Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
" Baik atau tidaknya kamu kepada istri itu tergantung kamu , semua tergantung bagaimana kamu menjaga amanah yang sudah dititipkan " ucap Papi yang membuat Atlas langsung menelan ludah nya .
" Atlas kami menikahkan Lala dengan kamu diusia muda bukan karena ingin berlepas tanggung jawab namun karena ingin kamu yang menjadi menantu kami " ucap Mami yang tau kalau Atlas pria yang baik, disiplin dan juga tegas .
" Daddy mengatakan ingin putranya segera menikah karena usia kamu juga sudah matang untuk menikah dan itulah alasan kami menikahkan kalian duluan nanti kalau nunggu beberapa tahun lagi bisa saja salah satu dari kalian jatuh cinta pada orang lain " jelas Papi sebenarnya pernikahan rahasia Atlas dan Lala lebih pada antisipasi dini .
" Gagal lah kami jadi besan nanti " ucap Mami .
" Aku tau kalian temenan sejak dulu tapi kenapa maksa banget buat jadi besan " tawa Atlas .
" Karena kami mengenal kalian sejak dari kecil , jadi kami paham karakter kalian masing-masing tidak seperti calon-calon menantu diluar sana yang belum jelas bibit, bebet dan bobot nya " ucap Papi yang membuat Atlas mengangguk paham .
Ternyata inti dari mereka menjodohkan Atlas dan Lala adalah agar jelas asal dan karakter nya sebagai standar melahirkan pewaris yang baik untuk masa depan keluarga.
" Tapi Papi sangat berharap seiring bersama kalian bisa saling mencintai dan jangan ulang kesalahan yang sama seperti kami " ucap Papi menepuk pundak Atlas .
" Papi, Mami ayuk Lala udah siap " kata Lala dengan semangat .
" Iya , pamit pada Atlas dulu " ucap Papi segera berdiri .
" Om, Lala pergi ya " kata Lala duduk didekat Atlas lalu bersalam dan tiba-tiba Atlas mengecup kening nya .
" Daaaa" kata Lala yang sangat senang berjalan ditengah orang tuanya yang akhirnya perhatian kembali pada Lala .
........
Hampir jam 7 malam Lala baru pulang menenteng banyak paper bag dengan begitu senang .
" Daaaa, Papi , Mami " kata Lala melambaikan tangannya setelah mobil orang tua nya keluar gerbang Lala masuk kedalam rumah .
" Om Atlas mana?" tanya pada pelayan.
" Sejak sore belum keluar kamar Nyonya " ucap pelayan yang diangguki Lala yang langsung berlari kekamar membawa belanjaan nya .
Lala masuk kekamar dengan sangat senang dan ceria " Om " panggil Lala langsung meloncat keatas ranjang dan berbaring diatas tubuh Atlas yang ternyata tidur itu .
" Lala" Atlas membuka selimut yang menutupi wajahnya dan ternyata Lala berbaring diatas tubuhnya.
" Hwaaa, Lala senang banget Om " bahagia Lala memeluk Atlas untuk membagi kebahagiaan nya .
Atlas yang berbaring telentang itu mengeluarkan tangannya dari balik selimut lalu mengelus punggung Lala yang padahal tadi terlihat bahagia namun tiba-tiba menangis .
" Loh kenapa menangis ?" tanya Atlas duduk sehingga secara otomatis Lala duduk dipangkuan nya dalam posisi berhadapan.
" Tadi bahagia banget kenapa tiba-tiba nangis " Atlas mengusap air mata Lala dan memeluknya.
" Nggak, Lala senang aja akhirnya orang tua Lala sayang lagi " ucap Lala mewek sampai Atlas gemas melihatnya.
" Makanya jangan nakal lagi " ucap Atlas mengelus kepala Lala .
" Iya " kata Lala mengusap air matanya.
" Lala ada beliin Om sesuatu " ucap Lala turun dari pangkuan Atlas lalu mencari-cari paper yang berisi hadiah untuk Atlas.
Atlas tersenyum lalu duduk menyandar ke kepala ranjang melihat paper bag yang cukup banyak bertebaran diatas ranjang.
