NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Kediaman Askara

"Kok rasanya jadi canggung banget ya, padahal bukan pertama kali." keluh Helena pada Theo, mereka sedang perjalanan ke mansion Tommy The Prince, ayahnya Theo. Theo hanya tersenyum, menggenggam sebelah tangan kesayangannya itu dengan tangannya yang menganggur tidak memegang kemudi.

"Gimana reaksi tante nanti ya? Aohhh... Ntar dia ngusir aku gimana sayang, dikatain plin plan aduh... ".

"Kamu ovt duluan, mama engga gitu. Kayak baru ketemu aja, yang di usir kemungkinan besar itu aku."

"Ppffft... ".

"Jangan ketawa, ini serius."

...----------------...

Kini mereka sudah sampai di parkiran, Theo turun dari mobil, Helena juga.

"Belum dibukain pintu kok udah turun aja." omel Theo.

"Gua bukan princess mas, gua babu." frontal Helena.

"Begitu amat ngomongnya."

"Bisa paham gasi... Aku deg degan, perasaan awal ketemu dulu ngga gini, tapi kenapa sekarang malah gugup gini ya."

"Udah ayo... "

Langkah demi langkah keduanya tiba di pintu masuk raksasa itu, bunyi knop yang di dorong Theo itu menggema ke seluruh ruangan, hening. Tidak ada siapa-siapa disana.

"Mas Theo... Tumben, nyonya lagi di kamar, tuan masih di luar, tadi pagi pergi, balik sore sih katanya."

"Oh iya bi. Saya samperin mama ke kamar aja."

"Waaahhh ada non Helen."

"Hehehe... Iya bi."

"Udah lama ngga kesini, mau minum apa non? Biar bibi buatin."

"Ntar aja bi, makasih. Mau nyapa tante dulu." Theo merangkul Helena untuk menyusuri tangga lebar bak tangga istana itu.

Masih Helena ingat kala pertama Theo mengatakan ingin mengenalkan Helena pada keluarganya, jelas langsung di tolak mentah-mentah oleh Helena. Memangnya ia siapa? Bahkan seorang Theo Nemesis menyatakan cinta padanya saja masih membuatnya merasa tidak nyata, apalagi sampai dikenalkan ke keluarga besar.

Ia merasa hubungan ini hanya gabutnya Theo kala itu, bagaimana jika hubungan ini tidak berhasil dan keluarga Theo sudah mengenal dirinya, malu sekali. Itulah pikiran Helena si anak yatim piatu. Ia tidak pernah di ajarkan beramah-tamah ke rumah orang lain, tidak tahu bagaimana bersosialisasi dengan orang tua, apalagi sampai ke orang tua pacarnya. Ia hanya tahu bekerja, dan bekerja, mencari uang untuk menghidupi hidup hedon tantenya yang tidak tahu diri itu, kala itu.

Sampai akhirnya Theo menipu Helena dengan alasan sakit, heboh sekali. Waktu itu mereka sudah berpacaran 6 bulan lamanya dan Nemesis sedang konser di Mithnite. Ia minta diantarkan ke rumah temannya.

.

.

"Ngapain kesana sih? Ke rumah sakit lah. Apaan?! Ayo kalo sakit ngga usah banyak tingkah."

"Aku ngga bisa sembarangan makan obat sakit perut sayang."

"Ya makanya ke rumah sakit, kan obatnya ngga mungkin sembarangan sih."

"Ribet, ayo kesana aja, obat aku ketinggalan disana, aku cuma butuh minum itu."

Dengan berat hati dan omelan full power Helena, Theo menuntunnya mengemudikan mobil masuk ke sebuah komplek perumahan elit. Ia tahu Theo adalah anak dari Tommy The Prince, tapi hanya sebatas itu, hanya tahu saja. Ia tidak heran jika mereka masuk ke tempat seperti ini, ia biasa saja karena memang sudah terbiasa saja. Ia memacari Theo Nemesis apa yang ia harapkan berpacaran dengan seorang super star? Masuk ke perumahan subsidi? Kos kosan murah? Tentu tidak bestie.

Akhirnya mereka tiba di depan rumah ber gerbang tinggi itu, dan terbuka otomatis. Masih dengan ringisan kesakitannya Theo dipapah Helena turun dari mobil itu.

"Sakit banget sayang aduh..."

