Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
" Terima kasih Ibu... Ibu sekarang istirahatlah... Dinda akan menghubungi atasan Dinda... Untuk memberitahu keputusan apa yang telah Dinda ambil... Sekali lagi terimakasih Ibu..." ucap Dinda memegang tangan Ibu Ning lembut.
" Iya anakku... " ucap Ibu Ning tersenyum.
Kini Dinda keluar dari kamar Ibu Ning menuju ke kamarnya. Sedangkan Ibu Ning termenung memikirkan apa yang Dinda sampaikan tadi. Dinda adalah anak Panti satu-satunya yang sangat baik. Ibu merasakan kehilangan dan kesedihan yang teramat dalam. Tapi dirinya tidak akan pernah egois karena bagaimanapun Dinda layak untuk bahagia.
" Ibu ikhlas Nak... Ibu akan menerima semua keputusanmu Nak... Semoga kamu selalu mendapatkan kebahagiaan..." gumam Ibu Panti.
Sedangkan Dinda kini segera masuk ke kamarnya dan memegang handphone nya untuk menghubungi atasannya. Dinda memencet nomor Pak Galuh lalu menelponnya.
" Halo... Assalamualaikum Pak... Maaf menganggu..." ucap Dinda hati-hati.
" Waalaikumsalam Din.. Nggak ganggu kok.. Gimana Din...?"
" Eeemmm... Pak Galuh sebelum Dinda mengambil keputusan... Apakah Dinda boleh berkunjung dulu kerumah Bapak... Dinda ingin bertemu dengan Ibunya Pak Galuh... Apa boleh..?" ucap Dinda ragu.
" Sangat boleh Din... Besok jam makan siang kamu ikut saya pulang kerumah ya...? Tapi bolehkah saya mengetahui apa kamu menerima permintaanku Din..." ucap Galuh penuh harap.
" Dinda menerima permintaan Bapak... Tapi Dinda ingin bertemu Ibunya Pak Galuh dulu... Apa beliau nanti setuju dengan permintaan Bapak itu.. Yang ingin menjadikanku adik kamu Pak... ?" ucap Dinda hati-hati.
" Percaya sama saya Din... Ibu pasti senang... Besok jam makan siang kita pulang kerumahku... Setelah itu saya akan berkunjung ke Panti untuk berbicara langsung dengan Ibu Panti dan mengurus semuanya... " ucap Galuh renyah.
" Baiklah Pak... Kalau begitu Dinda tutup dulu teleponnya... Selamat malam dan selamat beristirahat Pak... Assalamualaikum.." pamit Dinda ramah.
" Baiklah Din... Selamat malam dan selamat istirahat juga Din... Waalaikumsalam..." jawab Galuh seraya menutup teleponnya.
Kini Dinda meletakkan ponselnya di meja dekat tempat tidurnya. Dinda membaringkan badannya dan menatap langit-langit kamarnya.
" Ya Allah.... Semoga keputusanku ini adalah keputusan yang terbaik... Semoga aku dan Pak Galuh benar-benar bisa membantu Ibu Panti beserta anak-anak yang lain... Terimakasih Ya Rabb... Engkau telah memberikan aku jalan untuk selalu bisa membahagiakan mereka... " gumam Dinda hingga mengeluarkan airmata kebahagiaan.
Tak butuh waktu lama Dinda pun terlelap dalam tidurnya.
Sedangkan dilain tempat di kediaman Pak Galuh. Pak Galuh selesai menerima telepon dari Dinda langsung turun menghampiri Ibunya yang ada di kamar bawah. Pak Galuh langsung masuk dan bersimpuh di depan Ibunya yang masih duduk di kursi rodanya seraya memegang tangan Ibunya lembut.
" Ibu... Galuh ada berita gembira buat Ibu... Sebelumnya Galuh minta maaf jika Galuh telah lancang mengambil keputusan ini sendiri... Sebelum Galuh bercerita apabila nanti Ibu setuju dengan cerita Galuh.. Galuh minta jawaban Ibu ya....?" ucap Galuh seraya memandang Ibunya lembut.
" Ibuuu... Galuh mengangkat seorang perempuan untuk Galuh jadikan sebagai adik buat Galuh... Dia namanya Dinda Khoirunisa. Dia tinggal di Panti Asuhan dan dia bekerja di bagian Administrasi di Bengkel kita... Dia setuju saya jadikan adik... Karena Galuh benar-benar ingin mempunyai seorang adik perempuan yang bisa menjaga Ibu dan menjadi teman yang baik untuk Ibu... Apa Ibu keberatan dengan keputusan Galuh ini... " ucap Galuh seraya memandang netra Ibunya lembut.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