NovelToon NovelToon
Duda-ku

Duda-ku

Status: tamat
Genre:Duda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:470.2k
Nilai: 5
Nama Author: santi damayanti

"hana maaf, rupanya riko hatinya belum tetap, jadi kami disini akan membatalkan pertunangan kamu.. dan kami akan memilih Sinta adik kamu sebagai pengganti kamu" ucap heri dengan nada yang berat

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Andri pulang dengan hati yang berseri-seri.

“Boy, dari mana saja kamu?” ucap Romy Natakusuma, ayah Andri.

“Biasa, yah, habis main,” jawab Andri.

“Kapan kamu mau serius mengurus bisnis ayah, Boy? Bagaimanapun, kamu adalah pewaris bisnis ayah,” tanya Romy.

“Aku serius, yah. Aku memantau semua usaha ayah langsung ke lapangan. Aku tidak percaya sama orang-orang ayah,” jawab Andri.

“Sudahlah, Boy. Ayah sudah membuat sistem di perusahaan dengan baik. Kamu tinggal melaksanakannya,” ucap Romy.

“Beri Andri waktu tiga bulan lagi, yah,” ucap Andri.

“Ok, ingat, tiga bulan lagi.”

Romy tampak sudah rapi dan akan pergi.

“Mau ke mana, yah?” tanya Andri.

“Biasa, ayah mau meeting.”

“Ayah tidak menemani Mamih?”

“Untuk malam ini, kamu dulu yang menemani Mamih,” ucap Romy. “Tolong hibur Mamih.”

“Ok, yah.”

Kemudian Romy pergi keluar rumah mewahnya, dan sebuah mobil sudah menunggu.

Seorang perempuan paruh baya, matanya sayu, pandangannya kosong, terus melihat sebuah selimut bayi.

“Mamih, how are you?” tanya Andri.

“Fine,” jawab Maharani Natakusuma.

“Bagaimana dengan penyelidikan kamu?” tanya Maharani.

“Masih dalam penyelidikan, Mih,” jawab Andri.

“Cepat, segera temukan dia. Mamih sudah sangat kangen.”

“Sebetulnya, aku sudah menemukan orangnya, hanya saja aku tidak tega kalau Mamih nanti kecewa. Aku takut Mamih terluka,” ucap Andri dalam hati.

“Mamih, ceria lagi dong. Andri kangen senyum Mamih,” ucap Andri sambil memeluk Mamihnya.

“Temukan kakak kamu, atau kamu bawa calon istri kamu, baru Mamih tenang,” jawab Maharani.

“Tenang saja, Mih. Sebentar lagi Andri bawa wanita, pastinya Mamih akan senang,” ucap Andri.

“Ok, Boy. Jangan kecewakan Mamih.”

Sementara itu, di kosan Hana, dia guling-guling tidak jelas, tersenyum geli.

“Tidak… tidak boleh jatuh cinta lagi,” gumam Hana.

Kemudian ada sebuah pesan misterius:

“Jangan dekati Andri. Dia cowok brengsek.”

Kemudian Hana menelpon, tapi sayang sekali tidak diangkat.

“Orang iseng amat,” gumam Hana.

“Kalau mau ketemu, gue besok malam di Taman Kota,” isi pesan

Di rumah Handoko:

“Bu, kalau setiap kali makan kita beli nasi Padang, gaji Bapak yang nggak seberapa itu bisa habis hanya dalam waktu satu minggu, Bu,” ucap Handoko, mulai frustrasi.

“Astaga, Bapak pelit amat sih… Ibu sekarang sudah tidak masak lagi, Pak,” jawab Mirna.

“Harus dibiasakan lagi, Bu. Kalau tidak, kita bisa kelaparan,” Handoko kesal.

“Tenang saja, sih, Pak. Si Riko itu kaya. Kalau dia sudah menikah dengan Sinta, kita minta jatah bulanan, minta mobil, dan minta pembantu. Pernikahan mereka sebentar lagi, Pak, jadi nggak masalah sekarang kita beli terus, Pak. Aku sudah capek… Kamu tahu sendiri, si Sinta tidak bisa diandalkan,” ucap Mirna santai.

“Iya, Bapak pelit banget, sih. Lagian, aku juga sebentar lagi jadi pemilik dua warung grosir sembako milik Riko. Tenang saja, Sinta akan membanggakan Ayah,” ucap Sinta bangga.

