NovelToon NovelToon
Sweetheart Of The Mafia Boss

Sweetheart Of The Mafia Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Konflik etika / Obsesi
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: flowy_

Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.

Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.

Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.

Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. They trapped me

"Sayang, ayo kita temui ayah," ucap Selina dengan nada lembut.

"Ya," jawabnya singkat

Perlahan, Selina mengandeng lengan pria itu. Sebelum melangkah pergi, ia sempat menoleh ke arah Liora—tatapannya menyiratkan kebencian yang begitu dalam.

Di sisi lain, Anna dan Gisel saling melirik, lalu menatap gadis itu sambil tersenyum tipis.

"Ayo kita samperin," ujar Anna, setengah mem bisik.

Sebuah kalung tiba-tiba muncul di tangan Gisel, seolah ia telah menyiapkannya untuk momen tertentu.

"Hari ini, aku akan mempermalukan dirimu di hadapan semua orang," ucapnya pelan, namun penuh nada sinis.

Gisel dan Anna melangkah mendekati Liora, langkah mereka terlihat anggun, tapi menyiratkan maksud tersembunyi.

Liora masih berdiri di tempat, menanti sahabatnya yang sejak tadi tak kunjung datang.

"Liora, hari ini acara pertunangan kakakmu. Bukankah seharusnya kau datang memberi sesuatu?" ujar Anna dengan senyum yang nyaris terdengar mengejek.

"Kau dengar itu? Anna benar," timpal Gisel.

"Maaf, aku nggak punya waktu," ucapnya datar.

Gisel maju selangkah. "Kalau begitu, aku yang akan membawamu ke sana," ucapnya sambil mencoba menarik lengan Liora.

Tapi hal tak terduga terjadi.

"Akh!" Gisel berteriak dan tiba-tiba terjatuh.

Di saat semua mata tertuju pada kejadian itu, Anna bergerak cepat. Diam-diam, ia menyelipkan sesuatu ke dalam tas Liora.

Gerakannya begitu halus. Setelah itu, ia melangkah mundur seolah tidak terjadi apa pun.

Teriakan Gisel langsung menarik perhatian semua orang. Seketika, pandangan mereka tertuju pada Liora.

"Liora, maaf… aku nggak sengaja menabrak mu," ucapnya dengan suara gemetar.

Anna langsung berjongkok dan membantu Gisel berdiri.

"Kenapa kamu kasar sekali! Gisel gak sengaja, tapi kamu malah mendorongnya!" ujar Anna tajam.

Liora hanya menatap mereka. "Aku tidak melakukan apa-apa, dia jatuh sendiri "

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari arah lain. Tegas, dan mulai memecah suasana.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Leonard.

Saat ini, Selina dan ibunya berjalan mendekat. Suasana langsung hening, semua mata tertuju pada mereka.

"Anna, apa yang terjadi?" tanya Selina khawatir.

"Selina, tadi Gisel nggak sengaja menabraknya, tapi Liora malah mendorongnya sampai jatuh," ujar Anna.

Begitu mendengar penjelasan itu, bisik-bisik mulai terdengar dari para tamu. Beberapa langsung mencibir gadis tersebut.

"Dia keterlaluan banget."

"Kayaknya belum bisa bersikap dewasa."

"Aku benar-benar tak menyangka... putri dari keluarga Leonard bisa bersikap seperti itu."

Pandangan sinis dan cibiran tajam mulai bermunculan dari berbagai sudut ruangan. Dan beberapa tamu hanya saling berbisik pelan.

Untuk sesaat Damien menatapnya cukup lama. Dalam ingatannya, gadis itu selalu lembut, bahkan cenderung lebih tenang.

"Aku sudah bilang, dia jatuh sendiri. Itu bukan salahku," ucap Liora dingin.

Tiba-tiba, sebuah tamparan mendarat di pipinya. "Anak tak tahu diri! Berani-beraninya kau membuat keributan di depan umum?" bentak ayahnya, suaranya menggelegar.

