NovelToon NovelToon
Wanita Idaman Ketua Mafia

Wanita Idaman Ketua Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: MJ.Rrn

Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalah telak...

“Siapa dia Elang? Bukannya selama ini kamu dan Vanya berhubungan dan kalian sudah merencanakan pernikahan?” Tanya Brata menyudutkan Elang dengan pertanyaannya.

Elang dan Raysa terkejut mendengarnya, bukan hanya mereka berdua saja, tapi juga  kedua orang tua Elang karena sampai detik ini mereka belum pernah mendengar informasi seperti itu dari mulut Elang. Elang tersenyum sumbing sambil menggelengkan kepala sebelum menjawab pertanyaan Brata.

“Pacar saya om dan sampai detik ini saya tidak pernah mengajak Vanya untuk menikah. Hubungan kami tidak lebih dari sebatas teman.” Jawab Elang tegas, Elang semakin mempererat genggaman tangannya dan Raysa bisa merasakan. Raysa paham dengan reaksi Elang, pria itu sedang berusaha menahan kemarahan karena pertanyaan Brata kepadanya. Raysa akhirnya mengulurkan tangannya satu lagi dan membelai lengan Elang untuk menenangkannya.

Vanya dan papanya sama-sama terdiam setelah mendengar jawaban Elang, Vanya semakin marah dan terlihat jelas dari tatapannya yang sangat tajam kepada Raysa.

“Jadi apa arti selama ini, bahkan Vanya rela pindah ke Swiss menyusul kamu.” Ucap Brata kembali bertanya dengan nada suara marah.

“Saya tidak pernah meminta Vanya untuk menyusul saya, dia datang sendiri.” Jawab Elang santai, Brata membuang wajah menahan amarah yang luar biasa setelah mendengarnya.

“Lang.” Panggil Vanya menegur Elang, dia tidak suka dengan jawaban Elang yang tidak memikirkan perasaan papanya.

“Saya mengatakan yang sebenarnya, kamu yang datang sendiri Van. Saya tidak pernah meminta kamu dan selama disana kita juga jarang bertemu.” Balas Elang, Vanya mengepalkan kedua tangan geram.

Raysa memilih untuk diam dan hanya menjadi pendengar, dia tidak ingin membuat suasana semakin memanas.

“Aruna, sini sayang.” Teriak Kirana memanggil anak gadisnya, adik Elang.

Aruna yang kebetulan berada di ruang tengah segera mendatangi ruang tamu, Aruna langsung tersenyum hangat ketika matanya bertemu dengan mata Raysa.

“Hai, aku Aruna.” Ucap wanita itu memperkenalkan diri mengulurkan tangan.

“Raysa.” Balas Raysa menyambut uluran tangan Aruna.

“Arun, ajak Raysa kedalam.” Ucap Kirana, Aruna menganggukkan kepala.

“Ayo Raysa.” Ajak Aruna, Raysa tidak langsung menjawab tapi dia melihat kearah Elang, setelah Elang menganggukkan kepala mengizinkan barulah Raysa berdiri dan mengikuti Aruna masuk kedalam.

Raysa tidak tersinggung dengan sikap Kirana mama Elang, dia paham situasi yang sedang terjadi. Raysa berpikir mungkin Kirana tidak mau Raysa terbawa dalam permasalahan mereka dan mendengarkan semuanya.

“Raysa.” Panggil Aruna.

“Panggil Ray saja.” Balas Raysa, Aruna tertawa menganggukkan kepala.

“Aku juga panggil Arun saja.” Ujar Aruna, Raysa tertawa kecil mendengarnya.

“Kamu mau aku ajak kemana? Apa yang ingin sekali kamu lihat?” Tanya Aruna, mereka berdua jalan berdampingan.

“Apa ya?” Jawab Raysa berpikir.

“Kamar Elang, kamu tidak penasaran?.” 

“Penasaran sih, tapi apa boleh?” 

“Boleh-boleh saja, ayo.” Jawab Aruna meraih tangan Raysa dan menariknya ke lantai atas menuju kamar Elang.

….

Setelah Aruna dan Raysa masuk kedalam, suasana di ruang tamu kembali tegang dan dingin. Vanya di bakar api cemburu dan kemarahan luar biasa, apalagi ditambah dengan sikap Aruna yang juga baik kepada Raysa.

“Saya tidak setuju dengan keputusan kamu Elang, apa maksud kamu akan mengambil alih saham saya?” Tanya Brata kembali berbicara.

“Saya tidak ada maksud apa-apa, saya ingin semua saham sepenuhnya menjadi milik Perkasa.” Jawab Elang santai, Brata menggelengkan kepalanya menolak.

“Tapi tindakan kamu merugikan saya.” Balas Brata meninggikan suaranya.