“Mana keseriusan Riko, coba? Pernikahan kamu dengan Riko tinggal dua minggu lagi, undangan belum jadi loh. Orang kampung masih menyangka Ayah akan mengadakan hajat di balai desa, dan sebagian orang masih menyangka Ayah akan menikahkan Hana, bukan kamu,” ucap Handoko.

“Iya, Sinta, bagaimana sih? Si Riko kok kayaknya nggak serius mempersiapkan acara. Sampai saat ini kita belum cek ke hotel, apakah dipakai atau tidak aula hotelnya,” ucap Mirna, juga heran.

“Tenang saja, aku akan menekan Riko agar cepat menyelesaikan persiapan pernikahan segera,” jawab Sinta.

Tangan Riko gemeteran. Di tangannya sekarang ada sebuah sertifikat.

“Bagaimana kalau Bapak tahu… bisa mampus aku.”

“Ah, dasar Bapaknya aja pelit. Masa suruh nikah di kebon, ada-ada aja.”

“Lagian si Sinta ngada-ngada aja, segala mau nikah di hotel, jadi pusingkan aku.”

“Bagaimana ini… aku gadaikan, nanti Ayah tahu pasti marah dia.”

“Tidak, aku gadaikan, nanti Sinta marah dan bilang kalau aku menghamili dia.”

“Ah, pusing aku.”

Akhirnya Riko memutuskan untuk menggadaikan sertifikat tanah itu ke rentenir, karena kalau ke bank prosesnya lama dan persyaratannya juga banyak.

“Berapa mau pinjam?” ucap Ibu Sherly, wanita gemuk pipi cabi, kulit putih, kalau tertawa bergetar seluruh tubuh.

“200 juta,” jawab Riko.

“Ah, kecil kali. Kenapa nggak maksimal aja?”

“Berapa?” tanya Riko.

“500 juta.”

“Cicilan berapa?”

“30 juta per bulan selama 26 bulan.”

“Ah, mahal kali.”

“Kalau mahal, sana pergi ke bank… Dua bulan baru bisa cair, survei ini itu, tanda tangan tetangga, Pak Erte, Pak Erwe, Pak Lurah, Bapak kau, Mamak kau, adik kau, nenek kau semua harus tanda tangan baru bisa cair,” jelas Sherly.

“Ah, masa seribet itu?”

“Ah… kau ini kuliah mahal-mahal, masa nggak ngerti proses pinjam uang, macam manakau ini,” ucap Sherly kesal.

“Ya udah, 200 juta saja.”

“Kalau 200 juta, 18 juta per bulan selama 20 bulan.”

“Ah, kenapa jadi mahal sekali cicilannya?”

“Kau ini tidur saja ya waktu kuliah… Semakin besar pinjaman, maka semakin kecil pengembalian,” jawab Sherly.

Riko mengkerutkan dahinya. Perasaan selama dia kuliah, dia tidak pernah mendengar teori itu.

“Ya sudah, 500 juta,” ucap Riko.

“Nah, begitukan, enak,” ucap Sherly.

Kemudian Riko menerima uang 450 juta.

“Kenapa hanya 450 juta… menipu rupanya kau,” hardik Riko.

“Astaga… kau ini memang anak kurang gaul, yah. Dimana-mana itu ada potongan admin 10%. Kalau tidak mau, sini balikin lagi uangku,” ucap Sherly.

“Uh… dasar kau ini,” ucap Riko kesal. Namun akhirnya dia menandatangani semua berkas.

Hana saat ini sedang repot. Ada 20 orang customer baru yang mencari dirinya.

“Bu, tolong kami, Bu… cepat buatkan surat keterangan kalau kami membeli motor di sini,” ucap salah seorang dari mereka.

“Ya, nggak bisa lah. Kalian harus beli dulu motor di sini, baru saya buatkan surat keterangan,” jawab Hana.

“Ya beli, tinggal beli, Bu… semua di sini mau beli, Bu… cicilan dua tahun, Bu,” ucap seorang lelaki bernama Tio.

“Emang kalian dari mana?” tanya Hana.

“Kami dari Café Trala Trilili,” ucap Tio.

“Itu café Pak Andri, kan?” tanya Hana.

“Tepat sekali, Bu,” jawab Tio.

“Jadi kalian dipaksa beli motor di sini?” tanya Hana.

“Kami tidak dipaksa, Bu… kami sukarela,” jawab Tio.