Para tamu tercengang. Suasana yang semula hanya dipenuhi bisik-bisik langsung berubah hening. Beberapa orang bahkan menatap gadis itu dengan mata membelalak, seolah tak percaya apa yang baru saja mereka lihat.

"Paman, tolong jangan terlalu emosi," ucap Damien, berusaha menenangkan.

"Aku yakin kakak tidak sengaja melakukan nya," ucap selina, seolah berusaha membela.

"Paman, lupakan saja kejadian barusan. Bagaimanapun juga, Liora tetap putrimu," ucap Gisel.

Leonard menatapnya tajam. "Aku tidak mempunyai putri seperti dia!" ucapnya dengan dingin.

Liora menatap sang ayah tanpa emosi lalu kembali berkata. "Aku juga nggak pernah minta dilahirkan sebagai putrimu. Dan kalau bisa memilih, aku nggak akan pernah mau punya ayah sepertimu." ujar nya pelan, tapi nadanya tegas.

Suara tamparan keras kembali mendarat di pipinya, membuat wajahnya sedikit menoleh kesamping.

"Ayah, jangan seperti ini," ucap Selina pelan.

"Sudahlah, Suamiku," ujar Liliane, suaranya terdengar lembut, seolah ingin meredakan suasana.

Liora memegangi pipinya sejenak, lalu menatap sang ayah.

Air matanya jatuh begitu saja, mengalir melewati pipi hingga membasahi dagunya—dan ia membiarkannya, seolah rasa sakit di dadanya tak lagi bisa ditahan.

"Aku dan Selina sama-sama putrimu… tapi kenapa sikapmu padaku dan dia berbeda jauh," ucapnya dengan suara bergetar.

"Kalau kau bisa nurut seperti adikmu, apa aku akan sampai hati memperlakukanmu seperti ini?" Suara Leonard terdengar tajam.

"Paman, hari ini pertunanganku dengan Selina. Tolong jangan buat keributan," ujar Damien tenang.

Seorang wanita cantik melirik sekilas ke arah keributan, lalu meletakkan cangkir tehnya dengan tenang. Suaranya terdengar ringan, tapi cukup untuk memotong percakapan yang berlangsung.

"Anak seperti dia cuma pembawa sial. Lebih baik tak usah datang," sindir Elvara, ibunda Damien, tanpa menoleh sedikit pun.

Di sisi lain, Gisel, Anna, dan Selina saling bertukar pandang. Senyum tipis menghias wajah mereka—senyum yang hanya muncul saat seseorang dijatuhkan tepat seperti yang mereka inginkan.

"Liora, naik ke lantai atas sekarang! Jangan turun sebelum acara ini selesai," ucap Leonard tajam.

Selina kembali menatapnya. Dalam hati, ia berharap gadis itu segera pergi.

“Damien.” Selina memanggilnya pelan.

Damien tersadar, lalu tersenyum tipis padanya.

Saat gadis itu hendak berbalik, langkahnya tiba-tiba terhenti. Anna berdiri di depan dan menghadang jalannya.

"Liora, tunggu sebentar!" seru Anna.

"Apa lagi yang ingin kau lakukan?" tanyanya lelah.

Anna melangkah cepat ke arahnya, lalu mengeluarkan sesuatu dari tas Liora.

Sebuah gelang.

"Ini milikku. Kenapa ada di tasmu?" ucapnya dingin.

Liora menatap Anna dengan terkejut. Baru saat itu ia menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Kak, kenapa kamu mengambil barang milik Anna?" ucap Selina berpura-pura kaget.

Damien juga ikut menatap gadis itu. Sorot matanya berubah, seolah tak mengenal siapa gadis di depannya.

"Astaga, ternyata dia pencuri."

"Iya."

"Orang kayak gitu harusnya dibawa ke kantor polisi."

Suara-suara tajam mulai terdengar dari para tamu. Beberapa menunjuk, sebagian lain menggeleng pelan dan mengkritik tanpa segan.

