SECRET LENGKARA DIKARA

Setelah mendapat kan teguran dari arnav, kini dikara sudah berada di dalam kelasnya.

Dia tidak di hukum, dengan alasan rasa takjub ketua osis karna dikara tidak terpesona dengan ketampanan lengkara. Pasalnya hampir semua siswi yang ada di GARDAPATI sudah mengenal sosok lengkara, ya walau pun hanya melalui media sosial antar sekolah.

Agak agak memang, namun bukan kah itu hal yang bagus?. jadi dikara tidak usah lagi menjalani hukuman di hari pertamanya, walau pun ke depannya dia akan sering berurusan dengan si arnav arnav itu.

Tak berselang lama, lengkara melangkah ke dalam kelas yang di susul oleh ayang di belakangnya.

Sama seperti kedatangan dikara tadi, kini penghuni kelas juga melakukan hal yang sama saat melihat kedatangan dua orang itu. Terpesona, dan tak menyangka jika di kelas mereka terdapat visual visual unggul yang mengagum kan.

"Hai kara!." Lagi lagi ayang menyapa nya, dan hanya di balas senyuman kecil oleh sang empu.

Lengkara dan ayang berada di meja yang bersebelahan, sedang kan dikara ada di meja yang berada di depan mereka.

"Kara!." Kaena langsung memekik senang saat datang, kala dia dan dikara berada di kelas yang sama lagi.

Kaena memeluk temannya itu dengan erat, seakan akan mereka sudah lama tidak bertemu.

"Apaan sih kae, lepasin ngga gue ngga bisa nafas ini."

"Ah iya, sorry sorry. Btw....OMG lo ganti style kar?." Pekik kaena saking takjubnya, bahkan kaena meminta dikara untuk berdiri agar bisa mengamati penampilan gadis itu lebih jelas.

Dia tadinya tak sadar, jika saat ini penampilan dikara sudah berubah total. Dan mendengar teriakan kaena, lengkara juga langsung menoleh ke arah mereka dan sama halnya dengan keana, dia juga tidak menyangka jika gadis yang sering memakai baju kebesaran itu tampak berbeda dari biasanya.

"Ya ampun, demi apa kar?. Akhirnya lo mau juga pakai baju normal."

"Normal? Maksudnya selama ini gue pakai baju ngga normal gitu, ck."

"Aduh bukan gitu, maksud gue tuh gini akhirnya lo mau juga lepasin tuh baju kelelawar. Dan jujur aja selama ini gue agak muak tau lihat lo yang ke mana mana pakai kaos mulu, sekali sekali pake crop top kek kayak gue!." Jelasnya tidak ingin dikara salah paham. "Btw lagi nih ya kar, sekarang gue jadi tau alasan lo sering pakai baju oversize." Dengan sengaja mata kaena di arah kan ke bagian gundukan sintal di dada dikara.

"Dasar lo ya, senang banget bikin gue kesal." Dikara buru buru duduk kembali, sebab hampir seisi kelas sedang menatap intens ke arah mereka saat ini.

"Ya kan emang bener, ukuran lo itu kan impian semua cewek, termasuk gue!." Akui kaena dengan bangga, membuat dikara memasang ekspresi jengah mendengarnya.

"Idih, kalau boleh minta juga gue ngga mau kali punya ukuran kayak gini. Bikin risih, tapi mau gimana lagi ini gen nyokap yang ngga bisa di kurangin dikit." Ungkapnya jujur, di mana dada dikira bukan tob rut tapi ideal. Hanya  saja itu membuatnya tidak nyaman, makannya selama ini dia lebih memilih memakai baju longgar.

Tak berselang lama salah satu guru pun muncul, beliau mengenal kan diri sebagai wali kelas mereka. Guru tersebut juga menyampai kan beberapa hal, lalu pamit dan di gantikan oleh anak anak perwakilan osis.

"Selamat pagi adik adik...!!" Itu arnav, ketua osis yang terkenal friendly dan juga ramah.

Dia datang bersama beberapa orang anggotanya untuk megucap kan selamat datang serta beberapa hal yang kiranya perlu di sampai kan, dan tak lama satu orang lagi masuk. Dan itu varen, wakil ketua osis yang lebih di segani dari arnav yang suka sekali pentantang petenteng.

Tak sengaja, iris mata varen bertabrakan dengan mata indah seorang gadis di sebrang sana.

Cukup lama mereka terdiam sambil mengingat ngingat pernah ketemu di mana.

Namun mendengar suara tawa murid murid sekitar yang menertawa kan lelucon arnav, dikara langsung memutus kan tatapannya itu.