Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Muda Klan Wen Muncul!
Langkah kaki Chen Yu menapaki halaman kediaman Klan Mu dengan pelan. Matahari mulai merunduk di balik pegunungan, menyinari langit dengan semburat jingga keemasan. Tempat ini tak banyak berubah sejak terakhir ia menginjakkan kaki. Namun, hati Chen Yu tak lagi sama.
Sesosok pelayan wanita menyambutnya dengan sopan, lalu membawanya menuju paviliun belakang tempat MuWan menunggu.
Pintu kayu bergeser perlahan.
Di dalam ruangan yang tenang, MuWan berdiri di depan jendela, mengenakan jubah panjang berwarna ungu gelap. Rambut panjangnya diikat anggun, dan cahaya senja menyorot wajah cantiknya yang tampak lelah… namun tetap tenang.
“Kau datang,” ucap MuWan tanpa menoleh.
Chen Yu berdiri tegak, suaranya serius.
“Kau memintaku datang, jadi aku datang.”
MuWan akhirnya menoleh. Mata mereka bertemu. Tak ada senyum, tak ada kehangatan. Tapi ada sesuatu di sana, seperti luka lama yang belum sempat sembuh.
“Chen Yu. aku ingin membicarakan pernikahan kita.”
Chen Yu mengangguk pelan.
“Baik.”
MuWan menarik napas dalam.
“Pernikahan ini bukan keinginanku. dan aku tahu, bukan keinginanmu juga. Semua karena tekanan ayahku. demi menghadang niat Klan Wen.”
“Tapi setelah apa yang terjadi padamu. dan saat aku hampir kehilanganmu, aku sadar sesuatu.”
“Aku... tidak membenci keberadaanmu.”
Chen Yu tertegun.
MuWan melanjutkan.
“Aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat itu. Kau tampak lemah, polos, dan terlalu percayaan. Tapi sekarang… saat aku mendengar kau kembali hidup. dan begitu banyak rumor tentangmu di sekte…”
“Aku tak tahu lagi bagaimana menilaimu.”
Chen Yu menatap matanya dalam-dalam.
“Aku juga tak tahu siapa yang pertama kali merusak hidupku, tapi aku tahu satu hal: saat aku mati, semua ingatan tentang kita. muncul di detik terakhir.”
MuWan menunduk.
“Lalu sekarang apa rencanamu?”
Chen Yu diam sejenak, lalu berkata jujur.
“Aku akan terus berjalan di jalan kultivasi. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menentukan hidupku lagi entah itu Klan Wen, atau siapa pun.”
“Tapi sebelum aku pergi lebih jauh. aku ingin tahu satu hal.”
MuWan menatapnya penuh tanda tanya.
Chen Yu menatapnya serius.
“Tentang kultivasi ganda. Apa kau tahu tentang itu?”
MuWan tersentak.
“Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?”
Chen Yu menjawab dengan polos:
“Aku penasaran. Aku hanya dengar kalau itu bisa memperkokoh pondasi kultivasi…”
MuWan menutup wajahnya dengan tangan, menarik napas panjang.
“Chen Yu… jangan katakan kau berniat....”
Chen Yu dengan cepat memotong pembicaraan.
“Aku hanya bertanya, Lagipula kita sudah menikah. Bukan berarti aku berniat melakukan apa pun sekarang. Aku hanya ingin tahu apakah itu mungkin suatu hari nanti.”
MuWan menatapnya lama. Lalu, tanpa disangka… ia tersenyum kecil, senyum yang tipis dan jarang terlihat.
“Kau selalu bicara seperti tak berdosa, tapi entah kenapa kalimatmu selalu terasa sangat berbahaya.”
Chen Yu tersenyum malu.
MuWan akhirnya duduk.
“Jika kau serius!! dan jika suatu saat aku percaya padamu sepenuhnya. mungkin aku akan mempertimbangkannya.”
“Tapi kau harus tahu. Jalanku bukan jalan yang lembut. Dunia kultivasi tak memberi ruang untuk ragu.”
Chen Yu menatapnya mantap.
“Maka izinkan aku membuktikan siapa aku, dimulai dari sekarang.”
Dan malam itu, tanpa ada janji romantis atau pelukan hangat, keduanya duduk dalam diam.
Namun dalam diam itu, sebuah pintu kecil terbuka. pintu menuju rasa saling percaya. yang perlahan mulai tumbuh.
Waktu berlalu...
Paviliun sunyi. Hanya suara lembut angin yang berhembus lewat jendela kayu. Chen Yu dan MuWan duduk saling berhadapan. Di antara mereka, secangkir teh masih mengepul pelan. namun tak satupun dari mereka menyentuhnya.
MuWan menyilangkan kakinya, lalu berkata dengan suara lembut namun serius.
“Kau bertanya tentang kultivasi ganda, bukan?”
Chen Yu mengangguk. Tatapannya polos penuh rasa ingin tahu.
MuWan menunduk sejenak, lalu mulai menjelaskan dengan nada seperti seorang ibu yang sabar, namun wajahnya tampak canggung.
“Kultivasi ganda adalah teknik di mana dua orang saling menyelaraskan energi mereka. Biasanya dilakukan oleh sepasang suami istri. atau mereka yang benar-benar memiliki kepercayaan mendalam satu sama lain.”
“Dengan menyatukan YuanQi dan Jiwa mereka bisa memperkokoh pondasi, menyembuhkan luka batin, bahkan mempercepat terobosan.”
Chen Yu mengangguk pelan.
“Jadi seperti berbagi kekuatan?”
MuWan menghela napas.
“Lebih dari itu. Dalam prosesnya, dua tubuh dan dua hati bersatu.”
“Mereka saling membuka, tak ada lagi batas. Bahkan pikiran pun saling terhubung.”
