Seorang mahasiswa cupu yang hidupnya terkurung oleh penyakit langka, menghembuskan napas terakhirnya di ranjang rumah sakit. Tanpa dia duga, kematian hanyalah awal dari petualangan yang tak terbayangkan. Dia terbangun kembali di sebuah dunia fantasi yang penuh sihir dan makhluk-makhluk aneh, namun dalam wujud seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Ahlana. Ironisnya, dia terlahir sebagai budak.
Di tengah keputusasaan itu, sebuah Sistem misterius muncul dalam benaknya. Sistem ini bukan hanya memberinya kesempatan untuk bertahan hidup, melainkan juga kekuatan luar biasa: kemampuan untuk meng-copy ras makhluk lain beserta semua kekuatan dan kemampuan unik mereka. Namun, ada satu syarat yang mengubah segalanya: setiap kali Ahlana mengaktifkan kemampuan copy ras, kepribadiannya akan berubah drastis, menyesuaikan dengan sifat alami ras yang dia tiru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Sanaill, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Pertahanan Kluster Malam dan Kedatangan Arsitek
Kabar dari Kristal Jiwa menyebar cepat di antara para Elf Kluster Malam. Ketegangan menggantung di udara, sebuah perasaan campur aduk antara ketakutan dan tekad. Mereka tahu apa artinya "Arsitek." Ini bukan sekadar ancaman, melainkan musuh yang kemampuannya hampir setara dengan para dewa di mata banyak makhluk dunia ini. Namun, mereka juga melihat keyakinan di mataku, Ahlana, sang bocah aneh yang membawa harapan sekaligus kekacauan.
"Kita harus mengamankan anak-anak," kata Elias, wajahnya serius. "Bawa mereka ke ceruk terdalam Kluster. Tempat itu paling sulit dijangkau."
Tetua Theron segera memerintahkan Elf lainnya untuk bersiap. Para pemanah Elf mengambil posisi strategis di celah-celah batu, busur mereka terhunus. Beberapa Elf lainnya mempersiapkan perangkap alami yang tersembunyi di jalur masuk. Suasana yang biasanya tenang kini berubah menjadi kamp militer yang sibuk.
Aku berdiri di samping Elias, merasakan adrenalin mengalir dalam darahku. Ini adalah pertarungan yang sesungguhnya. Pertarungan yang sudah kuduga akan datang.
"Ahlana," Elias menoleh padaku. "Kau adalah kunci dalam pertahanan ini. Apa rencanamu?"
Aku menyeringai. "Rencana kita adalah: kejutkan mereka. Mereka mungkin berpikir aku hanya bocah biasa. Kita akan buktikan bahwa mereka salah besar."
Aku memimpin Elias ke sebuah area tersembunyi di dekat pintu masuk Kluster, tapi masih cukup jauh agar aku punya ruang gerak. Ini adalah tempat di mana aku bisa bertransformasi tanpa terdeteksi.
"Aku akan menunggu di sini," kataku. "Begitu mereka masuk ke terowongan, aku akan melakukan aksiku. Elias, kau dan para pemanah Elf harus siap menindaklanjuti. Fokus utama kita adalah mengusir mereka, bukan membunuh."
"Aku mengerti," Elias mengangguk. "Semoga cahaya alam melindungimu, Ahlana."
Kami menunggu dalam keheningan yang mencekam. Hanya suara detak jantungku yang terdengar keras di telingaku. Aku memikirkan anak-anak yang bersembunyi di dalam, memikirkan Elias dan para Elf yang mempertaruhkan diri demi melindungiku. Tekadku semakin kuat. Aku tidak akan mengecewakan mereka.
Tak lama kemudian, sebuah gemuruh samar mulai terdengar dari luar terowongan, semakin lama semakin dekat. Suara langkah kaki yang berat dan teratur, disertai denting logam. Mereka datang.
[Sistem Reinkarnasi: Pindai Ras Terdekat. Mengidentifikasi Ancaman...]
[Target: 5 Prajurit Berzirah (Ras: Manusia Super) - Level 20. Atribut Khas: Kekuatan Fisik Tinggi, Ketahanan Sangat Tinggi, Senjata Energi.]
[Target: 2 Ahli Sihir (Ras: Manusia Terpilih) - Level 25. Atribut Khas: Sihir Energi, Perisai Pelindung, Pelacak Target.]
[Target: 1 Pemimpin Arsitek (Ras: Manusia Prime) - Level 30. Atribut Khas: Telekinesis, Manipulasi Energi, Pengendali Pikiran, Ahli Strategi. Fokus Utama: Mengamankan 'Wadah'.]
Level 20? 25? Bahkan ada Level 30! Ini jauh melampaui apa pun yang pernah ku-copy. Dan "Manusia Super," "Manusia Terpilih," "Manusia Prime"? Itu pasti istilah mereka untuk prajurit genetik atau penyihir yang dimodifikasi. Dan mereka menyebutku "Wadah." Jadi, inilah para 'Arsitek' yang menciptakan Sistem ini. Rasa ngeri merayap, tapi segera tergantikan oleh kemarahan.
