Aku Yang Kamu Nikahi,Dia Yang Kamu Perjuangkan.

Yuna sampai dirumah dengan ojek online yang sudah dipesannya." Yuna melirik kearah bengkel Gavin yang terlihat sepi.

" Dia belum pulang ya.semoga saja setelah seila tahu aku istri mas gavin.dia tidak mau lagi berhubungan dengan mas Gavin dan aku lebih mudah mengambil hati mas Gavin." Batinya.

" Bantu aku yaAllah untuk membuat suamiku mencintaiku aku."

Sementara orang yang sedang Yuna fikirkan.kini berdiri didepan pintu seila gavin masih terus memohon agar seila mau bicara dengannya.

Klekkkk

Pintu terbuka.pak Dodi terlihat berdiri diambang pintu dengan tatapan nyalang.

Plakkkk

Satu tamparan mendarat di pipi Gavin.

" Berani beraninya kamu mempermainkan anakku! Dia itu putri akubsatu satunya tapi kamu malah menyakitinya seperti ini."

" Jika kamu tidak setuju dengan persyaratan kami seharusnya kamu mundur saja.tidak usah memberikan harapan palsu kepada seila."

" Maafkan saya pak saya menikahi Yuna Karna terdesak oleh keadaan.saya hanya mencintai Seila Sampai saat ini saya masih memperjuangkanya."

Plakkkkkkkk

Dodi kembali menampar Gavin.

" Omong kosong,saya minta kamu pergi sekarang juga dari rumah saya,dan jangan kamu kembali lagi untuk menemui seila lagi.saya akan menjodoh kan putri saya dengan laki laki kaya dan tentunya bukan laki laki pembohong seperti kamu."

"Saya mohon om kasih saya kesempatan,saya sedang berusaha memenuhi persyaratan dari om."

Brakkk

Dodi menutup pintunya keras.gavin kembali berusaha mengetuk ngetik pintunya namun sia sia.tidak ada satupun orang yang membukakan pintu untuknya apa yang dilakukannya tersasa sia sia.

Gavin lirih kelantai tangisnya pecah.

" Seil.aku mohon buka pintunya! Kita harus bicara."

Duar duar duarrrrrr

Suara petir mengelengar seperti tengah mengeeti perasaan pilu dari seorang Gavin alexandrino.cukup lama Gavin Dudu lesu diterans rumah seila.

Hujan deras disertai angin yang bertiup membuat tubuhnya mengigil kedinginan.gavin akhirnya memutuskan pulang membela hujan lebat dengan motor tua yang dikendarainya.

Sementara dirumah Yuna masih terjaga didepan kaca jendela yang tampak berembun.sambil sesekali ekor matanya melirik jam dinding yang seakan menatapnya.

" Mas kamu dimana? Aku sangat menghawatirkanmu." Bisiknya pada diri sendiri.

Hingga Yuna melihat Gavin dari balik kaca jendela dengan keadaan basah kuyup yang turun dari motornya.

Yuna segera berlari mengambil payung untuk Gavin.

Mata Gavin terlihat memerah saat menatap yuna.

" Mas kamu kok hujan hujanan sih? Kenapa mantel kamu tidak dipakai kalau begini kamu bisa sakit mas."

Gavin mengepalkan tanganya lalu mendorong Yuna hingga tubuh Yuna terjatuh dikubangan air.tubuh Yuna basah ia mendongah menatap gavin.dan untuk pertama kalinya Yuna melihat Gavin semarah ini.bukan sikap dingin lagi yang ditunjukan kepadanya tapi amarah yang terlihat begitu membarah.

" Puas kamu? Puas kamu menghancurkan hubungan aku dengan Seila, sekarang semuanya benar benar sudah hancur dan itu semua terjadi karna ulahmu Yuna."

Gavin melangkah masuk kedalam rumahnya tanpa memperdulikan Yuna yang belum juga berdiri.

Air mata Yuna luruh bersamaan dengan air hujan yang menerpa wajahnya.air mata itu sudah tidak tertahan.

Dengan susah payah Yuna bangkit dan berdiri.yuna berjalan masuk kedalam rumahnya dengan tertatih tatih.pergelangan kakinya mengeluarkan darah segar.mungkin terbentur batu saat dia jatuh tadi.

Untuk sesaat Yuna menatap pintu kamar gavin.ia tahu pasti Gavin akan marah kepadanya tapi satu hal yang Yuna sadari cinta gavin untuk seila begitu besar dan itu bukan hal yang mudah untuk Yuna mematahkan cinta itu.

Keesokan harinya seperti biasanya Yuna menyiapkan sarapan untuk Gavin,sambil sesekali ia menoleh kearah pintu kamar yang belum juga terbuka. Yuna menatap jam dinding lalu kemudian Yuna memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar gavin.

" Mas.apa kamu sudah bangun? Ini sudah jam delapan bukanya kamu harus kekantor."

Tidak ada jawaban dari Gavin membuat Yuna semakin panik.

"Apa dia sakit karna semalam hujan hujanan."

" Mas, tolong buka pintunya.apa kamu baik baik saja.?

Klekkkkk

Akhirnya Gavin membuka pintunya.

" Berhenti mengetuk pintu kamarku! Mulai sekarang tidak usah mengurusiku lagi."

" Tapi mas...."

Brakkkk

Gavin menutup pintunya dengan keras hingga membuat Yuna mengeejap

" Bukanya kamu harus kekantor." Ucapnya dengan nada pelan yang terdengar sia sia.

Yuna menghelai nafasnya dan berbalik melangkah kearah meja makan,ia menikmati sarapannya seorang diri.

Sampai sore harinya Gavin tidak juga keluar dari kamarnya.

" tidak aku tidak boleh membiarkan mas Gavin terus seperti ini,dia bisa sakit." Akhirnya Yuna kembali melangkah kearah pintu kamar gavin.saat ia mengangkat tangannya hendak ingin mengetuk pintu.

Klekkk

Gavin membuka pintu kamarnya dengan tatapan yang sangat tajam saat menatap yuna.gavin terlihat sangatlah berantakan.

" Mas.kamu makan dulu ya dari semalam kamu belum makan sama sekali."

" Sudah kubilang jangan urusi aku.!"

Gavin berjalan keluar dan pergi mengendarai sepeda motornya.