NovelToon NovelToon
MOVE

MOVE

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Cinta Murni / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Trauma masa lalu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: karavel

Seorang wanita cantik dengan rambut pirangnya yang menjadi ciri khasnya harus berakhir dengan tragis karena berkerja di dunia gelap. Namun tuhan masih berbaik hati gadis cantik yang bernama Abhaya agrata balini di berikan kesempatan kedua untuk hidup kembali di dunia namun kesempatan kedua itu harus dia lakukan di tubuh wanita yang sepantaran dengan dirinya. Terasa aneh baginya tapi nyata untuk di lewatinya, Abhaya harus menjadi dua orang sekaligus membuat dirinya kesusahan untuk berkerja kembali di dunia gelap untuk membalas dendam keluarganya kepada salah satu keluarga yang membuatnya kehilangan kehangatan keluarga nya.

Tapi balas dendam itu terhalang sebuah perasaan yang rumit di jelaskan dengan kata kata membuat kacau rencana awal abhaya lalu apakah balas dendam yang ingin di lakukan abhaya akan berhasil?? atau justru tidak sama sekali??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MOVE 14

"kenapa gw"tanya gaura menatap ke arah pria yang memegang payung untuknyaa pria itu hanya menatap ke arah gaura.

"bahkan dunia seakan akan ngajak gw bercanda padahal mereka tau hidup gw gak sebagus dan gak semulus orang orang"

"apa hidup gw gak bisa untuk berwarna sedikit ajah kenapa harus terus dengan warna yang monoton "

"gw muak gw gak mau tubuh ini gak mau"teriak gaura sambil menangis dan memukul tubuhnya

"kenapa kenapa harus gw kenapa"

"karena lu kuat"jawab pria itu sambil membungkukkan badannya setinggi gaura dan menatap lekat wajah gaura yang mulai pucat

"lu kedinginan ayo gw antar lu balik liat luka lu masih berdarah"ajak pria itu membuat gaura menggelengkan kepalanya

"biarin gw sendiri"kata gaura namun pria itu mengangkat tubuh gaura membuat gaura terkejut dan menatap wajah pria itu gaura bisa merasakan nafas berat dari pria itu dan merasakan sedikit kehangatan meskipun air hujan turun.

Pria itu meletakan gaura di kursi samping pengemudi dan memakaikannya sabuk pengaman dan kemudia melanjutkan perlahan mobilnya sedangkan gaura hanya diam dalam tangisannya sambil menatap ke arah jalan yang masih turun hujan.

"apapun masalah lu hidup akan tetap berjalan, mau kita berputar bagaimanapun dunia akan tetap berputar kadang dunia memang tak seadil seperti yang kita pikirkan tapi seadil adilnya hidup kalo lu gak bisa terima hidup dengan ikhlas itu tetep bakal sia sia"

"gak ada untungnya nyiksa badan karena hidup yang gak sesuai ekspektasi yang diinginkan kita,tapi coba lu ciptain apa yang lu mau sebelum ada ekspektasi itu akan jauh lebih baik dari apapun"ucap pria itu membuat gaura melirik ke arah pria itu.

"apapun masalah lu lambat laun bakal ada jalannya, ikutin alurnya dan coba pikirin apa yang mau lu jalanin di kemudian hari"sambungnya membuat gaura menekan tombol kursi agar kebelakang sedikit dan perlahan memejamkan mata tanpa mendengarkan dan menoleh ke pria yang tak sama sekali dirinya kenal.

Perlahan tapi pasti gaura sudah terbang di alam mimpinya sedangkan pria itu di buat kebingungan oleh gaura karena dirinya tak tau harus mengantarkan gaura kemana dan alamatnya tak di berikan sama sekali oleh gaura,pria itu hanya mengusap wajahnya dengan kasar.

"bego banget sumpah kenapa gw gak minta alamat dia, terus sekarang gw bawa dia kemana"kata pria itu sambil menatap gaura yang sudah tertidur nyenyak.

"mau gak mau gw harus bawa ke mansion"sambungnya dan membawa gaura pulang ke mansion miliknya.

Sepanjang perjalanan pria itu hanya menatap wajah gaura yang begitu cantik saat tertidur bahkan bukan hanya tertidur ketika dirinya membuka matanya dirinya pun terlihat cantik.

Tak terasa mereka sudah sampai di mansion milik pria itu dan membawa segera pria itu menggendong gaura ke dalam kamarnya dan memanggil pelayan untuk mengantikan baju gaura dengan kaos miliknya dan celana miliknya.

"dia demam?"kata pria itu yang memegang kening gaura yang panas pria itu segera mengambil kompres dan menelepon dokter pribadinya untuk segera datang ke mansionyaa.

Tak lama dokter datang dan segera memeriksa keadaan gaura sedangkan pria itu setia menunggu gaura yang di periksa oleh dokter.

"ade manis ini tidak apa apa tuan, dia hanya terkenal flu dan demam akibat luka di wajahnya tapi tenang saya sudah memberikan salap di wajahnya agar nyerinya berkurang dan ini obatnya pastikan dia minum obatnya agar lebih baik"kata dokter dan di anggukan oleh pria itu.

