NovelToon NovelToon
SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

Status: tamat
Genre:Mafia / Roh Supernatural / Dark Romance / Tamat
Popularitas:97
Nilai: 5
Nama Author: isagoingon

"Aku mencintaimu, Hayeon-ah. Mungkin caraku mencintai salah, kacau, dan penuh racun. Tapi itu nyata." Jin Seung Jo.





PERINGATAN PEMBACA:

Cr. pic: Pinterest / X
⚠️ DISCLAIMER:

· KARYA MURNI SAYA SENDIRI. Cerita, karakter, alur, dan dialog adalah hasil kreasi orisinal saya. DILARANG KERAS mengcopy, menjiplak, atau menyalin seluruh maupun sebagian isi cerita tanpa izin.

· GENRE: Dark Romance, Psychological, Tragedy, Supernatural.

· INI BUKAN BXB (Boy Love). Ini adalah BxOC (Boy x Original Female Character).

· Pembaca diharapkan telah dewasa secara mental dan legal.





©isaalyn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isagoingon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Terakhir

Hari-hari terus meluncur, seperti jam pasir yang tak berujung, setelah ancaman keguguran itu. Hayeon—oh, Hayeon—mematuhi perintah dokter untuk beristirahat, tapi ketaatannya terasa hampa, seperti boneka tanpa benang.

Dia terbaring di ranjang, menatap langit-langit yang seolah menempel di atasnya, menolak hampir semua makanan yang dibawa pelayan. Tubuhnya, yang sudah kurus, semakin menciut—bayangan gelap di bawah matanya semakin dalam, seolah mengisyaratkan keputusasaan yang membeku.

Air matanya? Sudah kering, digantikan oleh rasa hampa yang menyengat.

Seung Jo, dari jauh, mengawasinya. Ekspresi di wajahnya, sulit dibaca—konflik di matanya semakin jelas, tapi dia tetap menjaga jarak.

Hingga sore itu, pelayan memberitahunya bahwa Hayeon belum menyentuh makanannya sama sekali.

Tanpa mengetuk, dia melangkah masuk ke kamar Hayeon. Suasana di dalam—berat, pengap, seperti ada awan gelap yang menggantung.

“Makan,” perintahnya, suaranya datar, sambil meletakkan nampan berisi bubur hangat di meja samping tempat tidur.

Hayeon, tak bergerak. Bahkan tidak menoleh.

Seung Jo mendengus, kesabaran tipisnya mulai habis. Dia mendekati tempat tidur, meraih lengan Hayeon—tidak terlalu kasar, tapi cukup untuk membuatnya menegang.

“Aku bilang, makan. Kau tidak hanya membahayakan dirimu sendiri sekarang.”

Kata-katanya seharusnya penuh perhatian, tapi keluar seperti ancaman yang menusuk.

Dan saat itulah—sesuatu dalam diri Hayeon akhirnya patah. Kepatuhan pasifnya meledak, protes yang putus asa dan berbahaya.

Dengan gerakan cepat yang mengejutkan, dia melompat dari tempat tidur, bergegas ke meja kecil di sudut ruangan, tempat pisau buah tergeletak, sisa sarapan pagi.

Sebelum Seung Jo bisa bereaksi, dia sudah kembali, mendorong gagang pisau itu ke tangan Seung Jo, ujungnya tajam mengarah ke dadanya sendiri, tepat di atas jantungnya yang berdebar kencang.

Mata Hayeon—membara, penuh kegilaan dan keputusasaan yang sudah lama terpendam.

“Ayo!” teriaknya, suaranya serak dan nyaring.

“Lakukan! Bunuh aku! Sekarang juga! Ayo bersihkan semua sisa tujuh tahun yang lalu! Itu kan yang kau inginkan?! CEPAT!”

Dia mendorong tubuhnya ke depan, memaksa ujung pisau menekan kain bajunya. Matanya menantang, menatap langsung ke mata Seung Jo yang terkejut.

“Bunuh aku dan akhiri semua ini! Aku tidak tahan lagi! AKU TIDAK TAHAN!”

Seung Jo terdiam, tertegun oleh intensitas dan keberanian putus asa yang tiba-tiba ini. Tangannya memegang erat gagang pisau yang dipaksakan padanya. Dingin logam itu, dan getaran tubuh Hayeon yang kecil, terasa nyata.

Satu dorongan—semuanya akan berakhir. Semua masalahnya—Junho, pengkhianatan, rasa bersalah yang menggerogoti—akan sirna.

Tapi dia tidak bergerak.

Wajah Hayeon yang pucat, mata bulatnya yang dipenuhi kegilaan dan penderitaan, serta bayangan samar tentang kehidupan lain di dalam rahimnya, membuat tangannya terasa kaku.

Dengan gerakan kasar, dia melepaskan tangannya dari genggaman Hayeon dan melemparkan pisau itu ke seberang ruangan.

Klak! Pisau itu berhenti di lantai kayu, bergetar perlahan.

“Tidak,” gumamnya, suaranya rendah dan serak, penuh emosi yang tertahan.

Dia menatap Hayeon, bingung dan kecewa karena permintaannya ditolak.

“Tidak dengan caramu.”

Langkah mundur, menjauh dari Hayeon yang terlihat hancur, semakin bingung dengan penolakannya.

“Kau tidak akan mati hari ini,” ulangnya, seolah meyakinkan dirinya sendiri. Lalu dia berbalik dan pergi, meninggalkan Hayeon sendirian di tengah ruangan, dengan pisau tergeletak di lantai dan sebuah pertanyaan besar: Jika bukan kematian, lalu apa yang diinginkan pria ini darinya?

Dan mengapa, saat dia akhirnya menyerah, dia menolak untuk mengambil apa yang selalu dia klaim sebagai miliknya?

1
LOLA SANCHEZ
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
isagoingon: besok yaa kakkk!😄
terima kasih sudah mampirr!!
total 1 replies
Oralie
Larut malam ini tetap menunggu update dari thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!