NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Gadis SMA

Suami Dadakan Gadis SMA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:734.8k
Nilai: 5
Nama Author: windanor

Di larang Menjiplak apalagi mengubah dalam dalam bentuk AU ataupun POV ceritaku. Karya ini dilindungi undang-undang!



Ketika sebuah kesalah pahaman membuat gadis 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA terikat pernikahan dengan guru baru di sekolahnya. Begitu banyak drama dalam pernikahan mereka berdua yang jauh dari kata akur. Namun di balik itu semua mereka berdua saling membutuhkan satu sama lain.

"Bagaimana malam ini kita buat anak." Senyuman jahat terukir di wajah Zidan dan mendadak wajah Zila langsung pucat.

Gadis itu menggeleng cepat."Jangan Om. Aku masih dibawah umur. Badannya aku juga krempeng, Om juga nggak akan suka," ucap Zila memelas.


Azila yang manja dan Zidan yang galak bersanding dalam sebuah pernikahan yang tak terduga. Mampukah Zidan membina rumah tangga dengan gadis yang terpaut jauh lebih muda darinya? Dan bisakah Zila menjadi istri dari pria dewasa berusia 28 tahun saat teman-teman tengah menikmati kebebasannya sebagai remaja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon windanor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A & Z: Unboxing

Setelah pulang dari arisan bersama bunda Melati. Zila menjadi trauma jika kembali ikut dalam perkumpulan ibu-ibu yang lebih sibuk mereview tentang dirinya. Tidak salah mertuanya mengajak ia ke sana, tapi masalahnya ia tak nyaman selalu di tanya-tanya hal yang menurutnya privasi.

Dan tak terasa malam pun tiba-tiba. Zila dan Zidan tinggal berdua dalam rumah besar tersebut sementara bunda Melati akan menginap di rumah sakit untuk menemani suaminya yang besok akan pulang ke rumah. Sebenarnya ada beberapa pembantu yang masih sibuk dengan pekerjaannya, tapi setelah pukul 09: 00 malam mereka akan segera pergi ke paviliun tempat mereka tidur.

Zila menggaruk pipinya dengan raut wajah yang tampak kebingungan. Kerutan terlihat jelas di kening Zila, sepertinya gadis itu tengah berpikir keras mengerjakan PR matematika yang suaminya berikan dan besok harus di kumpul. Manik coklat itu menyorot ke arah Zidan yang terlihat serius membaca buku yang cukup tebal di single sofa. Dengan ragu-ragu Zila bangkit dari kursi kayu dan melangkah mendekat pada suaminya sambil membawa buku PR nya.

"Om..."

"Hmm?" Zidan hanya membalas dengan deheman singkat tanpa mengalihkan pandangan matanya dari buku yang ia pegang sekarang.

Zidan tersentak kala Zila duduk di pangkuannya. Pria itu mendengus pelan. Sepertinya gadis ini suka sekali menyiksanya.

"Jangan biasakan duduk di pangkuan saya!" ucap Zidan galak.

Kening Zila mengkerut."Memang kenapa? Biasanya aku duduk dipangkuan kak Dafa tidak apa-apa," balas Zila dengan tampang polosnya.

Zidan memejamkan matanya seraya menghela napas pelan."Tapi lain kali jangan biasakan duduk dipangkuan kakakmu lagi, termasuk dipangkuan saya. Kamu bukan anak-anak lagi."

"Kak Dafa itu kakak kandungku, jadi tidak masalah. Dan Om juga suamiku."

Zidan terdiam sejenak, menyorot tajam Zila yang sepertinya tak ingin kalah debat dengannya."Terserah kau saja."

"Kamu ingin bicara apa?" Zidan melirik buku yang Zila bawa. Dan posisi gadis itu tetap sama, duduk dipangkuannya.

"Om, ini jawabannya apa? Aku tidak paham." Zila menunjuk soal yang tidak ia kerjakan satu pun. Mengerjakan satu soal matematika saja sudah membuat kepalanya pening. Dan ia benci matematika. Karna alasannya hanya satu, jawabannya tiba-tiba bisa beranak jadi banyak.

"Kamu ini tanya jawabannya apa cara pengerjaannya?"

"Dua-duanya, Om." Zila cengengesan.

"Tinggal kamu kali kan lalu dibagi. Kamu sudah kelas 12 seharusnya bisa, soal yang saya kasih soal untuk kelas 11."

Bibir Zila mengerucut.

"Kalau gitu tolong kerjakan, Om."

"Kerjakan sendiri! Kemarin sudah saya jelaskan bagaimana cara pengerjaanya. Bukannya kamu bilang mudah mengerjakannya?" Zidan terlihat meledek.