Pria itu mengantarkan dokter kedepan pintu dan setelah itu memilih untuk duduk di ruang tengah.

di sisi lain daivan yang cemas akan adiknya yang tak kunjung pulang dan tak ada kabar sama sekali membuatnya terus mondar mandir cemas.

"mau kita cari ajah?"tanya avriga sambil menatap ke arah pintu kaca yang masih menampilkan di luar hujan deras

"gw ajah yang cari kalian tunggu sini ajah"kata daivan dan di tolak oleh avriga

"lu gak bisa sendirian van lu lagi ke gini gimana bisa lu kau nyari adek lu sendiri"tolak avriga membuat daivan menghembuskan nafas panjang

"ya udah ayo cari sama sama rumah gak usah di kunci nanti biar di jaga satpam"kata antares dan di anggukan oleh daivan dan avriga

Mereka segera masuk ke mobil dan mencari gaura. Daivan sambil berusaha untuk menelepon sang adik berusaha mendapatkan sepercik dirinya tau dimana dirinya tapi naas handphone milik gaura mati dan tak bisa di hubungi sama sekali. Mobil terus berjalan mengelilingi kota namun keberadaan gaura tak sama sekali di temukan daivan menyerah dan hampir gila akan hal ini, 5 jam sudah berlalu bensin pun hampir habis membuat ketiganya frustasi dan menyerah memilih untuk pulang berharap gaura sudah ada di rumah.

Namun nihil gaura belum pulang sama sekali hanya ada motor dan ganesha membuat daivan mengerutkan keningnya menatap wajah ganesha yang tak asing baginya

"maaf ini rumah gaura?"tanya ganesha sambil tersenyum dan di anggukan oleh daivan

"ini saya hanya ingin mengembalikan motor gaura yang tadi sempat di perbaiki di bengkel teman saya,gaura berpesan untuk di kembalikan ke alamat ini"jelas ganesha sambil memberikan kunci motornya kepada daivan

"lalu dimanaa gaura?"tanya antares membuat ganesha bingung kaget

"loh bukannya dia ada di dalam?? Tadi sehabis di cafe dia tiba tiba pamit pergi katanya ada hal yang mendadak yang membuatnya harus pergi, memang gaura belum pulang?"jawab ganesha menatap ke arah antaresa yang memandangnya tak suka

"belom,kalau dapat kabar dari dia tolong kabarin saya"kata daivan sambil berjalan masuk kedalam rumah.

Ganesha yang merasa tak enak oleh daivan membuatnya pergi untuk membantu mencari keberadaan gaura.

Di mansion gaura masih tertidur lelap sedangkan pria itu menatap handphone milik gaura dan segera mengisikan daya dan menyalakan handphone berharap mendapatkan nomer handphone dari saudara atau sahabat gaura

"100 kali panggilan tak terjawab kakak" ucap pria itu sambil membuka handphone milik gaura yang ternyata tak di pin maupun di sandi membuat pria itu menggelengkan kepalanya.

"ouh kakaknya cowok, gak logis kalo dia ada di manaion gw yang ada ntar gw yang di tuduh macam macam"kata pria itu dan segera mengetik pesan kepada daivan.

"kak maaf baru memberi kabar aku tidak pulang malam ini aku menginap beberapa hari di rumah teman ku jadi jangan khawatir aku baik baik saja"

"begini saja"kata pria itu dan berjalan menuju kamarnya dan menatap gaura yang masih tertidur pulas

"cantik"ucap pria itu dengan senyum dan membenarkan anak rambut gaura setelah itu pergi ke arah sofa dan tidur di sofa

Daivan yang mendapatkan pesan dari gaura bernafas lega namun dia mencoba menghubunginya tak sama sekali di angkat membuatnya kesal dan jengah

"udahlah van yang penting adek lu udah ngabarin lu"kata avriga mencoba menenangkan daivan

"tapi itu anak bener bener buat gila,hampir gw mati mikirin dia"kesal daivan sambil membaringkan tubuhnya di sofa

"lu pada kalo mau istirahat istirahat ajah udah jam 2 gini di luar juga masih ujan"kata daivan sambil memejamkan matanya avriga ikut menyusul daivan tidur di sofa samping daivan.

Sedangkan dirinya masih tak tenang di buatnya antares menelepon seseorang untuk mencari tau keberadaan gaura dan mengirimkan foto motor dan wajah gaura kepada seseorang setelah itu dirinya pergi ke luar untuk mengisap sebatang rokoknya.

"kenapa gw jadi ikut khawatir sama cewe cupu itu"batin antares sambil menatap motor gaura yang berada di hadapannya.

"gilaaa gw udah gila ini" ucap lirih antares yang tak sengaja membayangkan wajah gaura dan memilih untuk bermain games sembari menghabiskan rokok miliknya.

Jam terus berputar, gaura masih tertidur pulas sedangkan pria itu lebih dahulu bangun karena getaran handphone miliknya.