Sebuah ide gila melintas di benakku. Aku tidak bisa mengalahkan Level 30 secara langsung. Aku harus bermain cerdik. Aku harus menggunakan kombinasi ras dan sifat provokatifku.
Aku melihat ke atas, ke arah celah di langit-langit gua. Ada beberapa batuan lepas di sana.
[Ras Terdeteksi: 'Monyet Hutan Penjarah' - Level 7. Apakah Anda ingin meng-copy ras ini? (Ya/Tidak)]
Ini adalah risiko, tapi aku butuh kelincahan dan kemampuan mencuri. "Ya!" bisikku.
Dalam sekejap, tubuhku menyusut, bulu tumbuh, dan ekorku muncul. Gaunku robek lagi, tapi itu sudah menjadi ritual. Aku melompat dan berayun ke atas, ke celah di langit-langit, bersembunyi di kegelapan.
Suara langkah kaki semakin mendekat. Akhirnya, lima prajurit berzirah dengan helm futuristik muncul dari terowongan, diikuti oleh dua penyihir berjubah gelap, dan di belakang mereka, seorang pria tinggi dengan jubah elegan dan aura kekuatan yang memancar—Pemimpin Arsitek. Matanya bersinar biru samar, seolah memindai sekeliling.
"Pindai area," perintah Pemimpin Arsitek, suaranya dingin dan tanpa emosi, sebuah suara yang entah kenapa mengingatkanku pada suara ilmuwan di kilasan ingatanku. "Kita mendeteksi anomali energi di sini. Pasti Wadah itu."
Prajurit dan penyihir mereka mulai memindai gua dengan alat-alat aneh. Salah satu penyihir mengangkat tangannya, dan perisai energi biru transparan muncul di sekeliling mereka.
Aku menyeringai dari kegelapan. Mereka kuat, tapi mereka arogan. Mereka tidak akan menyangka seorang anak kecil bisa menjadi ancaman.
Dengan kelincahan Monyet Hutan Penjarah, aku mengambil beberapa kerikil kecil dari celah di atas. Aku mengayunkan ekorku dan melemparkan kerikil-kerikil itu satu per satu, bukan ke arah mereka, melainkan ke alat-alat pemindai di tangan para prajurit.
Ting! Ting! Ting!
Beberapa alat pemindai terjatuh.
"Apa itu?!" salah satu prajurit terkejut.
Pemimpin Arsitek mengerutkan kening. "Interferensi. Ada makhluk lain di sini. Cari!"
Prajurit dan penyihir mulai melihat sekeliling, mencari sumber gangguan. Mereka tidak melihatku yang bersembunyi di kegelapan.
Aku tertawa kecil, suara 'kikik' khas monyet. Kemudian, dengan gerakan super cepat, aku melompat dari celah, menerkam salah satu prajurit, dan merebut senjata energinya. Aku tidak punya waktu untuk belajar menggunakannya, tapi ini bisa jadi pengalih perhatian.
"Hei! Monyet pencuri!" teriak prajurit itu.
Aku berayun lagi, kembali ke kegelapan di langit-langit gua, membawa senjata energi itu bersamaku.
"Itu Wadah!" teriak salah satu penyihir. "Dia berubah wujud! Dia adalah Monyet Hutan Penjarah!"
Pemimpin Arsitek menatapku dengan mata bersinar. "Menarik. Dia menggunakan ras lokal untuk menyerang kita. Sebuah adaptasi yang cepat. Tangkap dia hidup-hidup! Aku ingin menganalisis bagaimana Sistem itu berkembang."
Dia mengangkat tangannya, dan beberapa batu besar di sekitarku mulai melayang, membentuk sangkar. Cih, telekinesis! Aku harus lebih cepat.
Aku melompat, menghindari sangkar batu itu, dan melarikan diri ke dalam lorong-lorong gelap Kluster. Aku tidak akan menyerang mereka di sini. Ini bukan tempat yang cocok untuk pertarungan skala besar. Aku harus memancing mereka.
[Efek Ras 'Monyet Hutan Penjarah' Berkurang. Durasi Tersisa: 3 Menit.]
Aku terus berayun, mempermainkan mereka, dan melemparkan senjata energi yang kucuri ke arah mereka. Senjata itu meledak kecil di dinding, menciptakan percikan api dan mengalihkan perhatian.
"Tangkap dia!" Pemimpin Arsitek berteriak.
Aku tertawa. Ini adalah tarian, tarian provokasi yang Ahlana kuasai. Aku akan membuat mereka lelah, frustrasi, dan kemudian, saat mereka paling tidak menduga, aku akan menyerang dengan kekuatan yang sesungguhnya. Kluster Malam ini adalah bentengku, dan aku akan melindunginya dengan setiap ras yang bisa ku-copy.
To be continue......
