NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RINA DI GANGGU

“Kak, ini ruangan apa?” Rina berdiri di depan pintu yang posisinya berhadap-hadapan dengan pintu kamar mandi, pintu itu berada di sebelah kiri dapur.

“Itu kamar kosong, tapi belum lama ini aku berikan untuk Irma.” Jawab Nadin menoleh ke arah Rina yang berdiri di depan pintu kamar yang berada di dapur.

“Ohh.” Angguk Rina.

Saat akan berbalik Rina seperti mendengar suara dari dalam pintu, ia kembali melihat ke arah pintu untuk memastikan apa yang dia dengar barusan.

Srekk!

Rina tersentak ke belakang karena kaget dengan suara gesekan yang berasal dari balik pintu. Seketika bulu kuduknya merinding apa lagi ia belum memakai baju sehingga kulitnya sensitif dengan hawa dingin yang tiba-tiba ia rasakan.

“Kak, kayaknya di dalam ada sesuatunya deh. Aku barusan dengar ada suara.” Rina berjalan ke arah Nadin yang sedang mengangkat panci bekas merebus mie.

“Suara apa, orang itu ruangan kosong kalau Irma pulang. Tikus paling, besok biar di bersihkan lagi sama Irma. Ayo kamu mau pakai baju apa pakai handuk gitu aja?” Nadin mengajak Rina ke kamar untuk berganti pakaian.

“Yang benar saja masa di suruh handukan terus,” ujar Rina yang mengekor Nadin di belakang.

Sekepergian mereka berdua dari dapur, pintu yang tertutup itu kembali berbunyi. Kali ini bahkan lebih jelas suaranya tapi sayangnya tidak ada yang mendengarnya karena Nadin dan Rina sudah berada di kamar.

“Mau pakai kaos apa daster Rin?” Nadin tengah mengobrak-abrik lemari pakaiannya untuk mencarikan baju yang mau di pakai Rina.

“Daster aja kak,” jawab Rina yang ikut mendekat ke arah lemari.

Selesai Rina berganti baju, mereka berdua kembali ke dapur untuk memakan mie yang sudah sejak tadi tersaji di atas meja. Mereka berdua mengobrolkan banyak hal sampai-sampai Nadin melupakan masalah yang beberapa hari ini sedang dia hadapi. Baru malam ini Nadin bisa kembali tertawa saat bercerita dengan adik iparnya. Rina juga bisa sedikit melupakan kesedihannya, kedua wanita itu sama-sama menghibur diri dari pikiran masing-masing, mereka saling menguatkan satu sama lain.

“Biar aku saja kak yang cuci piring.” Rina merebut piring dan mangkuk yang sedang di pegang Nadin.

“Yasudah ini, aku tinggal ke kamar mandi dulu ya.” Nadin menyerahkan piring kotor ke tangan Rina dan ia berjalan ke arah kamar mandi.

Rina berjalan ke arah wastafel untuk mencuci piring dan juga gelas kotor, di antara suara guyuran air dari kran sayup-sayup ia seperti mendengar sebuah suara seseorang bernafas. Tangan Rina yang sedang memegang spon penuh busa terhenti untuk mencoba memastikan suara yang ia dengar, ia bahkan sampai mematikan kran air untuk mencoba mendengarkan suara apa yang sedang ia dengar.

Setelah kran air mati barulah dengan jelas Rina bisa mendengar suara seperti seseorang yang sedang bernafas dengan kasar dan sangat berat, ia bahkan seperti mendengar suara itu tepat berada di belakangnya. Jantung Rina berdetak dengan sangat cepat, tengkuknya sudah meremang karena ketakutan. Tanpa sadar ia menjatuhkan piring yang sedang ia pegang dan berteriak ke arah pintu kamar mandi untuk menyusul kakak iparnya.

“Kakak, aku takut, kakak keluar!” Teriak Rina menggedor pintu kamar mandi dengan keras.

Nadin tersentak kaget mendengar gedoran pintu beserta teriakan Rina dari luar pintu, dengan segera ia menyelesaikan buah hajatnya dan buru-buru keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi pada adik iparnya.

“Ada apa Rin, kamu kenapa?” Nadin memeluk Rina yang sudah menangis di depan pintu toilet.

Rina menggelengkan kepala tidak berani menjawab pertanyaan dari kakak iparnya, Nadin membawanya ke arah wastafel dan mencuci tangan Rina yang masih terdapat banyak sabun. Tangis Rina bahkan belum juga mereda, ia masih sangat ketakutan bahkan sampai Nadin membawanya ke dalam kamar supaya ia tenang.

“Rin, cerita ada apa. Kenapa kamu tiba-tiba nangis?” Nadin memeluk tubuh Rina yang masih merasa ketakutan.

Karena tidak mendapati jawaban dari Rina yang masih terus sesegukan menangis akhirnya Nadin hanya bisa diam menunggu adik iparnya itu tenang dengan terus memeluknya untuk menenangkan. Merasa sudah bisa menguasai ketakutannya, Rina menegakkan tubuhnya untuk menatap Nadin.

“Kak, tadi saat aku di dapur ada yang bernafas di belakangku.” Rina berkata lirih, ia berkata dengan air mata yang kembali menetes karena tubuhnya terasa merinding lagi.

“Siapa Rin, angin paling.” Nadin merasa heran mendengar penyebab adik iparnya itu menangis sampai seperti itu.

“Aku yakin itu bukan suara angin Kak, suaranya jelas banget. Kita engga usah kembali ke luar Kak, aku takut.” Rina masih mencoba meyakinkan Nadin.

“Iyasudah, mendingan kamu cepat istrirahat. Besok kita masih harus ke rumah sakit lagi.” Ujar Nadin yang di angguki Rina.

Mereka berdua benar-benar tidak ke luar dari kamar, Nadin mencoba mengajaknya mengobrol untuk melupakan ingatan Rina yang masih seperti ketakutan.

Ingin rasanya Nadin meluapkan perasaan yang bebeapa hari ini ia simpan sendiri tapi ia urung karena Rina adalah adik kandung suaminya jadi dia memilih berusaha menyimpannya saja mengenai masalah keluarganya. Nadin masih yakin jika hubungan rumah tangganya masih bisa diperbaiki. Mereka mengobrol sampai jam 10 malam baru berhenti dan memilih tidur.

Dia tengah malam Nadin terbangun saat merasakan hasrat ingin buang air kecil. Saat melihat jam ternyata masih pukul 4 pagi, dengan langkah malas ia ke luar menuju kamar mandi. Saat melewati dapur lampu masih menyala semua karena tadi malam memang tidak ada yang kembali ke luar kamar lagi sejak kejadian menangisnya Rina, Nadin seketika teringat dengan perkataan Rina. Sebelum masuk ke kamar mandi ia melihat sekeliling dapur, lengang dan sepi tidak ada yang mencurigakan ataupun suara yang di katakan Rina tadi malam.

Saat di dalam kamar mandi, Nadin yang baru saja duduk di kloset tersentak kaget saat mendengar suara seperti benturan piring dari arah luar. Ia dengarkan lagi sudah tidak ada lagi suara yang sama, jujur saja Nadin saat ini juga sedikit takut karena ia juga menjadi parno karena Rina. Dengan segera ia menyelesaikan buang airnya dan ke luar dari kamar mandi, di lihatnya dapur yang tidak ada apa-apa dengan pikiran positif Nadin berpikir mungkin hanya tikus lewat. Dengan terburu-buru ia kembali menuju kamar dan menyelimuti tubuhnya lagi dengan selimut untuk tidur kembali.

...****************...

Seharian ini Irma gusar sendiri, ia terus kepikiran dengan majikannya yang sedang berada di rumah sakit. Malam ini Irma memutuskan kembali ke tempat dukun yang pernah ia datangi beberapa minggu yang lalu, ia ingin menanyakan kenapa bisa majikannya mendadak sakit sampai bisa di bilang separah ini. Sekitar pukul 8 malam Irma berangkat menuju rumah Mbah Bejo, dia berangkat dengan mengendarai sepeda motor beat miliknya sendiri.

1
Wiwit
lanjuttttt
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!