“Oh… terus kalau kalian nggak beli di sini, gimana?” tanya Hana.

“Ya, kami akan dipotong gaji sesuai harga kredit motor,” jawab Tio.

“Dasar… ini sih namanya pemaksaan,” gumam Hana dalam hati. Dia merasa aneh dengan tingkah lucu Andri yang di luar nalar.

“Hana, kenapa kamu tidak mereka layani dengan baik?” ucap Herman, kepala showroom.

“Gak, Pa… Bu Hana melayani kami dengan baik. Kami mau beli motor asal sales-nya Bu Hana,” ucap Tio.

“Iya… iya… nanti dokumen atas nama Hana semua, bonusnya juga Hana semua… cuma nanti tangan Hana keriput karena banyak melayani customer, jadi saya bantu ya…” ucap Herman.

“Hey, kalian cepat ke sini! Layani semua customer!” ucap Herman memanggil seluruh sales.

1
sisri nurdayanti
sebaik km bersifat tegas hana, buk ky org bodoh kok thor cerita nggk asik lo jd kyk gini
Martha Parhusip
jujut sampai eps ini aku udh muak bgt sama sinta dan mutusin ga lanjutin baca. karakter hana dan ayah terlalu lemah dan mudah ditindas, permasalahan yg berulang dan tidak ada habisnya selalu menindas hana. hana ga ada tegass tegas nya. jadi udh ga mau baca lagi. semangat thor buat karya berikutnya
Ananda Muthaharoh
wah ada udang dibalik kemunafikan ini si vina, roman2nya dia secara langsung mau menghncurkan hubungan yg baru terjalin, dengan dalil penyakit siReni berbahaya, mngkin aja Reni ini cm sakit perut biasa aja, tapi siVina pelakor ini secara langsung ngebohongi si Reni dengan penyakit mematikan, semoga ini ga akan lama kelakuan sivina kebongkar, ayo reni cerita sam temen kamu hana atau suami kamu biar mereka ngasih solusi terbaik versi temen km hana juga versi suami km andri, semoga km cepet sadar dri tingkah si vina ini.
Ananda Muthaharoh
dokter abal2 ini kayanya cuma bisa nakutin pasen ga ada kata serius atau kata menenangkan atau apa kek malah nakutin pasen gitu aja, jangan2 dokternya suka sama suaminya cinta ditolak dendam sama istrinya 🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭
Ananda Muthaharoh
apa hana kakak beradik sama andri iya, gara2 pelakor hana dibawa bapaknya trus tinggal sama siruba tua mirna itu.
Ananda Muthaharoh
apa hana bukan anaknya, masa hana diperlakukan ga adil sama keluarganya, pergi aja hana yg jauh agar semua keluarga km ngerasa gimana susahnya cari uang juga beberes rumah. biar sinta ruba itu ngerasain apa yg km rasain dicampakan jga dipermalukan
𝙸𝚗𝚍𝚊𝚑 𝙵𝚊𝚝𝚒𝚖𝚊𝚑
kyanya Hana adik andri
Amariksa
sinta mirna dan terakhir handoko pemain drama ikan terbang wkwk
Amariksa
handoko dungu
ay Susie
kenapa tokoh dlm cerita ini oon semua . 🙏 ktnya klrg kaya tp kok gak gercep lelet semua
ay Susie
heran , muka dah tau mirip . tp kenapa masih pd diam . betul" menguras emosi
ay Susie
bikin hati sakit aja , nguras emosi . knp juga si hana gak ada greget udah dr kecil kena siksa
Ranny
ya Dia peduli kepadamu lah kan Dia memang anak kandungmu tidak seperti si Sinta anak wanita jalang
Ranny
seharusnya Andri dan mama Maharani harusnya melakukan tes DNA itu yang lebih klop dan akurat
Ranny
dan juga kakakmu tapi lain ayah Hana
Ranny
ya lakukanlah tes DNA supaya lebih konkret mana yang benar anaknya mamamu Sinta atau Hana tapi menurutku sih yang benar-benar anaknya mamamu itu adalah Hana
Ranny
jangan-jangan ibunya Andri adalah orang tuamu Hana
Ranny
Sinta sarjana tapi otak nya kosong melompong 😄😄😄
Ranny
akh ternyata anak dan ibunya sama saja wanita murahan seperti wc umum
Ranny
akh jadi males bacanya orang tua kok goblok semua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!