"halo"

"dimana kamu kemana ajah si beb kenapa kamu gak angkat telepon aku sekarang kamu dimana sama siapa"

Bukannya menjawab pria itu segera memutuskan telepon sepihak dan segera membersihkan posisinya untuk duduk dan mengumpulkan nyawanya dan menatap ke arah tempat tidur yang menampakkan gaura masih tertidur pulas.

Pria itu berjalan ke arah gaura dan memegang keningnya yang ternyata masih panas dan membuatnya menggantikan air kompres dengan yang baru dan segera mengompres kening gaura

"aku mohon jangan bunuh papa papa gak salah bukan papa yang salah,tolong jangan bunuh papa"

"kak ai tolongggg kakak abang papa gak salah gak"kata gaura dengan nada yang gemetar ketakutan dengan air mata yang keluar dari matanya yang masih terpejam.

"hey,tenang ya tenang semua akan baik baik saja tenang ya"kata pria itu sambil memegang tangan gaura dan menghapus airmata gaura membuat gaura tidur kembali

"sebenernya apa yang terjadi ai? Seperti tak asing"kata pria itu sambil bergegas hendak pergi namun tangannya di genggam erat oleh gaura membuatnya kembali duduk

Matahari semakin naik gaura yang merasakan kaku dan nyeri di wajahnya dan pusing di kepalanya membuatnya membuka matanya perlahan dan menatap langit rumahnya yang asing baginya perlahan matanya tertuju kepada seorang pria yang tertidur lelap disofa gaura hanya menatapnya dengan tatapan yang penuh tanda tanya dan mencoba menatap tangan kekar yang masih menggenggam tangan gaura membuatnya tersenyum sekilas.

Menyadari tangan gaura bergerak membuat pria itu membuka matanya dan menatap ke arah gaura yang berusaha untuk duduk

"biar gw bantu"kata pria itu sambil membantu tubuh gaura untuk duduk

"dimana ini?"tanya gaura sambil memegang kepalanya dirinya hanya ingin perkelahian dan di tengah hujan selebihnya ia tak ingat sama sekali

"tenang ajah lu aman di mansion gw, semalem lu entah tidur entah pingsan lu kedinginan"jawab pria itu sambil memberikan sarapan untuk gaura

"makan dulu setelah itu minum obat"kata pria itu yang bangkit berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket.

Gaura hanya tersenyum dan memakan perlahan sarapan itu namun gaura hanya memakan sesendok dan meletakkannya kembali. Setelah selesai pria itu kembali menemui gaura yang sama sekali tak menghabiskan makannya membuatnya mengerutkan keningnya

"gak suka sarapannya?"tanya pria itu dan di gelengkan oleh gaura

"gak napsu aja"kata gaura sambil tersenyum

"apapun masalah lu lu harus sayangin diri lu makan yang banyak"kata pria itu sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut gaura

Gaura pasrah di buatnya, gaura menghabiskan makannya dan meminum obat yang di berikan oleh dokter.

"calandra"kata calandra ya pria itu adalah nama pria di hadapannya membuat gaura mengangguk pelan kepalanya

"gaura"

"boleh antarin gw balik? Gw takut kak"

"lu istirahat ajah di sini sampai sembuh emang mau kakak lu liat muka lu yang bonyok babak belur gitu,gw udah kasih kabar kakak lu tenang ajah"kata calandra dan membuat gaura memegang wajahnya dan hanya bisa pasrah.

Ya bener yang di bilang calandra jika dirinya pulang pasti akan panjang urusannya pasti kakaknya akan melaporkannya ke ayah pandita dan akan membuatnya di kawal oleh beberapa pengawal lagi hari ini sekolahnya libur 4 hari tanggal merah di kalender membuat gaura tak masalah.

"gw mau keluar dulu kalo butuh apa apa lu bisa panggil pelayan di depan nanti ada meli yang bakal jagain lu, seperginya gw gw harap lu gak kemana mana"kata calandra dan di anggukan oleh gaura.

Calandra pergi meninggalkan gaura sedangkan gaura hanya menatap ke arah sekeliling kamar yang besar dan terlihat sunyi dan sepi membuatnya perlahan membaringkan tubuhnya dan memilih untuk tertidur.

Bersambung

1
Jojo Blackdevil
sumpah demi apa aku nemuin novel yg cerita nya keren bgt dan alur nya wah bgt berasa nonton box office movie.. semangat KK author
Jojo Blackdevil
karya yg luar biasa the best bgt dalam penulisan dan alur cerita y keren GK bertele tele Poko y i like 😊
CIA
ini tuh novelnya bgus bnget cocok di bca sama orng" yg suka sama teka teki bahkan ampe skrng gua ga tau musuhnya siapa ama siapa cuman baru dapet kunci ada di prama dan kemana si bapaknya gaura knpa milih nyamar/Sob/ dan kenapa antares kaga suka sama calandra /Sob/ gokil si ini
raya
aku kira cuman di novel ternyata kisah ku juga
raya
mantap gaura
raya
lebay
raya
novelnya penuh drama
CIA
mantap jangan lama lama updatenya author
CIA
visualnya mantap /Sob/
CIA
kayaknya gaura tau siapa arta
CIA
ternyata yang mahal itu kebersamaan bersama ayah :)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!