Ia terdiam sejenak, lalu menambahkan:
“Karena itulah, kultivasi ganda bukan hal yang bisa dianggap remeh. Bukan sekadar alat untuk kuat. Tapi sebuah bentuk ikatan yang suci dan berisiko jika dilakukan tanpa rasa percaya.”
Chen Yu terdiam. Ia merenungkan penjelasan itu, lalu mengalihkan pikiran nya, dan mengangkat kepalanya menatap MuWan.
“Apa kau memanggilku pulang hanya untuk mengatakan hal singkat tentang pernikahan kita?” tanyanya tanpa emosi berlebihan.
MuWan sedikit terkejut. Tapi Chen Yu melanjutkan.
“Kalau hanya untuk bicara satu-dua kalimat. kenapa tidak kirim surat saja?”
“Bukan berarti aku tidak mau bertemu denganmu, MuWan. Tapi sekarang aku benar-benar ingin fokus pada pelatihan.”
Suasana mendadak sunyi.
MuWan menatap Chen Yu lama, seolah berusaha menilai apakah kata-kata itu adalah sindiran, atau kejujuran. Tapi yang ia lihat hanyalah ketulusan.
Chen Yu berdiri perlahan, lalu membungkuk sedikit sebagai bentuk penghormatan.
“Jika suatu hari kau butuh bantuanku, atau ingin membicarakan sesuatu yang benar-benar penting, aku akan datang secepatnya.”
“Tapi untuk sekarang. izinkan aku menjadi kuat terlebih dahulu. Bukan hanya demi diriku sendiri. tapi juga agar tak ada lagi yang bisa menginjak harga diri kita.”
MuWan masih terdiam.
Namun sebelum Chen Yu melangkah pergi, ia berkata pelan:
“Kau berubah, Chen Yu. Dulu kau hanya anak polos yang mudah dikendalikan. Sekarang menjadi seseorang yang berbeda.”
Chen Yu menoleh dan tersenyum.
“Dan kau masih wanita paling sulit untuk ditebak.”
MuWan menunduk pelan, menahan senyum samar.
“Pergilah Latih dirimu. Dunia belum selesai mengujimu.”
Chen Yu meninggalkan ruangan itu tanpa dendam, tanpa penyesalan dan tanpa harapan palsu.
Namun di hati MuWan. ada sesuatu yang mengendap. Sebuah rasa asing, yang tak ia sadari tumbuh sejak pertama kali melihat Chen Yu hidup kembali.
Langkah kaki Chen Yu terdengar ringan saat ia hendak meninggalkan kediaman Klan Mu. Namun begitu ia melangkah keluar dari gerbang utama…
Langit tiba-tiba gelap oleh kehadiran puluhan sosok berjubah hitam.
“Apa ini…?”
Chen Yu berhenti. Matanya menyipit.
Puluhan anggota Klan Wen telah mengepung area depan. Di tengah mereka, berdiri seorang pemuda angkuh dengan jubah ungu kebesaran dan tatapan merendahkan.
“Chen Yu,” ucap pemuda itu, Tuan Muda Wen Shao, “Kau ternyata masih hidup.”
Dengan senyum mengejek, ia mengangkat satu tangan. Sebuah Qi pedang tajam melesat ke arah Chen Yu, menghentak udara.
Chen Yu mengangkat telunjuknya.
Craaak!!
Energi pedang itu pecah berantakan di udara saat bersentuhan dengan jari Chen Yu.
“Jadi ini sambutanmu?” kata Chen Yu tenang.
Tepuk tangan perlahan terdengar.
“Bagus… sangat bagus. Tapi semua ini sia-sia, karena hari ini kau akan mati.”
Wen Shao melangkah maju.
Tiba-tiba suara langkah cepat terdengar dari belakang. MuWan muncul, berdiri tegak di sisi Chen Yu. Tak lama, para tetua dan pengawal Klan Mu turut datang, mengepung dari arah dalam.
“Wen Shao!” bentak MuWan, “Kau pikir bisa datang sesuka hati ke wilayah Klan Mu?!”
Wen Shao tersenyum penuh ejekan.
“MuWan… calon istriku yang keras kepala. Tenanglah, setelah aku membunuh Chen Yu, kau akan sadar siapa yang lebih pantas mendampingimu.”
Kemarahan membara di mata MuWan, namun sebelum ia bicara, Chen Yu menyentuh lengannya pelan, menenangkan.
“Tenang, istriku. Jangan buang energi untuk orang seperti dia.”
MuWan terkejut tapi tidak menolak. Ada ketenangan dalam genggaman Chen Yu.
Tatapan Wen Shao membara.
“Lepaskan dia! Tangan kotormu tidak layak menyentuh MuWan!”
Chen Yu hanya mendengus, lalu memandang langsung ke arah Wen Shao.
“Jika aku ingin memegang tangan istriku. siapa kau hingga bisa melarang?”
Dalam sekejap, Chen Yu menoleh dan mencium pipi MuWan singkat. sebuah pernyataan keberanian, sekaligus provokasi.
MuWan mematung sesaat. Namun ia tak mendorong, tak menampar. Wajahnya tenang matanya tetap menatap lurus ke arah musuh, seolah mendukung sikap suaminya.
“MuWan adalah istriku. Sebagai orang luar, apa kapasitasmu selain berhalusinasi?”
Suasana mendadak tegang.
Wen Shao menggertakkan giginya. Tangannya bergetar oleh amarah.
“Chen Yu! Kau cari mati!”
Ledakan energi Qi meledak dari tubuhnya.
Namun Chen Yu melangkah ke depan pelan.
“Kau benar. Hari ini... akan ada yang terluka. Tapi bukan aku.”
Dan dengan itu, pertarungan di klan Mu pun dimulai.
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya