NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:60.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

"Kenapa aku memikirkan Aldi. Dia pasti juga akan bersenang-senang dengan Lisa. Aku hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk memutuskan bercerai!" seru Elena dalam hatinya.

Mobil melaju mulus di jalan tol. Elena duduk di kursi penumpang, menatap jalanan yang seperti tak ada ujungnya. Ia meremas jemari di pangkuannya, berusaha menenangkan detak jantung yang masih kacau. Perasaan campur aduk. Antara kesal karena Aldi tadi bersikap seperti itu, dan … entah, ada sedikit rasa bersalah karena ia meninggalkan rumah dalam keadaan emosi.

Suara Axel memecah keheningan.

“Kenapa mata kamu bengkak gitu? Semalam nangis, ya?”

Elena langsung menoleh cepat, menatap Axel yang duduk dengan santai seolah pertanyaannya biasa saja. “Nggak, kok,” jawab Elena cepat. “Aku cuma … lagi alergi. Mungkin karena debu.”

Axel mengangkat alis, setengah tak percaya. “Alergi?”

“Iya,” Elena mengangguk mantap. “Kadang kalau kecapekan mataku bisa bengkak sendiri.”

Axel hanya mengangguk, tidak bertanya lebih jauh. Tapi entah kenapa, tatapan pria itu membuat Elena gelisah. Seakan Axel tahu dia berbohong. Seakan Axel bisa membaca kalau semalam Elena menangis cukup lama di kamar tamu.

Mobil kembali hening. Elena memalingkan wajah ke luar jendela, berusaha mengusir bayangan Aldi dari kepalanya. Namun makin ia mencoba lupa, makin jelas ingatan semalam. Wajah Aldi yang marah. Ucapannya yang melarang. Dan … Lisa. Nama itu seperti duri yang menancap dalam-dalam di dadanya.

"Jika saja kamu tak mengkhianati aku, Mas. Mungkin aku akan bersedia melepaskan posisi saat ini. Aku bahkan mau resign. Tapi, sudah cukup semua pengorbananku selama ini. Berjuang sendiri itu lelah, capek dan bosan!" seru Elena dalam hatinya.

Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai. Begitu sampai di bandara, Axel segera turun dan mengambil koper Elena dari bagasi. Dia meminta supir kantor segera kembali. “Ayo. Check-in dulu,” ujar Axel singkat dengan Elena.

Elena mengangguk, mengikuti langkah Axel yang tegap dan percaya diri. Ia sempat melirik sekitar, memastikan tak ada rekan kantor lain yang ikut. Benar. Hanya mereka berdua. Rasanya sedikit canggung, tapi ia mencoba bersikap profesional.

Di ruang tunggu bandara, mereka duduk bersebelahan. Elena sibuk dengan ponselnya, pura-pura membaca email. Padahal pikirannya tidak fokus. Axel duduk tenang sambil membuka laptop tipisnya, mengetik sesuatu dengan cepat. Dia bertanya dalam hati, apa sebenarnya yang pria itu inginkan darinya.

"Tak mungkin dia menginginkan aku seperti yang dia katakan. Pasti Axel hanya ingin membalas perbuatanku yang mengira dia seorang gigolo. Lagi pula, kenapa malam itu aku bisa salah orang ya?" tanya Elena dalam hatinya.

Ketika panggilan boarding terdengar, Axel menutup laptop. “Ayo,” ajak Axel dengan lembut.

Mereka berjalan menuju pesawat. Begitu duduk di kursi, Elena langsung menarik napas panjang. Perjalanan ini pasti melelahkan, pikirnya. Apalagi semalam ia hampir tidak tidur sama sekali.

Tak lama setelah pesawat lepas landas, rasa kantuk menyerang. Elena mencoba bertahan, tapi matanya terasa berat. Tanpa sadar, kepalanya miring, dan akhirnya bersandar ke kursi. Namun karena guncangan kecil pesawat, kepalanya tergeser hingga nyaris menempel pada bahu Axel.