“Om, bukannya tindakan saya sudah biasa terjadi ya. Dimana letak kerugian om? Saya mengembalikan semua saham om dengan harga pasar saat ini, yang berarti om akan menerima keuntungan dua kali lipat dari apa yang telah om keluarkan. Lagian selama ini om juga menikmati hasilnya, jadi kalau alasan om rugi, saya rasa itu tidak masuk akal.” Balas Elang menatap heran kearah Brata.

Brata terdiam mendengar jawaban Elang, sekarang dia baru sadar kalau ternyata Elang sudah paham dan mempelajari dengan baik dunia bisnis yang mereka geluti.

“Om bisa mengalihkan saham om ke tempat lain, di luar sana masih banyak perusahaan yang membutuhkan investor.” Sambung Elang melanjutkan perkataannya, Arya menatap bangga kepada anaknya itu. Elang bersikap dengan sangat tenang dan mampu mengendalikan dirinya menghadapi Brata yang selalu memancing emosi.

“Saya dengar dari Vanya, kalau kamu melakukan ini semua karena pelampiasan kemarahan kamu. Kamu tidak suka Vanya mengganggu pacar kamu itu.” Ujar Brata, gelak tawa Elang langsung pecah mendengarnya.

“Om, saya bukan pria belasan tahun. Saya sudah cukup dewasa dalam berpikir dan mengambil tindakan.” Balas Elang, Vanya dan Brata semakin kesal melihat Elang yang tertawa mengejek mereka.

“Bohong, kamu sengaja ingin mengambil alih saham papa. Maka dengan itu kamu bisa mencampakkan aku dengan mudah dari rumah sakit.” Sela Vanya memojokkan Elang, Elang kembali tertawa kecil.

“Kamu berpikir terlalu jauh Van.” Balas Elang memandang remeh kepada wanita di depannya itu.

“Brata, sebenarnya rencana ini sudah lama saya bicarakan dengan Elang. Bahkan sebelum Elang kembali ke tanah air, jadi tidak ada hubungannya dengan Raysa.” Ucap Arya ikut berbicara.

Brata tetap tidak terima, dia bukan hanya memikirkan sahamnya saja, tapi juga memikirkan posisi Vanya yang suatu saat bisa terbuang karena dia tidak ada lagi kekuasaan yang menguatkan posisi anaknya.

“Om, saya dan papa sepakat kalau rumah sakit itu nantinya akan jatuh ke tangan Aruna. Makanya kami ingin rumah sakit sepenuhnya menjadi hak milik Perkasa, biar nanti tidak ada masalah yang terjadi setelah berada di bawah pimpinan Aruna. Jadi bisa dikatakan tidak ada tujuan yang lain, termasuk apa yang om dan Vanya pikirkan.” Ucap Elang menjelaskan biar Brata dan Vanya paham dengan maksud dan tujuannya.

“Tapi…” 

“Om, maaf sebelumnya. Sekuat apapun om menolak, om tidak akan bisa menggagalkan rencana saya. Saya pemilik saham terbanyak di sana, om hanya 10 persen. Jadi suara om tidak akan di pertimbangkan dan juga semua investor  telah setuju menyerahkan saham mereka, jadi sekarang saham saya di rumah sakit 90 persen, saya sudah menjadi pemilik mutlak.” Sela Elang memotong perkataan Brata, Brata menghela nafas kasar mendengarnya.

“Licik kamu Lang.” Teriak Vanya marah luar biasa setelah mendengar semua perkataan Elang.

“Jangan sembarangan menuduh kamu Van, dimana letak kelicikan saya? Tujuan saya baik, tidak ada kecurangan di dalamnya. Saya juga tidak mengambil paksa, pengacara saya datang baik-baik.” Balas Elang geram, dia tidak suka dengan perkataan Vanya yang memojokkan.

“Brata, jadi sekarang mau tidak mau kamu juga harus bersedia menyerahkan saham kamu. Karena pertahanan kamu akan sia-sia, dengan kepemilikan sebanyak 90 persen, maka keputusan apapun yang keluar dari mulut Elang dianggap sah.” Ucap Arya, Brata tidak mampu lagi berkata-kata, pria itu hanya bisa menghela nafas pasrah.

“Baiklah, saya tidak punya kekuatan untuk membantah. Saya terima keputusan kalian.” Ujar Brata lirih.

“Pa.” Panggil Vanya menggelengkan kepala menolak keputusan sang papa.

Brata menatap sendu ke arah anaknya, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia hanya bisa pasrah dan menyerahkannya, dia telah kalah telak. Sahamnya dan saham Elang tidak sebanding, malah jauh berbeda, jadi apapun usahanya tidak akan membuahkan hasil. 

Bersambung...

1
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Syafrika
bagus....
MJ.Rrn: keren reni lah level 6, brrarti lah lamo gabung di siko
total 1 replies
Reni Anjarwani
doubel up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!