Daniza, mengamati keadaannya yang sekarang.

Memar diwajahnya semakin jelas terlihat, rambutnya yang terurai sudah diikat lagi ekor kuda walaupun tidak rapi, lalu seragam nya yang tidak berbentuk itu telah ditutup dengan jas almamater, namun kancing atas nya yang hilang masih memperlihatkan kulitnya yang kuning langsat.

Penampilan Daniza jelas sangat kacau, tapi bagaimana mungkin aku malah bir\*hi. Disaat Daniza bahkan tengah meringis menahan sakit, otak mes\*m yang di kembang kan berhasil membuat fantasi.

Aku menyerah, tidak mampu bertahan lebih lama menatap nya di saat otak kotor ku mulai bekerja. "Aku keluar dulu" ujarku dengan suara yang berubah parau, lalu beranjak keluar.

Diluar ruangan aku beberapa kali menarik napas dan menghembus kan nya perlahan, aku butuh rokok tapi kaki ku yang sekarang punya pantangan agar tidak merokok lebih dulu.

1
Kesini
nah ini nih otak yang sama seperti kol
Asrar Atma: mana separuh lagi/Sob/
total 1 replies
Kesini
wah Rina kan dalang nya
Asrar Atma: kayanya iya/Sob/
total 1 replies
Abel Peony
sempat sempatnya mikirin begini
Asrar Atma: daripada begitu/Sob/
total 1 replies
rina Happy
rina oh rinaaa,suka ya lihat daniza menderitaa,,, tambah murka tu si rina saat han melerai n bela daniza.
Asrar Atma: kayanya iya begitu
total 1 replies
Abel Peony
Kayanya Rina ngga suka sama Daniza/Hey/
Asrar Atma: kayanya iya,deh/Sob/
total 1 replies
Abel Peony
Ehsan, kah, ini?
Asrar Atma: bukan ehsan disana
total 1 replies
Abel Peony
Hanul sopan, yah.
Asrar Atma: dia punya dua sisi
total 1 replies
Abel Peony
Ada. Pamannya Han/Sly/
Abel Peony
Dimas punya bakat yang lain, yah/Bye-Bye/
Abel Peony
Delia, giginya gede!/Slight/
Asrar Atma: ya gitulah daripada dicurigai/Scowl/
total 1 replies
Kesini
itu pesona dimas
Asrar Atma: kuping Dimas sampai gatel gara di omongin /Scowl/
total 1 replies
rina Happy
jadi pnasaran, kenapa daniza berubah stelah ambil mantel dirumah han,, apa ada hubungannya dengan rina?
sial namaku juga rina/Facepalm/
Asrar Atma: cuma Daniza yang tau/Scowl/
total 1 replies
Abel Peony
Seliar Lalat
Abel Peony
Kacamata/Shhh/
Abel Peony
Awas, bau jigong!
Abel Peony
Jahil Banget, sumpah, deh!
Abel Peony
Jahil, yah!
rina Happy
haruskah aku mnunggu tamat dulu novelmu baru aku baca author?
aaaaaaa aku tak sanggup menungguuuu
Asrar Atma: hehehe sabar yaa, rina.
total 1 replies
Kesini
panas hanul
Kesini
sopan lah begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!