Axel menoleh sekilas. Melihat Elena yang tertidur dengan wajah lelah, ia sempat ragu. Tapi akhirnya ia meraih kepala Elena perlahan dan menyandarkannya di dadanya.

“Tidurlah yang nyenyak,” gumam Axel pelan, hampir tak terdengar. Dengan lembut dia mengecup pucuk kepala wanita itu.

Perjalanan udara berlangsung sekitar satu setengah jam. Selama itu, Elena terlelap. Napasnya teratur, wajahnya terlihat tenang. Axel diam saja, menatap jendela. Tapi sesekali matanya melirik ke bawah, ke wajah Elena yang tertidur di dadanya. Ada sesuatu yang terasa aneh di dadanya. Perasaan yang tak mau ia akui.

“Elena …,” panggil Axel dengan suara berat itu memanggil lembut.

Elena menggeliat kecil. Matanya terbuka perlahan. Ia terkejut mendapati dirinya masih bersandar di dada Axel. Seketika ia bangun tegak.

“A-aku … maaf! Aku ketiduran,” ucapnya buru-buru, wajahnya memerah.

Axel hanya mengangguk santai. “Nggak apa. Kamu kelihatan kecapekan.”

Elena menunduk, berusaha menyembunyikan wajahnya yang panas. Perasaan canggung langsung menyergap. Untung saja mereka sudah hampir sampai. Tak lama kemudian pesawat mendarat.

Di bandara tujuan, Axel dengan sigap memimpin jalan. Elena hanya mengikutinya dari belakang, masih mencoba menenangkan diri. Setiap kali mengingat posisi tadi di pesawat, jantungnya berdebar tak karuan.

Mereka langsung naik mobil yang sudah disiapkan perusahaan untuk menuju hotel. Perjalanan cukup singkat, hanya sekitar 20 menit. Begitu sampai di lobi hotel, Elena sempat melongo melihat tempat itu. Hotelnya mewah, interiornya elegan. Jauh di atas ekspektasinya.

“Kita check-in dulu,” ucap Axel.

Di meja resepsionis, Axel berbicara sebentar dengan staf hotel. Elena berdiri di samping, menunggu. Tapi, kemudian ia mendengar kalimat yang membuatnya menoleh cepat.

“Maaf Pak, kamar yang sesuai permintaan hanya tersisa satu,” ujar staf hotel.

Elena menatap Axel dengan mata membesar. “Satu kamar?” bisiknya.

Axel menoleh sebentar, wajahnya tetap datar. “Iya. Santai aja, aku nggak akan ganggu kamu. Kita cuma butuh tempat istirahat dan kerja. Lagipula, daripada kita pisah-pisah hotel, nanti repot kalau harus koordinasi. Kita juga sudah pernah satu kamar. Bahkan kita pernah berhubungan hingga beberapa ronde," bisik Axel.

Wajah Elena memerah menahan malu mendengar ucapan pria itu. Dia menggigit bibir. Ia ingin protes, tapi tidak menemukan alasan yang cukup kuat. Lagi pula ini benar-benar urusan kantor. Tidak mungkin ia membuat ribut hanya karena soal kamar.

Mereka naik lift bersama. Suasana di dalam lift terasa aneh. Elena berdiri agak menjauh, memeluk tas kecilnya. Axel berdiri santai, tangan di saku. Tak ada yang bicara. Hanya suara musik lembut dari speaker lift.

Begitu pintu lift terbuka, mereka berjalan menuju kamar. Axel membuka pintu dengan kartu.

“Masuklah,” katanya singkat.

Elena melangkah masuk. Matanya langsung tertuju pada ruangan yang luas dengan satu ranjang besar di tengah. Ia berhenti di ambang pintu, menatap ranjang itu lama.

“Kamu … yakin kita harus sekamar?” suaranya hampir berbisik.

Axel menoleh, menatapnya. “Kamu takut? Sudah aku katakan, kita pernah melakukannya. Kenapa sekarang kamu ragu?"

Elena mendengus, meski wajahnya merah. “Bukan takut. Cuma ….”

Axel mengangkat bahu. “Cuma apa?"

"Tak ada ...," jawab Elena singkat.

