Jaka Keling murid padepokan Adisekar dari golongan rakyat biasa, tidak sengaja berkonflik dengan murid dari golongan darah biru, Untuk bertahan di dunia persilatan dan melindungi keluarga dia harus menjadi kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Mus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Turun Gunung
"aku tidak menyangka mereka akan membuat kerusakan sebesar ini hanya untuk mencari ku" Jaka Keling berada di hutan. Dia sudah keluar dari goa. Terlihat kerusakan.
Jaka Keling menyaksikan kerusakan lembah dan hutan yang berada di gunung gede, banyak tanaman dan pohon rusak, juga beberapa mayat hewan berserakan.
Selain mencari Jaka Keling, mereka memanfaatkan waktu untuk mencari tumbuhan, barang, bahkan hewan yang berharga. Beberapa mayat hewan menyisakan tubuh yang tidak berharga, beberapa bagian lain tidak ada.
Pohon dan tumbuhan rusak, entah karena terinjak atau sengaja dihancurkan untuk mencari sesuatu.
Beberapa hewan atau pohon hanya dijadikan bahan keisengan dan menjadi korban.
"manusia memang serakah, kalian tidak mempedulikan kehidupan lain atau keseimbangan alam, yang kalian lakukan hanya untuk kepentingan dan nafsu kalian sendiri" Si Jalu walau Golok Samber Nyawa yang haus darah, dia juga merasa miris melihat apa yang telah dilakukan oleh manusia terhadap alam.
"sebagian besar jejak adalah jejak yang sudah lama, tetapi ada beberapa jejak yang baru, masih ada orang yang berkeliaran di hutan ini" Sebagai murid padepokan selain belajar silat dan ilmu Kanuragan Jaka Keling juga belajar untuk menganalisa dan ilmu perbintangan untuk menentukan arah mata angin.
Sebagian besar orang sudah turun gunung, tetapi ada beberapa orang yang masih berkeliaran di hutan. Jaka Keling harus terus waspada, dan berharap mereka bukan orang yang mengincarnya.
"menurutmu kemana kita harus pergi..? " Jaka Keling meminta petunjuk dan masukan Kepada Si Jalu.
Sebelum pergi Jaka Keling pamit kepada Maung Bodas, Maung Bodas mengingatkan tentang Si Jalu, selain bisa menyesatkan si Jalu juga bisa membantu, sebagai senjata yang sudah memiliki jiwa dan sudah hidup ribuan tahun Si Jalu bisa menjadi pembimbing bagi Jaka Keling.
"jika kau tidak tahu jalan yang akan kau tempuh, ikuti kata hatimu, tetapi kau harus tetap tenang dalam mengambil keputusan, masalah bahaya yang datang biarlah itu datang lagi pula aku juga ingin segera meminum darah manusia hahaha" Si Jalu adalah golok yang haus darah, tetapi dia juga harus bisa membimbing tuan barunya yang belum berpengalaman.
"baiklah, sepertinya kita harus turun gunung terlebih dahulu, dengan mengetahui aku tidak ada di hutan mereka akan pergi dari sini," Jaka Keling tahu, turun gunung akan berbahaya, tetapi dia tidak punya pilihan.
Jaka Keling harus memancing mereka yang berada dihutan, bukan hanya turun gunung, Jaka Keling juga harus memastikan mereka tahu bahwa dia sudah pergi.
"Jalu apakah tuanmu sangat kuat..?" berjalan sendiri di hutan, saat ini tidak terlalu membosankan, setidaknya ada Si Jalu yang bisa diajak mengobrol.
"tentu saja, bagaimana pun Cepot adalah punakawan, dia tidak akan ikut campur langsung pada masalah dunia ini, dia hanya muncul untuk menghibur rakyat jelata dan memperingatkan penguasa." Si Jalu sudah berada ditangan Cepot sudah lama.
Sebelum menjadi golok Si Cepot, Jalu adalah golok milik pendekar sakti yang terjerumus dalam kegelapan, membunuh tanpa ampun, membunuh ribuan orang, si Jalu menjadi senjata sakti yang haus darah.
"tetapi ditangannya aku hanya dijadikan alat mencari kayu bakar, atau sekedar menyembelih ayam tetangga, ditanganmu setidaknya aku bisa merasakan darah manusia lagi hahahaha" Walau tidak sehebat tuannya, setidaknya si Jalu bisa berpetualang seperti dulu bersama Jaka Keling.
"apakah aku dapat bertemu dengannya lagi..?" pertemuan singkat terakhir kali, Jaka Keling tidak tahu siapa Si Cepot, saat ini dia berharap bertemu lagi dengannya.
"tentu saja, jika takdir mengijinkan, dengan aku ditanganmu dia bisa dengan mudah mengetahui keberadaan kita" Sebagai golok milik Cepot, dia terhubung dengannya, tetapi untuk bertemu dengannya itu tergantung Cepot itu sendiri.
Perjalanan turun gunung berjalan lambat, Jaka Keling harus memastikan perjalanannya aman, dia tidak ingin berurusan dengan orang yang mencarinya sebelum berada di perkampungan.
"hati-hati banyak orang disekitar" Jalu memperingatkan Jaka Keling, walau dia haus darah tetapi tugasnya adalah membimbing Jaka Keling, keselamatan Jaka Keling harus dijaga
Si Jalu tidak berharap kembali cepat ke tuannya Si Cepot, setidaknya bersama Jaka Keling dia bisa merasakan darah manusia lagi.
"aku harus mencari Rawing terlebih dahulu," Saat ini Jaka Keling sudah berada di dekat perkampungan dekat dengan padepokan, untuk pergi ke padepokan terlalu beresiko.
Tujuan saat ini adalah mencari Rawing temannya, berharap mendapat sedikit informasi sebelum menentukan langkah selanjutnya.
Sebagai teman dekat, Jaka Keling tahu kemana harus mencari Rawing.
mcnya penakut naif kurang kejam terhadap musuh JD ngk seru