Liora berdiri di tengah semua itu. Matanya berkaca-kaca, tapi ia tetap berusaha tegar.

"Apa salahku sampai punya anak perempuan seperti kamu? Berani-beraninya mencuri!" geram Leonard tajam.

"Aku tidak mencuri apa pun," ucapnya lantang. Suaranya bergetar, namun tetap jelas. "Mereka yang menjebak ku."

Elvara menoleh pelan dan menatapnya dengan tajam. "Anak seperti itu sebaiknya diserahkan ke polisi. Jangan sampai terus mempermalukan keluarga."

Leonard menarik napas dalam.

Wajahnya memerah karena Amarahnya. Ia menoleh pada pengawal di belakangnya dan langsung memberinya isyarat

"Bawa dia ke kantor polisi," ucap Leonard, suaranya menggema di seluruh ruangan.

Tanpa banyak bicara, kedua pengawal itu langsung bergerak menahan Liora. Gadis itu mencoba melawan, tapi tenaganya tak sebanding.

Pikirannya kalut. Ia tahu, jika sampai dibawa ke kantor polisi, maka masa depannya bisa hancur.

"Lepaskan aku!"

Para tamu hanya menonton, tak satu pun berniat menghentikan hal tersebut.

Saat ia terus meronta, Seorang pria dengan aura dingin melangkah masuk, setiap gerakannya memaksa perhatian beralih padanya.

Tepat saat pengawal hendak menyeret Liora, suara berat itu terdengar, tenang tapi penuh ancaman.

"Aku ingin melihat… siapa yang berani menyentuhnya."

1
🥑⃟➳ᴹᴿˢ Caaaa ❤️⃟Wᵃf 🔰π¹¹
lanjutttt
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
dokter yang ini agak laen soalnya, makanya agak ragu🗿
ℒ⃝𝓾𝓶𝓲𝒅𝒂𝒓𝒌࿐𝓔𝓵𝔂𝓼𝓼𝓪
bakar rumahnya kata gw teh!/Angry/
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.
.
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
karena tanpa bicara jadi pendiam dan tak beranikan untuk berbuka bicara
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
wkwk pasti terkejut tuh ketika berubah wajahnya
♘🍾⃝ ͩᴅᷞᴇͧᴏᷡɴͣ ❤️⃟Wᵃf
lumayan itu menarik ceritanya dan ingin lihat kelanjutan episode berikutnya
❤︎⃟⃟🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞꪻ꛰͜⃟ዛ༉
“Baiklah,“ ucapnya lembut.
❤︎⃟⃟🍾⃝ͩKᴜᷞᴢͧᴇᷠʏᷧ🥑⃟ᱬ⃝ᱞꪻ꛰͜⃟ዛ༉
ada secercah harapan
™•$∆π|•
🥴🥴🥴
™•$∆π|•
bagus
drpiupou
wah wahh
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ ͩᴍᷞᴏͧᴍᷡsͣ ᴳᴿ🐅
menarik cerita nya lanjutkan 🤗
Yuli a
semoga cepat sembuh... ya kk othor... diangkat segala penyakitnya... bisa beraktifitas seperti biasanya....
ditunggu up nya lagi...😊
☠𝐌𝐀⃝🥀𝐗❤ᴹᴼᶻᴬ❤️⃟Wᵃf
ada sesuatu tpi apa ya 😏 ntah apa yg trjdi nnti 🦖
🟢❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘʟᴜɴᴀ
👍👍👍👍👍
☠𝐌𝐀⃝🥀𝐗❤ᴹᴼᶻᴬ❤️⃟Wᵃf
kalo bisa lngsung aja sikat aja, ngapain menye bner dah.
✫᥎᷽ιᥣყ͠α.: /Speechless/
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
mudah mudahan liora nikah sama lucien tambah badas thur jngn buat menye menya ,😂😂😂😂😍😍😍😍
🟢❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘʟᴜɴᴀ
lanjut kak
Agatha cute🤍
cerita bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!