"Kamu takut nanti kecanduan lagi dengan tubuhku ini? Takut tak mau lepas dari pelukanku lagi?" tanya Axel dengan wajah jahil.

Elena menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya menghela napas panjang. “Siapa yang takut. Kamu yang harus hati-hati. Nanti kamu tak bisa lupa dengan wajahku yang manis dan imut ini!"

Axel tersenyum melihat wajah kesal Elena. Dia merasa senang kalau wanita itu cemberut.

Elena melangkah masuk dan menaruh kopernya di sisi lain kamar. Tapi dalam hati, ia tak bisa membohongi diri. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Bagaimana ia bisa tenang jika harus sekamar dengan Axel?

Elena duduk di tepi ranjang, dengan menunduk. Matanya menatap lantai. Perasaannya berkecamuk.

Di balik punggungnya, Axel berdiri sambil melepas jas, menggantungnya di lemari. Suasana kamar mendadak sunyi. Hanya terdengar detak jantung Elena sendiri yang makin kencang.

Saat Elena mengangkat wajah dia terkejut melihat Axel yang telah bertelan'jang dada.

"Astaga ...," pekik Elena.

**

Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini. Terima kasih.

1
Eka ELissa
🤣🤣Aldi kmu bkln mnyesl khilngan elen........mlhn milih ular 🐍🐍 kepala dua mcem Lisa 😄😄😄😄🤭
Eka ELissa
nah lohh....knak dehh.......🤣🤭
Ruwi Yah
makasih upnya mam
ken darsihk
Jadi perempuan harus pintar Elll jangan mau di injak 2 , jadi perempuan harus punya harga diri jangan seperti si Lisa borokokok yng hanya mengedepankan nafsuh birahi sajah 😡😡😡
ken darsihk
Nahhh khannn ketahuan dwehhh 😅😅
Teh Euis Tea
makasih mama reni udah dauble up
nur adam
lnjut
Reni
HRD mana tu HRD kasih sangsi dong udah bikin heboh
Apriyanti
lanjut thor up double 🙏
Apriyanti
knp gak di pecat aja lisa dan Aldi nya xel biar Lisa tau rasa
Fitria Syafei
Elena kereeen 👏🏻 mama terima kasih 🥰🥰
🌷Vnyjkb🌷
wesss biarin,, cm barang ini, bisa d bli lg , timbang km d mutil ntar d apart, biarin ellll,, iklaskan🤭
Felycia R. Fernandez: bagusnya sama Axel ya kk,ntar digebukin Aldi lagi
total 1 replies
Ilfa Yarni
good Elena ngapain jg bertahan dgn laki2 seperti itu sayangi dirimu sendiri
ElHi
kadang mau keluar dari hubungan toxic itu luarr biasa susahnya..apalagi kalo udah punya anak2. Beruntung kamu msh blm dikarunia anak Elena......kamu msh LBH leluasa menentukan hidupmu ke depan.
Ratih Tupperware Denpasar
tanks mam sdh double up hari ini.
Salim ah
waaah..kampret kaleyan ber2 ya Lisa Aldi dimanapun akan melakukan hal yg menjijikan 🙄😡
semoga elena kuat melihat perbuatan mereka ber2
Betty Sam
rasain Aldi..ketahuan kn
Ratih Tupperware Denpasar
nah sdh terciduk juga apa duo penghinat itu masih mau ngeles? rasain kamu aldi dpt wanita licik dan sadis..siap2 aja panggilan dari pengadilan agama dan kamu lisa mungkin selama ini kamu menduga perusahan ini mikik si aldi makqnyq kqmu sng locik dan sadis merebutnya dari sahabatmu setelah kamu tahu aldi hanya karyawan diaitu nyesell ga kamu? pastinya nyesellah secara aldi ga sekaya yg kamu kira
Ruwi Yah
tunggu apalagi elen semua bukti nyata udah ada ayo tangkap basah suami dan sahabat bejatmu itu
❤️Rizka Aulia ❤️
ayo lena bukti nya uda kuat km untuk bercerai sama Aldi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!