" Haaa ini untuk Om " kata Lala yang duduk ditengah ranjang itu memberikan pada Atlas .
" Apa ini ?" tanya Atlas dengan perasaan menghangat sudah lama sekali dia tidak menerima hadiah dari seseorang.
" Bukalah " kata Lala yang juga sedang unboxing barang-barang yang dibelinya .
Atlas membuka isi paper bag yang ternyata isinya jam tangan formal dengan brand ternama .
" Om suka?" tanya Lala yang diangguki Atlas .
" Terimakasih " ucap Atlas langsung memakainya dengan senyum lebar.
" Cama-cama " kata Lala dengan senang berlari keruang ganti untuk mencoba baju barunya .
"Apa ini ?" kata Atlas diam-diam membuka satu paper bag Lala yang tertinggal diatas ranjang.
" Om , Lala cantik kan pakai baju ini " kata Lala berputar-putar dihadapan Atlas setelah memakai baju barunya.
" Cantik " kata Atlas .
10 menit kemudian Lala sudah selesai unboxing dan menyimpan semua belanjaan nya diruang ganti .
" Om kenapa udah tidur jam segini?" tanya Lala duduk ditepi ranjang menatap Atlas .
" Aku tidur dari sore dan baru terbangun ketika kamu datang " ucap Atlas yang sejujurnya kaget karena Lala tiba-tiba ada diatas tubuhnya.
" Tumben Om tidur sore habis gajian ya ?" tanya Lala mengangkat sebelah alisnya.
" Ehhhh, tapi gaji Om berapa sih?" kepo Lala yang benar-benar tidak tau .
" Gajiku tidak seberapa jika dibandingkan harga jam ini " ucap Atlas yang tau kalau harga jam tangan yang Lala belikan untuknya ratusan juga .
" Alah jangan gitu lah Om kawe 8 itu kalau yang premium nggak sampai uang jajan Lala " kekeh Lala .
Atlas mencubit hidung Lala dan membuka laci mengambil amplop coklat.
" Ini kartu dan uang bulanan untuk kamu " ucap Atlas memberikan pada Lala .
" Nggak usah Om , Lala ada kartu kok " kata Lala menunjukkan.
" Simpan itu , gunakan ini " ucap Atlas .
" Tapi ,"
" Tapi apa lagi " ucap Atlas yang tidak suka Lala menolak pemberian nya .
" Tapi bohong, ya kali nolak uang jajan sebanyak ini " kata Lala langsung menerima dengan senang dan menyimpannya.
" Kemana Om Atlas?" ucap Lala melihat ranjang sudah kosong namun mendengar suara air dari kamar mandi .
Setelah selesai Atlas menutup pintu kamar mandi dan kembali duduk diranjang sebelah Lala yang berbaring main ponsel .
" Tadi kamu kemana aja La?" tanya Atlas .
" Jalan-jalan kami ke mal,,,,,," Lala langsung menceritakan semua nya dengan excited pada Atlas.
" Lala senang banget Om " ucap Lala.
Atlas memegang pipi Lala dengan kedua tangan lalu mengecup kening Lala cukup lama .
" Jangan sedih lagi percayalah kalau semuanya akan membaik " ucap Atlas yang perlahan mulai menyayangi Lala.
Drettt
Drettt
Atlas melirik ponsel Lala yang berdering ternyata Alfian yang menelfon .
" Angkatlah barang kali perlu " ucap Atlas masih berpikir positif barangkali teman sekelas Lala ingin membahas soal tugas mereka.
Ketika Lala mengangkat telfon itu justru yang Atlas dengar adalah perkataan romantis bukan sapaan .
Atlas mengambil ponsel Lala dan menutup panggilan itu tanpa Lala sempat mengucapkan sepatah katapun.
" Dengar baik-baik, karena kamu sudah menikah jadi tidak boleh main hati sama pria lain selain aku " ucap Atlas .
" Aku tidak melarang kamu dekat dengan siapapun tapi harus bisa menjaga hati ya " Atlas menasehati istrinya yang masih labil takutnya lepas kendali .
" Nggak boleh suka juga Om" tanya Lala .
" Enggak" tegas Atlas yang sama sekali tidak mau diduakan .
" Emang Om suka Lala?"