"Kamu makan apa sih? Perasaan makanan kamu ngga ada yang berubah."

"Ngga tahu ini."

"Jadi ini gimana? Kamu udah kabarin temen kamu itu? Pintunya aja nutup semua. Mana udah malem lagi."

"Pencet belnya aja sayang."

Ding dong...

Klek, seorang wanita paruh baya bertubuh sedikit gemuk membuka pintu itu, dan raut wajahnya seketika panik melihat Theo dipapah seperti itu.

"Mas Theo?! Mas kenapa? Aduh... "

"Bu... Boleh kami masuk dulu, obat dia ada didalem."

"Oh iya nona, ayo ayo... "

Theo yang masih sok sakit dan ringisan pura-puranya yang sangat meyakinkan itu berbaring di sofa. Sementara si wanita yang dirasa Helena ART itu karena ia memakai seragam dan celemek berlari ke arah lain, Helena yakin ia pergi ke dapur untuk membuatkan sesuatu atau air minum untuk Theo.

"Theo, obatnya gimana?", panik Helena duduk di samping Theo yang terbaring.

"Ntar lagi aja sayang, sebentar. "

"Sebentar apaan, kalo kesakitan itu agak heboh dikit bisa ngga biar lagsung di obatin. Atau ayo cabut aja, ke rumah sakit, lama bener prosesnya aku ngga sabar."

"Theo... ".

Seruan dari belakangnya, spontan Helena berbalik dan matanya membulat sempurna. Pria itu, bukan kah musisi legendaris itu? Trio yang sampai hari ini masih di rindukan? The Prince? Ini Tommy The Prince kan? Bapaknya Theo? Ini rumahnya Theo.

"Siapa pah?", wanita cantik yang muncul dibelakang Tommy langsung menggandengnya.

Helena benar-benar mematung sekarang, otaknya sedang sibuk sekali menyatukan puzzle - puzzle di otaknya. Seketika Theo yang tadi katanya sakit itu langsung berdiri dari rebah nya dan tersenyum lebar menggenggam tangan Helena yang tiba-tiba dingin itu.

"Mah... Pah... Kenalin manajer ku, pacarku juga, Helena Cady."

Helena masih diam mematung. Tommy The Prince, Kiara Levin. "Dan gua di rumah mereka?".batin Helena.

"Lu nipu gua? ", tanya Helena.

"Hehehe...".

Plak... Satu geplakan di lengan kekar Theo.

"Akh... Sakit sayang."

"Apaan kayak gitu, kamu ngga tahu apa, panik banget itu ngga enak, kirain beneran, kamu jejeritannya kayak mau mati... bla... bla... bla... ",

Helena sibuk mengomeli Theo sampai ia lupa bahwa kedua orang tua pacarnya itu ada di hadapannya. Kiara sampai tertawa lirih melihat dia orang di hadapannya ini.

"Anak kamu ketemu udah ketemu pawangnya ternyata." bisiknya kepada Tommy, sungguh hal yang sangat mencengangkan Theodore Askara aka Theo Nemesis aka tuan muda anaknya Tommy The Prince kikuk dan ciut nyalinya ketika di omeli seorang perempuan.

Kiara tahu Theo hanya akan bertingkah seperti itu jika dirinya yang mengomel, tapi kali ini ternyata ada yang lain. Sepertinya ia punya partner kali ini. Ia tersenyum melihat anak cantik dihadapannya ini. Helena Cady.

🌵

Semua masa lampau itu terlewat di pikiran Helena karena beberapa saat lagi ia akan menemui Kiara. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Theo.

"Theo... ", lirihnya.

"Mama ngga gigit, tenang aja sayang."

Tok tok tok...

"Mama... ", seru Theo.

Terdengar suara langkah yang samar dari dalam ruangan yang pintunya tidak tertutup dengan benar itu. Kemudian pintu itu terbuka sempurna, menampilkan sosok cantik meskipun sudah berumur kepala lima.

"Astaga... Anak cantik...", pekiknya kegirangan menghambur memeluk Helena dan mendorong Theo yang menghalangi jalan. Helena hanya terkekeh lirih.

"Aohhh kangennya... Udah makan? Ayo nak kita ke dapur, tadi kebetulan tante belanja... ". seru sekali, Kiara merebut Helena dari Theo dan membawanya turun kembali, tidak perduli dengan putra semata wayangnya yang kini menggantikan Helena membeku.