Raut wajah Zila langsung merengut sedangkan Zidan kembali fokus pada bukunya.

"Padahal aku istri Om, seharusnya kasih kemudahan atau keringanan aja. Nggak ada gunanya nikah sama guru kalau gitu."

Zidan memejamkan matanya sejenak mendengar ucapan Zila yang seolah-olah memancing-mancimg emosinya.

"Lalu, kamu kira saya senang menikah dengan bocah ingusan seperti kamu?!" sentak Zidan seraya meletakkan kasar buku yang ia baca tadi di meja samping.

"Aku bukan bocah ya!" Zila bangkit dari pangkuan Zidan dengan raut wajah tak terima."Aku bisa buat anak!"

Mendengar itu membuat Zidan langsung menyeringai. Sementara Zila langsung membekap mulutnya, merutuki kebodohan mulutnya yang lemes.

"Ooh, berarti kemarin kamu mengerjain saya. Iya?"

Zila dengan cepat menggeleng. Membantah tuduhan suaminya."Ma-maksud Om apa? Aku tidak paham," ucapnya pura-pura tak tahu.

Gadis itu melangkah mundur dan hendak berlari dari Zidan yang dengan cepat menarik pergelangan tangan Zila yang langsung jatuh kepangkuannya. Kedua tangan kekar itu menahan pinggang Zila kala hendak bangkit dari pangkuannya.

"Tadi, kamu bilang bisa buat anak. Berarti kamu tidak sepolos yang saya kira!"

"Apaan sih Om, aku nggak paham maksud Om!" Zila berusaha menyingkirkan tangan suaminya yang melingkar semakin erat di pinggangnya.

Zidan semakin merapatkan tubuh mungil itu pada tubuhnya hingga ia bisa mencium aroma vanilla yang menguar dari tubuh Zila. Sedangkan Zila menahan napasnya ketika jarak wajah mereka semakin dekat. Kedua tangannya mendorong dada bidang suaminya agar tubuh mereka tidak semakin merapat.

"Om..., jaga batasannya," ucap Zila memperingatkan Zidan yang semakin mengikis jarak diantara mereka berdua. Hembusan napas Zidan yang beraroma mint menerpa wajah Zila yang berusaha menahan napasnya.

"Bagaimana malam ini kita buat anak." Senyuman jahat terukir di wajah Zidan dan mendadak wajah Zila langsung pucat.

Gadis itu menggeleng cepat."Jangan Om. Aku masih dibawah umur. Badannya aku juga krempeng Om juga nggak akan suka," ucap Zila memelas.

"Masa. Coba saya lihat." Tangan kanan Zidan terulur membuka kancing piyama Zila dan tangan yang lain menahan agar gadis itu tidak kabur.

Zidan seperti pria hidung belang yang haus belaian di mata Zila.

"Om, jangan. Aku nggak mau di unboxing."

Zidan seolah tuli dengan suara Zila yang terus memohon. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Tangannya berusaha menahan tangan Zidan yang tak sabaran membuka kancing piyama istri kecilnya.

"Aku janji nggak minta jawaban matematika lagi, Om..." Zila sudah menangis terisak-isak. Ia takut dengan Zidan yang malam ini begitu mengerikan.

_________

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa like dan komennya ya!(✿❛◡❛)

1
Diana Hariadi
asik ya punya mertua kaya bu melati😁
Diana Hariadi
thor dirubah dong panggilan zila ke zidan masa manggil om trus sdh hamil jg
fajar Rokman.
mampir ..penasaran
nissa
kasian banget zidan tambah terpukul jiwa nya nanti lihat zila dan bayi nya seperti itu
nissa
duh zila kasian banget
nissa
dasar si zidan edan
nissa
susah juga ya kalau zila nya keras kepala
nissa
tu kan du tangkap polisi kan nakal sih
nissa
kayla2 kelakuan kok kayak preman
nissa
rasain kamu zila, masuk hotel frodeo kamu nanti kalau gak minta maaf
nissa
oramg si zila nya aja sudah hamil ngapain minum hehe
nissa
emang boleh lagi hamil sekolah
nissa
jahat bener si kayla, sok cantik dia belum tau kalau si zidan suami zila
nissa
waduh gi mana tuh pasti zila ketahuan hamil gara2 si zidan tuh yang gak sabaran
nissa
di jalani aja zila ya resiko kalau sudah menikah ya pasti hamil dong
nissa
dasar nyonya melati ngajarin si zidan lagi tapi gak pa2 biar zila perhatian sama zidan hehe
nissa
untung polisi sudah datang
nissa
waduh siapa tu
nissa
lanjut
nissa
nah lho pak guru minta jatah gi mana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!