"Gua? Gua siapa?", tanya nya sendirian.

Semua ketakutan Helena yang tidak beralasan itu tidak terbukti. Kiara, mama pacarnya menyambutnya hangat sekali, langsung memeluknya spontan, bahkan melupakan anaknya sendiri. Seperti dulu, mereka akan memasak bersama di dapur, atau mengopi bersama di ruang tamu sambil membicarakan banyak hal.

"Tuhan... Kalau aku berharap bisa menjadi bagian dari keluarga ini, apa tidak terlalu serakah?", batin Helena melihat Kiara yang sangat asyik bercerita.

"Nak... Tante minta maaf ya."

"Hah? Emangnya tante buat salah apa ke aku?".

"Itu anak badung, udah jahatin kamu. Kamu juga ngapain mau balikan sama dia. Kalo tante sih ogah."

"Yakin?".

"Ya iya lah."

"Aku pernah baca artikel kisah hidupnya om Tommy, om kena skandal artis sama girl group siapa gitu Helena lupa, terpaksa putus sama tante, sampai suatu ketika kalian balikan lagi. Hayo tante... ", tantang Helena.

"Heheh kamu baca ya, gimana ya... Terlanjur sayang kali."

"Sama aja kok tante. Theo itu impulsif, harus kena batunya dulu baru kapok. Tapi kalo dilepas lagi, Helena ngga mau." serunya lirih. Kiara tersenyum dan mengelus punggung tangan Helena.

"Kalian nginep disini kan?".

"Kayaknya ngga deh tante. Besok siang Theo ada jadwal ke Seleste Ville."

"Kan siang, bisa berangkat pagi. Nginep disini ya, kita ke butik dulu tante punya barang baru, pasti cocok buat kamu. "

"Ngga usah tante."

"Ngga boleh di tolak sayang. Harus diterima."

Tidak lama keduanya kembali asyik dengan cerita merek, dan muncullah Tommy yang juga terkejut dengan kehadiran Helena.

"Pacar gua kalau tua nanti gambarannya kayak gini kan tetep cakep paripurna?", batinnya melihat Tommy. Theo benar-benar mencontoh fisik ayahnya hampir semuanya.

"Anak sendiri sampai di lupain." celetuk Theo sambil duduk disamping Helena.

"Kamu siapa? Kita kenal?", ejek Kiara.

Sungguh hati Helena merasa hangat sekali di rumah ini. Ia diterima,dihargai, dan disayangi. Sejak awal pertama dulu ia menginjakkan kaki di rumah ini Kiara dan Tommy tidak terlihat membuat batasan apapun, mereka menerima Helena sepenuhnya tanpa syarat apapun. Jika Helena selalu menolak pemberian Theo baik itu barang atau apapun kecuali makanan, beda cerita dengan mamanya ini semua pemberiannya harus Helena terima.

Garis bawahi, HARUS.

Sejauh ini Kiara selalu memberinya pakaian keluaran terbaru dari butiknya The Venus, sepatu, tas, aksesoris, semuanya barang mewah, brand sendiri. Meski dengan berat hari menerimanya karena takut tidak bisa membalas budi, Helena lebih takut menyakiti hati mamanya Theo yang terlihat tulus sekali memperlakukan nya.

🌵

Hari itu mereka memutuskan menginap karena Kiara membawa Helena seharian ke butiknya, dan pulang dengan banyak papper bag berisi berbagai macam produk dari The Venus.

"Bawa apa aja sayang? Paper bag nya banyak bener."

Cup... Satu kecupan mendarat di pelipis Helena yang baru saja selesai mandi dan sedang sibuk dengan skin carenya di meja rias.

"Ngga tahu, tante asik sendiri, aku pasrah kalo sama beliau. Ngga bisa di tolak. Heh... Aku belum selesai." seru Helena karena Theo kini mengangkat tubuhnya dan memindahkan Helena ke pangkuannya didepan cermin itu, ia menatap dalam mata indah itu.

Tangannya terulur mengelus rambut hitam panjang yang masih agak lembab itu. Betapa ia mengagumi wanita dihadapannya ini. Berapa sempurna Helena di matanya, jika ditanya siapa manusia paling cantik di muka bumi ini, dengan kesadaran penuh dan lantangnya ia akan menjawab HELENA CADY.

"Ayo menikah, sayang... "

.

.

.

TBC... 🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!